Kamis, 03 Agustus 2023

KEPALA BIKSU DAN PENCURI

 

"𝐊𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐦𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠𝐢𝐦𝐮, 𝐠𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚. 𝐁𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐡𝐚𝐥 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐞𝐦𝐮 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐢𝐭𝐮."

Ada sebuah kisah itu mengenai biksu kepala sebuah wihara. Biksu kepala itu terbangun karena ia mendengar ada suara di balairung utama. Saat mendekat ada seorang pencuri sedang membongkar gembok kotak sumbangan.

Ketika pencuri itu melihat biksu kepala, ia berseru, "Diam! Jangan bergerak atau kubunuh!?

Biksu kepala berkata dengan lembut, "Pak, sumbangan di sana itu untuk orang yang membutuhkan. Jika Anda benar-benar membutuhkannya, ini kuncinya. Ambillah."

"Apa ini tipuan?" sergah pencuri itu.

Lalu biksu kepala dengan ramah memberikan kunci kotak sumbangan itu. Sambil terus mengawasi biksu kepala dan memegang pisau , pencuri itu mengosongkan isi kotak sumbangan ke dalam kantungnya.

Biksu kepala melihat pencuri itu begitu kurus dan pucat. Hatinya tergerak dan berkata, "Kapan terakhir kali Anda makan?"

"Bukan urusanmu!"

Biksu kepala berkata dengan lemah lembut, "Ada makanan yang tersisa di lemari. Masih ada kue dari tadi pagi di sana, tapi masih enak. Ambillah sendiri." Garong itu benar-benar lapar. Jadi ia mengambil kue, memakannya, lalu ia menguras makanan lainnya.yang ada dalam lemari.

Saat akan beranjak pergi, kembali pencuri itu mengancam, "Jangan panggil polisi, atau kutusuk kamu!"

"Mengapa saya harus memanggil polisi? Uang di kotak sumbangan itu memang untuk orang yang paling membutuhkannya seperti Anda. Saya tak akan lapor polisi, tapi setidaknya saya harus memberitahu para pengurus wihara besok. Pergilah dalam damai, dan pastikan Anda cukup makan, ada makanan lagi jika Anda mau."

Pencuri itu menatap biksu kepala dengan tatapan yang sangat aneh, sebelum ia melarikan diri. 

Beberapa hari kemudian, garong itu tertangkap ketika merampok rumah lain dan kemudian dihukum penjara.

Sepuluh tahun kemudian, biksu kepala mendengar suara-suara lagi di tengah malam dari balairung wihara. la pergi memeriksanya. Kembali dia bertemu pencuri yang dulu pernah merampok wihara. Sambil memegang pisau besar, ia nyengir kepada kepala biara, ia berteriak girang, "Apa Anda ingat saya? Saya baru bebas kemarin!"

Biksu kepala berkata, "Oh, tentu saja .... Anda yang dulu datang."

"Ya, dan saya kembali lagi buat mencuri!"

"Ya. Ya. Ini kunci kotak sumbangannya. Ambillah apa yang Anda mau."

Akan tetapi, pencuri itu meluluhkan nada suaranya. la berkata, 

"Simpan kunci itu. Terakhir kali saya datang kemari, saya mencuri hal yang salah." la lalu meletakkan pisaunya, menatap biksu kepala lekat-lekat, dan berkata, "Selama bertahun-tahun di penjara, saya selalu teringat akan wajah Anda. Andalah satu-satunya orang yang menunjukkan saya kebaikan dan kewelasan hati selama hidup saya. Apa yang kini benar-benar saya inginkan adalah kebaikan, cinta kasih, dan kedamaian Anda. Saya menyadari bahwa itulah yang rupanya benar-benar saya inginkan sedari dulu. Kini saya datang untuk mencuri itu. Mohon jadikan saya seorang biksu."[]

"𝙿𝚎𝚗𝚝𝚒𝚗𝚐 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚗𝚝𝚞 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚊𝚒𝚗, 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚍𝚘𝚊 𝚔𝚒𝚝𝚊, 𝚝𝚎𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚔𝚎𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙𝚊𝚗 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚜𝚎𝚑𝚊𝚛𝚒-𝚑𝚊𝚛𝚒. 𝙹𝚒𝚔𝚊 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚎𝚖𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚑𝚠𝚊 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚍𝚊𝚙𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚗𝚝𝚞 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚊𝚒𝚗, 𝚙𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚊𝚙𝚊𝚝 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚕𝚊𝚔𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚎𝚗𝚝𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚊𝚔𝚒𝚝𝚒 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊."

(Dalai Lama)

Dari buku

"SI CACING DAN KOTORAN KESAYANGANNYA 3!"

PIKIRKAN....

"𝙳𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚋𝚎𝚛𝚊𝚗𝚒𝚊𝚗 𝙰𝚗𝚍𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚗𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚊𝚖𝚋𝚒𝚕 𝚛𝚒𝚜𝚒𝚔𝚘, 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚗𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚊𝚋𝚍𝚒𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚛𝚒, 𝚍𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚗𝚒 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚗𝚍𝚊𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚛𝚒.𝙺𝚎𝚋𝚎𝚛𝚊𝚗𝚒𝚊𝚗 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚏𝚘𝚗𝚍𝚊𝚜𝚒 𝚒𝚗𝚝𝚎𝚐𝚛𝚒𝚝𝚊𝚜."

Sekelompok anak sedang bermain didekat percabangan rel kereta api. Diantara mereka, hanya seorang yang bermain di jalur kereta api yang tidak terpakai.

Andai saya berdiri tidak jauh dari mereka dan didekat saya ada tuas pemindah rel, maka saya tidak akan pindahkan rel kearah jalur dimana satu orang sedang bermain.

Saya yakin kelompok yang bermain dijalur kereta yang terpakai akan mendengar bunyi peluit kereta sehingga mereka bisa menyingkir. Seorang anak yang bermain pada jalur yang tidak terpakai adalah sudah benar, jadi tidak perlu dikorbankan untuk banyak anak yang berada di tempat yang tidak semestinya.[]

"𝑺𝒂𝒂𝒕 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒂𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒌𝒆𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒂𝒏 𝒊𝒕𝒖 𝒑𝒆𝒏𝒖𝒉 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒑𝒖𝒕𝒖𝒔𝒂𝒏-𝒌𝒆𝒑𝒖𝒕𝒖𝒔𝒂𝒏 𝒔𝒖𝒍𝒊𝒕 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒅𝒊𝒃𝒖𝒂𝒕, 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒎𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒂𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒌𝒆𝒑𝒖𝒕𝒖𝒔𝒂𝒏-𝒌𝒆𝒑𝒖𝒕𝒖𝒔𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒓𝒈𝒆𝒔𝒂-𝒈𝒆𝒔𝒂 𝒔𝒆𝒓𝒊𝒏𝒈 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒌𝒆𝒑𝒖𝒕𝒖𝒔𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉"


Dari buku

KOIN EMAS DI TEPI JALAN



Selasa, 25 Juli 2023

KOMPETISI KEPITING

"𝘗𝘦𝘳𝘴𝘢𝘪𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘩𝘦𝘣𝘢𝘵 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘥𝘪𝘣𝘢𝘯𝘨𝘶𝘯 𝘥𝘪 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘬𝘦𝘣𝘦𝘯𝘤𝘪𝘢𝘯. 𝘔𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘥𝘪𝘣𝘢𝘯𝘨𝘶𝘯 𝘥𝘪 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘩𝘰𝘳𝘮𝘢𝘵, 𝘥𝘪 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘩𝘰𝘳𝘮𝘢𝘵 𝘵𝘦𝘳𝘩𝘢𝘥𝘢𝘱 𝘬𝘦𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘭𝘢𝘯."

(Mike Krzyzewski)


Tidak seperti spesies yang ada di air payau, kepiting sawah mempunyai ukuran tubuh yang lebih kecil. Namun ada juga yang menjadikan kepiting sawah ini sebagai menu makanan. Cara memperolehnya juga lebih mudah. Dengan membawa keranjang, pada malam hari, kepiting dengan mudah ditangkap dan dimasukkan kedalam keranjang. Kalau kepiting payau setelah ditangkap kemudian diikat lalu dimasukkan kedalam wadah.

Berbeda dengan kepiting sawah!

Satwa ini cukup dimasukkan kedalam keranjang setelah ditangkap, karena para penangkap kepiting tahu persis bahwa kepiting lselalu berusaha untuk meloloskan diri dari wadah. Namun, mereka tahu betul sifat dasar kepiting. Apabila salah seekor kepiting berusaha meloloskan diri keluar dari wadah, kepiting lainnya berusaha pula dengan keras menariknya lagi untuk kembali kedasar wadah. Begitu seterusnya sehingga tidak ada seekor pun yang berhasil keluar dari tempatnya...

Kompetisi yang tidak sehat!

Semestinya kita bergembira merespon rekan kita yang berhasil dalam usaha. Bukan sebaliknya, kita berpikir negatif bahwa usaha mereka tidak jujur, memanfaatkan fasilitas atau hal negatif lain.

Dalam hal ini, tidak berarti kita dilarang berkompetisi dalam bisnis maupun bentuk lainnya. Tentu saja yang menjadi tuntutan adalah bagaimana cara kita menjalankannya. Sesungguhnya yang utama bukanlah kemenangan.

Adapun yang terpenting dari itu semua adalah seberapa jauh kita bisa mengembangkan diri seutuhnya. Jika kita berkembang, bisa jadi kita adalah bagian dari sebuah kemenangan, dan bisa juga bagian dari sebuah kekalahan dalam suatu persaingan. Namun, yang pasti kita adalah pemenang dalam kehidupan ini karena mampu berkembang dan bertumbuh dengan benar.[]


Dari buku

"MENGAPA TIDAK SECERDAS SIPUT?" Menggali Hikmah dari Kehidupan Binatang



PENYEMBAHAN

Narada adalah seorang bijaksana dari India. Dia sangat menaruh bakti pada Dewa Hari.

Demikian besar baktinya hingga suatu saat dia tergoda untuk berpikir tidak ada di dunia ini yang mencintai Tuhan melebihi dirinya.

Dewa Hari membaca hati Narada dan berkata "Narada, pergilah ke sebuah tempat ditepi sungai Gangga. Seorang penyembahku diam disana. Hidup disampingnya akan baik bagimu".

Pergilah Narada ke tempat petani itu tinggal dan melihat kegiatan yang dilakukannya.

Usai bangun di pagi hari, petani itu menyebut nama Hari satu kali lalu berangkat ke sawah untuk membajak tanah sepanjang hari.

Pulang dari sawah, setelah istirahat dan menjelang tidur, kembali petani itu menyebut Dewa Hari sekali lagi.

Narada berpikir "bagaimana mungkin petani ini bisa berbakti kepada Dewa Hari? Kulihat sepanjang hari dia bekerja sibuk dengan urusan duniawi"

Lalu dia kembali menghadap Dewa Hari untuk menanyakan hal tersebut.

"Isilah mangkok ini penuh dengan susu, lalu bawalah keliling kampung dan kembalilah ketempat semula tanpa menumpahkan setetes pun" perintah Dewa Hari.

Narada pun melakukan apa yang diperintahkan.

"Berapa kali kau mengingatku selama berkeliling kampung, Narada?"

"Tak sekalipun, Dewa Hari" kata Narada " Bagaimana aku akan mengingatmu, kalau kau menyuruh menjaga agar susunya tidak tumpah?"

Dewa Hari berkata "Mangkuk itu menguasai pikiranmu hingga engkau melupakanku sama sekali. Akan tetapi, lihat petani itu. Meskipun dibebani tugas dunianya, ia mengingatku".[]

"𝑩𝒆𝒕𝒂𝒑𝒂 𝒔𝒆𝒓𝒊𝒏𝒈𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒍𝒂𝒌𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑻𝒖𝒉𝒂𝒏. 𝑲𝒊𝒕𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒍𝒂𝒌𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒅𝒊𝒍𝒂𝒌𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒉𝒂𝒅𝒂𝒑 𝑻𝒖𝒉𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂. 𝑷𝒂𝒅𝒂𝒉𝒂𝒍 𝒕𝒂𝒏𝒑𝒂 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒏𝒈𝒆𝒕𝒂𝒉𝒖𝒂𝒏 𝒌𝒊𝒕𝒂, 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒅𝒊 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒅𝒖𝒏𝒊𝒂 𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒌𝒆𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂, 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒕𝒖𝒍𝒖𝒔 𝒅𝒐𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒓𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂."


Dari buku

Soulburger

The Taste of Pure Inspiration

Kisah dan Inspirasi Bergizi Untuk Menarik Unsur-unsur Positif ke Dalam Jiwa Anda



POTONGAN KEEMPAT

 

"𝐊𝐞𝐰𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐛𝐞𝐫𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐬𝐞𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐲𝐚𝐧𝐢 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐢𝐧, 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐮𝐚𝐬𝐚, 𝐦𝐞𝐦𝐞𝐫𝐢𝐧𝐭𝐚𝐡, 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐣𝐮𝐬𝐭𝐫𝐮 𝐦𝐞𝐦𝐩𝐞𝐫𝐤𝐚𝐲𝐚 𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢. 𝐉𝐚𝐛𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐰𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐛𝐞𝐫𝐢 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐧𝐭𝐮 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐢𝐧 (𝐩𝐞𝐧𝐠𝐢𝐤𝐮𝐭)"

(Parlindungan Marpaung)

Suatu eksperimen sederhana dilakukan pada orang-orang yang biasa dengan tujuan untuk melihat sejauh mana peran sebuah wewenang.

Dari relawan yang ada dibuat beberapa kelompok dimana tiap kelompok berisi tiga orang. Masing-masing kelompok mendapat tugas kecil dan harus menulis laporan. Dua orang dalam kelompok ditugaskan menulis laporan, sedangkan anggota ketiga ditugaskan memeriksa untuk memastikan kedua temannya menulis laporan dengan benar.

Sederhananya, orang ketiga berada dalam posisi yang berwenang. Fokus utama penelitian ini adalah ketika sepiring kue kering dan kopi dihidangkan pada kelompok tersebut karena pekerjaan mereka yang berat. Mereka tidak menyadari bahwa kue ini sesungguhnya adalah bagian dari eksperimen, bukan sekadar suguhan. Terdapat empat potong kue dalam sebuah piring, sementara hanya ada tiga orang dalam tiap kelompok.

Pada umumnya, tidak akan ada orang yang mengambil kue terakhir. Namun kue keempat itu justru yang menarik. Ternyata setelah diamati, yang mengambil kue keempat selalulah orang yang ditugaskan memeriksa anggota lainnya-si pengawas, yang berwenang! Mereka selalu berpikir bahwa mereka layak mendapatkan kue keempat.


Hal menarik lainnya, ketika pengawas makan dua potong kue, sementara yang lain hanya makan satu, dia akan mencecerkan remah kue di mana-mana. Mereka tidak akan memiliki etika yang baik dalam makan. Sebab mereka menyadari bahwa ketika mereka ada dalam posisi berwenang, peraturan tidak berlaku bagi mereka dan mereka layak mendapatkan lebih dari orang lain.

Hal lain yang ditunjukkan pada penelitian ini adalah kenyataan bahwa orang-orang yang berwenang berpikir bahwa mereka mengetahui segala sesuatu yang terjadi, padahal kadang dia hanya tahu sedikit sekali apa yang terjadi.

Kewenangan bersama....

Dalam sebuah komunitas atau demokrasi, kita tidak hanya memikirkan diri sendiri, namun berpikir mengenai "Anda", mengenai "kita". Bukan Anda yang bertanggung jawab, bukan pula saya, "kita"-lah yang bertanggung jawab. Tak peduli apakah Anda adalah seorang CEO atau bukan, kita harus punya kesadaran bahwa kita berbagi kewenangan dan tanggung jawab yang setara.

Tidak ada seorang pun yang di depan atau di belakang. Kita berjalan bersama bahu membahu. Jika kita bisa melakukan hal ini, kesulitan mungkin akan berkurang.[]


Dari buku

"SI CACING DAN KOTORAN KESAYANGANNYA 2!"

MUSAFIR YANG SELALU MENGELUH

 

"𝙳𝚊𝚛𝚒𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚑𝚒𝚝𝚞𝚗𝚐 𝚔𝚎𝚜𝚞𝚔𝚊𝚛𝚊𝚗𝚖𝚞, 𝚌𝚘𝚋𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚞𝚖𝚕𝚊𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚔𝚊𝚝-𝚋𝚎𝚛𝚔𝚊𝚝 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚎𝚕𝚊𝚑 𝙰𝚗𝚍𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊"

(Dr.Geoffrey Still)

Bersama kuda kesayangannya, musafir itu mengadakan perjalanan yang jauh. Selain barang dagangan, ia juga membawa domba untuk dijual, obor untuk penerangan di malam hari.

Di perjalanan terjadi percakapan antara kuda dan tuannya tentang sifat Tuhan.

"Tuhan itu baik. Dia selalu menyertai ke manapun kita pergi" ujar kudanya.

"Aku tidak yakin dengan perkataanmu itu" kata musafir dengan sinis "Lihat saja nanti. Tuhan itu hanya tinggal diatas langit, jadi tidak mungkin Dia menyertai perjalanan kita".

Menjelang senja mereka tiba di sebuah kampung. Mereka berharap bisa ikut beristirahat semalam sebelum meneruskan perjalanan. Namun penduduk kampung itu tidak mau menerima dan mengusirnya.

Mendapat perlakuan kasar itu, musafir itu berkata kepada kudanya "Apa kataku? Tuhan tidak menyertai kita. Buktinya mereka tidak mau menerima kita untuk beristirahat"

Karena tidak ada tempat lagi, akhirnya musafir dan kudanya menginap di hutan. Musafir lalu memasang tenda untuk beristirahat. Kudanya menghibur "Pasti menurut Tuhan bermalam di hutan ini adalah yang terbaik bagi kita"

Waktu malam terdengar auman binatang buas. Ternyata seekor serigala telah menerkam dombanya. Musafir itu segera lari dan memanjat sebuah pohon untuk berlindung.

Dari atas pohon, kembali musafir berkata kepada kudanya "Masih beranikah kamu mengatakan Tuhan itu baik?. Kita diusir orang kampung, menginap di hutan dan domba yang akan kujual dimangsa serigala"

Kuda itu berkata "Tuan mesti bersyukur dan melindungi kita. Kalau aku yang diterkam serigala Tuan akan menyesal, karena tidak sanggup membawa bawaan yang banyak"

Musafir itu masih ada di pohon saat sebuah hembusan angin memadamkan obor untuk penerang dan penghangat yang dipegangnya.

Kembali musafir itu mengeluh "Nampaknya kebaikan Tuhan sudah cukup terbukti malam ini".

Keesokan harinya, musafir itu mengemasi barangnya untuk melanjutkan perjalanan. Saat melewati kampung kemarin, nampak keadaan yang porak-poranda. Seorang penduduk mengatakan bahwa semalam telah terjadi perampokan yang menjarah seluruh kampung.

"Telah terbukti bahwa Tuhan itu memang baik karena jika tadi malam kita menginap di kampung, barang-barang tuan akan ikut dijarah. Dan kalau angin kencang tidak memadamkan obor tuan, para perampok itu akan mengetahui keberadaan kita dan mengambil barang-barang kita" kata kudanya.

Sang musafir lalu sadar dan menangis karena sepanjang jalan hanya bisa mengeluh tentang keberadaan Tuhan.[]

"𝑲𝒂𝒕𝒂-𝒌𝒂𝒕𝒂 𝒑𝒐𝒔𝒊𝒕𝒊𝒇 𝒎𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒍𝒂𝒏𝒈𝒔𝒖𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒖𝒃𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒂𝒅𝒂𝒂𝒏, 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒊 𝒔𝒖𝒂𝒔𝒂𝒏𝒂 𝒉𝒂𝒕𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒃𝒂𝒊𝒌. 𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒖𝒄𝒂𝒑𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒕𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒄𝒂𝒖, 𝒑𝒖𝒕𝒖𝒔𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒋𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒕𝒂-𝒌𝒂𝒕𝒂 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒅𝒊𝒂𝒎"


Dari buku

INSPIRASI 5 MENIT

81 Bacaan Ringan untuk Menjadi Lebih Baik

Kamis, 20 Juli 2023

MENYAMBUT PERUBAHAN

 



"𝙱𝚎𝚋𝚎𝚛𝚊𝚙𝚊 𝚙𝚎𝚛𝚞𝚋𝚊𝚑𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚒𝚑𝚊𝚝 𝚗𝚎𝚐𝚊𝚝𝚒𝚏 𝚍𝚒 𝚙𝚎𝚛𝚖𝚞𝚔𝚊𝚊𝚗, 𝚝𝚎𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚐𝚎𝚛𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚊𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚋𝚊𝚑𝚠𝚊 𝚛𝚞𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚎𝚍𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒𝚌𝚒𝚙𝚝𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙𝚖𝚞 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚜𝚎𝚜𝚞𝚊𝚝𝚞 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚊𝚛𝚞 𝚖𝚞𝚗𝚌𝚞𝚕." 
(Eckhart Tolle)



Jam tangan adalah Swiss, dan Swiss identik dengan jam tangan. Mungkin ini pernyataan yang menunjukkan jam tangan Swiss yang sangat terkenal di dunia.
Dari awal tahun 1900 sampai dengan tujuh dasa warsa kemudian, Swiss merupakan negara pembuat jam tangan terbanyak di dunia. Pada saat itu, 80% jam di dunia adalah buatan para pengrajin Swiss. 
Ketika jam tangan digital dipatenkan pada tahun 1967, pembuat jam tangan di Swiss menolaknya. Mereka menolak perubahan karena mereka begitu bangganya akan ketepatan jam tangan tradisional yang telah bertahan lebih dari ratusan tahun. Namun satu hal yang tidak diketahui oleh para pembuat jam tangan ini bahwa dunia telah siap akan perubahan menuju era digital. Sebuah perusahaan baru Jepang yang bernama Seiko dengan terbuka menyambut datangnya perubahan. Bahkan Seiko mengambil langkah berani dengan membeli hak paten jam tangan digital. Hasilnya membuat dunia benar-benar tersentak. Akibat merajainya Seiko pada industri jam tangan digital dunia, sekitar 50.000 dari 67.000 tenaga pembuat jam tangan Swiss kehilangan pekerjaan karena menolak perubahan.
Perubahan yang menyakitkan harus dilalui pembuat jam tangan Swiss sebelum akhirnya menyadari bahwa gelombang perubahan telah datang, karena sekarang 80% jam dunia menggunakan sistem digital. Dengan usaha keras menyambut perubahan, lahirlah jam tangan Swatch; sebuah jam tangan digital dari Swiss yang merupakan hasil dari sebuah proses pembelajaran yang berharga.[]

"𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒖𝒃𝒂𝒉, 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒖𝒎𝒃𝒖𝒉. 𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒖𝒎𝒃𝒖𝒉, 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓-𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑"
(Gail Sheehy)

Dari buku
"WARRIOR" The Art of Winning the Battle of Success

ADA YANG LEBIH HEBAT

 “𝑺𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌-𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏.”  (Hadits Riway...