“π»πππππ ππππ πππππ π ππππ π ππππππ πππππππ ππππ πππππ πππππππ, π π ππππ ππππ πππππ ππππππ πππππππ, π ππ π π πππππππ ππππ πππππ πππππππ ππ π πππππ πππππ ππππππππ"
(Pablo Picasso)
Monty Roberts adalah pemuda yang merupakan anak pelatih kuda yang pergi dari satu kandang ke kandang yang lain, dari satu jalur pacuan ke jalur pacuan yang lain, dari satu tanah pertanian ke tanah pertanian yang lain dan dari satu peternakan ke peternakan yang lain, melatih kuda. Kesibukannya itu membuat pelajaran SMA terus-menerus terganggu. Ketika duduk di bangku akhir, ia diminta untuk menyusun tulisan tentang apa cita-citanya bila ia dewasa.
Malam itu ia menulis karangan setebal tujuh halaman yang memaparkan tujuannya untuk memiliki suatu peternakan kuda pada suatu saat. Ia menjabarkan impiannya secara terperinci, bahkan menggambar sebuah sketsa tentang peternakan seluas dua ratus ekar (acre), yang memperlihatkan lokasi seluruh bangunan, kandang dan jalur pacuan. Monty juga melukis denah yang mendetil untuk rumah seluas empat ribu kaki persegi yang akan terletak di peternakan impiannya.
Pada keesokan harinya ia menyerahkan karangan itu kepada gurunya. Dua hari kemudian ia menerima tulisannya kembali. Di halaman depan tertera huruf F besar dengan catatan yang berbunyi, "Tunggu saya usai jam pelajaran".
Monty pergi menemui gurunya sehabis jam sekolah dan bertanya, "Mengapa saya mendapat nilai F?"
Guru itu berkata, "Ini adalah impian yang tidak realistis untuk anak muda seperti kamu. Kamu tidak punya uang, datang dari keluarga yang berpindah-pindah. Peternakan kuda menuntut banyak uang. Kamu harus membeli tanah, kuda bibit yang asli, kemudian kamu juga harus mengeluarkan biaya untuk kuda pejantan yang mahal. Kamu sama sekali tak akan pernah dapat melakukannya." Lantas si guru menambahkan, "Kalau kamu mau menulis ulang karangan ini dengan tujuan yang lebih membumi, aku akan meninjau kembali nilaimu."
Anak laki-laki itu pulang dan berpikir keras lama sekali tentang hal itu. la bertanya kepada Ayahnya mengenai apa yang sebaiknya ia tempuh.
"Camkan, Nak, kamu harus membulatkan tekadmu tentang ini. Bagaimanapun, aku pikir ini adalah keputusan yang sangat penting bagimu", demikian kata ayahnya
Akhirnya, setelah menimbang-nimbang selama seminggu, anak itu menyetorkan tulisan yang sama, tidak membuat perubahan sedikit pun. Ia berkata, "Anda dapat mempertahankan nilai F itu dan saya akan mempertahankan impian saya."
Waktu berlalu,...
Guru sekolah itu membawa tiga puluh orang anak berkemah di tanah peternakan yang didalamnya terdapat rumah seluas empat ribu kaki persegi di tengah-tengah peternakan kuda seluas dua ratus ekar (acre) milik Monty Roberts. Diatas perapian dalam rumah, makalah tentang impian Monty terbingkai dengan rapih.
Ketika akan pulang, guru itu berkata, "Begini, Monty, aku dapat mengatakannya kepadamu sekarang. Sewaktu menjadi gurumu, aku merupakan semacam pencuri cita-cita. Sepanjang tahun-tahun itu aku telah mencuri banyak impian anak-anak. Untungnya kamu punya cukup inisiatif untuk tidak melepaskan impian-impianmu."
Jangan biarkan siapa pun mencuri impian-impian Anda. Turuti kata hati Anda, apa pun yang terjadi.[]
Dari buku
"CHICKEN SOUP FOR THE SOUL" Menjadi 'Kaya' dan Bahagia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar