Minggu, 23 Oktober 2022

MENGHIDUPKAN VISI


 "Setiap pria dan wanita sukses adalah pemimpi-pemimpi besar. Mereka berimajinasi tentang masa depan mereka, berbuat sebaik mungkin dalam setiap hal, dan bekerja setiap hari menuju visi jauh ke depan yang menjadi tujuan mereka"

(Brian Tracy)


Ada dua orang kakak beradik yang hidup di sebuah dusun bersama seorang ayah mereka. Pada suatu hari, sang ayah memanggil kedua anaknya dan berkata, "Wahai anakku, nampaknya kalian semakin hari semakin bertambah dewasa. Aku ingin kedewasaan usia kalian juga diikuti oleh kedewasaan cara berpikir kalian. Oleh sebab itu, pergilah merantau ke manapun kau ingin, perkayalah hidup kalian dengan pengalaman dan jangan kembali bila kalian belum merasa cukup untuk kembali." Mendengar tutur sang ayah, kakak beradik itu saling pandang. Sang kakak tampak sangat gembira dan berkata, "Terima kasih ayah, akhirnya engkau memberiku kesempatan. Aku memang ingin merantau demi meraih cita-cita yang sudah kupendam sejak lama."


"Apa cita-citamu, Anakku?" tanya sang ayah kepada anak sulungnya dengan penasaran.


"Sederhana sekali ayah, aku hanya ingin mengenal dunia beserta isinya, kemudian memimpinnya. Aku ingin menjadi seorang raja."


"Bagus," kata sang ayah. "Kau pasti bisa berhasil jika berteguh hati untuk meraihnya." Lalu sang ayah menatap anak bungsunya dan bertanya, "Kalu apa cita-citamu, Nak?"


Sang adik menghela nafasnya dan berkata. "Aku tidak mau muluk-muluk seperti kakakku, Ayah. Sejujurnya aku belum punya cita-cita. Mungkin nanti di perjalanan aku akan menemukannya."


"Bagus," ujar sang ayah. "Kau juga pasti menjadi orang yang berhasil setelah menemukan cita-citamu."


Maka berangkatlah kedua orang kakak beradik itu meninggalkan desa dan ayah mereka. 

Waktu berlalu. 

Sang kakak terus mengejar cita-citanya untuk menjadi seorang raja. Dia terus berjuang dan tak kenal menyerah. Sementara itu sang adik belum juga menemukan cita-citanya. Dia tidak pernah puas dengan semua yang dikerjakannya. Setiap kali menemukan kesulitan pada sebuah pekerjaan, ia menyerah dan mencari pekerjaan lain yang kelihatannya jauh lebih menyenangkan. Namun ternyata memang tak ada pekerjaan yang benar-benar menyenangkan. Setiap pekerjaan memiliki kesulitan tersendiri.


Waktu terus berlalu. Suatu hari kakak beradik itu bertemu kembali di desa mereka, hendak berkumpul


kembali dengan ayah mereka. Sang ayah merasa gembira melihat kedua anaknya telah berubah dari sejak perpisahan mereka. Yang sulung telah menjadi seorang raja. Dia datang bersama kereta kencana diiringi puluhan pengawal. Sementara itu yang bungsu datang dengan sebuah buntalan kumal di pundak. Dia berjalan kaki sendirian dengan wajah yang tampak tua.


Sang ayah mengamati kedua sosok anaknya dengan tatap muka penasaran. Dia meminta kedua anaknya menuturkan pengalaman mereka masing-masing selama mengembara.


Setelah mendengarkan kisah keduanya, sang ayah tersenyum gembira. "Akhirnya kalian berdua sama-sama berhasil,"ujarnya. "Anak pertamaku, kau telah berhasil mewujudkan cita-citamu menjadi seorang raja. Dan kau, anak keduaku, kau telah berhasil mendapat pengalaman hidup bahwa jika kau tak punya cita-cita yang kaupegang teguh secara konsisten maka kau tak akan mencapai apa-apa."[]


Hidup tanpa visi ibarat berlayar tanpa tahu pelabuhan mana yang kau tuju. Sedikit saja ada angin meliukkan perahumu, kau ikut mengayuh dan tanpa sadar terdampar di sebuah pulau asing yang mengerikan.




Dari buku

"NEVER GIVE UP"

REAKSI KESETIMBANGAN SEDIH SENANG

 

Pada saat air dipanaskan dalam panci tertutup,uap air terhalang oleh tutup panci sehingga uap air tadi mengembun dan jatuh lagi kembali menjadi air.

Terjadi proses perubahan air--uap--embun-- dan kembali ke air pada saat yang bersamaan.Inilah yang disebut dengan reaksi kesetimbangan.

Pada saat air menguap dan kehilangan sebagian massanya,embun yang jatuh dari tutup panci menambah air dalam panci, sehingga massa air sebenarnya tidak berubah...

Pada saat kehilangan, sebenarnya kita juga sedang mendapat kesenangan, demikian pula saat kita mendapat kesenangan, hanya saja bentuk, waktu dan caranya terkadang yang tidak kita pahami. Saat kita rutin dan bosan bekerja,kita kehilangan kreativitas dan tantangan.

Pada saat kita mendapat limpahan harta kekayaan berlebihan, maka kita akan kehilangan rasa aman. Saat kita menjadi sosok yang populer, maka privasi kita juga tersita.

Sebaliknya, jika kita mendapat pekerjaan yang penuh dengan tantangan dan kreativitas, kita akan kehilangan suasana yang membosankan di zona aman. Bila ingin privasi kita tak terganggu, buanglah kepopuleran, membaurlah dengan orang kebanyakan.


Steve Job adalah pendiri Apple Inc. Namun setelah Apple membesar, justru ia dipecat dengan alasan berbeda visi dengan rekannya yang dianggap lebih kompeten. Jobs merasa terpukul, dipecat dan dipermalukan. Sebuah kehilangan besar.Jobs memutuskan untuk mulai lagi dari awal dengan mendirikan NeXT computer dan perusahaan film animasi Pixar. Selama lima tahun berkreasi, akhirnya ia membuat film Toy Story, sebuah film pertama dan tersukses di dunia animasi.

Sebaliknya, sepeninggal Jobs, Apple justru diambang kebangkrutan. Aplle kemudian mengakuisisi NeXT. Kembalinya Jobs ternyata dapat mengangkat kembali Apple ke jajaran produsen alat teknologi papan atas, sekaligus mematahkan dominasi Bill Gates dengan Microsoftnya.

Steve Jobs telah membuktikan, dengan kehilangan pekerjaan justru mendatangkan kesempatan untuk jauh lebih berkembang. Ia telah menyambut tantangan dan menjawabnya dengan gilang gemilang. Seandainya Jobs tidak dipecat,mungkin ia tidak sukses seperti sekarang.


Senang--sedih, memberi--menerima , anugerah--bencana pada dasarnya adalah relatif belaka.Bergantung sudut pandang kita melihat...


Ditulis kembali dari buku

MOBIL MOGOK ANGGOTA DEWAN

Selasa, 18 Oktober 2022

KENAPA JADI PENYIAR?


Secara anatomis sudah nampak. Otak letaknya lebih tinggi dibandingkan dengan hati. Otak terlindung dalam tengkorak yang sangat keras, hati berada disekitar perut diantara tulang² yang memagarinya. Dari keadaan ini terlihat bahwa pikiran lah yang mengendalikan perasaan. Penerimaan penyiar radio tidak seketat seperti seleksi penyiar televisi.Di stasiun Radio pun tak tersedia fasilitas periasan untuk penyiarnya. Setiap siaran, suara yg terdengar dari penyiar nya selalu dalam 'mood' yang baik. Apa benar demikian? Suatu ketika, seorang penyiar radio dalam keadaan yang tidak menyenangkan hatinya,namun begitu berhadapan dengan mikrofon, dia langsung berbicara dengan riang sehingga suaranya terdengar ke seluruh penjuru. Saat ditanyakan mengapa dia bisa secepat itu mengubah suasana hatinya,dia menjawab "suara saya akan didengarkan banyak orang,kalau suasana hati saya tidak baik, maka itu akan mempengaruhi suara saya, dan pendengar akan tidak menyukai saya lagi. Kalau pendengar tidak menyukai saya,maka suasana hati saya akan bertambah buruk lagi". Rupanya penyiar tadi mempunyai otak yang mengendalikan hati, pikiran yang mengendalikan perasaan sehingga apapun situasi buruk yang menimpa,maka perlu mengendalikan sikap supaya tidak semakin buruk.Terutama kalau sampai menyalahkan orang lain. 

Jadi.....kenapa kita tidak jadi penyiar?


Disederhanakan dari buku 

LITTLE NOTES FOR BIG SUCCESS

π—•π—˜π—Ÿπ—”π—π—”π—₯ π— π—˜π— π—”π—‘π—”π—›


 "π™°πš—πšπšŠ πš‘πšŠπš›πšžπšœ πš”πšŽπš™πšŠπšπšŠ πšπš’πš›πš’ πšœπšŽπš—πšπš’πš›πš’ πš”πšŽπšπš’πš”πšŠ πš˜πš›πšŠπš—πš πš•πšŠπš’πš— πšπš’πšπšŠπš” πš–πšŽπš–πšŽπš›πšŒπšŠπš’πšŠπš’πš—πš’πšŠ.π™Έπšπšžπš•πšŠπš‘ πšœπšŽπš‹πšŽπš—πšŠπš›πš—πš’πšŠ πš”πšžπš—πšŒπš’ πš”πšŽπš‹πšŽπš›πš‘πšŠπšœπš’πš•πšŠπš— πš’πšŠπš—πš πš–πšŽπš—πš“πšŠπšπš’πš”πšŠπš— πšπš’πš›πš’πš–πšž πšœπšŽπš‹πšŠπšπšŠπš’ πšœπšŽπš˜πš›πšŠπš—πš πš™πšŽπš–πšŽπš—πšŠπš—πš"

(Venus Williams)


Dikisahkan ketika sedang berjalan-jalan di tepi pantai, Guru Zen Haideng melihat seorang wanita dan putranya yang berusia sekitar 10 tahun. Guru Zen melihat wanita itu dengan sabar membimbing anaknya memanah sasaran sebuah botol kaca yang berjarak sekitar lima meter. Sang guru melihat bidikan anak yang menggunakan anak panah itu selalu meleset jauh dari sasaran. Dalam hati ia membatin, "Payah sekali tekniknya memanah!"

Guru Zen tak sabar dan ingin segera mengajari anak itu teknik memanah sasaran dengan tepat. "Maaf Bu, kalau boleh saya ingin mengajari anak Ibu teknik memanah dengan tepat," kata Guru dengan Zen sopan. Anak itu berhenti membidik, tetapi matanya tetap fokus pada sasaran. Sedangkan ibunya berkata, "Terimakasih atas kebaikan Guru, tetapi, biar saya saja yang mengajarinya karena ia tidak dapat melihat."

Guru Zen terkejut, tetapi segera dapat mengendalikan diri. Ia buru-buru minta maaf. "Maafkan saya. Saya benar-benar tidak tahu. Tapi, kalau boleh saya tahu kenapa dia ingin belajar memanah?" tanya sang guru.

"Karena anak yang lain juga bisa melakukannya, "jawab sang ibu optimis.

"Tapi, bagaimana ia dapat membidik sasaran?" tanya Guru Zen.

Wanita itu menjelaskan, "Saya hanya meyakinkan anak saya bahwa dia pasti berhasil membidik sasaran dengan tepat asal tidak berhenti berlatih. Jadi, kuncinya adalah memulainya."

Guru Zen menyaksikan ketekunan anak kecil itu menyesuaikan posisi dengan sasaran yang akan ia bidik. Sementara sang ibu dengan sabar memberikan dukungan dan mengumpulkan anak panah di sampingnya. Guru Zen kemudian memutuskan pulang ketika hari beranjak senja. Sesaat setelah pamit dan meninggalkan pasangan ibu dan anak itu, sang guru mendengar suara botol pecah terkena anak panah di belakang punggungnya.[]

"𝑺𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 π’•π’‚π’Œπ’…π’Šπ’“ π’Žπ’–π’π’ˆπ’Œπ’Šπ’ π’•π’Šπ’…π’‚π’Œ π’ƒπ’Šπ’”π’‚ π’…π’Šπ’–π’ƒπ’‚π’‰, π’π’‚π’Žπ’–π’ 𝒉𝒂𝒍 π’Šπ’•π’– π’ƒπ’Šπ’”π’‚ π’…π’Šπ’‹π’‚π’…π’Šπ’Œπ’‚π’ π’”π’†π’ƒπ’‚π’ˆπ’‚π’Š π’”π’–π’Žπ’ƒπ’†π’“ π’”π’†π’Žπ’‚π’π’ˆπ’‚π’• π’–π’π’•π’–π’Œ π’ƒπ’†π’“π’π’‚π’•π’Šπ’‰ π’‚π’ˆπ’‚π’“ π’Žπ’†π’π’‹π’‚π’…π’Š π’Žπ’‚π’π’–π’”π’Šπ’‚ π’šπ’‚π’π’ˆ π’Žπ’†π’Žπ’Šπ’π’Šπ’Œπ’Š π’π’Šπ’π’‚π’Š π’π’†π’ƒπ’Šπ’‰ π’…π’Šπ’ƒπ’‚π’π’…π’Šπ’π’ˆπ’Œπ’‚π’ π’…π’†π’π’ˆπ’‚π’ π’šπ’‚π’π’ˆ π’π’‚π’Šπ’"


Dari buku

"Unleash Your Inner Power with Zen" 50 Kisah Zen untuk memaksimalkan Potensi Diri

Senin, 17 Oktober 2022

SAMURAI TAK PERNAH BERHENTI BELAJAR


 Seorang yang pernah menjadi Samurai berkata:

"π‘²π’Šπ’•π’‚ π’Žπ’†π’π’†π’Žπ’–π’Œπ’‚π’ π’ƒπ’†π’“π’ƒπ’‚π’ˆπ’‚π’Š π’•π’Šπ’π’ˆπ’Œπ’‚π’•π’‚π’ π’Œπ’†π’•π’†π’“π’‚π’Žπ’‘π’Šπ’π’‚π’ π’…π’Š π’”π’†π’‘π’‚π’π’‹π’‚π’π’ˆ π’Œπ’†π’‰π’Šπ’…π’–π’‘π’‚π’ π’Œπ’Šπ’•π’‚. 𝑷𝒂𝒅𝒂 π’•π’Šπ’π’ˆπ’Œπ’‚π’• π’‚π’˜π’‚π’, π’ƒπ’‚π’ˆπ’Š π’π’“π’‚π’π’ˆ 𝒅𝒂𝒏 π’…π’Šπ’“π’Š π’Œπ’Šπ’•π’‚ π’”π’†π’π’…π’Šπ’“π’Š π’ƒπ’‚π’‰π’˜π’‚ π’Œπ’Šπ’•π’‚ π’ƒπ’–π’“π’–π’Œ π’”π’†π’Œπ’‚π’π’Š. π‘°π’π’Š π’Œπ’‚π’“π’†π’π’‚ π’Œπ’Šπ’•π’‚ 𝒃𝒂𝒓𝒖 π’Žπ’–π’π’‚π’Š π’Žπ’†π’π’†π’Žπ’‘π’–π’‰ 𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 π’ƒπ’†π’π’–π’Ž 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒋𝒂𝒓 π’ƒπ’‚π’π’šπ’‚π’Œ. 𝑷𝒂𝒅𝒂 π’•π’Šπ’•π’Šπ’Œ π’Šπ’π’Š π’Œπ’Šπ’•π’‚ π’ƒπ’†π’π’–π’Ž π’ƒπ’Šπ’”π’‚ 𝒂𝒑𝒂-𝒂𝒑𝒂, π’•π’‚π’‘π’Š π’Œπ’Šπ’•π’‚ π’•π’†π’π’ˆπ’‚π’‰ 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒋𝒂𝒓.

"π‘΅π’‚π’π’•π’Šπ’π’šπ’‚, 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 π’Œπ’Šπ’•π’‚ π’Žπ’†π’Žπ’‘π’†π’π’‚π’‹π’‚π’“π’Š π’”π’†π’…π’Šπ’Œπ’Šπ’• π’Œπ’†π’•π’†π’“π’‚π’Žπ’‘π’Šπ’π’‚π’, π’Œπ’Šπ’•π’‚ π’Žπ’‚π’”π’Šπ’‰ π’ƒπ’†π’π’–π’Ž π’ƒπ’Šπ’”π’‚ π’Žπ’†π’Žπ’‘π’“π’‚π’Œπ’•π’†π’Œπ’Œπ’‚π’π’π’šπ’‚, π’π’‚π’Žπ’–π’ π’Œπ’Šπ’•π’‚ π’Žπ’–π’π’‚π’Š 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒋𝒂𝒓 π’Žπ’†π’π’Šπ’‰π’‚π’• π’Œπ’†π’π’†π’Žπ’‚π’‰π’‚π’-π’Œπ’†π’π’†π’Žπ’‚π’‰π’‚π’ π’Œπ’Šπ’•π’‚ 𝒅𝒂𝒏 π’‹π’–π’ˆπ’‚ π’Œπ’†π’π’†π’Žπ’‚π’‰π’‚π’-π’Œπ’†π’π’†π’Žπ’‚π’‰π’‚π’ π’π’“π’‚π’π’ˆ π’π’‚π’Šπ’.

"π‘«π’Š π’•π’Šπ’π’ˆπ’Œπ’‚π’• π’”π’†π’π’‚π’π’‹π’–π’•π’π’šπ’‚, π’Œπ’Šπ’•π’‚ 𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 π’Žπ’†π’π’ˆπ’–π’‚π’”π’‚π’Š 𝒃𝒆𝒃𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂 𝒉𝒂𝒍 π’šπ’‚π’π’ˆ π’π’‚π’Šπ’ 𝒅𝒂𝒏 π’Šπ’π’ˆπ’Šπ’ π’Žπ’†π’π’π’π’π’π’ˆ π’Žπ’†π’“π’†π’Œπ’‚. π‘«π’Šπ’”π’Šπ’π’Š π’Œπ’Šπ’•π’‚ π’Žπ’–π’π’‚π’Š π’Žπ’†π’π’‹π’‚π’…π’Š π’π’“π’‚π’π’ˆ π’šπ’‚π’π’ˆ π’ƒπ’†π’“π’ˆπ’–π’π’‚.

"𝑷𝒂𝒅𝒂 π’•π’Šπ’π’ˆπ’Œπ’‚π’• π’•π’†π’“π’•π’Šπ’π’ˆπ’ˆπ’Š, π’π’“π’‚π’π’ˆ π’π’‚π’Žπ’‘π’‚π’Œπ’π’šπ’‚ π’•π’Šπ’…π’‚π’Œ 𝒕𝒂𝒉𝒖 𝒂𝒑𝒂-𝒂𝒑𝒂, π’Œπ’‚π’“π’†π’π’‚ π’”π’†π’ˆπ’‚π’π’‚ 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 π’šπ’‚π’π’ˆ π’Šπ’‚ π’π’‚π’Œπ’–π’Œπ’‚π’ π’”π’†π’‘π’†π’“π’•π’Šπ’π’šπ’‚ π’•π’Šπ’…π’‚π’Œ π’Žπ’†π’Žπ’†π’“π’π’–π’Œπ’‚π’ π’–π’‘π’‚π’šπ’‚ π’”π’†π’…π’Šπ’Œπ’Šπ’•π’‘π’–π’. π‘«π’Šπ’”π’Šπ’π’Šπ’π’‚π’‰ π’Œπ’Šπ’•π’‚ π’ƒπ’†π’“π’–π’‘π’‚π’šπ’‚ π’Œπ’†π’“π’‚π’” π’•π’Šπ’‚π’‘ π’‰π’‚π’“π’Š π’–π’π’•π’–π’Œ π’Žπ’†π’π’Šπ’π’ˆπ’Œπ’‚π’•π’Œπ’‚π’ π’Œπ’–π’‚π’π’Šπ’•π’‚π’”, 𝒅𝒂𝒏 π’”π’†π’Žπ’‚π’Œπ’Šπ’ π’ƒπ’‚π’π’šπ’‚π’Œ π’Œπ’Šπ’•π’‚ 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒋𝒂𝒓, π’Œπ’Šπ’•π’‚ π’”π’†π’Žπ’‚π’Œπ’Šπ’ π’Žπ’†π’π’šπ’‚π’…π’‚π’“π’Š π’ƒπ’‚π’‰π’˜π’‚ π’Œπ’Šπ’•π’‚ π’•π’Šπ’…π’‚π’Œ 𝒕𝒂𝒉𝒖 𝒂𝒑𝒂-𝒂𝒑𝒂"

Yagyu Sensei mengatakan :"π‘«π’Š π’”π’†π’‘π’‚π’π’‹π’‚π’π’ˆ π’‘π’†π’Žπ’ƒπ’†π’π’‚π’‹π’‚π’“π’‚π’, π’”π’‚π’šπ’‚ π’•π’Šπ’…π’‚π’Œ 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒋𝒂𝒓 π’Žπ’†π’π’ˆπ’‚π’π’‚π’‰π’Œπ’‚π’ π’π’“π’‚π’π’ˆ π’π’‚π’Šπ’, π’•π’†π’•π’‚π’‘π’Š π’…π’Š π’•π’Šπ’π’ˆπ’Œπ’‚π’• π’•π’†π’“π’•π’Šπ’π’ˆπ’ˆπ’Š, π’”π’‚π’šπ’‚ π’Žπ’†π’Žπ’‚π’‰π’‚π’Žπ’Š π’ƒπ’‚π’ˆπ’‚π’Šπ’Žπ’‚π’π’‚ π’Žπ’†π’π’ˆπ’‚π’π’‚π’‰π’Œπ’‚π’ π’…π’Šπ’“π’Š π’”π’‚π’šπ’‚ π’”π’†π’π’…π’Šπ’“π’Š"[]


π™±πšŽπš›πšžπšœπšŠπš‘πšŠπš•πšŠπš‘ πšœπšŽπš•πšŠπš•πšž πš–πšŠπš“πšž.π™±πšŽπš›πš“πšžπšŠπš—πšπš•πšŠπš‘ πšπšŽπš–πš’ πš–πšŽπš—πšŒπšŠπš™πšŠπš’ πš™πšŽπš—πšŒπšŽπš›πšŠπš‘πšŠπš— πš’πšŠπš—πš πš•πšŽπš‹πš’πš‘ πšπš’πš—πšπšπš’ πšœπšŽπšπš’πšŠπš™ πš‘πšŠπš›πš’πš—πš’πšŠ πš–πšŽπš›πšŽπš”πšŠ

π™ΉπšŠπš—πšπšŠπš— πš™πšŽπš›πš—πšŠπš‘ πš‹πšŽπš›πš‘πšŽπš—πšπš’.


Dari buku

HAGAKURE

The Wisdom of Samurai

TENGKORAK TERSAMBUNG KEMBALI

 


Purwosari, Jum'at, 10 Desember 2010

Tiba-tiba dari arah Malang sebuah truk nyelonong menghantam mobil yang saya kendarai tepat pada bagian depan.

Sebelum semuanya menjadi gelap, saya sempat memberikan nomor kontak kantor dan keluarga untuk dikabari.

Ketika sadar, saya sudah berada di RS Saiful Anwar Malang. Luka yang saya alami cukup parah; tengkorak muka remuk dan kedua tulang tangan kanan saya patah sama sekali. 


Di rumah sakit, saya ditangani dokter spesialis syaraf yaitu Dr. Widodo, dengan tim medis yang terdiri 7 dokter syaraf, bedah syaraf, bedah tulang, bedah kosmetik,internist,mata, dan dokter THT.


Sebelum kecelakaan, saya sudah menderita diabetes.Jadi, saya tidak bisa langsung dioperasi untuk memperbaiki tulang-tulang tengkorak muka dan lengan. Sebab, kata dokter, kadar gula darah saya masih tinggi sehingga harus diturunkan dan distabilkan dulu.


Sepekan kemudian, pada 17 Desember 2010, akhirnya dokter memutuskan saya bisa menjalani operasi bedah tulang dan kosmetik.


Dua hari jelang operasi, istri saya berkeliling rumah sakit dan pasar di dekat situ untuk bersedekah. Dia bagikan uang kepada orang-orang tua dan para pasien di IRD yang tidak memiliki biaya untuk berobat, sambil meminta doa untuk kesembuhan saya.


Sehari jelang operasi, tulang tengkorak wajah saya difoto rontgen oleh dokter bedah plastik. Hasilnya, Subhanallah, Allahuakbar, hampir seluruh tengkorak muka saya sudah tersambung kembali dengan sendirinya! Sehingga menurut dokter, hanya diperlukan pemasangan satu pen di pipi kanan saya.

Untuk tulang lengan saya yang patah, masih tetap harus dioperasi untuk memasang pen.

Setelah kesadaran saya membaik,saya ditangani oleh dokter syaraf. Waktu diperiksa olehnya, saya tidak sanggup melakukan gerakan-gerakan sederhana seperti memegang telinga kiri dengan tangan kanan, menulis satu kalimat sederhana, membedakan bentuk-bentuk sederhana seperti bola,kubus,piramid, dan lain-lain. Bahkan, saya tidak bisa mengingat nama benda-benda di sekitar saya!

Dengan hasil pemerikasaan seperti itu, dokter syaraf menyampaikan kabar seram pada istri saya, bahwa saya akan kehilangan 50% memori ingatan saya. Dan, biasanya perlu beberapa bulan perawatan untuk memulihkannya.

Namun, baru 2 minggu menjalani rawat inap, saya sudah boleh pulang. Kondisi saya secara umum sudah baik, walau memori otak saya belum 100% pulih.

Kenyataan ini betul-betul mengherankan dokter syaraf yang menangani saya. Sebab, katanya, dia pernah memiliki pasien yang kondisinya mirip saya dan harus dirawat di RS sampai 7 bulan lamanya.

Rawat jalan di rumah, saya masih belum bisa mengingat beberapa nama benda di sekitar saya. Secara berkala, saya masih tetap harus kontrol ke dokter, terutama untuk kesehatan syaraf dan internist.

Alhamdulillah, sekitar 2 bulan di rumah, memori saya terus membaik. Dan yang luar biasa lagi, menurut dokter internist yang menangani saya, diabetes saya dinyatakan sembuh!

Allahuakbar!

Untuk mengatasi sakit kepala dan pusing (vertigo), saya juga berobat dengan akupunktur (tusuk jarum). Pengobatan alternatif ini cukup efektif, sehingga rasa sakit terus berkurang.

Menjawab keheranan tim medis maupun sanak-saudara yang membesuk atas "keajaiban" kesembuhan saya, terus terang saya pun belum menemukan jawaban yang pas.

Namun setelah merenungi semuanya, jawaban atas keajaiban itu tak lain adalah sedekah.Baik yang dilakukan istri saya ketika di rumah sakit, maupun yang saya lakukan sebelum kecelakaan.


Ya, dua hari sebelum ditabrak truk, saya mengajak anak-anak penghuni Panti Asuhan Nurul Hayat Malang makan disebuah resto cepat saji dari Amerika. Sebelumnya, mereka pun pernah saya traktir makan di sebuah resto makanan Italia.

Bukan apa-apa, saya sekadar ingin memberi pengalaman mereka makan di rumah makan waralaba mancanegara. Sehingga, meskipun tinggal di asrama yatim-piatu, mereka bisa "mengimbangi" cerita pengalaman serupa teman-teman mereka dari keluarga mampu.

Duh, betapa bahagia saya menyaksikan binar bahagia di wajah mereka tatkala makan di resto tersebut. Saya yakin, itu jadi pengalaman luar biasa dalam hidup mereka.

Maka ketika saya mendapat musibah kecelakaan, doa mereka usai shalat fardhu dan tahajud terpanjatkan untuk kesembuhan saya. Begitulah yang saya dengar dari pengasuh mereka.

Sebagai tanda rasa terima kasih sekaligus syukuran, setelah lumayan sembuh saya ajak mereka makan di sebuah resto cepat saji yang lain lagi. Biar lebih lengkaplah pengalaman anak-anak dhuafa tersebut.

Dari pengalaman ini, sekarang saya hampir tak berpikir panjang untuk bersedekah kepada orang-orang yang membutuhkan. Tentu, juga diiringi dengan meningkatkan amal ibadah yang lain seperti shalat fardhu tepat waktu dan berjamaah, shalat rawatib, dhuha, tahajud, taubat, hajat, puasa sunnah, dan lain-lain.[]


Bersedekah ibarat menanam bibit tetumbuhan. Agar bibit tumbuh subur dan berbuah manis, harus rajin dirawat, dipupuk, dan disirami. Pun begitu dengan sedekah, yang harus dilengkapi dengan amalan-amalan ibadah sunah.


Dari buku

"CATATAN SEJUTA KEAJAIBAN"

Sabtu, 15 Oktober 2022

TANGAN PEMBALASAN

 "Saat kamu memulai perjalanan balas dendam, mulailah dengan menggali dua kuburan: satu untuk musuhmu, dan satu untuk dirimu sendiri."

(Jodi Picoult)

 

Pada tahun 1994 di Rwanda terjadi kekerasan yang menimbulkan banyak sekali korban dan banyak pula yang mengungsi untuk menyelamatkan diri dari pembunuhan masal.

Sebuah peristiwa kecil terjadi ditengah tragedi itu.


...................

Kepada jurnalis yang meliput kekerasan di Rwanda, FranΓ§ois berkata "Lihat dia". 

Seorang laki-laki berperawakan kecil berjalan terbungkuk-bungkuk dengan tas besar di pundaknya. la satu di antara pengungsi yang melewati perbatasan masuk Rwanda.


"Aku yakin sekali ia pembunuh tetanggaku," ujar FranΓ§ois sambil memicingkan penglihatannya. 


François kehilangan delapan anggota keluarganya akibat pembantaian milisi Hutu di Gisenyi. la selamat karena pada saat itu berkunjung ke rumah tetangga


"Apa yang akan engkau perbuat jika menemukan pembantai keluargamu?" tanya jurnalis.

François mengingat paras mereka yang membantai keluarganya.


"Sejauh ini aku belum menemukan mereka di antara para pengungsi yang kembali," jawabnya sambil melemparkan pandangannya ke arah kerumunan.


"Apa yang akan engkau perbuat jika engkau menemukan mereka?" desak sang jurnalis


François ambil nafas panjang. Campuran emosi melukis parasnya. la menggali jawaban dari kedalaman hatinya.


"Seluruh keluargaku akan tetap berbaring di kubur jika tanganku melampiaskan pembalasan terhadap pembantai keluargaku. Jawabannya terletak pada keadilan dan Tuhan."[]


Kekerasan membiakkan kekerasan yang lain. Sebaliknya, kasih terhadap mereka yang memusuhi kita melahirkan pengampunan


Dari buku

"JUST FOR YOU"

ADA YANG LEBIH HEBAT

 “π‘Ίπ’†π’ƒπ’‚π’Šπ’Œ-π’ƒπ’‚π’Šπ’Œ π’Žπ’‚π’π’–π’”π’Šπ’‚ 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 π’šπ’‚π’π’ˆ π’‘π’‚π’π’Šπ’π’ˆ π’ƒπ’†π’“π’Žπ’‚π’π’‡π’‚π’‚π’• π’ƒπ’‚π’ˆπ’Š π’π’“π’‚π’π’ˆ π’π’‚π’Šπ’.”  (Hadits Riway...