أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا۟ ٱلْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوْا۟ مِن قَبْلِكُم ۖ مَّسَّتْهُمُ ٱلْبَأْسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوا۟ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصْرُ ٱللَّهِ ۗ أَلَآ إِنَّ نَصْرَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ
"Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, 'Bilakah datangnya pertolongan Allah?' Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat"
(Al-Baqarah [2]: 214)
Namanya Abdul Majid.
Pria lajang berumur 27 tahun ini mendirikan sekolah gratis bagi anak-anak yatim di kampungnya, sehingga oleh orang kampung dipanggil dengan sebutan Tuan Guru.
Suatu saat Abdul Majid menemui kawannya, Ustadz Burhan.
"Bang Haji, saya pernah janji kepada anak-anak kalau mereka naik kelas dengan nilai yang bagus akan saya bawa jalan-jalan ke Jakarta. Setelah saya hitung-hitung biaya untuk itu besarnya tiga setengah juta. Dan ternyata mereka naik kelas semua meski rapot dibagikan hari Jum'at. Rencananya hari Sabtunya kita berangkat jalan-jalan. Bang Haji bisa pinjemin saya uang untuk itu?"
Sambil tersenyum dan menghibur ustadz Burhan berkata
"Begini, urusan uang tiga setengah juta itu gampang nyarinya. Asal elo dan gua malam ini dan besok mau ngerjain tiga hal: tahajud malam ini, berdoa sungguh-sungguh, punya berapa duit ente di kantong?"
"Ada sih 250 ribu" kata Abdul Majid.
Kata ustadz Burhan "sedekahkan 100 ribu"
"Disedekahin ke antum?"
"Nggak, kesiapa saja yang ente mau. Insya Allah kalo tiga hal tadi ente kerjain, Allah bakal ngedatengin uang yang kita perlukan. Asal kita yakin Allah bakal nolong"
Masih belum yakin, Abdul Majid bertanya "Emangnya bener kalau saya kerjain 3 hal tadi, saya bisa dapat duit Jumat pagi?"
"Jangankan Jum'at pagi, besok pagi pun kalo Allah mau pasti uang kita dapetin. Yang penting yakin dan kerjain 3 hal tadi" Ustadz Burhan sekali lagi meyakinkan.
Kamis, 28 Juni 2007 pukul 13.00 Abdul Majid mengirim SMS ke nomor Ustadz Burhan "Assalamualaikum. Sdh siang gini saya blm dapet 3,5 jt. Padahal sdh shodaqoh. Ada cara lain gak?"
Dari SMS itu, Ustadz Burhan tahu bahwa Abdul Majid sedang panik, maka dia membalas "Kalo udah sedekah sekarang doa aja yg singguh² dan bertawakal... pasti Allah tolong"
Lama tidak ada balasan SMS, Ustadz Burhan mengira Abdul Majid sudah beres urusannya.
Pukul 19.56 kembali SMS masuk ke nomor Ustadz Burhan, dari Abdul Majid "Astaghfirullahal'adzim. Kira² dosa saya apa ya? Doa saya gak diqobul"
Kali ini Ustadz Burhan ikut panik. Padahal besok sudah hari Jum'at. Hal yang membuatnya panik adalah bahwa dirinya telah menggiring Abdul Majid untuk masuk ke jalan Allah demi menyelesaikan masalahnya. Ustadz Burhan khawatir, andai saja pertolongan Allah tidak datang, pasti keyakinan Abdul Majid kepada Allah akan berkurang. Lama ustadz Burhan berdoa kepada Allah agar Dia berkenan memudahkan urusan Abdul Majid. Usai hatinya tenang, dia balas SMS "Allah gak buta dan tuli. Dia ngeliat dan ngedenger apa yg kita perluin. Terus saja berdoa dan tawakal! Saya juga berdoa semoga urusan ini akan dpt pertolongan"
Abdul Majid tidak mengirim balasan. Ustadz Burhan mengira jangan-jangan ia sudah tidak percaya lagi dengan kekuatan doa. Maka ustadz Burhan pun terus mendoakan Abdul Majid dan urusannya.
Jum'at, 29 Juni 2007
Ustadz Burhan mendengar dering masuk di hapenya. Tapi karena dia sedang berada di kendaraan umum, maka panggilan itu tidak diangkat.
Begitu turun dari kendaraan yang ditumpangi, sekali lagi hapenya berdering. Langsung saja panggilan itu diangkat tanpa melihat nomor telpon pada layarnya. Baru akan mengucap salam, terdengar suara gembira di seberang "Bang Haji, Alhamdulillah, Alhamdulillah!. Ini Majid, saya sudah dapat duit tiga setengah juta itu. Bukan pinjem lagi, kebetulan ada yang ngasih, Alhamdulillah"
Mendengar itu, Ustadz Burhan bersyukur "Bagaimana ceritanya bisa dapat duit itu?"
"Entar saya datang ke rumah Bang Haji deh, biar bisa cerita selengkapnya. Sekarang saya mau pulang ke kampung dulu, ngejar pembagian rapot. Mudah-mudahan besok pagi bisa bawa anak-anak main ke Jakarta"
Telpon ditutup. Kini tinggal Ustadz Burhan bertanya-tanya darimana Allah mendatangkan pertolongan itu?
Belakangan beliau tahu dari seseorang bahwa bupati tempat Abdul Majid berada memberikan bantuan kepada sekolahnya persis sebesar uang yang dibutuhkan oleh Abdul Majid.
Sungguh pertolongan Allah datang, jangan mengeluh.
Dari buku
CAHAYA LANGIT.H
idup tak selamanya hitam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar