"𝐃𝐨𝐬𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐛𝐞𝐬𝐚𝐫 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚𝐩 𝐝𝐢𝐫𝐢𝐦𝐮 𝐥𝐞𝐦𝐚𝐡."
(Swami Vivekananda)
Sebuah wajah manis melintas dalam benak Bu Sofi. Pada kertas karton yang membingkai foto Fitri penuh dengan kesan dari siswa baru peserta Masa Pengenalan beberapa saat sebelumnya.
"Barangkali ia memiliki satu atau dua sifat negatif,” wali kelas 8d itu berkata dalam hati. Tiga kali dibaca, tiga kali kesimpulan. "Nol.” Bu Sofi mengorek ingatan tentangnya selama Masa Pengenalan Siswa yang barangkali menyingkap sesuatu yang masih tersembunyi dalam dirinya.
Kesehariannya Fitri selalu paling dulu masuk kelas dan keluar paling belakang, seragam yang dikenakan selalu rapi dan bersih.Tanpa diminta tangannya cekatan membersihkan meja guru dan merapikan buku meski bukan gilirannya piket.
"Ah ia selalu membawa tas kecil berisi peralatan shalat.”
Bu Sofi melihat daftar siswa yang meminta waktu untuk berjumpa secara pribadi. "No. 1 Fitri.”
Sebuah ketukan lembut diikuti paras elok menyembul dari balik pintu.
"Bunda kecewa karena saya hanya ranking 5 di sekolah," ujarnya membuka pembicaraan.
"Dari berapa banyak siswa?" tanya Bu Sofi
"Delapan kelas paralel"
"Prestasi yang sangat bagus bukan, dari 8 kelas kali 30 siswa?"
"Bunda menginginkan nomor 1. Saya telah mengerahkan segenap kemampuan."
Setelah terdiam sesaat akhirnya Bu Sofi berbicara
"Apakah yang terbaik buat Fitri selalu harus no. 1?"
Sambil merapihkan kerudung putih yang dikenakan gadis itu tertunduk. Isakan lembut terdengar.
"Andai Ibu adalah bunda..."
"Seperti bundamu, Ibu juga punya keterbatasan" tutup Bu Sofi sambil membelai kepala Fitri.[]
"𝑺𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒌𝒆𝒍𝒆𝒎𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏𝒅𝒖𝒏𝒈 𝒌𝒆𝒌𝒖𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒅𝒊 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒅𝒊𝒓𝒊𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊."
(Shusaku Endo)
Dari buku
"JUST FOR YOU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar