"𝐌𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐩𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚𝐚𝐧 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐛𝐚𝐠𝐢𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐩𝐞𝐦𝐛𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫𝐚𝐧. 𝐁𝐞𝐠𝐢𝐭𝐮 𝐩𝐮𝐥𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐤𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡𝐚𝐧."
(Nancy Gibbs)
Pembantaian My Lai atau My Lai Massacre adalah pembunuhan massal yang dilakukan pasukan Amerika di Vietnam Selatan. Di Distrik Son Tinth tersebut, sekelompok tentara dibawah pimpinan letnan William Calley menyerbu sebuah desa dengan perintah membunuh semua pria, wanita maupun anak-anak.
Kejadian pada 16 Maret 1968 itu adalah sebuah kejahatan perang yang kemudian menyeret sang komandan kedepan mahkamah militer dan memenjarakannya.
Tigapuluh tahun kemudian, sebuah perusahaan televisi berupaya melacak sebanyak mungkin prajurit yang bisa mereka temukan, untuk melihat dampak dari perbuatan seperti itu terhadap kehidupan mereka.Hasilnya adalah para prajurit itu mengalami masalah sosial, psikologis, dan hubungan antar-manusia yang sangat besar.
Hanya satu orang yang tidak mengalaminya, orang itu hidup bahagia. la adalah prajurit berkulit hitam yang masuk militer karena ingin meninggalkan hidup miskin. la nyaris tak berpendidikan, namun ketika perintah datang dari komandannya untuk membunuh semua penduduk desa.
Ia menolak melakukannya, meski tahu bahwa pembangkangan demikian akan berarti 2-3 tahun hukuman dalam penjara militer yang jauh lebih buruk ketimbang penjara sipil. la tahu hukuman apa yang menantinya, namun ia tidak tega melakukannya.
"Mengapa dahulu Anda tidak melakukannya? Mengapa Anda tidak bisa menyerbu dan menembak orang? Itu kan perintah." Tanya wartawan
la menjawab, "Saya hanya tahu bahwa ini salah." la tidak bisa mengatakan kenapa, namun nuraninya mengatakan bahwa ia tidak bisa melakukan hal ini. la memang masuk penjara militer selama 2-3 tahun, namun sepanjang sisa hidupnya, ia hidup bahagia.[]
"𝑲𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒚𝒂, 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒖𝒎𝒃𝒖𝒉."
(Hugh Prather)
Dari buku
"Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar