Selasa, 06 Desember 2022

KALAH JADI PAHLAWAN

Kamis, 27 September 2012

tigaratus detik setelah pertandingan berjalan, striker kesebelasan Lazio, Miroslav Klose berhasil membobol gawang Napoli.Wasit Luca Banti menyatakan gol itu sah.Ribuan suporter tuan rumah tercengang oleh gemuruh kecil pendukung Lazio..

Alih-alih merayakan gol yang dicetaknya, Klose justru mendekati wasit Banti dan mengaku bahwa sudah terjadi handball sebelum gol terjadi. Dan wasitpun menganulir gol dini Klose.

Tim Napoli segera bangkit kembali dan melakukan serangan balik sehingga pertandingan seri A liga Italia itu berakhir dengan kemenangan Napoli 3-0.

Vladimir Petkovic, pelatih Lazio tak menyesali kejujuran Klose bahkan menilai Klose adalah pesepakbola sejati dan layak disebut pahlawan.


Mexico city, 22 juni 1986

Karena kalah tinggi dalam duel udara di depan gawang Peter Shilton, Diego Maradona menyentuhkan tangannya ke bola sehingga masuk ke gawang Inggris.Wasit Tunisia mengesahkan gol itu yang mengantar Argentina ke babak final Piala Dunia.

Sembilan belas tahun kemudian, barulah Maradona mengakui kecurangannya itu sebagai "gol tangan Tuhan"


20 November 2009

Kapten Timnas Perancis Thierry Henry sengaja menyentuh bola sehingga memungkinkan dia mengumpankan kepada William Gallas yang menjadikannya gol.

Henry mengakui kecurangannya, walau tak sengaja."Saya memegang bola itu. Saya tidak pernah berbuat curang. Itu merupakan reaksi terhadap bola yang bergerak cepat di kotak pinalti" akunya. Dia meminta maaf dan mendukung langkah Irlandia-lawannya-menuntut pertandingan ulang, tapi FIFA tak mengabulkan. Henry kemudian dicap sebagai perampok curang.


Sungguh, Miroslav Klose berbeda dengan yang lain.

Klose segera mengaku salah dilapangan saat pertandingan masih berlangsung sehingga mengubah keputusan wasit.

Henry memang mengaku salah dan mendukung pertandingan ulang. Namun semua itu dilakukan setelah pertandingan usai.

Maradona barangkali lebih pengecut sampai membawa-bawa nama Tuhan 

Namun, risiko pengorbanan itu diambil Klose. Dia mengorbankan diri dan timnya demi sebuah nilai : kejujuran atau Fair Play

Klose bukan pemain sepakbola muslim. Namun, dia sudah mengamalkan pesan Al Qu'ran: قل الحَقَّ وَلَوْ كَانَ مُرًّا

"katakan kebenaran walau pahit,walau menyakitkan..."

Kita...?


Dari buku

HADIAH DARI SANG GURU

Keterangan foto: Miroslav Klose mengakui handball yang dibuatnya kepada wasit Luca Banti


Senin, 05 Desember 2022

JENDERAL DAN TUKANG SAMPAH

 


"Apa maksudmu? Menyuruh saya mengangkat sampah ini? Tahukah kamu siapa saya?" Dengan suara meninggi, pria itu membentak.

Perempuan tua itu terperangah. Tapi segera ia menukas "Saya tidak tahu, Tuan. Saya hanya ingin tahu, apakah Tuan bersedia membantu saya membuang sampah ini ke tong yang besar itu"

Semua orang di stasiun kereta itu mengenal perempuan tua yang bertugas sebagai pegawai kebersihan yang bertanggung jawab. Hanya saja sore itu badannya sedang tidak sehat sehingga tidak kuat memindahkan sampah ke tempat yang lebih besar, sehingga ia minta tolong kepada Perwira itu yang kebetulan melintas didepannya.

"Memangnya Tuan siapa, sehingga tidak bersedia menolong saya?" Jawab perempuan itu dengan jengkel dan mempersempit jarak keduanya.

"Baiklah, asal kamu tahu. Saya adalah Kolonel Brown pada unit 35 dibawah Presiden George Washington. Puas?"

Pada saat itu, melintas dihadapan mereka seorang pria lain. Perempuan itu kembali mencegat dan meminta pertolongannya. Tanpa banyak bicara, pria itu mengangkat sampah dan memindahkan ke tong.

Dengan senang hati perempuan itu meninggalkan sang Kolonel dan menghampiri pria baik hati yang menolongnya tadi. 

"Terimakasih Tuan,Anda begitu baik. Boleh saya tahu siapa Anda?"

Pria penolong tadi tersenyum dan menjawab "Lupakan saja Bu. Itu pekerjaan sepele, dan saya hanya orang yang ingin membantu Anda membuang sampah"

"Ya Tuan. Tapi tolonglah, saya ingin tahu siapakah orang gagah yang telah sudi menolong saya" perempuan itu terus mendesak.

Pria penolong tadi tidak punya pilihan lain. Iapun menjawab "Nama saya George Washington"[]

𝗗𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗺𝗮𝗵𝗮𝗺𝗶 𝗯𝗮𝗵𝘄𝗮 𝗽𝗲𝗹𝗮𝘆𝗮𝗻𝗮𝗻 𝗮𝗱𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗲𝘀𝗲𝗻𝘀𝗶 𝗽𝗲𝗻𝘁𝗶𝗻𝗴 𝗱𝗮𝗹𝗮𝗺 𝘀𝗲𝘁𝗶𝗮𝗽 𝗽𝗲𝗸𝗲𝗿𝗷𝗮𝗮𝗻❟ 𝗷𝗲𝗹𝗮𝘀𝗹𝗮𝗵 𝗯𝗮𝗵𝘄𝗮 𝘀𝗶𝗸𝗮𝗽 𝗱𝗮𝗻 𝗽𝗲𝗿𝗶𝗹𝗮𝗸𝘂 𝗺𝗲𝗹𝗮𝘆𝗮𝗻𝗶 𝗺𝗲𝗻𝗷𝗮𝗱𝗶 𝘀𝗮𝗹𝗮𝗵 𝘀𝗮𝘁𝘂 𝗽𝗲𝗻𝗮𝗻𝗱𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗸𝗵𝗮𝘀 𝗯𝗮𝗴𝗶 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴-𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗱𝗶𝘀𝗲𝗯𝘂𝘁 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶 𝗽𝗿𝗼𝗳𝗲𝘀𝗶𝗼𝗻𝗮𝗹 𝗱𝗮𝗻 𝗽𝗿𝗶𝗯𝗮𝗱𝗶 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗲𝗿𝗸𝘂𝗮𝗹𝗶𝘁𝗮𝘀


Dari buku

KAFE ETOS

8X8 kisah inspirasional 8 Kerja Profesional

BUAH DARI BICARA POSITIF


 

"Warwick pasti bisa mengeluarkan mobil Anda yg terperosok dari lumpur ini" kata petani itu sambil menunjuk seekor keledai tua yg sedang berdiri di ladang.

Meski ragu, pemilik kendaraan itu berpikir tak ada salahnya mencoba.

Petani tua itu kemudian membawa keledai tua itu dan mengikatkan tali kekang ke mobil. Selanjutnya dia berteriak "TarikFred! Tarik Jack!Tarik Ted! Tarik Warwick!..."

Dan keluarlah mobil itu dari kubangan. Pemilik mobil mengangguk kagum.

Sambil mengucapkan terimakasih,dia bertanya "Kenapa Anda memanggil nama nama lain sebelum menyebut nama Warwick?"

Petani itu tersenyum dan berkata "Warwick tua ini buta. Saat ia yakin bahwa ia bagian dari sebuah tim,ia akan bersemangat dan merasa mudah untuk menarik"[]


𝙱𝚞𝚊𝚝𝚕𝚊𝚑 𝚔𝚊𝚝𝚊-𝚔𝚊𝚝𝚊 𝙰𝚗𝚍𝚊 𝚙𝚘𝚜𝚒𝚝𝚒𝚏, 𝚔𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚔𝚊𝚝𝚊-𝚔𝚊𝚝𝚊 𝙰𝚗𝚍𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚝𝚒𝚗𝚍𝚊𝚔𝚊𝚗 𝙰𝚗𝚍𝚊

𝙱𝚞𝚊𝚝𝚕𝚊𝚑 𝚝𝚒𝚗𝚍𝚊𝚔𝚊𝚗 𝙰𝚗𝚍𝚊 𝚙𝚘𝚜𝚒𝚝𝚒𝚏, 𝚔𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚝𝚒𝚗𝚍𝚊𝚔𝚊𝚗 𝙰𝚗𝚍𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚔𝚎𝚋𝚒𝚊𝚜𝚊𝚊𝚗 𝙰𝚗𝚍𝚊

𝙱𝚞𝚊𝚝𝚕𝚊𝚑 𝚔𝚎𝚋𝚒𝚊𝚜𝚊𝚊𝚗 𝙰𝚗𝚍𝚊 𝚙𝚘𝚜𝚒𝚝𝚒𝚏, 𝚔𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚔𝚎𝚋𝚒𝚊𝚜𝚊𝚊𝚗 𝙰𝚗𝚍𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚐𝚊𝚢𝚊 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝙰𝚗𝚍𝚊

𝙱𝚞𝚊𝚝𝚕𝚊𝚑 𝚐𝚊𝚢𝚊 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝙰𝚗𝚍𝚊 𝚙𝚘𝚜𝚒𝚝𝚒𝚏, 𝚔𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚐𝚊𝚢𝚊 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝙰𝚗𝚍𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚝𝚊𝚔𝚍𝚒𝚛 𝙰𝚗𝚍𝚊.......


Ditulis kembali dari buku

MANISNYA KOPI ASIN

Kamis, 24 November 2022

Edisi menyambut Hari Guru Nasional SURAT CINTA DARI PUTRI


  


Namanya Putri, seorang anak perempuan berambut panjang yang selalu dikuncir satu di belakang, berkulit sawo matang, serta bermata bulat, tegas, namun sendu. Tidak pernah tersenyum dan cenderung kaku. Putri tidak pernah berkata-kata, selalu menghindar saat bertemu denganku. Diapun tidak pernah menatapku balik ketika aku menatapnya, tidak pernah menjawab ketika kutanya.

Jika dia melihatku berjalan kearahnya, ia memilih jalan lain. Dia selalu berusaha untuk tidak terlihat terlebih-lebih olehku. Tapi selalu kutunggu surat-surat cintanya yang dia titipkan di akhir jam sekolah. 

Aku mengetahui bahwa Putri adalah anak yang sangat cemerlang, baik hati, namun sangat pemalu, saat aku mulai menjadi wali kelasnya saat kelas V. Semakin hari aku jadi semakin tertarik oleh sosok anak ini. Aku sempat berpikir bahwa Putri bersama dua sahabatnya adalah anak yang biasa-biasa saja. 

Karena penasaran, aku memutuskan untuk berkunjung ke rumah mereka. Jarak rumah mereka ke sekolah sekitar satu kilometer dan kutempuh dengan berjalan kaki. Medan yang dilewati sangat tidak mudah. Namun, rasa lelah segera terbayar oleh pemandangan yang elok dan sambutan yang hangat bersahabat dari Putri serta beberapa teman sekelasnya yang juga tinggal di dusun itu.


Tujuanku adalah ingin mengenal keluarga Putri dan dua sahabatnya yang membuatku penasaran. Seperti sebuah anomali, dusun mereka bukanlah termasuk pedalaman, ada listrik dan sinyal yang memadai untuk dusun yang didiami oleh tidak lebih dari 17 kepala keluarga ini, namun hampir semua keluarga yang tinggal di situ sangat pemalu dan pasif. Rupanya hal inilah yang mempengaruhi tabiat Putri dan beberapa temannya.

Putri adalah seorang anak yang bisa menarik perhatianku untuk terus memperhatikannya walaupun dia tidak berusaha untuk mencari perhatianku sama sekali. Sorot mata berbinar yang kucoba curi-curi pandang saat kami bertemu, membuatku ingin sekali mengajaknya berbincang berdua, untuk mengingatkannya bahwa menjadi pemalu itu tak ada gunanya. Namun aku tahu hal itu akan sia-sia. Setiap hari, aku mencari cara untuk membuat rasa percaya diri Putri tumbuh. Aku mencoba berbagai cara pendekatan seperti mengajak bermain dan membagi anak-anak ke dalam tim yang menitikberatkan pada persamaan daripada perbedaan. Mengajak anak-anak bernyanyi dan bermain drama, di mana Putri kutempatkan dalam tim yang berbeda dari sahabat karibnya.


Waktu berlalu, tugasku tinggal tiga bulan lagi bersama mereka. Namun aku yakin, dalam diamnya dia selalu memanjatkan doa untukku.

Dan itu terbukti...

Kembali sepucuk 'surat cinta' dia selipkan saat bersalaman pulang. Doa inilah yang selalu membuatku terharu sampai menangis, bahkan meski kubaca berkali-kali 

 

𝑰𝒃𝒖 𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒊𝒏𝒊 𝒂𝒌𝒖 𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒓𝒏𝒂 𝒊𝒃𝒖 𝑶𝒋𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒋𝒂𝒓 𝒌𝒂𝒎𝒊 𝒉𝒂𝒓𝒊 𝑺𝒆𝒍𝒂𝒔𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒓𝒊 𝑲𝒂𝒎𝒊 𝒊𝒕𝒖𝒍𝒂𝒉 𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒚𝒈 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉 𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒂𝒌𝒖 𝒌𝒂𝒓𝒏𝒂 𝒂𝒅𝒂 𝒂𝒈𝒂𝒎𝒂 𝒌𝒂𝒓𝒏𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒋𝒂𝒓 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒊𝒃𝒖 𝑶𝒋𝒂

𝑨𝒌𝒖 𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒔𝒂𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒃𝒖 𝑶𝒋𝒂 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒎𝒂 𝒊𝒏𝒊 𝒂𝒌𝒖 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒏𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒋𝒂𝒓 𝒌𝒂𝒎𝒊. 𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒖𝒕𝒓𝒊 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒍𝒂𝒎𝒂 𝒏𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒊 𝑺𝒆𝒍𝒂𝒔𝒂 𝒊𝒏𝒊 𝒊𝒃𝒖 𝒑𝒖𝒏 𝒅𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒌𝒖 𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂 𝒎𝒆𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒏𝒕𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒘𝒂𝒋𝒂𝒉 𝒊𝒃𝒖 𝒘𝒂𝒍𝒂𝒖𝒑𝒖𝒏 𝒊𝒃𝒖 𝒃𝒊𝒍𝒂𝒏 𝒊𝒃𝒖 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒎𝒂𝒓𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒊 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒌𝒆𝒄𝒂𝒏𝒕𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒊𝒃𝒖 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒍𝒆𝒑𝒂𝒔 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒊𝒃𝒖 𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒌𝒂𝒎𝒊𝒔 𝒏𝒂𝒏𝒕𝒊 𝒂𝒌𝒖 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖 𝒅𝒊 𝒔𝒊𝒏𝒊 𝑲𝒂𝒎𝒊 𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒔𝒂𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒊𝒃𝒖 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊 𝒌𝒂 𝒑𝒂𝒏 𝒑𝒖𝒏 𝒊𝒃𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒈𝒖𝒓𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒕𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒘𝒂𝒍𝒂𝒖𝒑𝒖𝒏 𝒊𝒃𝒖 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒎𝒂𝒓𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒊 𝒌𝒂𝒓𝒏𝒂 𝒊𝒃𝒖 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒊 𝒔𝒆𝒏𝒚𝒖𝒎𝒂𝒏 𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒌𝒂𝒎𝒊

𝒀𝒂 𝒂𝒍𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒊𝒃𝒖 𝑶𝒋𝒂 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒔𝒆𝒉𝒂𝒕 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂 𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒊𝒃𝒖 𝑶𝒋𝒂 𝒌𝒂𝒓𝒏𝒂 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒎𝒂𝒖 𝒋𝒂𝒖𝒉-𝒋𝒂𝒖𝒉 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒂𝒄𝒆𝒉 𝒌𝒆 𝒔𝒆𝒌𝒐𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒂𝒎𝒊 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒋𝒂𝒓 𝒌𝒂𝒎𝒊


𝑷𝒖𝒕𝒓𝒊-𝑳𝒐𝒗𝒆- 𝒊𝒃𝒖 𝑶𝒋𝒂


𝑮𝒖𝒓𝒖𝒌𝒖 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒊𝒃𝒖

𝑺𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒑𝒖𝒍𝒂𝒏𝒈

𝑱𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒍𝒖𝒑𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒌𝒖


Aku pernah berpikir bahwa aku telah gagal sebagai seorang guru. Nyatanya, aku guru yang paling berbahagia saat ini. Guru yang yakin memiliki anak yang sangat tulus dan akan sukses di masa depan. Aku yakin mereka akan bertumbuh menjadi anak-anak yang baik, tidak terkecuali Putri. Aku tidak bisa memaksa dia untuk tampil dan terlihat. Mungkin saat ini dia perlu waktu untuk tetap menjadi anak yang santun dan rendah hati. Anak yang cemerlang walaupun tidak terlihat. Anak yang darinya aku belajar bahwa "untuk diakui orang lain, kita tidak perlu terlalu terlihat; cukup tunjukkan kemampuan dan kerendahan hati, maka orang lain akan menemukanmu dan mengakuimu". Untuk hal inilah Putri menjadi salah seorang yang spesial di hatiku. Untuk sebuah penghargaan betapa aku dicintai dan disayangi sebagai seorang guru. Untuk sebuah semangat yang mendorongku untuk terus bekerja maksimal. Untuk sebuah keputusan yang tidak akan pernah kusesali. Untuk sebuah masa depan yang akan kujalani dengan penuh percaya diri. Untuk sebuah kalimat yang dengan bangga kukatakan di hadapan orang-orang nanti bahwa "aku bangga menjadi GURU". Hanya karena sebuah surat cinta dari muridku yang luar biasa. Terima kasih, anak-anak. Terima kasih, Putri.


Teruslah panjatkan doa untuk Ibu. Karena sejauh apa pun jarak kita, doa akan tetap sampai.[]


(Diceritakan oleh Raudatul Akmal, Pengajar Muda di SDN 25 Inp.Apoang,Majene, Sulawesi Barat dalam buku "Merajut Mimpi di Sudut Negeri")

NURMI, MENDIDIK DENGAN HATI


Kebutuhan biaya untuk pengobatan sang adik membuat Nurmi 'mencukupkan' kuliahnya sampai semester 7 Universitas Muhammadiyah Makassar.

Minat wanita itu terhadap pendidikan lalu mengantarkannya ke dusun Tatibajo, Majene, Sulawesi barat untuk mengabdikan diri sebagai tenaga pengajar sukarela.

Sedikit pun tak ada keraguan dalam diri Nurmi saat ia mengajukan diri sebagai tenaga pengajar. Asluddin, kepala sekolah saat itu, sudah mengingatkan ihwal ketiadaan honorarium bagi tenaga pengajar tambahan (sukarela). Namun, perempuan, ini mantap dengan tekadnya untuk mengajar.


"Sewaktu saya menyampaikan niat ingin mengajar di sekolah, Bapak Kepala Sekolah bilang tidak ada honor yang bisa dibayarkan. Saya katakan bahwa hal itu tidak jadi soal karena memang niat saya ikhlas untuk memberi," kata perempuan gigih ini.


Suatu ketika, secara tak terduga Nurmi menerima "honor" yang jumlahnya tidak lebih dari Rp 20 ribu. Masih jelas dalam ingatannya mengenai pemberian honor tersebut.


"Honor itu merupakan sumbangan warga. Mereka merasa saya pantas menerimanya karena bersedia hadir dan mengajar anak-anak," jelas Nurmi.

Untuk menuju sekolah tempat ia mengajar, Nurmi harus berjalan kaki. Selain menelusuri jalan setapak, ia mesti tiga-empat kali menyeberangi sungai. Jika debit aliran sungai meningkat drastis ia terpaksa absen mengajar.


"Suatu ketika air sungai mengalir sangat deras sehingga tidak bisa diseberangi. Saya hanya bisa melambaikan tangan kepada anak-anak yang sudah menanti di sisi lain sungai. Akhirnya, mereka saya suruh pulang saja," kenang Nurmi.

Berawal dari proses belajar mengajar di surau dan kolong rumah warga, dengan siswa sejumlah tidak sampai 30 orang, tempat belajar itu lalu berkembang menjadi SDN 27 Titibajo.

Untuk mengasah kemampuannya mengajar, usai menyelesaikan D2 PGSD Universitas Terbuka, Nurmi melanjutkan studinya ke program S1.


Adalah sebuah anomali ketika Nurmi yang masih berstatus guru honorer (sejak 2004) memiliki jam terbang pelatihan yang hampir sama dengan guru PNS di lingkungannya, mulai pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Pelatihan kurikulum 2013 sampai  Kursus Mahir Dasar Pramuka. Nurmi mengungkapkan bahwa tidak sedikit guru yang justru khawatir untuk mengikuti pelatihan, dengan alasan mereka khawatir kemampuan mengajar mereka dilihat oleh penguji ataupun oleh rekan guru lainnya.


"Banyak guru justru tidak ingin ikut pelatihan karena takut diuji. Kalau memang sudah jadi guru, kenapa mesti takut. Saya yang hanya berstatus honerer saja lebih antusias untuk ikut," ungkapnya.


Meskipun kesempatan meningkatkan kemampuan mengajar tentu akan lebih besar jika ia berada di kota karena ketersediaan akses dan fasilitas pengajaran yang lebih memadai, Nurmi tetap mengabdikan diri di desa. la mengakui bahwa kesanggupannya bertahan sebagai tenaga honorer adalah karena ia ingin dapat terus belajar.


"Mendidik itu memang tidak mudah. Sejauh ini, saya dapat bertahan karena keinginan untuk terus belajar. Yang lebih penting, saya merasa masih ada panggilan hati untuk terus memberi dengan jalan mengajar," ungkapnya.


Dengan keberadaan dua pasang anak dalam keluarganya, Nurmi terkadang berhadapan dengan situasi di mana urusan keluarga perlu diprioritaskan.


"Saya selalu berpikir, seandainya saya tidak hadir di sekolah, bagaimana nasib anak-anak. Tetapi, sering kali pula saya tidak bisa meninggalkan hal-hal yang berkaitan dengan keluarga dan sifatnya mendesak," kata Nurmi.


Menurut Nurmi, pendidikan saat ini dan di masa depan mestinya bisa terus membaik. la menegaskan bahwa para pendidik khususnya guru di sekolah wajib meningkatkan kemampuan mengajar. Menurutnya, seorang guru mestinya tidak hanya menjalankan tugas dengan mengajar di kelas. Lebih dari pada itu, guru harus bisa menjadi teman bagi murid-muridnya.


"Awali mendidik dengan hati, baru mau mengajar. Mulailah dengan niat ikhlas untuk memberi dan bermanfaat," pesan Nurmi.[]


(Dikisahkan oleh Hari Triwibowo, Pengajar Muda Dusun Tatibajo, Kabupaten Majene, Sulawesi barat dalam buku "Merajut Mimpi di Sudut Negeri)


Keterangan foto: Bu Guru Nurmi bersama murid-muridnya

Senin, 14 November 2022

DAUN-DAUN YANG GUGUR

Suatu saat, seorang biksu sedang bermeditasi di pondoknya di tengah hutan. Tiba-tiba turun hujan deras dan datang angin topan yang dahsyat.

Sang biksu segera sadar bahwa pondok jeraminya tak akan sanggup melindunginya. Jika sebuah pohon tumbang menimpa pondoknya, atau meskipun cuma sebuah dahan besar, pondoknya akan rata dengan tanah dan meremukkannya sampai mati. Dia tidak tidur sepanjang malam karena suasana yang mencekam.


Beberapa jam sebelum fajar menyingsing, secepat datangnya, begitu pula badai itu berlalu. Pada dini hari, sang biksu keluar dari pondoknya untuk memeriksa kerusakan yang terjadi. Banyak dahan besar dan dua pohon berukuran lumayan yang luput mengenai pondoknya. Dia merasa beruntung masih hidup. Apa yang tiba-tiba menarik perhatiannya, bukanlah pohon yang tumbang  dan dahan-dahan patah yang berserakan di mana-mana, tetapi dedaunan yang sekarang tersebar menyelimuti lantai hutan.


Seperti dugaannya, kebanyakan dedaunan yang berguguran adalah daun-daun yang berwarna cokelat tua dan kering seperti pada umumnya. Di antara dedaunan yang berwarna cokelat terdapat banyak daun yang kuning. Bahkan terdapat pula beberapa daun yang hijau. Dan daun-daun yang berwarna hijau itu masih segar dan cerah, sehingga sang biksu tahu bahwa dedaunan itu baru saja jatuh dari pucuknya. Pada saat itulah hati sang biksu memahami sifat kematian sebagaimana adanya.


Dia ingin menguji kebenaran dari pengetahuan yang baru saja dipahaminya, lalu dia mendongak ke arah dahan-dahan pohon itu. Cukup meyakinkan, hampir sebagian besar dedaunan yang tertinggal di pohonnya adalah dedaunan hijau yang sehat segar. Namun, meskipun banyak dedaunan muda yang gugur di atas tanah, ada sebagian daun berwarna cokelat tua  dan keriting yang tetap bertahan di dahannya. 

Sang biksu tersenyum


Ketika badai kematian datang menghempaskan keluarga kita, badai itu biasanya mengambil orang-orang yang sudah tua, dedaunan yang cokelat dan kering. Badai itu juga mengambil orang-

orang yang paruh baya, seperti daun-daun kuning di pohon. Kadang, anak-anak belia pun meninggal juga, seperti halnya dedaunan yang berwarna hijau.

Inilah sifat hakiki dari kematian dalam kehidupan kita, sebagaimana hakikat badai di sebuah hutan.


Tak seorang pun yang perlu disalahkan dan tak seorang pun yang harus merasa bersalah atas kematian seseorang. Inilah sifat alami dari segala sesuatu. Siapa yang bisa menyalahkan badai? Hal ini dapat membantu kita untuk menjawab pertanyaan mengapa kematian bisa menghampiri anak-anak, orang belia, atau orang yang sudah tua. Jawabnya sama dengan mengapa tidak hanya daun yang tua dan kering saja yang  berguguran dalam sebuah badai.[]


"𝙷𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚝𝚒 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚋𝚎𝚗𝚊𝚗𝚐, 𝚐𝚊𝚛𝚒𝚜 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚍𝚒𝚕𝚒𝚑𝚊𝚝 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚜𝚒𝚜𝚒 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚛𝚋𝚎𝚍𝚊."

(Lao Tzu)


Dari buku

"Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya"



Minggu, 06 November 2022

NILAI DIRI


"𝙳𝚒𝚛𝚒 𝚜𝚎𝚓𝚊𝚝𝚒𝚖𝚞 𝚖𝚞𝚗𝚐𝚔𝚒𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚎𝚖𝚋𝚞𝚗𝚢𝚒 𝚍𝚒 𝚜𝚞𝚊𝚝𝚞 𝚝𝚎𝚖𝚙𝚊𝚝, 𝚌𝚊𝚛𝚒𝚕𝚊𝚑 𝚍𝚒 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖, 𝚔𝚎𝚝𝚒𝚔𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚎𝚖𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚛𝚒𝚖𝚞, 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚍𝚊𝚙𝚊𝚝 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚋𝚊𝚜 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚊𝚙𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗𝚔𝚊𝚗."

(Michael Bassey Johnson)


Saat bertemu dengan sebuah sungai yang lebar, sekelompok anak muda memutuskan untuk menyeberanginya. Sebelumnya, sang ketua kelompok mengumpulkan para anggotanya dan berkata, "Jumlah kita ada 10 orang. Aku harap semuanya selamat. Oleh sebab itu masing-masing harus menyeberang dengan hati-hati."


Para anggota mematuhi nasihat ketua mereka. Satu per satu menyeberangi sungai dengan sangat hati-hati. Mereka menggunakan cara sendiri-sendiri untuk menyelamatkan diri dari arus sungai yang deras yang di dalamnya terdapat batu-batu kali yang tajam. Tak lama kemudian, semua anggota kelompok sampai di seberang sungai. Sang ketua  lalu mengumpulkan anggotanya dan mulai menghitung, memastikan jumlah mereka masih utuh, yakni 10 orang.

Namun alangkah kaget ketika dia mendapati kelompok itu hanya ada 9 orang. "Salah satu dari kita telah lenyap," ujar sang ketua, membuat panik kelompok itu. Dengan wajah tegang, semua orang di kelompok itu mulai menghitung. Memang benar, mereka hanya ada 9 orang. "Mungkin dia terbawa arus sungai," duga sang ketua. "Ayo kita cari dia secepatnya," perintahnya kepada seluruh anak buahnya yang masih tersisa.


Semua orang pun sibuk mencari di sepanjang sisi sungai. Mereka berjalan dari ujung satu sampai ujung yang lain, mengamati setiap hal dengan teliti. Namun setelah sekian lama, tak seorangpun menemukan teman mereka yang hilang. Tak ada orang hanyut, tak ada jasad tersangkut, juga tak ada mayat mengambang. Dengan wajah putus asa merekapun kembali ke tempat semula. Sang ketua mulai menghitung lagi, dan mendapati jumlah mereka masih 9 orang.


Di tengah kebingungan dan kepanikan itu, seorang pemancing melihat mereka. "Aku lihat kalian sedang bingung. Apa yang terjadi dengan kalian?"


Sang ketua menjelaskan kejadian yang menimpa mereka kepada pemancing itu. "Sebelum menyeberang jumlah kami ada 10 orang" katanya. "Tapi kini tinggal 9. Kami sudah mencari sepanjang sungai tapi tak menemukan teman kami yang hilang itu."


Pemancing itu diam mengamati, memandang mereka satu per satu. Lalu tiba-tiba tertawa. "Jumlah kalian 10 orang ," ujarnya. "Jumlah kalian berkurang satu karena kalian tidak menghitung diri sendiri." 

Semua orang di kelompok itu pun terbengong-bengong.[]


𝐌𝐞𝐧𝐠𝐞𝐧𝐚𝐥 𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐦𝐞𝐫𝐮𝐩𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐩𝐫𝐨𝐬𝐞𝐬 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐡𝐚𝐦𝐢 𝐤𝐞𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐤𝐮𝐫𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐝𝐚 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐬𝐞𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠. 𝐃𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐞𝐧𝐚𝐥 𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐬𝐞𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐩𝐞𝐫𝐡𝐚𝐭𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐩𝐨𝐥𝐚 𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫𝐚𝐧, 𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧, 𝐝𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐧𝐝𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐩𝐞𝐧𝐠𝐚𝐫𝐮𝐡𝐢 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐤𝐞𝐩𝐮𝐭𝐮𝐬𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐛𝐮𝐚𝐭.*


Dari buku

"NEVER GIVE UP"

ADA YANG LEBIH HEBAT

 “𝑺𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌-𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏.”  (Hadits Riway...