TIGA PUCUK SURAT DARI TEDDY
Bagian terbaik dari hidup seseorang adalah perbuatan-perbuatan baik dan kasih sayangnya yang tidak diketahui orang lain
(William Wordsworth)
Setiap akan menyampaikan pelajarannya di kelas lima, guru wanita itu selalu membisikkan kata-kata indah didekat telinga muridnya. Dengan lembut dia katakan "Ibu selalu menyayangi kalian semua.."
Tapi diam-diam perhatiannya tertuju kepada seorang murid yang duduk didepan dengan pakaian kusut, wajah lesu dan murung.
Suatu saat Bu Guru Thompson-demikian nama guru tadi- memeriksa buku raport murid yang murung tadi.
Bu Thompson menemukan sebuah kenyataan yang mengejutkan pada diri Teddy, murid yang selalu murung itu.
Pada catatan kelas satu tertulis "Teddy anak yang pandai dan ceria. Dia selalu menyelesaikan tugasnya dengan penuh kesungguhan. Teddy adalah anak yang sopan"
Bu Guru Thompson melanjutkan dengan halaman berikutnya. Pada catatan kelas dua tertulis "Teddy anak yang pandai dan disukai teman-temannya. Sayangnya, Teddy sering gelisah akibat sakit ibunya sehingga rumahnya kurang menyenangkan"
Pada catatan kelas tiga tertulis: "Meninggalnya ibu Teddy sangat membebani. Dia berusaha mengatasi masalahnya itu, namun ayahnya kurang memperhatikan. Kondisi ini akan makin parah jika tidak diberikan tindakan"
Catatan guru kelas empat nya pada halaman berikutnya adalah: "Teddy adalah anak yang murung dan sama sekali tidak mau belajar. Dia hampir tidak mempunyai teman dan sering tertidur pada saat pelajaran"
Bu Guru Thompson merasa malu pada dirinya usai memperhatikan catatan pada raport Teddy pada kelas-kelas sebelumnya dan ia bertekad untuk berubah.
Tak lama berselang, Bu Thompson berulang tahun. Semua muridnya memberikan hadiah-hadiah yang menarik dan dibungkus dengan kertas aneka warna dan diberi pita penghias.
Demikian juga Teddy...
Setelah semua murid memberikan hadiahnya, tibalah giliran Teddy. Anak pendiam itu menyerahkan sebuah kotak kardus yang dibungkus kertas kusam tidak beraturan. Dari modelnya orang bisa menebak kertas kusam itu adalah kertas bekas pembungkus sayuran.
Saat Bu Thompson membuka hadiah dari Teddy semua murid tertawa riuh.
Hadiah yang diberikan Teddy adalah seuntai kalung permata tiruan yang nampak rangkaian batunya beberapa terlepas dan sebotol parfum yang isinya tinggal setengah.
Tapi gelak tawa seluruh murid itu terhenti saat Bu Thompson tidak menampakkan ekspresi marah atau geli. Dia ucapkan terimakasih kepada Teddy dan dia kenakan kalung itu di lehernya serta menyemprotkan parfum pada pergelangan tangannya.
Usai pelajaran, saat teman-temannya meninggalkan kelas, Teddy masih duduk di bangkunya. Saat kelas sudah sepi, Teddy menghampiri Bu Thompson dan berkata "Aroma tubuh ibu hari ini persis dengan aroma mendiang ibu saya"
Dengan menahan haru Bu Thompson tersenyum mengangguk seraya mengucapkan terimakasih. Begitu Teddy keluar kelas, barulah Bu Guru Thompson menangis tersedu didalam kelas.
Sejak saat itu, Bu Guru Thompson tidak hanya mengajarkan baca, tulis dan berhitung kepada muridnya, tetapi juga mengajari bagaimana menyayangi orang lain. Dia tak lagi mengucilkan dan memandang sebelah mata kepada muridnya yang murung tersebut.
Setelah mendapat perhatian dari gurunya, Teddy pun perlahan kembali menunjukkan gairah belajarnya. Kecerdasannya yang selama ini terpendam, kembali muncul sehingga membuatnya menjadi murid terpandai di kelasnya.
Setahun kemudian, saat kelulusan Teddy dinyatakan sebagai lulusan terbaik diantara teman-temannya. Saat itu ibu guru Thompson menemukan secarik kertas di mejanya dari Teddy yang berbunyi "Ibu adalah guru terbaik yang saya miliki sepanjang hidup saya"
Teddy melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi dan enam tahun kemudian, dia mengirim surat kepada gurunya yang mengabarkan dia telah menamatkan pendidikan menengahnya dan menduduki peringkat ketiga di sekolahnya. Kembali dia mengatakan bahwa saat itu Ibu Guru Thompson adalah guru terbaik sepanjang hidupnya.
Empat tahun kemudian, kembali sepucuk surat datang kepada Ibu guru Thompson. Kali ini Teddy mengabarkan hampir menyelesaikan perguruan tingginya meski keadaan makin sulit. Tidak lupa dia kembali mengatakan bahwa Bu guru Thompson adalah guru terbaik sepanjang hidupnya.
Empat tahun kemudian, kembali Teddy mengirim surat kepada ibu guru Thompson menceritakan telah berhasil meraih gelar sarjananya dan akan segera melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Tak lupa dalam surat inipun dia mengatakan Bu guru Thompson adalah guru terbaik yang ia miliki sepanjang hidupnya.
Waktu berlalu,
Suatu saat Bu Thompson kembali menerima surat dari Teddy. Kali ini ia mencantumkan nama yang lebih panjang dari sebelumnya. Tertulis pengirim surat adalah DR.THEODORE F.STODDARD.
Dan.... tibalah hari yang membahagiakan Teddy saat ia menyunting seorang gadis untuk menjadi istrinya. Teddy mengirimkan surat kepada Bu Thompson agar bersedia menghadiri pernikahannya untuk duduk di kursi menggantikan posisi ibu kandungnya.
Ibu Guru Thompson akhirnya datang pada pernikahan Teddy. Dia mengenakan kalung yang dulu dihadiahkan kepadanya, bahkan ia juga memakai parfum yang dipakai mendiang ibu Teddy.
Di tengah acara, Dr Theodore Stoddard berbisik ke telinga gurunya "Terima kasih atas kepercayaan Ibu kepada saya. Saya sangat berterima kasih kepada Ibu, karena Ibulah yang telah menyadarkan saya bahwa saya adalah orang penting dan saya pasti dapat meraih kesuksesan"
Ibu guru Thompson tidak kuasa menahan air mata saat mendengar kata-kata muridnya. Lalu dia berkata "Kau keliru. Sebenarnya justru engkaulah yang mengajariku bagaimana menjadi guru yang sukses. Sampai ibu bertemu dirimu, ibu tidak pernah tahu cara menjadi guru yang baik"
Theodore "Teddy" Stoddard adalah seorang dokter terkemuka yang memiliki pusat pengobatan kanker Stoddard di Rumah Sakit Negara Bagian Iowa, Amerika Serikat. Pusat pengobatan ini menjadi salah satu lembaga medis terbaik yang ada di Amerika serikat.
Guru yang biasa-biasa, berbicara
Guru yang bagus, menerangkan
Guru yang hebat, mendemonstrasikan
Guru yang agung, memberi inspirasi
(W.Arthur Ward)
Dari buku
JANGAN MENYERAH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar