Suku Eskimo yang mendiami Kutub Utara memiliki teknik yang unik untuk berburu serigala sebagai santapan hariannya. Mereka menggunakan pisau yang sangat tajam, lalu merendamnya di dalam darah hewan lain. Darah yang menyelimuti pisau itu mereka biarkan membeku. Selanjutnya pisau yang sudah dilumuri darah beku tersebut, ditanam di dataran tinggi tempat serigala sering bermain. Pisau itu sendiri ditanam dengan posisi bagian ujung (mata pisau) mencuat ke atas.
Dengan trik seperti itu, acapkali serigala datang dan mengendus-endus bau darah yang menyelimuti pisau tersebut. Tentu saja, mata pisau yang tajam dengan sendirinya melukai lidah si serigala.
Walaupun demikian, udara yang dingin membuat sang serigala tidak merasa sakit, meski ia menjilati pisau yang tajam dan darahnya sendiri. Lama kelamaan serigala mati lemas karena kehabisan darah. Selanjutnya dapat ditebak!. Suku Eskimo dapat dengan mudah membawa serigala itu untuk dijadikan santapan.
𝐊𝐢𝐫𝐚𝐧𝐲𝐚, 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧 "𝐤𝐞𝐡𝐚𝐛𝐢𝐬𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐫𝐚𝐡" 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐢𝐛𝐚𝐭 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐚𝐤𝐭𝐢𝐯𝐢𝐭𝐚𝐬 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐝𝐚𝐭𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐧𝐢𝐤𝐦𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐮. 𝐓𝐨𝐡 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚 𝐢𝐧𝐢, 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐧𝐢𝐤𝐦𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐭𝐚𝐰𝐚𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐮𝐧𝐢𝐚 𝐤𝐞𝐣𝐚𝐡𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐚𝐢 𝐩𝐞𝐧𝐲𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐧. 𝐌𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠, 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢𝐩𝐮𝐧 𝐭𝐚𝐦𝐩𝐚𝐤𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐢𝐛𝐮𝐫, 𝐧𝐚𝐦𝐮𝐧 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮𝐢 𝐩𝐞𝐫𝐛𝐮𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐚𝐢 𝐩𝐞𝐧𝐲𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐧.
𝙸𝚝𝚞𝚕𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚋𝚗𝚢𝚊 𝚋𝚊𝚐𝚒 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚒𝚋𝚊𝚝, 𝚙𝚒𝚔𝚒𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚒𝚔-𝚋𝚊𝚒𝚔. 𝙰𝚙𝚊𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚋𝚊𝚐𝚒 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚞𝚕𝚊𝚒 "𝚖𝚎𝚗𝚐𝚎𝚗𝚍𝚞𝚜-𝚎𝚗𝚍𝚞𝚜". 𝙰𝚍𝚊 𝚋𝚊𝚒𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚜𝚎𝚐𝚎𝚛𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚙𝚒𝚔𝚒𝚛 𝚋𝚊𝚑𝚠𝚊 𝚊𝚍𝚊 𝚑𝚊𝚕 𝚕𝚊𝚒𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚒𝚏𝚊𝚝 𝚑𝚊𝚕𝚊𝚕 𝚜𝚎𝚛𝚝𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚖𝚘𝚛𝚊𝚕. 𝚂𝚎𝚍𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚐𝚒 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚖𝚞𝚕𝚊𝚒 "𝚖𝚎𝚗𝚓𝚒𝚕𝚊𝚝𝚒", 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚎𝚗𝚝𝚒𝚕𝚊𝚑 𝚍𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚋𝚊𝚕𝚒𝚔𝚕𝚊𝚑 𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚊𝚓𝚊𝚛𝚊𝚗 𝚊𝚐𝚊𝚖𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒𝚊𝚗𝚞𝚝𝚗𝚢𝚊. 𝙸𝚗𝚐𝚊𝚝𝚕𝚊𝚑 𝚝𝚎𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐 𝚙𝚎𝚛𝚊𝚝𝚞𝚛𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚐𝚊𝚕𝚒 𝚕𝚞𝚋𝚊𝚗𝚐, "𝙹𝚒𝚔𝚊 𝙰𝚗𝚍𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚍𝚊 𝚍𝚒 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖𝚗𝚢𝚊,𝚋𝚎𝚛𝚑𝚎𝚗𝚝𝚒𝚕𝚊𝚑 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚐𝚊𝚕𝚒!".[]
Dari buku
"Setengah Isi Setengah Kosong"