Sabtu, 15 April 2023

𝙆𝙀𝙉𝙄𝙆𝙈𝘼𝙏𝘼𝙉 𝙎𝙀𝙈𝙐

 

Suku Eskimo yang mendiami Kutub Utara memiliki teknik yang unik untuk berburu serigala sebagai santapan hariannya. Mereka menggunakan pisau yang sangat tajam, lalu merendamnya di dalam darah hewan lain. Darah yang menyelimuti pisau itu mereka biarkan membeku. Selanjutnya pisau yang sudah dilumuri darah beku tersebut, ditanam di dataran tinggi tempat serigala sering bermain. Pisau itu sendiri ditanam dengan posisi bagian ujung (mata pisau) mencuat ke atas.

Dengan trik seperti itu, acapkali serigala datang dan mengendus-endus bau darah yang menyelimuti pisau tersebut. Tentu saja, mata pisau yang tajam dengan sendirinya melukai lidah si serigala.

Walaupun demikian, udara yang dingin membuat sang serigala tidak merasa sakit, meski ia menjilati pisau yang tajam dan darahnya sendiri. Lama kelamaan serigala mati lemas karena kehabisan darah. Selanjutnya dapat ditebak!. Suku Eskimo dapat dengan mudah membawa serigala itu untuk dijadikan santapan.


𝐊𝐢𝐫𝐚𝐧𝐲𝐚, 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧 "𝐤𝐞𝐡𝐚𝐛𝐢𝐬𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐫𝐚𝐡" 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐢𝐛𝐚𝐭 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐚𝐤𝐭𝐢𝐯𝐢𝐭𝐚𝐬 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐝𝐚𝐭𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐧𝐢𝐤𝐦𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐮. 𝐓𝐨𝐡 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚 𝐢𝐧𝐢, 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐧𝐢𝐤𝐦𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐭𝐚𝐰𝐚𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐮𝐧𝐢𝐚 𝐤𝐞𝐣𝐚𝐡𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐚𝐢 𝐩𝐞𝐧𝐲𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐧. 𝐌𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠, 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢𝐩𝐮𝐧 𝐭𝐚𝐦𝐩𝐚𝐤𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐢𝐛𝐮𝐫, 𝐧𝐚𝐦𝐮𝐧 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮𝐢 𝐩𝐞𝐫𝐛𝐮𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐚𝐢 𝐩𝐞𝐧𝐲𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐧.


𝙸𝚝𝚞𝚕𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚋𝚗𝚢𝚊 𝚋𝚊𝚐𝚒 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚒𝚋𝚊𝚝, 𝚙𝚒𝚔𝚒𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚒𝚔-𝚋𝚊𝚒𝚔. 𝙰𝚙𝚊𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚋𝚊𝚐𝚒 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚞𝚕𝚊𝚒 "𝚖𝚎𝚗𝚐𝚎𝚗𝚍𝚞𝚜-𝚎𝚗𝚍𝚞𝚜". 𝙰𝚍𝚊 𝚋𝚊𝚒𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚜𝚎𝚐𝚎𝚛𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚙𝚒𝚔𝚒𝚛 𝚋𝚊𝚑𝚠𝚊 𝚊𝚍𝚊 𝚑𝚊𝚕 𝚕𝚊𝚒𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚒𝚏𝚊𝚝 𝚑𝚊𝚕𝚊𝚕 𝚜𝚎𝚛𝚝𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚖𝚘𝚛𝚊𝚕. 𝚂𝚎𝚍𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚐𝚒 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚖𝚞𝚕𝚊𝚒 "𝚖𝚎𝚗𝚓𝚒𝚕𝚊𝚝𝚒", 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚎𝚗𝚝𝚒𝚕𝚊𝚑 𝚍𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚋𝚊𝚕𝚒𝚔𝚕𝚊𝚑 𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚊𝚓𝚊𝚛𝚊𝚗 𝚊𝚐𝚊𝚖𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒𝚊𝚗𝚞𝚝𝚗𝚢𝚊. 𝙸𝚗𝚐𝚊𝚝𝚕𝚊𝚑 𝚝𝚎𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐 𝚙𝚎𝚛𝚊𝚝𝚞𝚛𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚐𝚊𝚕𝚒 𝚕𝚞𝚋𝚊𝚗𝚐, "𝙹𝚒𝚔𝚊 𝙰𝚗𝚍𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚍𝚊 𝚍𝚒 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖𝚗𝚢𝚊,𝚋𝚎𝚛𝚑𝚎𝚗𝚝𝚒𝚕𝚊𝚑 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚐𝚊𝚕𝚒!".[]


Dari buku

"Setengah Isi Setengah Kosong"

Rabu, 12 April 2023

MENGHARGAI KEGAGALAN


Munculnya jamur pada piring percobaan, membuat biakan bakteri yang jadi pengamatannya menjadi terjangkit. Alex penasaran mengapa jamur bisa sampai kesana karena piring sudah disterilkan.

Sebagai tugas akhir mahasiswa biologi, eksperimen yang merupakan salah satu syarat ini menjadi ancaman kegagalannya.

Namun tiba-tiba muncul Ilham jenius, dia menyadari jika jamur ini bisa membunuh bakteri-bakteri penyakit pada piring eksperimennya, maka jamur ini bisa diangkat dan disuntikkan ke tubuh pasien sehingga bisa membunuh bakteri penyebab infeksi dalam tubuh. Dalam gagasannya, jamur bukan sesuatu yang kotor dan perlu dibuang, tapi sesuatu yang bermanfaat dan perlu dikembangkan.

Dengan kesuksesan yang ditemukan Alex dalam kegagalannya,jamur itu telah menyelamatkan lebih banyak nyawa dan meringankan penderitaan manusia lebih baik dari perkembangan apapun dalam sejarah kedokteran.

Jutaan nyawa berhutang Budi pada Sir Alexander Fleming yang menemukan penisilin pada tahun 1928


Jika Anda gagal dalam usaha pertama,maka berhentilah!.

Perhatikan kembali kegagalan itu,namun kali ini dari sudut yang berbeda.Terangi kegagalan Anda dengan cahaya yang berasal dari berbagai sudut. Perspektif yang segar seringkali mampu menyingkap peluang-peluang emas yang tersembunyi dibalik kegagalan.


"𝙋𝙚𝙣𝙚𝙢𝙪𝙖𝙣 𝙩𝙚𝙧𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙠𝙚𝙩𝙞𝙠𝙖 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙡𝙞𝙝𝙖𝙩 𝙝𝙖𝙡 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙙𝙞𝙡𝙞𝙝𝙖𝙩 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙡𝙖𝙞𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙢𝙞𝙠𝙞𝙧𝙠𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙨𝙪𝙖𝙩𝙪 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙗𝙚𝙙𝙖"

Dari buku

MALAS TAPI SUKSES

Senin, 10 April 2023

PIRANHA AKUARIUM

 


Warna menariknya membuat seorang membawa oleh-oleh dari Brazil setoples ikan piranha. Karena dirumah hanya memiliki sebuah akuarium, sedangkan piranha terkenal sebagai ikan yang ganas, maka pemiliknya membagi akuariumnya menjadi dua dengan sekat dari kaca. Pada bagian satu dimasukkan ikan emas yang warnanya juga menarik. Pada bagian lain, ikan piranha dimasukkan. Begitu melihat ikan emas, naluri piranha muncul dan segera menyerang. Tetapi serangan itu gagal, karena terbentur oleh sekat kaca yang membatasinya. Serangan dilakukan kembali oleh piranha dan...gagal lagi, sampai bibir mereka luka. Sekali lagi mereka menyerang....gagal lagi. 

Pada titik itulah gerombolan piranha itu kapok dan tidak lagi melakukan serangan. Pelan tapi pasti, mereka kehilangan sifat agresifnya. Beberapa saat kemudian, setelah luka pada bibir ikan piranha itu sembuh, sekat kaca dilepas. Ajaib..!, gerombolan piranha itu menjadi jinak dan tidak menyerang ikan emas lagi. []


𝑷𝒆𝒏𝒈𝒂𝒍𝒂𝒎𝒂𝒏 𝒃𝒖𝒓𝒖𝒌 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒖𝒍𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒌𝒆𝒌𝒆𝒄𝒆𝒘𝒂𝒂𝒏, 𝒌𝒆𝒈𝒂𝒈𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒓𝒂𝒖𝒎𝒂 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒋𝒆𝒓𝒂, 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒏𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒎𝒃𝒊𝒍 𝒊𝒏𝒊𝒔𝒊𝒂𝒕𝒊𝒇, 𝒌𝒆𝒉𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒄𝒂𝒚𝒂 𝒅𝒊𝒓𝒊. 𝑨𝒌𝒊𝒃𝒂𝒕 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒑𝒂𝒓𝒂𝒉 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒍𝒆𝒎𝒂𝒉𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑. 𝑴𝒂𝒓𝒊 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒊𝒌𝒔𝒂, 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒂𝒅𝒂𝒌𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒕 𝒌𝒂𝒄𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒂𝒍𝒂𝒏𝒈𝒊? 

𝑲𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒍𝒂𝒈𝒊. 

𝒀𝒂𝒌𝒊𝒏𝒍𝒂𝒉, 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒘𝒂𝒔𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒓𝒖𝒔 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒈𝒖𝒏𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒄𝒆𝒓𝒅𝒂𝒔𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒏𝒖𝒉-𝒑𝒆𝒏𝒖𝒉𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒕𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊


Dari buku

 KAFE ETOS

TIGA BUAH CINCIN

 


"𝘏𝘢𝘳𝘨𝘢𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘶𝘴𝘢𝘩𝘢𝘮𝘶, 𝘩𝘢𝘳𝘨𝘢𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘮𝘶. 𝘏𝘢𝘳𝘨𝘢 𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘮𝘦𝘮𝘶𝘯𝘤𝘶𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘴𝘪𝘱𝘭𝘪𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪. 𝘒𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘈𝘯𝘥𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢, 𝘪𝘵𝘶𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘬𝘶𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢."

(Clint Eastwood)


Seorang Bapak mempunyai sebuah cincin ajaib, dimana pemakainya akan menjadi orang yang menyenangkan dan banyak yang menyukainya.

Saat akan memberikan cincin itu kepada anaknya, ia menjadi bingung. Bapak itu mempunyai tiga orang anak yang semuanya ia sayangi.

Ia tidak bisa memutuskan kepada siapa akan diberikannya cincin ajaib itu. Satu satunya cara untuk sedikit menutupi rasa bersalahnya adalah dengan membuat dua cincin tiruan yang sama persis. Ia berharap bila tiba saatnya, ketiga cincin itu akan ia bagikan kepada anak anaknya. Dengan demikian tak ada kericuhan karena memperebutkan satu cincin.

Menjelang ajal menjemput dirinya, ia mengumpulkan anak-anaknya, menyampaikan pesan-pesan terakhir, dan membagikan cincin tersebut satu cincin untuk tiap anak.

Sepeninggal ayahnya mereka hidup dengan rukun sampai akhirnya terbongkarlah rahasia bahwa hanya ada satu cincin yang asli. Sayangnya karena cincin yang asli dan tiruan itu persis sama, tak seorang pun tahu siapa yang kebagian cincin asli warisan sang ayah.


Akhirnya ketiga anak itu datang menghadap kepada seorang hakim yang bijaksana.

"Apa masalah kalian?" tanya sang hakim.

"Begini Tuan. Kami mendapat warisan dari ayah kami, tiga buah cincin. Tetapi belakangan kami sadari hanya satu dari cincin ini yang asli, sedangkan dua sisanya adalah tiruan," kata salah seorang dari mereka.

"Apa yang membedakan cincin yang asli dan tiruan?" tanya hakim.

"Yang asli akan memberi kehormatan kepada pemakainya. la akan menjadi orang yang menyenangkan, baik budi, ramah, jujur dan penyayang sehingga semua orang akan mencintainya. Adapun yang tiruan tak mampu melakukan hal itu."

Hakim yang bijaksana itu berpikir cukup lama sambil menguji dan meneliti ketiga cincin itu. Lalu ia meminta ketiga orang yang datang padanya untuk mendengarnya dengan saksama. Sang hakim sudah tiba pada keputusannya.


"Begini. Saya tidak dapat mengatakan yang mana di antara cincin ini yang benar-benar asli, ajaib, dan membawa tuah kepada pemakainya," kata hakim. "Tapi ada satu cara untuk membuktikannya. Dan itu ada pada kalian semua. Masing-masing dari kalian yang harus membuktikannya. Jika kalian bersikap menyenangkan, baik, ramah, peduli, jujur dan pengasih, tentu Anda juga akan dicintai sekelilingmu. Dan itu berarti kalian pemilik cincin ajaib yang sesungguhnya. Sekarang kembalilah ke tempat kalian masing-masing. Bawalah kembali masing-masing cincin ini. Dan mulai sekarang, kalian harus membuktikan diri sebagai pemakai cincin pembawa kehormatan dan kebaikan."


Hakim menutup sidang. Ketiga orang itu pun pulang sambil bertekad untuk menjadi pemilik cincin yang asli.


Insan yang menghayati kerja sebagai sebuah kehormatan, tidak menggunakan pekerjaannya sebagai simbol, seperti cincin yang diperebutkan pada kisah diatas, melainkan malah bekerja dengan sebaik mungkin, seperti yang menjadi saran hakim yang bijaksana itu. Dengan begitu ia dapat menghasilkan berbagai prestasi yang pada gilirannya membuat pekerjaan yang dijalankan dan ditekuninya itu mencerminkan kualitas dirinya yang patut mendapat kehormatan.[]

“ 𝚂𝚎𝚕𝚊𝚒𝚗 𝚔𝚎𝚛𝚓𝚊 𝚔𝚎𝚛𝚊𝚜, 𝚑𝚊𝚕 𝚕𝚊𝚒𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚍𝚒𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚔𝚎𝚛𝚓𝚊 𝚒𝚔𝚑𝚕𝚊𝚜. 𝚂𝚎𝚝𝚎𝚕𝚊𝚑 𝚒𝚝𝚞, 𝚋𝚊𝚛𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚎𝚛𝚊𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚐𝚊𝚕𝚊 𝚑𝚊𝚜𝚒𝚕 𝚔𝚎𝚛𝚓𝚊 𝚔𝚎𝚛𝚊𝚜 𝚔𝚎𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚃𝚞𝚑𝚊𝚗.”


Dari buku

"KAFE ETOS" 8x8 Kisah Inspirasional untuk Membangun 8 Etos Kerja Profesional 

Rabu, 05 April 2023

KEARIFAN EMAS


Seorang pemuda mendatangi Zun-Nun dan berkata

"Guru, saya tidak mengerti mengapa orang seperti Anda mesti berpakaian apa apa adanya, sangat sederhana. Bukankah di masa seperti ini berpakaian sebaik-baiknya amat perlu, bukan hanya untuk penampilan melainkan juga untuk tujuan lain".

Sang Sufi tersenyum, lalu melepaskan cincin dari salah satu jarinya dan berkata,"Anak muda, pertanyaanmu akan kujawab. Tapi sebelumnya ambil cincin ini dan tolong dan bawa ke pasar diseberang sana. Bisakah kamu menjualnya seharga sekeping emas?"

Pemuda itu menerima dengan ragu cincin yang terlihat kusam."Saya tidak yakin akan terjual dengan harga sekeping emas", katanya.

"Cobalah dulu"

Maka pergilah pemuda itu kepasar dan menawarkan cincin ke pedagang sayur, kain, perabot dan yang lain. Namun ternyata tak seorangpun mau membeli cincin seharga yang ditawarkan. Mereka hanya mau membeli dengan harga sekeping perak.

Akhirnya pemuda itu kembali ke sang Sufi dan melapor ,"Guru, orang-orang dipasar hanya mau membeli seharga sekeping perak"

"Baiklah" kata Zun-Nun"sekarang bawa cincin itu ke toko emas dibelakang jalan ini. Jangan berikan harga, tapi dengarkan saja apa penilaian mereka"

Pemuda itu pun pergi ke toko emas yang dimaksud.

Kembali dari sana ia melapor, "Guru, ternyata pedagang emas menawarnya dengan1000 keping emas. Rupanya nilai cincin ini seribu kali lebih tinggi daripada yang ditawar oleh pedagang di pasar".

Zun-Nun tersenyum dan berkata lirih,"itulah jawaban dari pertanyaanmu tadi pemuda. Seseorang tak bisa dinilai dari pakaiannya. Hanya para pedagang sayur, ikan, daging yang menilai demikian.Namun tidak bagi pedagang emas"

"Emas dan permata yang ada dalam diri seseorang, hanya bisa dilihat dan dinilai jika kita mampu melihat ke kedalaman jiwa"[]

"𝘒𝘪𝘵𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘭𝘢𝘪 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘵𝘶𝘵𝘶𝘳 𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘪𝘬𝘢𝘱 𝘺𝘨 𝘥𝘪𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘬𝘪𝘭𝘢𝘴.𝘚𝘦𝘳𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘴𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢 𝘦𝘮𝘢𝘴 𝘵𝘦𝘳𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢 𝘭𝘰𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘭𝘰𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘯𝘺𝘢𝘵𝘢 𝘦𝘮𝘢𝘴..."


dari buku

INSPIRING STORIES

MENGGAPAI MIMPI

 


Pada tahun 1950an ada seorang pria setengah baya yang tak mempunyai tujuan yang jelas. Oleh karenanya ia mencoba berbagai pekerjaan. Mula-mula sebagai sopir ambulans, kemudian beralih menjadi penjual gelas kertas, lalu menjadi pemain piano, penjual perumahan, pemusik jazz dan penyiar radio. Terakhir dia bekerja sebagai penjual alat pembuat 'milkshake'.

Dia sempat berpikir bahwa dengan kemampuannya seharusnya ia harus memperoleh hasil yang lebih besar. Maka sambil bekerja ia tetap mencari peluang kesana-kemari.

Suatu saat waktu dia memasarkan dagangannya, pria itu melihat sebuah kedai kecil berukuran kurang dari 20m² yang dimiliki Maurice & Richard bersaudara.

Ia melihat makanan dikedai itu enak, pelayanannya memuaskan, namun tempatnya tidak nyaman dan dikelola tidak profesional. Ia berpikir andai warung itu dikelola dengan baik pasti dapat meraih banyak pelanggan, dan membuka lebih banyak cabang di Amerika.

Maka dibelilah kedai itu dan dikelola dengan baik sampai kemudian membuka cabang di beberapa tempat..

Kini warung itu sudah menjadi restoran burger besar dan bernama Mc.Donald  dengan lebih dari 31.000 cabang di 120 negara dan akan bertambah terus cabangnya.

Pria tadi bernama Ray Kroc adalah telah memberi contoh "bagaimana menggapai impian dengan mengambil peluang dalam hidupnya"[]

𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒔𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒍𝒖𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒆𝒘𝒂𝒕, 𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒊𝒈𝒂 𝒑𝒊𝒍𝒊𝒉𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒂𝒎𝒃𝒊𝒍 :


Pertama:

𝒎𝒆𝒎𝒃𝒊𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒍𝒖𝒂𝒏𝒈 𝒊𝒕𝒖 𝒍𝒆𝒘𝒂𝒕 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒅𝒊𝒂𝒎𝒃𝒊𝒍 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏

Kedua;

𝑲𝒊𝒕𝒂 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕 𝒑𝒆𝒍𝒖𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂 '𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖𝒏𝒚𝒂' 𝒅𝒊𝒂𝒎𝒃𝒊𝒍 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒃𝒆𝒈𝒊𝒕𝒖 𝒔𝒂𝒋𝒂

Ketiga:

𝑲𝒊𝒕𝒂 𝒎𝒆𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕,𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒓𝒋𝒂𝒌𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂, 𝒎𝒆𝒍𝒆𝒘𝒂𝒕𝒊 𝒌𝒆𝒔𝒖𝒍𝒊𝒕𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒎𝒃𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒘𝒂 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒃𝒂𝒊𝒌



Dari buku

SUCCESS JOURNEY

Selasa, 04 April 2023

KARENA TAKUT

 

"𝑹𝒂𝒔𝒂 𝒕𝒂𝒌𝒖𝒕 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒔𝒂 𝒅𝒆𝒑𝒂𝒏. 𝑵𝒂𝒎𝒖𝒏 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒂𝒌𝒂𝒊 𝒌𝒆𝒃𝒊𝒋𝒂𝒌𝒔𝒂𝒏𝒂𝒂𝒏 𝒌𝒊𝒕𝒂, 𝒌𝒊𝒕𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕𝒌𝒂𝒏 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒕𝒂𝒌𝒖𝒕."


Ada seorang samanera (calon biksu) cilik yang hampir terlarut oleh rasa takut, namanya Si Belalang Kecil

Suatu hari, gurunya yang buta mengajak Si Belalang Kecil ke ruangan di belakang biara, yang biasanya terkunci. Di dalam ruangan itu terdapat kolam selebar enam meter, dengan sebuah papan sempit sebagai jembatan yang menghubungkan sisi yang satu dengan sisi seberangnya. Sang guru memperingatkan Si Belalang Kecil untuk tidak dekat-dekat dengan pinggir kolam, karena kolam itu bukan berisi air, melainkan berisi larutan asam yang sangat pekat.

"Tujuh hari lagi, kamu akan diuji untuk berjalan menyeberangi kolam asam ini dengan menjaga keseimbangan di atas papan kayu yang sempit itu. Tetapi hati-hati! Kamu lihat kan tulang-belulang di dasar kolam itu?" kata biksu tua

Si Belalang melongok was-was dari pinggir kolam, dan melihat banyak tulang-belulang di dasar kolam itu.

"Itu dulunya tulang samanera muda seperti kamu!"

Sang guru lantas mengajak Si Belalang keluar dari ruangan yang mengerikan itu, menuju halaman biara yang diterangi sinar mentari. Di sana, beberapa biksu senior telah memasang papan kayu dengan ukuran yang hampir sama dengan yang ada di kolam cairan asam, hanya saja, yang ini ditaruh di atas tanah dengan disangga oleh tumpukan dua batu bata. Selama tujuh hari berikutnya Si Belalang Kecil dibebaskan dari tugas-tugasnya untuk berlatih keseimbangan di atas papan itu.


Setelah beberapa kali berlatih dia dapat berjalan dengan keseimbangan sempurna, bahkan dengan mata tertutup sekalipun, menyeberangi papan di halaman biara.


Dan tibalah harinya ujian.

Si Belalang dibawa gurunya menuju ke ruangan dengan kolam asam. Tulang-belulang para samanera yang jatuh tampak putih berkilauan dari dasar kolam. Si Belalang naik ke ujung papan dan menoleh ke arah gurunya. "Jalan!" perintah sang guru.

Papan di atas kolam asam itu ternyata lebih sempit dari papan di halaman kuil. Si Belalang mulai melangkah, tetapi langkahnya goyah; dia mulai bergoyang-goyang. Bahkan belum setengah jalan, dia makin terhuyung-huyung. Kelihatannya dia akan segera jatuh ke kolam asam.

Tampak Si Belalang mulai kehilangan rasa percaya dirinya dan melangkah dengan gemetar, lalu limbung dan ...jatuh!


Guru tua yang buta tertawa terbahak-bahak ketika mendengar suara Si Belalang tercebur ke kolam. Itu bukan asam, itu cuma air. Tulang-belulang tua itu telah ditaruh di dalam kolam sebagai "tipuan khusus". Mereka telah mengakali Si Belalang Kecil.


"Apa yang membuatmu jatuh?" tanya sang guru dengan serius. "Rasa takutlah yang menjatuhkanmu, Belalang Kecil, hanya rasa takut...."[]


"𝐊𝐚𝐦𝐮 𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐤𝐥𝐮𝐤𝐤𝐚𝐧 𝐡𝐚𝐦𝐩𝐢𝐫 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐤𝐞𝐭𝐚𝐤𝐮𝐭𝐚𝐧 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐦𝐛𝐢𝐥 𝐤𝐞𝐩𝐮𝐭𝐮𝐬𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚. 𝐔𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐝𝐢𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭, 𝐤𝐞𝐭𝐚𝐤𝐮𝐭𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐝𝐚 𝐝𝐢 𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐩𝐮𝐧 𝐤𝐞𝐜𝐮𝐚𝐥𝐢 𝐝𝐢 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫𝐚𝐧."

(Dale Carnegie)


Dari buku 

"Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya"

ADA YANG LEBIH HEBAT

 “𝑺𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌-𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏.”  (Hadits Riway...