Senin, 13 Januari 2025

BANGUNLAH CINTA, SETELAH JATUH CINTA

 "𝘊𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘰𝘮𝘪𝘯𝘢𝘴𝘪; 𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘦𝘳𝘬𝘶𝘢𝘵."

(Johann Wolfgang von Goethe)


Begitu mudahnya, untuk jatuh cinta, kadang cukup diperlukan waktu 10 menit. Bisa melalui pandangan, pembicaraan atau kontak fisik.

Namun untuk membangun cinta diperlukan waktu yang lebih banyak. Dalam kurun 7 hari dalam sepekan dan 24 jam dalam sehari semuanya harus diamati, dinilai dan disimpulkan.

Di sinilah letak perbedaan jatuh cinta dan bangun cinta. Saat jatuh cinta, kita dalam keadaan saling menyukai. Namun, bangun cinta diperlukan dalam keadaan jengkel, kesal, marah. Dalam keadaan tersebut, cinta tidak Iagi berwujud pelukan, belaian atau usapan namun berbentuk iktikad baik untuk memahami konflik dan bersama-sama mencari solusi yang dapat diterima oleh mereka yang membangunnya.

Karena jika dibiarkan berlarut, mereka bisa saling memusuhi dan membenci. 

Oleh karena itu perlu diingatkan tentang komitmen apakah dulu ingin mencari teman atau musuh dalam membangun cinta?

Mencari teman hidup memang dimulai dengan jatuh cinta. Namun sesudahnya, porsi terbesar adalah membangun cinta. Itu artinya mendewasakan cinta sehingga kedua pihak bisa saling mengoreksi, berunding, menghargai, bertenggang rasa, menopang, setia, mendengarkan, memahami, mengalah, dan bertanggung jawab.

Mau punya teman hidup? 

JATUH CINTA-lah. Tetapi sesudah itu BANGUN-lah CINTA.[]

"𝙲𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚓𝚎𝚗𝚒𝚜 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚗𝚐𝚔𝚒𝚝𝚔𝚊𝚗 𝚓𝚒𝚠𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚝 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚊𝚒𝚑 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚋𝚊𝚗𝚢𝚊𝚔, 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚊𝚗𝚊𝚖 𝚊𝚙𝚒 𝚍𝚒 𝚑𝚊𝚝𝚒 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚠𝚊 𝚔𝚎𝚍𝚊𝚖𝚊𝚒𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚙𝚒𝚔𝚒𝚛𝚊𝚗 𝚔𝚒𝚝𝚊."

(Nicholas Sparks)


Dari buku

"Secangkir Kopi Inspirasi"



KENCAN DENGAN WANITA LAIN

"𝑨𝒌𝒖 𝒕𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏𝒈𝒈𝒂𝒑 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒓𝒊𝒂 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒊𝒔𝒌𝒊𝒏 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒊𝒂 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒊𝒃𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒆𝒃𝒂𝒕".

(Abraham Lincoln)


Beberapa waktu lalu istri saya usul agar saya berkencan dengan seorang wanita lain, besok malam.

"Kamu akan mencintainya," kata istri saya.

"Apa-apaan sih," protes saya. "Mengapa kamu tidak ikut?

"Itu acaramu berdua dengan dia," jawab istri saya.

Perempuan yang dimaksudnya adalah ibu saya yang telah menjanda dan kini tinggal dengan seorang anak asuh. Meski tinggal satu kota, saya jarang menemuinya karena kesibukan kerja dan keluarga .

Malam itu saya telepon ibu, mengajaknya makan malam dan nonton film. Berdua saja.


"Istrimu?" tanya ibu dari ujung telepon. Ibu saya adalah tipe orang yang selalu curiga kalau menerima telpon tengah malam. 


"Tak ada salahnya kita sekali-sekali ke luar berdua saja," jawab saya.

"Ibu mau sekali," jawabnya setelah terdiam beberapa lama.

Rupanya, dia masih curiga. 

Besoknya, sepulang kantor saya ke rumah ibu.

Beliau terlihat agak canggung, tapi berdandan resmi sekali. Mengenakan gaunnya yang terbaik. Gaun yang dipakai pada pesta ulang tahun perkawinan terakhir ketika ayah masih ada. Ibu menyambut saya dengan senyum lebar.

"Ibu bilang ke kawan-kawan tentang rencana kita ini. Mereka semua kaget dan merasa ikut senang seperti ibu sekarang," kata ibu seraya masuk mobil. "Mereka bilang besok pagi ingin tahu ceritanya."

Kami pergi ke restoran yang agak mahal. Suasananya elegan dan menyenangkan. Ibu menggandeng lengan saya ketika masuk ruangan, persis seperti First Lady. Jalannya anggun. Saya harus membacakan daftar menu karena ibu tak bisa lagi membacanya, walau dengan kacamata tebal. Ketika sedang membaca daftar itu, saya berhenti sejenak menengok ibu. Dia sedang memandangi saya dengan senyum kasih.

"Dulu, ibu yang membacakan kamu daftar menu ketika kau masih kecil," katanya.

"Sekarang Ibu santai saja, giliran saya melayani Ibu," jawab saya.

Sambil makan, kami membicarakan banyak hal sehari- hari. Tidak ada topik yang istimewa, tapi obrolan mengalir saja sampai-sampai kami terlambat untuk menonton film.

Saat mengantarnya pulang, di muka pintu ibu berkata, "Ibu mau pergi lagi dengan kamu, tapi lain kali ibu yang bayar."

Saya setuju.

"Bagaimana kencanmu?" tanya istri saya di rumah. "Sangat menyenangkan. Lebih dari yang saya duga. Tadinya tidak tahu mau ngomong apa?"

Beberapa hari kemudian, ibu meninggal karena serangan jantung. Begitu tiba-tiba kejadiannya, saya tidak sempat berbuat apa-apa untuk menolongnya. Satu minggu berlalu, sepucuk surat tiba dari restoran tempat ibu dan saya makan malam. Surat itu dilampiri kopi tanda lunas. Ada selembar kertas diselipkan di situ, bertuliskan:

"Ibu sudah bayar makan malam kita karena rasanya tak mungkin kita makan bersama lagi. Walaupun begitu, ibu sudah bayarkan untuk dua orang, barangkali untuk kau dan istrimu. Anakku, besar sekali arti undanganmu malam itu."

Pada detik itulah saya mengerti apa arti pentingnya kita mengatakan kepada orang-orang yang kita sayangi mengenai perasaan kita itu. Tidak ada hal yang lebih penting dalam hidup daripada Tuhan dan keluarga. Berikan waktu Anda untuk mereka, jangan sampai terlambat karena mengatakan 'nanti'.[]


"𝙼𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚒𝚋𝚞 𝚙𝚎𝚗𝚞𝚑 𝚠𝚊𝚔𝚝𝚞 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚙𝚎𝚔𝚎𝚛𝚓𝚊𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚐𝚊𝚓𝚒 𝚝𝚎𝚛𝚝𝚒𝚗𝚐𝚐𝚒 𝚔𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚋𝚊𝚢𝚊𝚛𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚞𝚛𝚗𝚒."

(Mildred B. Vermont)

Dari buku "Bukan untuk Dibaca" The Most Inspiring Story



TARIAN HUJAN

"𝑷𝒆𝒓𝒋𝒖𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒎𝒂𝒌𝒊𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒎𝒂𝒏𝒂𝒌𝒂𝒍𝒂 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒎𝒖𝒍𝒂𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒍𝒖𝒉 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒖𝒍𝒂𝒊 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒃𝒂𝒏 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒓𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏."

(Harry Slyman)


Suku Maasai yang tinggal di wilayah Kenya, Afrika Tengah mempunyai kebiasaan ritual menyanyi sambil menari untuk minta hujan pada saat kemarau yang panjang. Tujuannya adalah agar para dewa menurunkan hujan 

Namun, satu mukjizat terjadi di sebuah suku kecil Maasai, dibandingkan dengan suku Maasai yang lain.  Setiap kali mereka menari dan menyanyi, 100% hujan pasti turun.

Berita mengenai kemampuan ajaib suku kecil ini tersiar sampai-sampai ahli arkeologi, ahli cuaca dari dunia barat datang ke suku tersebut untuk meneliti keajaiban tersebut.

Setelah melakukan penelitian selama berbulan-bulan akhirnya para ahli sepakat bahwa suku yang satu ini memang mampu mendatangkan 100% hujan di tanah mereka. Rahasianya adalah: dibandingkan suku Maasai lainnya, mereka ada yang menari selama tiga hari kemudian berhenti, ada juga yang menari sampai lima hari dan kemudian berhenti ketika hujan tidak kunjung datang. Suku Maasai yang selalu berhasil mendatangkan hujan, rupanya tidak melakukan hal yang terlalu berbeda, bahkan lagu dan cara menarinya sama persis dengan suku Massai lainnya. Satu-satunya perbedaan adalah, setiap kali mereka menari dan menyanyi, mereka tidak akan berhenti sampai hujan turun. Jika dibutuhkan waktu tiga hari sampai hujan turun, mereka akan menari selama tiga hari. Jika dibutuhkan waktu tujuh hari untuk mendatangkan hujan, mereka akan menari selama tujuh hari sampai turunnya hujan. Prinsip sederhana yang mereka pegang adalah 𝐌𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐮𝐬 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐫𝐢 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐚𝐢 𝐡𝐮𝐣𝐚𝐧 𝐭𝐮𝐫𝐮𝐧! Kalau belum juga turun 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐮𝐬 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐫𝐢! 

Rahasia sederhana inilah yang sering kali menjadi rahasia bagi para juara sejati di bidangnya.

                                ---o0o---

Begitu banyak orang ingin menjadi juara dalam hidup ini namun hanya sedikit yang memiliki keyakinan yang sedemikian kuat, mampu bertahan menghadapi kegagalan demi kegagalan. Mereka mampu bertahan karena mereka memegang prinsip "Saya Yakin oleh sebab itu Saya Melihat", bukannya seperti umumnya rata-rata orang yang berprinsip "Saya Melihat baru Saya Percaya". 

Buatlah keyakinan Anda menjadi sesuatu yang tidak tergoyahkan bahkan oleh kegagalan demi kegagalan, niscaya Anda akan bertemu dengan mimpi Anda dalam waktu yang dekat[]

"𝙹𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗𝚕𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚛𝚕𝚊𝚖𝚊- 𝚕𝚊𝚖𝚊 𝚍𝚒 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚖𝚊𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑 𝙰𝚗𝚍𝚊, 𝚋𝚎𝚛𝚏𝚘𝚔𝚞𝚜𝚕𝚊𝚑 𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚊𝚙𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗 𝙰𝚗𝚍𝚊 𝚔𝚎𝚛𝚓𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚒𝚔𝚞𝚝𝚗𝚢𝚊. 𝙻𝚞𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚗𝚕𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚕𝚞𝚛𝚞𝚑 𝚎𝚗𝚎𝚛𝚐𝚒 𝙰𝚗𝚍𝚊 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚊𝚛𝚒 𝚓𝚊𝚠𝚊𝚋𝚊𝚗 𝚊𝚝𝚊𝚜 𝚝𝚊𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚒𝚗𝚒."

(Dr.Denis Waitley)

Dari buku

"CHAMP!ON" 101 Tip Motivasi dan Inspirasi SUKSES Menjadi Juara Sejati


Keterangan foto: Tarian Suku Maasai



DOMPET YANG JATUH

  "𝙿𝚊𝚝𝚞𝚑𝚒 𝚓𝚊𝚗𝚓𝚒𝚖𝚞 𝚍𝚊𝚗 𝚔𝚘𝚗𝚜𝚒𝚜𝚝𝚎𝚗. 𝙹𝚊𝚍𝚒𝚕𝚊𝚑 𝚝𝚒𝚙𝚎 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚍𝚒𝚙𝚎𝚛𝚌𝚊𝚢𝚊 𝚘𝚛...