Senin, 08 Juli 2024

DOKTER LO

 

"šŒšžš«šžš¤šš š²ššš§š  š©ššš„š¢š§š  š›ššš”ššš š¢šš šššššš„ššš” š¦šžš«šžš¤šš š²ššš§š  š©ššš„š¢š§š  š›ššš§š²ššš¤ š›šžš«š›š®ššš­ š®š§š­š®š¤ šØš«ššš§š  š„ššš¢š§."

(Booker T Washington)


Ada seorang dokter sepuh di kota Solo, Jawa Tengah bernama dokter Lo Siaw Ging. Pada usianya yang menjelang 75 tahun, beliau tetap berpraktik untuk memeriksa pasien.


Ditengah meningginya biaya perawatan dokter dan rumah sakit, dia masih memberikan tarif periksa yang sangat rendah. Bahkan banyak pasien yang tidak mampu, tidak dimintai bayaran. Karena itulah pasien dokter Lo tidak hanya dari Solo, tetapi juga dari Sukoharjo, Karangnyar, Sragen, Klaten, Boyolali, dan Wonogiri.


Setiap pagi dan sore, dokter Lo melayani pasiennya di tempatnya praktik sekaligus rumah tinggalnya di sebuah rumah tua di Jl. Jagalan 27, Kelurahan Jebres, Kota Solo. 

Mayoritas pasien Lo adalah keluarga tak mampu secara ekonomi. Mereka itu, jangankan membayar ongkos periksa, untuk menebus resep dokter Lo pun sering kali tak sanggup.


Bagi dokter Lo, apa yang dilakukannya bukanlah sesuatu yang istimewa. Dia dapat memahami kondisi sebagian pasiennya itu.

Ada seorang pasiennya, karena terlalu sering berobat ke dokter Lo dan tak membayar, ia merasa tidak enak hati. Dia lalu bertanya berapa biaya pemeriksaan dan resep obatnya.

''Memangnya uangmu sudah banyak?", demikian jawab dokter Lo.


Kardiman, seorang penjual bakso di samping rumah dokter Lo, mengatakan para tetangga tidak dimintai bayaran ketika periksa, cukup ucapan terima kasih saja.


Tentu saja, dokter Lo yang membayar semua biaya-biaya pasiennya itu. Bagaimana lagi, banyak pasien yang benar-benar tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu menebus obat. Akhirnya, dokter Lo menulis resep dan memintanya mengambil di apotek langganannya. Resep itu sudah ditandatangani dokter Lo. Petugas akan memberi obat yang diinginkan. Setiap akhir bulan, pihak apotek yang kemudian menagih harga Obat tersebut kepada dokter Lo.

Tagihan obat itu perbulan besarnya antara ratusan ribu sampai Rp. 10juta.

Tak jarang pula, untuk pasien yang cukup parah dokter Lo memberikan rekomendasi gratis berobat ke RS Kasih Ibu, Solo.


Saat kerusuhan Mei 1998 di mana terjadi aksi sentimen rasial, dokter Lo tetap membuka prakteknya, meski tetangganya melarang.

Tetangganya malah dimarahi, karena kasihan orang yang sudah jauh-jauh datang mau berobat. Para tentara juga datang untuk mengevakuasinya, tetapi dokter Lo menolaknya.

"Saya ini orang Solo, jadi tak perlu ke mana-mana. Buat apa?" katanya.

Akhirnya wargalah yang kemudian berjaga-jaga di sekitar kediaman dokter Lo, agar tidak menjadi sasaran kerusuhan.


Dokter Lo selalu teringat pesan ayahnya, "Ayah saya berkali-kali mengatakan, kalau mau jadi dokter jangan dagang. Kalau mau dagang, jangan jadi dokter. Makanya, siapa pun yang datang ke sini, miskin atau kaya, saya harus terbuka."


Selain itu, dia juga terinspirasi oleh Dr Oen. "Dokter Oen itu jiwa sosialnya tinggi dan kehidupan sehari-harinya begitu sederhana."

"Ini bukan berarti saya tak menerima bayaran sama sekali dari pasien. Tetapi kepuasan bisa membantu sesama yang tidak bisa dibayar dengan uang," katanya sambil bercerita bahwa ada sebagian pasien yang membawakannya pisang.

Keseharian dokter Lo dan keluarga juga sangat sederhana. Sehingga pendapatannya sebagai dokter cukup untuk hidup berdua dengan istrinya. "Kebutuhan kami hanya makan. Lagi pula orang seumur saya, seberapa banyak Sih makannya?" ujar dokter Lo.


Sebenarnya, mantan Direktur RS Kasih lbu ini justru tidak suka pada publikasi. Beberapa kali dia menolak permintaan wawancara dari media. "Enggak usahlah diberita-beritakan. Saya bukan siapa-siapa," ujarnya.


Bagi Lo, apa yang dia lakukan selama ini sekadar membantu mereka yang tak mampu dan membutuhkan pertolongan dokter. "Apa yang saya lakukan itu biasa dilakukan orang Iain juga. Jadi, tak ada yang istimewa," ujarnya.[]


"š‘“š’†š’Žš’ƒš’‚š’š’•š’– š’š’“š’‚š’š’ˆ š’š’‚š’Šš’, š’•š’‚š’š’‘š’‚ š’Žš’†š’š’ˆš’‰š’‚š’“š’‚š’‘š’Œš’‚š’ š’Šš’Žš’ƒš’‚š’š’‚š’ š’‚š’‘š’‚ š’‘š’–š’ š’‚š’…š’‚š’š’‚š’‰ š’‚š’“š’•š’Š š’…š’‚š’“š’Š š’‰š’‚š’“š’ˆš’‚ š’…š’Šš’“š’Š š’šš’‚š’š’ˆ š’”š’†š’ƒš’†š’š’‚š’“š’š’šš’‚."

(Gavin Bird)


Dari buku

"BUKU UNTUK DIBACA" All About Love, Live, and Hope


(š‘·š’‚š’…š’‚ š’•š’‚š’š’ˆš’ˆš’‚š’ šŸ— š‘±š’‚š’š’–š’‚š’“š’Š šŸšŸŽšŸšŸ’ š’…š’š’Œš’•š’†š’“ š‘³š’ š’˜š’‚š’‡š’‚š’• š’‘š’‚š’…š’‚ š’–š’”š’Šš’‚ šŸ—šŸŽ š’•š’‚š’‰š’–š’ š’”š’†š’•š’†š’š’‚š’‰ š’ƒš’†š’ƒš’†š’“š’‚š’‘š’‚ š’”š’‚š’‚š’• š’…š’Šš’“š’‚š’˜š’‚š’• š’…š’Š š‘¹š‘ŗ š‘²š’‚š’”š’Šš’‰ š‘°š’ƒš’– š‘ŗš’š’š’)

MENGENDALIKAN EMOSI NEGATIF

 

 "š™æšš’šš”šš’šš›ššŠšš— šš¢ššŠšš—šš ššššŽšš›šš‹ššŽšš‹ššŠššœ ššššŠšš›šš’ ššššŠšš’šš›ššŠšš‘ ššŠššššŠšš•ššŠšš‘ šš‹ššŽšš—ššššŽšš—šš šš¢ššŠšš—šš šššš’ššššŠšš” ššššŠšš™ššŠšš šššš’ššššŽšš–šš‹ššžššœ - ššœššŽššœššŽšš˜šš›ššŠšš—šš šššš’ššššŠšš” šš–ššŽšš–šš’šš•šš’šš”šš’ ššššŽšš–šš™ššŠšš šš™ššŽšš›šš•šš’šš—ššššžšš—ššššŠšš— šš¢ššŠšš—šš šš•ššŽšš‹šš’šš‘ ššŠšš–ššŠšš— ššœššŽšš•ššŠšš–ššŠšš—šš¢ššŠ."

(Marcus Aurelius)


Selain untuk mengasah kebajikan, tujuan dari Filosofi Teras atau stoisisme adalah mengendalikan emosi negatif (sedih, marah, cemburu, curiga, dan lain-lain), mendapatkan hidup yang tenteram (tranquil) dengan memfokuskan diri pada hal-hal yang bisa kita kendalikan. Bahkan saat merasa tidak ada kendali,  sebenarnya ada kemerdekaan didalam diri kita, yaitu pikiran dan persepsi.

Inilah yang dialami oleh Viktor Frankl.


Ketika tentara Nazi Jerman memasuki Austria, Frankl dan keluarganya yang keturunan Yahudi diciduk dan dikirim ke ghetto Yahudi, kemudian dipindahkan lagi ke kamp konsentrasi. Ayah Frankl meninggal di ghetto pada 1943, lalu ibu, saudara laki-laki, dan istrinya dibunuh di kamp konsentrasi.


Selama di kamp konsentrasi, Frankl yang berprofesi sebagai Psikiater tetap aktif bekerja menyediakan kelas pengajaran dan juga layanan kesehatan bagi sesama tawanan, sampai akhirnya ia dibebaskan dengan datangnya pasukan Amerika Serikat. Seusai Perang Dunia II, Frankt kernbali ke Vienna dan menulis buku mengenai pengatamannya di kamp konsentrasi. Bukunya yang berjudul "Man's Search for Meaning" (Pencarian Manusia akan Makna) menjadi salab satu buku psikologi pating populer sepanjang masa dan menjadi dasar untuk terapi psikologi Frankl yang disebut Logotherapy.

Dari pengalamannya, Frankl menyimpulkan bahwa di dalam situasi yang paling menyakitkan dan tidak manusiawi, hidup masih bisa memiliki makna, dan karenanya, penderitaan pun dapat bermakna (meaningful). Kita tidak bisa memilih situasi kita, tetapi kita selalu bisa menentukan sikap (attitude) kita atas situasi yang sedang dialami.[]


"š‘ŗš’†š’•š’Šš’‚š’‘ š’Œš’†š’”š’–š’š’Šš’•š’‚š’ š’…š’‚š’š’‚š’Ž š’‰š’Šš’…š’–š’‘ š’Žš’†š’Žš’ƒš’†š’“š’Š š’Œš’Šš’•š’‚ š’Œš’†š’”š’†š’Žš’‘š’‚š’•š’‚š’ š’–š’š’•š’–š’Œ š’ƒš’†š’“š’‘š’‚š’š’Šš’š’ˆ š’Œš’† š’…š’‚š’š’‚š’Ž š’…š’‚š’ š’Žš’†š’Žš’‚š’š’‡š’‚š’‚š’•š’Œš’‚š’ š’”š’–š’Žš’ƒš’†š’“ š’…š’‚š’šš’‚ š’ƒš’‚š’˜š’‚š’‚š’ š’Œš’Šš’•š’‚ š’”š’†š’š’…š’Šš’“š’Š"

(Epictetus)


Dari buku 

"FILOSOFI TERAS" 

Filsafat Yunani-Romawi Kuno untuk Mental Tangguh Masa Kini

MENUJU GARIS FINIS

"š‘»š’–š’‹š’–š’‚š’ š’‰š’Šš’…š’–š’‘ š’‚š’…š’‚š’š’‚š’‰ š’–š’š’•š’–š’Œ š’Žš’†š’š’ˆš’†š’•š’‚š’‰š’–š’Š š’ƒš’‚š’‰š’˜š’‚ š’Œš’‚š’Žš’– š’”š’†š’š’‚š’š’– š’ƒš’†š’“š’‚š’…š’‚ š’…š’Š š’•š’†š’Žš’‘š’‚š’• š’”š’†š’Žš’†š’”š’•š’Šš’š’šš’‚"

(Aldous Huxley)


Minggu 14 April,

Pagi itu London Marathon 2002 digelar dengan jumlah peserta sebanyak lebih dari 33 ribu pelari pria dan wanita.

Setelah dua jam berlangsung peserta pria pertama memasuki garis finis pada even maraton tahunan ke-22 tersebut. Dia adalah Khalid Khannouchi dari Amerika Serikat.

Delapan belas menit kemudian, pelari putri pertama, Paula Radcliffe menyusul masuk garis finis.

Pada saat matahari sudah hampir tenggelam masuklah seorang pelari wanita Jenny Wood-Allen.

Pelari berusia 90 tahun dari Skotlandia dan telah mengikuti lomba itu sebanyak 30 kali itu hampir menyelesaikan maratonnya setelah berlari selama sebelas jam tigapuluh menit.


Orang boleh mencapai finis lebih dulu. Tetapi, itu lomba mereka. Mereka butuh tiba lebih dulu untuk membuktikan bahwa mereka adalah yang tercepat di antara semua peserta lomba marathon. Maka, mereka berlari dengan kecepatan dan kekuatan mereka agar tiba pada garis finis paling depan.

Jenny memiliki lomba marathonnya sendiri. Dia ingin membuktikan pada dirinya, pada teman-temannya/ pada keluarganya, dan mungkin pada kita. Bahwa setiap kali sesuatu sudah dimulai, selesaikanlah! Berhenti di tengah jalan adalah kebiasaan para pecundang.

 

Anda perlu menjadi yang paling dulu tiba di garis finis, bila kecepatan adalah sesuatu yang ingin Anda buktikan.

Garis finis adalah titik akhir yang harus anda capai agar tidak menjadi pecundang![]


"š’š®š¤š¬šžš¬ šššššš„ššš” š¦šžš§š šžš­ššš”š®š¢ š­š®š£š®ššš§ š€š§ššš šššš„ššš¦ š”š¢šš®š©, š­š®š¦š›š®š” š¦šžš§šœššš©ššš¢ š©šØš­šžš§š¬š¢ š¦ššš¤š¬š¢š¦š®š¦ š¤ššš¦š®, šššš§ š¦šžš§ššš›š®š«š¤ššš§ š›šžš§š¢š”-š›šžš§š¢š” š²ššš§š  š¦šžš§š š®š§š­š®š§š š¤ššš§ šØš«ššš§š  š„ššš¢š§."

(John C Maxwell)


Dari buku

"Little Notes for Big Success"



TUJUH TEMPAYAN EMAS

"š‘²š’†š’”š’†š’“š’‚š’Œš’‚š’‰š’‚š’ š’‚š’…š’‚š’š’‚š’‰ š’”š’‚š’š’‚š’‰ š’”š’‚š’•š’– š’‰š’‚š’ š’šš’‚š’š’ˆ š’Žš’†š’Žš’ƒš’–š’‚š’•š’Žš’– š’Žš’†š’š’ˆš’‰š’‚š’š’„š’–š’“š’Œš’‚š’ š’‰š’‚š’-š’‰š’‚š’ š’Šš’š’…š’‚š’‰ š’šš’‚š’š’ˆ š’‘š’†š’“š’š’‚š’‰ š’Œš’‚š’Žš’– š’‘š’†š’ˆš’‚š’š’ˆ."


Seorang petani sedang berjalan di bawah sebatang pohon yang angker, ketika ia mendengar suara yang berkata: 'Inginkah engkau mempunyai emas sebanyak tujuh tempayan?' Petani itu melihat kiri kanan dan tidak tampak seorang pun. Tetapi nafsu serakahnya timbul, dan segera ia menjawab lantang: 'Ya, aku ingin!' Kembali terdengar suara 'Kalau begitu, pulanglah. 'Engkau akan menemukannya di sana.'


Bergegas petani itu berlari pulang. Sungguh, ada tujuh tempayan penuh emas, kecuali satu yang hanya berisi setengah saja. Didorong rasa serakahnya, petani tak bisa melepaskan pikiran, bahwa satu tempayan hanya berisi setengah saja. Ia ingin sekali untuk segera mengisinya sampai penuh. Sebab jika tidak, ia tidak akan bahagia.


Seluruh perhiasan milik anggota keluarganya disuruhnya dilebur menjadi uang emas dan dimasukkannya dalam tempayan yang berisi setengah itu. Tetapi tempayan itu tetap berisi setengah seperti semula. 

Gemas, ia lalu menabung, menghemat dan berpuasa sampai ia sendiri dan seluruh keluarganya kelaparan. Namun demikian, sia-sia belaka. Biarpun begitu banyak emas telah dimasukkannnya ke dalamnya, tempayan itu tetap berisi setengah saja.


Pada suatu hari ia minta kenaikan gaji kepada raja. Upahnya dilipatduakan. Sekali lagi ia berjuang untuk mengisi tempayan itu. Bahkan ia sampai mengemis. Namun tempayan itu tetap menelan setiap mata uang emas yang dimasukkan dan tetap berisi setengah.


Raja mulai memperhatikan, betapa petani itu tampak kurus dan menderita. 'Apa yang kau keluhkan?' tanya sang raja. 'Kau dulu begitu puas dan bahagia waktu gajimu kecil saja. Sekarang gajimu sudah lipat dua, namun kau begitu muram dan lesu. Barangkali kau menyimpan tujuh tempayan emas itu?'


Petani itu terheran-heran. 'Siapakah yang menceritakan hal itu kepada Paduka, ya Tuanku Raja?'


Raja tertawa seraya berkata:

'Tindak-tandukmu jelas menampakkan gejala-gejala yang terdapat pada semua orang yang ditawari tujuh  tempayan emas oleh setan. Ia pernah menawarkannya juga kepadaku. Aku bertanya, apakah uang itu boleh dipergunakan atau semata-mata untuk disimpan. Namun ia terus menghilang tanpa berkata apa-apa. Uang itu tidak bisa digunakan, tetapi hanya memaksa orang supaya mau menyimpannya. Lekas kembalikanlah uang itu pada setan. Pastilah engkau akan bahagia kembali!'[]




"ššƒšš’ššššŠ šš”ššžšš—ššŒšš’ ššžšš—ššššžšš” šš‘šš’ššššžšš™ šš•ššŽšš‹šš’šš‘ šš‹ššŽšš›šš”ššŽšš•šš’šš–šš™ššŠšš‘ššŠšš—: š™æššŽššššžšš•šš’ šš™ššŠššššŠ ššœššŽššœššŠšš–ššŠ, šš‹ššŽšš›ššŠšš—šš’ šš™ššŠššššŠ ššœššŽššœššŠšš–ššŠ, šš‹ššŽšš›šš‹ššŠšššš’ ššššŽšš—ššššŠšš— ššœššŽššœššŠšš–ššŠ."

(William Arthur Wardo)


Dari buku "Burung Berkicau", Anthony de Mello SJ

APA YANG TERJADI JIKA TIDAK TERJADI?

 

"š€š©šš š©š®š§ š²ššš§š  ššš¤ššš§ š­šžš«š£šššš¢, ššš¤ššš§ š­šžš«š£šššš¢, ššš©ššš¤ššš” š¤š¢š­šš š¤š”ššš°ššš­š¢š« ššš­ššš® š­š¢šššš¤."

(Ana Monnar)


Pooh atau Winnie the Pooh adalah beruang lembut dan berpikiran sederhana karena tidak pernah bersekolah. Pooh menghadapi masalahnya dengan cara berpikir yang tidak terlalu jauh. Kesederhanaan berpikir inilah yang menjadikannya disukai teman-temannya, termasuk Piglet.

Sedangkan Piglet adalah babi kecil yang selalu dihantui dengan ketakutan, panik, gelisah.

Suatu kali Winnie dan Piglet berjalan pulang setelah bermain melalui hutan, saat itu angin mulai bertiup makin kencang, badai datang, dan mereka masih jauh dari rumah.

Bayangan pohon tumbang dan menimpa mereka muncul pada benak Piglet. Mereka belum mencapai tempat yang aman dan mereka berada di wilayah terbuka saat pepohonan mulai bergoyang-goyang mengerikan di sekitar mereka, tidak hanya dahannya, namun beberapa cabang patah dan berjatuhan di sekitar mereka.

Dari kejauhan mereka bisa mendengar suara pepohonan tercabut oleh kekuatan badai itu. Ini adalah momen yang berbahaya dan Piglet kecil sangat ketakutan. la berpegangan pada telapak Winnie dan mencengkeramnya begitu kencang sambil berkata, "Aku tidak bisa melanjutkan! Aku takut! Aku ngeri! Apa yang akan terjadi jika pohon itu tumbang dan kita di bawahnya?! Kita akan tertimpa!" Dan kemungkinan itu memang nyata. Itu bisa terjadi, ia tidak sekadar membayang-bayangkan.

Sekejap Winnie the Pooh merasa takut, namun kebijaksanaan atau kebenaran muncul dalam dirinya. Bisa saja mereka tertimpa pohon saat berada dibawahnya.

la berkata pada Piglet "Apa yang akan terjadi jika pohon itu tidak jatuh menimpa kita? Bagaimana jika pohonnya tidak tumbang?" Dengan itu semua rasa takut berlalu dan mereka pulang dengan selamat. 

Rasa takut adalah: apa yang terjadi jika sesuatu yang buruk terjadi. Dan pemunah rasa takut adalah: apa yang terjadi jika itu tidak terjadi.[]


 "š‘±š’Šš’Œš’‚ š’•š’Šš’…š’‚š’Œ š’‚š’…š’‚ š’”š’š’š’–š’”š’Š š’–š’š’•š’–š’Œ š’Žš’‚š’”š’‚š’š’‚š’‰ š’•š’†š’“š’”š’†š’ƒš’–š’•, š’‹š’‚š’š’ˆš’‚š’ š’ƒš’–š’‚š’š’ˆ š’˜š’‚š’Œš’•š’– š’–š’š’•š’–š’Œ š’Žš’†š’š’ˆš’Œš’‰š’‚š’˜š’‚š’•š’Šš’“š’Œš’‚š’š’š’šš’‚. 

š‘±š’Šš’Œš’‚ š’‚š’…š’‚ š’”š’š’š’–š’”š’Š š’–š’š’•š’–š’Œ š’Žš’‚š’”š’‚š’š’‚š’‰ š’Šš’š’Š, š’‹š’‚š’š’ˆš’‚š’ š’ƒš’–š’‚š’š’ˆ š’˜š’‚š’Œš’•š’– š’–š’š’•š’–š’Œ š’Žš’†š’š’ˆš’Œš’‰š’‚š’˜š’‚š’•š’Šš’“š’Œš’‚š’š’š’šš’‚."

(Dalai Lama XIV)


Dari buku

"Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2!" 108 (lagi) Cerita Pembuka Pintu Hati

MERDEKA DI DALAM

 

"š™·šš’ššššžšš™šš•ššŠšš‘ ššššŽšš—ššššŠšš— šš‹ššŽšš›ššŠšš—šš’ ššššŠšš— ššššŽššššŠšš™ šš›ššŠšš–ššŠšš‘ šš”ššŽšš™ššŠššššŠ šš˜šš›ššŠšš—šš šš•ššŠšš’šš—"


Vice Admiral James Stockdale adalah seorang pilot Angkatan Laut Amerika Serikat yang terjun di Perang Vietnam yang telah melakukan 150 misi terbang di atas wilayah musuh, Vietnam Utara.

Pada September 1965, pesawatnya ditembak jatuh di wilayah musuh. Stockdale berhasil menyelamatkan diri dengan terjun keluar menggunakan parasut. Stockdale akhirnya ditangkap oleh pihak musuh.

Sesudah ditangkap, Stockdale dikeroyok dan dipukuli oleh tentara musuh sedemikian rupa yang di kemudian hari menyebabkan ia berjalan pincang untuk seumur hidupnya. Stockdale ditahan sebagai tawanan perang selama 7,5 tahun, dan lebih dari 4 tahun dari masa itu dihabiskan dalam sel isolasi.

Selama ditawan, Stockdale disiksa selama 15 kali. Selama di tahanan itu juga, Stockdale berusaha mempertahankan moril tawanan yang lain dan menghibur mereka jika mereka akhirnya takluk di bawah penyiksaan fisik. Sesudah bertahun-tahun melalui isolasi, cedera permanen, sampai penyiksaan, akhirnya Stockdale dibebaskan dan kembali ke Amerika Serikat. Beliau kemudian menuliskan esai berjudul "Courage Under Fire:Testing Epictetus's Doctrines In A Laboratory of Human Behavior" (Keberanian Dalam Serangan: Menguji Doktrin Epictetus Di Dalam Laboratorium Perilaku Manusia).

Di semua situasi, bahkan saat kita merasa tidak ada kendali sekalipun, selalu ada bagian di dalam diri kita yang tetap merdeka, yaitu pikiran dan persepsi.

Inilah yang menjadikan Stockdale dapat bertahan situasi yang harusnya tidak mampu dia hadapi atau dia mendapatkan kemerdekaan didalam situasi yang bisa dikendalikannya.[]


"š˜šš˜Ŗš˜¢š˜±š˜¢ š˜±š˜¶š˜Æ š˜ŗš˜¢š˜Æš˜Ø š˜®š˜¦š˜Æš˜Øš˜Ŗš˜Æš˜Øš˜Ŗš˜Æš˜Ŗ š˜¢š˜µš˜¢š˜¶ š˜®š˜¦š˜Æš˜Øš˜©š˜Ŗš˜Æš˜„š˜¢š˜³š˜Ŗ š˜©š˜¢š˜­-š˜©š˜¢š˜­ š˜ŗš˜¢š˜Æš˜Ø š˜¢š˜„š˜¢ š˜„š˜Ŗ š˜­š˜¶š˜¢š˜³ š˜¬š˜¦š˜Æš˜„š˜¢š˜­š˜Ŗš˜Æš˜ŗš˜¢ š˜µš˜Ŗš˜„š˜¢š˜¬ š˜±š˜¦š˜³š˜Æš˜¢š˜© š˜¢š˜¬š˜¢š˜Æ š˜£š˜¦š˜Æš˜¢š˜³-š˜£š˜¦š˜Æš˜¢š˜³ š˜®š˜¦š˜³š˜„š˜¦š˜¬š˜¢ š˜„š˜¢š˜Æ š˜£š˜Ŗš˜“š˜¢ š˜“š˜¦š˜µš˜Ŗš˜¢ š˜±š˜¢š˜„š˜¢ š˜„š˜Ŗš˜³š˜Ŗš˜Æš˜ŗš˜¢ š˜“š˜¦š˜Æš˜„š˜Ŗš˜³š˜Ŗ, š˜µš˜¦š˜µš˜¢š˜±š˜Ŗ š˜¢š˜¬š˜¢š˜Æ š˜µš˜¦š˜³š˜¶š˜“ š˜µš˜¦š˜³š˜°š˜®š˜£š˜¢š˜Æš˜Ø-š˜¢š˜®š˜£š˜Ŗš˜Æš˜Ø š˜µš˜¦š˜³š˜“š˜¦š˜³š˜¦š˜µ š˜©š˜¢š˜­-š˜©š˜¢š˜­ š˜µš˜¦š˜³š˜“š˜¦š˜£š˜¶š˜µ,"

(Epictetus dalam 'Discourses')


Dari buku.

"FILOSOFI TERAS" Filsafat Yunani- Romawi Kuno Untuk Mental Tangguh Masa Kini

Edisi Hari Buku Nasional 17 Mei 2024

 BAPAK DAN BUKU

"šš‚ššŠšš¢ššŠ šš™šš’šš•šš’šš‘ šš–ššŽšš—šš“ššŠšššš’ šš˜šš›ššŠšš—šš šš–šš’ššœšš”šš’šš— šš¢ššŠšš—šš šššš’šš—ššššššŠšš• šššš’ šš™šš˜šš—šššš˜šš” šš™ššŽšš—ššžšš‘ šš‹ššžšš”ššž ššššŠšš›šš’šš™ššŠššššŠ šš–ššŽšš—šš“ššŠšššš’ šš›ššŠšš“ššŠ šš¢ššŠšš—šš ššššŠšš” šš™ššžšš—šš¢ššŠ šš‘ššŠššœšš›ššŠšš ššžšš—ššššžšš” šš–ššŽšš–šš‹ššŠššŒššŠ."

(Thomas B Macaulay

Membaca,

Saya tidak tahu persis siapa yang pertama kali mengajar saya untuk membaca. Yang teringat saat sekolah di TK saya sudah bisa membaca sedikit-sedikit. Mungkin lingkungan keluarga kami mendukung sehingga saya bisa membaca buku lebih awal.


Bapak,

Tak pernah beliau menyuruh membaca dengan serius. Hampir setiap pulang dari bertugas, beliau bawakan buku-buku bacaan yang menarik dari tempat dimana bertugas. Beliau letakkan saja buku tersebut, dan saya melihat buku-buku dengan sampul yang menarik sehingga saya tertarik untuk melihat lalu membacanya. Sepertinya buku-buku itu adalah buku cerita anak. Tidak terasa buku-buku tersebut selesai dibaca. Kembali bapak saya mengambil buku tersebut kemudian membawa buku-buku yang lain untuk kami. Dan saya akhirnya menikmati membaca buku.


Buku,

"Bumi Manusia" nampaknya menjadi buku pertama terbaik yang saya miliki, meski saya mendapatkan dengan cara yang tidak umum. Dan mulailah saya mengumpulkan buku satu demi satu untuk menambah koleksi. Sayang, daya beli dan minat baca sering berbanding terbalik sehingga saya harus mencari solusi untuk itu. Nampaknya yang paling mudah adalah membeli buku bekas yang masih layak baca. Atau pergi ke pameran buku dimana kadang diperoleh buku bagus dengan harga yang terjangkau. Sebuah seni tersendiri barangkali apabila mendapat buku yang langka dengan harga yang masih bisa diterima akal.


Perpustakaan,

Ini juga sebuah solusi bagi mereka yang menyukai buku, namun tidak (atau belum) mampu menganggarkan untuk membelinya. Saat bersekolah saya selalu memanfaatkan Perpustakaan sekolah untuk meminjam buku. Bahkan sekarang ada perpustakaan daerah di hampir setiap kota atau kabupaten. Tanpa terasa, setelah dihitung-hitung saya sudah menjadi anggota sebuah perpustakaan daerah selama dua puluh lima tahun, sebuah kurun waktu yang cukup panjang...[]


"š‘“š’‚š’š’–š’”š’Šš’‚ š’‰š’‚š’š’šš’‚ š’Žš’†š’Žš’‘š’–š’š’šš’‚š’Š š’…š’–š’‚ š’„š’‚š’“š’‚ š’–š’š’•š’–š’Œ š’ƒš’†š’š’‚š’‹š’‚š’“, š’”š’‚š’•š’– š’…š’†š’š’ˆš’‚š’ š’Žš’†š’Žš’ƒš’‚š’„š’‚ š’…š’‚š’ š’”š’‚š’•š’–š’š’šš’‚ š’š’‚š’ˆš’Š š’ƒš’†š’“š’Œš’–š’Žš’‘š’–š’ š’…š’†š’š’ˆš’‚š’ š’š’“š’‚š’š’ˆ-š’š’“š’‚š’š’ˆ š’šš’‚š’š’ˆ š’š’†š’ƒš’Šš’‰ š’‘š’Šš’š’•š’‚š’“."

(Will Rogers)


"š—¦š—²š—¹š—®š—ŗš—®š˜ š—›š—®š—æš—¶ š—•š˜‚š—øš˜‚ š—”š—®š˜€š—¶š—¼š—»š—®š—¹"

Keterangan foto: sebagian dari buku yang saya koleksi



KATAK DAN LAUT

"š“š¢šššš¤ ššššš š²ššš§š  š„šžš›š¢š” š¦šžš¦š›ššš­ššš¬š¢ š¤šžšœšžš«šššš¬ššš§ š¬šžš„ššš¢š§ š¤šžš­š¢šššš¤š­ššš”š®ššš§; š­š¢šššš¤ ššššš š²ššš§š  š„šžš›š¢š” š¦šžš§š®š¦š›š®š”š¤ššš§ š¤šžš­š¢šššš¤š­ššš”š®ššš§ š¬šžš„ššš¢š§ š©šžš§šššš©ššš­š§š²šš š¬šžš§šš¢š«š¢; š­š¢šššš¤ ššššš š²ššš§š  š„šžš›š¢š” š¦šžš¦š©šžš«š¤š®ššš­ šØš©š¢š§š¢ š¬šžš„ššš¢š§ š¦šžš§šØš„ššš¤ š¦šžš„š¢š”ššš­ š¤šžš§š²ššš­ššššš§".

(Sheri S Tepper)


Ada seekor katak selama hidupnya tinggal di sebuah sumur. Suatu hari ia terkejut karena melihat ada katak lain di sana.

"Dari manakah asalmu?" dia bertanya.

"Aku datang dari laut. Di sanalah aku tinggal," jawab katak dari laut.

"Seperti apakah laut itu? Apakah sebesar sumur saya ini?"

Katak dari laut itu tertawa. "Sumur ini tidak ada apa-apanya dibandingkan laut. Laut tempat tinggalku sangat luas" katanya.

Katak sumur pura-pura tertarik akan apa yang dikatakan pendatang baru itu tentang laut. Tetapi ia berpikir, "Dari semua pembohong yang pernah saya ketahui selama hidup saya, dialah satu-satunya pembohong terbesar, dan tak tahu malu!"[]


"š˜’š˜Ŗš˜µš˜¢ š˜“š˜¦š˜³š˜Ŗš˜Æš˜Ø š˜£š˜¦š˜³š˜±š˜Ŗš˜¬š˜Ŗš˜³ š˜µš˜¦š˜³š˜­š˜¢š˜­š˜¶ š˜“š˜¦š˜®š˜±š˜Ŗš˜µ, š˜“š˜¦š˜±š˜¦š˜³š˜µš˜Ŗ š˜¬š˜¢š˜µš˜¢š˜¬ š˜„š˜Ŗ š˜„š˜¢š˜“š˜¢š˜³ š˜“š˜¶š˜®š˜¶š˜³ š˜ŗš˜¢š˜Æš˜Ø š˜®š˜¦š˜Æš˜Øš˜Ŗš˜³š˜¢ š˜­š˜¢š˜Æš˜Øš˜Ŗš˜µ š˜Ŗš˜µš˜¶ š˜©š˜¢š˜Æš˜ŗš˜¢ š˜“š˜¦š˜£š˜¦š˜“š˜¢š˜³ š˜­š˜¶š˜£š˜¢š˜Æš˜Ø š˜¢š˜µš˜¢š˜“ š˜“š˜¶š˜®š˜¶š˜³. š˜‘š˜Ŗš˜¬š˜¢ š˜¬š˜¢š˜µš˜¢š˜¬ š˜Ŗš˜µš˜¶ š˜®š˜¶š˜Æš˜¤š˜¶š˜­ š˜¬š˜¦ š˜±š˜¦š˜³š˜®š˜¶š˜¬š˜¢š˜¢š˜Æ, š˜„š˜Ŗš˜¢ š˜¢š˜¬š˜¢š˜Æ š˜®š˜¦š˜­š˜Ŗš˜©š˜¢š˜µ š˜±š˜¦š˜®š˜¢š˜Æš˜„š˜¢š˜Æš˜Øš˜¢š˜Æ š˜ŗš˜¢š˜Æš˜Ø š˜£š˜¦š˜³š˜£š˜¦š˜„š˜¢."

(Mao Zedong)


Dari buku 

"DOA SANG KATAK 1" Meditasi dengan Cerita



BERANI BERCITA-CITA

SDS (Sekolah Dasar Swasta) Terang Agung, sejak berdiri hingga pertengahan tahun 2014, belum bisa menjadi sekolah negeri karena bangunan sekolahnya masih berdiri di atas lahan HTI (Hutan Tanaman Industri). 

Pada tahun ajaran 2013/2014, jumlah siswa di sekolah tersebut mencapai seratus dua puluhan. Sedangkan jumlah guru sebanyak enam orang, kesemuanya perempuan. Ditambah dengan kepala sekolah.

Jumlah ruang kelas hanya ada lima, sehingga kelas satu dan dua sering kali digabung menjadi satu kelas, atau bergantian, dalam proses pembelajaran. Biasanya kelas I masuk lebih dulu, baru setelah mereka selesai belajar, disambung dengan kelas II.

Sekolah yang didirikan pada tahun 2002 ini hampir seluruhnya dikelilingi oleh pohon karet dan singkong, dengan beberapa rumah kecil di sebelah kanannya. Meskipun cukup kokoh bangunannya, pihak sekolah harus siap sedia memperbaiki atapnya, karena kadangkala asbesnya terbang diporak-porandakan angin kencang. Kesederhanaan bangunan SDS Terang Agung tidak menyurutkan semangat anak untuk belajar dan mengejar cita-cita mereka demi masa depan yang lebih baik.

Ditengah keterbatasan fasilitas insan pendidikan disini tetap memiliki semangat dan cita-cita tinggi. Di sini belum ada listrik dan jalanan pun rusak, bahkan licin berlumpur di kala hujan karena belum diaspal. Truk-truk pengangkut singkong yang sering melewati jalan itu, menambah parah kondisi jalan. Jadi bukan sesuatu yang aneh apabila kebanyakan anak di dusun ini tidak masuk sekolah jika hujan deras. Jalannya memang sangat sulit ditempuh. Tidak jarang seorang guru harus pulang kembali ke rumah karena di tengah jalan terpeleset dan pakaiannya kotor oleh lumpur.

Sebuah ketangguhan diperlukan untuk menghadang banyaknya keterbatasan yang dimiliki. Perjuangan yang keras para guru untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak tercinta di sekolah ini. Anita Sari, contohnya Setiap hari dia harus menempuh jarak berkilo-kilometer untuk pergi ke sekolah, padahal dia hanya makan satu kali sehari, yaitu di waktu siang. Pagi, sore, dan malam, ia tidak makan.

Keikhlasan para guru di sekolah ini juga perlu mendapat acungan jempol. Mereka belum menjadi PNS dan gaji yang mereka terima tidak besar, tetapi mereka tetap bersemangat pergi ke sekolah setiap hari untuk mendidik dan mencerdaskan anak-anak. Namun, tidak dimungkiri bahwa kadang ada saja orang yang kurang menghargai apa yang telah diusahakan guru-guru-bertahun-tahun mendidik, masuk kelas setiap hari guna menemani anak-anak tanpa berkeluh kesah.

Selain mengajar, para guru di sini juga harus mencari tambahan penghasilan, kadang dengan cara menderes (mengambil getah karet) di kebun sebelum berangkat ke sekolah atau meleles (mencari sisa-sisa singkong hasil panen di kebun orang) sehabis mengajar. Waktu-waktu penuh kesibukan menyelimuti para guru setiap hari, tetapi hal itu tidak menyurutkan semangat mereka untuk mendidik para murid.

Rupanya dari sebuah pelosok negeri terdapat anak-anak yang hidup dalam kesederhanaan, namun mimpi-mimpi mereka harus tetap dirawat, bahkan harus didorong. Kalau umumnya mereka bercita-cita ingin menjadi dokter, polisi atau tentara, ada seorang anak yang bercita-cita ingin memerdekakan HTI, agar HTI bisa seperti dusun lain yang resmi menjadi tempat tinggal penduduk, karena "Rumah boleh dikampung, rumah boleh di Kepulauan, tapi mimpi (cita-cita) harus ditaruh di langit"[]


(Dikisahkan oleh M.Nurul Ikhsan Saleh, Pengajar Muda di SDS Terang Agung, Tulang Bawang Barat, Lampung dalam buku "Merajut Mimpi di Sudut Negeri")



TIDAK PERLU NAMA

"š‘Ŗš’‚š’“š’‚ š’•š’†š’“š’ƒš’‚š’Šš’Œ š’–š’š’•š’–š’Œ š’Žš’†š’š’†š’Žš’–š’Œš’‚š’ š’…š’Šš’“š’Š š‘Øš’š’…š’‚ š’‚š’…š’‚š’š’‚š’‰ š’…š’†š’š’ˆš’‚š’ š’Œš’†š’‰š’Šš’š’‚š’š’ˆš’‚š’ š’…š’Šš’“š’Š š‘Øš’š’…...