"𝐊𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐦𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠𝐢𝐦𝐮, 𝐠𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚. 𝐁𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐡𝐚𝐥 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐞𝐦𝐮 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐢𝐭𝐮."
Ada sebuah kisah itu mengenai biksu kepala sebuah wihara. Biksu kepala itu terbangun karena ia mendengar ada suara di balairung utama. Saat mendekat ada seorang pencuri sedang membongkar gembok kotak sumbangan.
Ketika pencuri itu melihat biksu kepala, ia berseru, "Diam! Jangan bergerak atau kubunuh!?
Biksu kepala berkata dengan lembut, "Pak, sumbangan di sana itu untuk orang yang membutuhkan. Jika Anda benar-benar membutuhkannya, ini kuncinya. Ambillah."
"Apa ini tipuan?" sergah pencuri itu.
Lalu biksu kepala dengan ramah memberikan kunci kotak sumbangan itu. Sambil terus mengawasi biksu kepala dan memegang pisau , pencuri itu mengosongkan isi kotak sumbangan ke dalam kantungnya.
Biksu kepala melihat pencuri itu begitu kurus dan pucat. Hatinya tergerak dan berkata, "Kapan terakhir kali Anda makan?"
"Bukan urusanmu!"
Biksu kepala berkata dengan lemah lembut, "Ada makanan yang tersisa di lemari. Masih ada kue dari tadi pagi di sana, tapi masih enak. Ambillah sendiri." Garong itu benar-benar lapar. Jadi ia mengambil kue, memakannya, lalu ia menguras makanan lainnya.yang ada dalam lemari.
Saat akan beranjak pergi, kembali pencuri itu mengancam, "Jangan panggil polisi, atau kutusuk kamu!"
"Mengapa saya harus memanggil polisi? Uang di kotak sumbangan itu memang untuk orang yang paling membutuhkannya seperti Anda. Saya tak akan lapor polisi, tapi setidaknya saya harus memberitahu para pengurus wihara besok. Pergilah dalam damai, dan pastikan Anda cukup makan, ada makanan lagi jika Anda mau."
Pencuri itu menatap biksu kepala dengan tatapan yang sangat aneh, sebelum ia melarikan diri.
Beberapa hari kemudian, garong itu tertangkap ketika merampok rumah lain dan kemudian dihukum penjara.
Sepuluh tahun kemudian, biksu kepala mendengar suara-suara lagi di tengah malam dari balairung wihara. la pergi memeriksanya. Kembali dia bertemu pencuri yang dulu pernah merampok wihara. Sambil memegang pisau besar, ia nyengir kepada kepala biara, ia berteriak girang, "Apa Anda ingat saya? Saya baru bebas kemarin!"
Biksu kepala berkata, "Oh, tentu saja .... Anda yang dulu datang."
"Ya, dan saya kembali lagi buat mencuri!"
"Ya. Ya. Ini kunci kotak sumbangannya. Ambillah apa yang Anda mau."
Akan tetapi, pencuri itu meluluhkan nada suaranya. la berkata,
"Simpan kunci itu. Terakhir kali saya datang kemari, saya mencuri hal yang salah." la lalu meletakkan pisaunya, menatap biksu kepala lekat-lekat, dan berkata, "Selama bertahun-tahun di penjara, saya selalu teringat akan wajah Anda. Andalah satu-satunya orang yang menunjukkan saya kebaikan dan kewelasan hati selama hidup saya. Apa yang kini benar-benar saya inginkan adalah kebaikan, cinta kasih, dan kedamaian Anda. Saya menyadari bahwa itulah yang rupanya benar-benar saya inginkan sedari dulu. Kini saya datang untuk mencuri itu. Mohon jadikan saya seorang biksu."[]
"𝙿𝚎𝚗𝚝𝚒𝚗𝚐 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚗𝚝𝚞 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚊𝚒𝚗, 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚍𝚘𝚊 𝚔𝚒𝚝𝚊, 𝚝𝚎𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚔𝚎𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙𝚊𝚗 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚜𝚎𝚑𝚊𝚛𝚒-𝚑𝚊𝚛𝚒. 𝙹𝚒𝚔𝚊 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚎𝚖𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚑𝚠𝚊 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚍𝚊𝚙𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚗𝚝𝚞 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚊𝚒𝚗, 𝚙𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚊𝚙𝚊𝚝 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚕𝚊𝚔𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚎𝚗𝚝𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚊𝚔𝚒𝚝𝚒 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊."
(Dalai Lama)
Dari buku
"SI CACING DAN KOTORAN KESAYANGANNYA 3!"