Senin, 23 Oktober 2023

KONSEP BUMERANG KELAS 'MERAH'


"𝑺𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒂𝒉𝒊𝒓 𝒈𝒆𝒏𝒊𝒖𝒔, 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒑𝒓𝒐𝒔𝒆𝒔 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒈𝒆𝒏𝒊𝒖𝒔."

(Richard Buckminster Fuller)


Beberapa waktu menjelang tahun ajaran baru, para peneliti mendatangi sebuah sekolah dan menemui kepala sekolahnya.

Kepada kepala sekolah ditanyakan kelas manakah yang mendapat predikat 'merah'. Sang Kepala Sekolah mengantarkan mereka pada kelas di mana para siswanya adalah anak-anak yang tidak berprestasi serta dianggap sebagai 'anak sial'. 

Pada tahun ajaran baru, telah direncanakan bahwa ada seorang guru baru yang akan mulai mengajar. Kepala Sekolah dan para peneliti telah sepakat untuk tidak memberitahukan pada guru baru tersebut, bahwa kelas yang diwariskan padanya adalah kelas terdungu di sekolah. Hal ini dilakukan agar para peneliti dapat menunjukkan ide di mana orang mampu mencapai apa pun juga - bila mereka mendapat dukungan yang baik.

Sang guru baru belum mengenal keadaan kelas yang akan diajarnya. Ketika pihak peneliti bertanya tentang cara pengajaran dan penyampaian materi, ia menjawab bahwa ia akan mengajar siswa-siswi barunya dengan sebaik-baiknya, tetapi tentunya untuk mencapai prestasi yang terbaik, semua bergantung pada siswa itu sendiri. Pihak peneliti kemudian meminta izin agar mereka dapat mengunjungi kelas tersebut sebanyak dua kali dalam setahun:  enam bulan pertama dan pada akhir tahun pelajaran - untuk melihat perkembangan belajar para siswanya.

Setelah enam bulan, para peneliti kembali ke sekolah untuk melihat perkembangan kelas 'merah' tersebut. Hasilnya sungguh mengejutkan: mereka mendapat prestasi diatas atas rata-rata! Dan pada akhir tahun, para siswa tersebut meraih prestasi tertinggi di sekolah. Tidak hanya itu, para peneliti juga melihat terjadi perubahan besar dalam diri para siswanya, yang dibuktikan dengan cara mereka membawa diri, berbicara dengan sopan, menghormati guru

Kepala Sekolah juga merasa heran dan bertanya pada guru kelas apakah yang telah dilakukannya sehingga dapat meraih prestasi yang luar biasa. Guru itu berkata bahwa ini merupakan hal yang biasa bagi dirinya, sehingga ia tidak dapat melihat di mana letak keistimewaannya. la hanya melemparkan 'bumerang' tentang cara pengajaran, pendekatan kepada siswa, dan ternyata lemparan itu 'kembali' kepadanya dalam bentuk prestasi siswanya.

Kepala Sekolah bertanya apakah ia (guru tersebut) membaca tanda-tanda yang kurang baik dalam kelasnya, bahwa siswa-siswinya lebih lamban dari yang lain, kurang konsentrasi  atau tanda-tanda yang biasanya tampak pada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Guru tersebut menjawab dengan mengatakan bahwa ia melihat tanda-tanda yang dimaksud, tetapi ia menganggap bahwa para siswanya adalah yang terbaik di sekolah dan ia mengabaikan perbedaan yang ada sebagai suatu 'kreativitas'. Salah satu alasan untuk mempercayai bahwa kelas yang ia tangani akan berprestasi dengan baik adalah berdasarkan dari perolehan nilai IQ yang pernah diberikan oleh kepala sekolah pada awal tahun ajaran.

"Nilai IQ yang mana?" tanya kepada sekolah keheranan

"Nilai yang dicetak pada kertas hijau yang pernah bapak berikan" jawab guru tersebut.

Dengan sangat terkejut, Kepala Sekolah itu menjawab, "Itu bukanlah nilai IQ mereka- itu adalah nomor loker mereka!"[]


"𝐊𝐢𝐭𝐚 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐠𝐞𝐧𝐢𝐮𝐬, 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐢𝐥𝐚𝐢 𝐬𝐞𝐞𝐤𝐨𝐫 𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐤𝐞𝐦𝐚𝐦𝐩𝐮𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐚𝐧𝐣𝐚𝐭 𝐩𝐨𝐡𝐨𝐧, 𝐢𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐮𝐦𝐮𝐫 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩𝐧𝐲𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐜𝐚𝐲𝐚 𝐛𝐚𝐡𝐰𝐚 𝐢𝐚 𝐛𝐨𝐝𝐨𝐡."

(Albert Einstein)


Dari buku

"YOU CAN DO IT!"

SULIT MELAKUKAN

"𝑲𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒊𝒕𝒖 𝒍𝒂𝒚𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂 𝒑𝒂𝒓𝒂 𝒑𝒆𝒕𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒎𝒖𝒏𝒄𝒖𝒍 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒌𝒆𝒍𝒐𝒎𝒑𝒐𝒌. 𝑺𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒑𝒓𝒊𝒏𝒔𝒊𝒑 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊𝒂𝒏 𝒅𝒊 𝒉𝒂𝒕𝒊."


Di China, hiduplah seorang biksu yang unik. Untuk bermeditasi, biksu itu memanjat pohon dan duduk diatasnya. Meskipun diterpa angin kencang dan hujan, biksu itu tetap duduk dengan nyaman diatas pohon. Karena keunikannya ini, orang-orang memanggilnya dengan sebutan "Sarang Burung".

Banyak orang yang lewat dibawah pohon berhenti untuk bertanya atau minta nasihat kepada sarang burung sehingga ia menjadi terkenal dengan kebijaksanaannya, bahkan sampai keluar provinsi.

Hal tersebut kemudian didengar oleh gubernur provinsi tetangga.

Setelah beberapa hari, sang gubernur menemukan pohon Sarang Burung di dalam hutan belantara. Sang biksu duduk dengan tenang di cabang tertinggi, menikmati kehangatan dan indahnya nyanyian burung.

Sang gubernur mendongak dan berteriak, "Sarang Burung! Saya adalah gubernur provinsi sebelah, dan saya datang jauh-jauh untuk berbicara padamu! Saya memiliki pertanyaan penting!" Sang gubernur menunggu jawaban, tetapi yang ia peroleh hanya suara daun bergesekan dalam hembusan angin. Sang gubernur melanjutkan, "Ini pertanyaan saya: katakan, Sarang Burung, apa hal yang terpenting yang diajarkan oleh para bijak? Dapatkah Anda mengatakan hal terpenting yang pernah dikatakan Sang Buddha?" Kemudian ada keheningan yang cukup lama - hanya suara dedaunan lagi.

Akhirnya, Sarang Burung berteriak dari atas. "Ini jawaban untuk Anda, Gubernur: Jangan melakukan hal buruk. Selalu lakukan hal-hal yang baik. Itulah inti pengajaran Sang Buddha." Akan tetapi, sang gubernur merasa jawaban ini terlalu sederhana untuk sebuah perjalanan jauh. Kesal dan gemas, ia menghentakkan kakinya. "Jangan melakukan hal buruk; selalu lakukan hal baik! Saya juga tahu hal itu sejak usia saya tiga tahun, biksu!"

Menatap sang gubernur, Sarang Burung menjawab dengan senyum tipis, "Ya. Anak tiga tahun juga tahu, tetapi yang berumur delapan puluh tahun masih juga kesulitan melakukannya."[]


"𝐓𝐢𝐠𝐚 𝐡𝐚𝐥 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐤𝐞𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐧𝐮𝐬𝐢𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐧𝐭𝐢𝐧𝐠. 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐫𝐭𝐚𝐦𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐛𝐚𝐢𝐤. 𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐝𝐮𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐛𝐚𝐢𝐤. 𝐃𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐠𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐛𝐚𝐢𝐤."

(Henry James)


Dari buku

"I CAN DO IT" Cara Mengubah Kebiasaan Berpikir yang Merusak



BAMBU DAN BUNGA

"𝐒𝐚𝐲𝐚 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐦𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐡𝐚𝐥 𝐛𝐚𝐡𝐰𝐚 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚𝐢 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩 𝐢𝐧𝐢, 𝐦𝐚𝐤𝐚 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩 𝐢𝐧𝐢 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐩𝐞𝐫𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐜𝐚𝐫𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐦𝐚.

(Arthur Rubinstein)


Pada sebuah taman, terdapat pohon bunga yang tumbuh tak jauhl dari pohon bambu. 

Orang-orang yang datang ke taman itu sering menghampiri pohon bunga untuk mengagumi keindahannya. Sedangkan terhadap pohon bambu orang hanya selintas melihat sambil lalu.

Hal ini tentu membuat pohon bambu iri kepada pohon bunga.

"Hai Bunga," kata bambu pada suatu hari. "Tahukah kau, aku selalu ingin sepertimu. Berbunga dengan indah, memiliki aroma yang harum, berwarna cerah, dan menjadi bagian indah dalam kehidupan manusia," lanjut bambu dengan nada sedih. 

Bunga yang mendengar hal itu tersenyum dan berkata, "Terima kasih bambu. Tapi, tahukah kamu bahwa sejujurnya aku sebenarnya iri kepadamu." 

"Aneh sekali, mengapa kau iri denganku?" bambu keheranan, dia tidak tahu apa yang membuat bunga itu iri dengannya. Tidak ada satu pun bagian dari bambu yang lebih indah dari bunga itu.

"Tentu saja aku iri denganmu. Batangmu yang sangat kuat membuat bertahan,tidak goyah sedikit pun, pada saat datang badai. Sedangkan aku dan teman-temanku, kami sangat rapuh, kena angin sedikit saja, kelopak kami akan terlepas dan bunga-bunga berguguran, hidup kami sangat singkat. Teramat singkat," jawab bunga itu. Mendengar perkataan bunga yang begitu emosional, bambu baru menyadari bahwa dia punya sesuatu yang selama ini tidak disadarinya. Kekuatan yang dia anggap biasa saja ternyata bisa mengagumkan di mata bunga-bunga di taman itu.

"Tapi, kamu selalu dicari orang. Kamu selalu menjadi hiasan rumah yang cantik dan selalu menjadi idola bagi manusia," sanggah bambu.

Bunga kembali tersenyum dan berkata, "Kamu benar bambu, aku sering dipakai sebagai hiasan rumah dan dicari orang, tapi tahukah kamu, aku akan layu beberapa hari kemudian, tidak seperti kamu."

Bambu kembali bingung ungkapnya, "Aku tidak mengerti."

"Ah, bambu ..., " ujar bunga sambil menggeleng. "Kamu tahu, manusia sering menggunakan dirimu sebagai alat untuk mengalirkan air. Kamu sangat berguna bagi tumbuhan yang lain. Dengan air yang mengalir pada tubuhmu, kamu mengalirkan kehidupan bagi banyak tanaman," lanjut sang bunga. "Aku jadi heran, dengan manfaat sebesar itu, seharusnya kamu bahagia, bukannya malah iri padaku."

Bambu mengangguk, dia baru sadar bahwa selama ini hidupnya bermanfaat untuk tanaman lain.

Orang yang sibuk mencari kelebihan dirinya di luar dirinya tentu tidak akan pernah akan menemukannya.

Sejatinya setiap kita dilahirkan berdaya guna, mempunyai kemampuan dan tujuan, yakni kebaikan. Mari kita menjadi sebaik-baiknya manusia yang lebih sering untuk menengok ke dalam diri sendiri serta bersyukur akan apa yang ada, bukan mencari di luar diri dan kemudian mencederai diri sendiri dengan kurangnya rasa syukur. Syukurilah diri dan keadaan kita karena dari sinilah kesuksesan itu sendiri bermuara.[]

"𝑲𝒆𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒂𝒏 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒌𝒏𝒂 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒐𝒏𝒕𝒓𝒊𝒃𝒖𝒔𝒊 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒌𝒆𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏𝒏𝒚𝒂."

(Jackie Robinson)


Dari buku

'I BELIEVE I CAN FLY" 50 Kisah Inspirasional yang Membuat Kesuksesan Berlari Menuju Anda



Kamis, 21 September 2023

PERLUNYA PENJELASAN


"𝐒𝐚𝐲𝐚 𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐣𝐚𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐜𝐚𝐫𝐚 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐢𝐡 𝐚𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩. 𝐀𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩𝐢, 𝐬𝐚𝐲𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐦𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐮𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐚𝐦𝐩𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧𝐤𝐚𝐧."

(Mark Twain)


Tidak lama setelah guru masuk kelas, beberapa siswa mengatakan bahwa ujiannya diundur minggu depan saja, jangan dua hari lagi.


"Saya akan merubah jadwal ujian sesuai permintaan, jika kalian bisa mengikuti kuis empat instruksi yang saya berikan. Akan tetapi, jika ada dari kalian yang tidak dapat mengikutinya meskipun hanya satu, maka kalian dinyatakan gagal. Bagaimana?"

Anak-anak saling berpandangan dengan perasaan bingung, tetapi akhirnya mereka bersedia dan segera mengambil alat tulis dan selembar kertas 


"Tidak perlu," kembali guru itu berkata. "Ini bukan kuis tertulis, dan juga bukan tes lisan. Kalian hanya memerlukan jari tangan kalian." Anak-anak bertambah penasaran.


"Saya ingin kalian meletakkan tangan kanan mendatar di atas meja. Sekarang, tekuk jari tengah kalian ke dalam agar menyentuh telapak tangan".

Seketika itu mereka mampu melakukannya.


"Nah, sekarang perhatikan pernyataan berikut"

Guru itu melanjutkan, "Persamaan kuadrat mempunyai pangkat tertinggi variabel 2. Jika kalian berpikir bahwa pernyataan ini benar, angkat jempol kanan.

Anak-anak dengan bangga mengangkat jempol mereka dan jari lainnya tidak terangkat sedikitpun. 

"Bagus!" kata guru itu. "Turunkan kembali jempolnya"


"Perkalian dua bilangan bulat negatif menghasilkan bilangan bulat positif" Pernyataan kedua kembali dilontarkan

"Jika pernyataan itu benar, angkat kelingking kalian." Dengan perlahan tapi pasti, mereka mengangkat kelingking. Setelah mengangkatnya, mereka menurunkan kembali kelingking di atas meja.


"Pernyataan ketiga. Mencari akar-akar persamaan kuadrat artinya mengganti variabel dengan bilangan yang sesuai. Jika pernyataan itu benar angkat telunjuk kalian." Anak-anak tidak percaya bahwa mereka begitu beruntung. Pernyataan itu begitu mudah! Setiap anak mengangkat telunjuk mereka dan mengembalikannya lagi kemeja.

"Pertanyaan terakhir... Ini adalah keberuntungan. Jika kalian melakukannya dengan benar, ujian jadi diundur minggu depan. "Salah satu penyelesaian persamaan kuadrat adalah dengan pemfaktoran. Jika pernyataan itu benar, angkat jari manis kalian."

Sebuah pernyataan yang mudah. Tapi....saat anak-anak akan mengangkat jari manisnya yang terjadi adalah hal tersebut tidak bisa dilakukan! Semakin keras mereka mencoba, hasilnya adalah sia-sia.

"Baiklah" kata guru selanjutnya, "soal terakhir tadi menunjukkan bahwa semakin banyak waktu yang diperlukan untuk menyiapkan ujian, tidak akan ada hasilnya kalau tidak belajar dengan keras. Ingat, bukan belajar untuk ujian, tetapi ujian untuk belajar" demikian guru menutup penjelasannya.


Orang-orang menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menjawab kata "mengapa" sebagai cara menunda tindakan. Mereka percaya bahwa apa yang mereka lakukan adalah sebuah pekerjaan yang produktif. Kenyataannya, mereka takut dan tidak ingin mengakuinya. Oleh sebab itu jangan sampai jatuh ke dalam jebakan tersebut. Perjelaslah apa yang Anda inginkan dan lakukan tanpa menunda.[]


Dari buku

"HOW TO PERSUADE PEOPLE"

Selasa, 19 September 2023

MENCOBA DAN MENCOBA

"𝑱𝒊𝒌𝒂 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂𝒊 𝒔𝒂𝒕𝒖 𝒂𝒏𝒂𝒌 𝒑𝒂𝒏𝒂𝒉 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒅𝒊𝒍𝒆𝒎𝒑𝒂𝒓 𝒌𝒆 𝒑𝒂𝒑𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒔𝒂𝒓𝒂𝒏, 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒌𝒆𝒔𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒄𝒂𝒑𝒂𝒊 𝒔𝒂𝒔𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒖𝒕𝒂𝒎𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒄𝒊𝒍. 𝑻𝒂𝒑𝒊 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂𝒊 𝒔𝒆𝒓𝒂𝒕𝒖𝒔 𝒂𝒏𝒂𝒌 𝒑𝒂𝒏𝒂𝒉 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒅𝒊𝒍𝒆𝒎𝒑𝒂𝒓 𝒌𝒆 𝒑𝒂𝒑𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒔𝒂𝒓𝒂𝒏, 𝒎𝒆𝒔𝒌𝒊 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒑𝒂𝒏𝒅𝒂𝒊 𝒎𝒆𝒍𝒆𝒎𝒑𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒅𝒊𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌, 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒔𝒂𝒕𝒖 𝒂𝒏𝒂𝒌 𝒑𝒂𝒏𝒂𝒉 𝒕𝒆𝒑𝒂𝒕 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒏𝒂𝒊 𝒔𝒂𝒔𝒂𝒓𝒂𝒏"

(Brian Tracy dalam buku 'The Psychology of Selling)

Awalnya perusahaan ini  mengambil nama 3 UP sebagai mereka minuman sodanya. Namun sayang, usaha ini gagal. Kemudian si pendiri perusahaan kembali memperjuangkan bisnisnya dan mengganti namanya menjadi 4 UP. Malangnya, produk ini masih bernasib seperti sebelumnya. Selanjutnya ia mencoba bangkit kembali dan mengganti nama produknya menjadi 5 UP. Hasilnya gagal lagi. Kecintaannya pada minuman bersoda ini membuatnya tidak menyerah dan berusaha lagi dengan nama baru 6 UP. Produk ini pun gagal dan dia menyerah.

Beberapa tahun kemudian orang lain muncul dan membuat minuman bersoda dengan nama 7 UP dan ternyata sukses besar menjadi minuman yang cukup populer di dunia...[]

"𝘚𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘴𝘢𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘦𝘯𝘵𝘪 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘢𝘵𝘢 '𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬' 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘮𝘢 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘴𝘦𝘳𝘢𝘵𝘶𝘴 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢. 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘱𝘦𝘯𝘥𝘦𝘬𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘴𝘪𝘭, 𝘴𝘢𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘰𝘣𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯, 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘳𝘢𝘩"

(John Mautner)


Dari buku

IF YOU BELIEVE YOU CAN ACHIEVE



HUKUM (MASIH) BERPIHAK

Bersama dengan teman-temannya, Pangeran itu membuat keributan.Salah seorang kawannya kemudian ditangkap dan disidangkan perkaranya dan berlanjut dengan vonis penjara.Melihat itu sang pangeran kesal."Dimana saya sembunyikan muka saya dihadapan teman-teman?" katanya.

Tapi sang Hakim tetap dengan keputusannya.Sang pangeran makin marah sampai akhirnya memukul wajah sang hakim.

Sang Hakim segera memerintahkan untuk menangkap dan memenjarakannya."Saya tidak marah karena engkau memukulku,tapi saya tidak bisa menerima hukum dipermainkan".Berita pemenjaraan Pangeran tersebar luas,namun Raja tidak ambil peduli dg hal itu

Waktu berlalu...

Setelah dewasa,Sang Pangeran dinobatkan menjadi raja .

Saat penobatannya , semua pejabat tinggi, termasuk sang hakim yg pernah memukulnya diundang untuk memberikan selamat.

Saat antriannya untuk memberikan ucapan selamat semakin mendekati raja,Hakim itu cemas apa yg akan terjadi.

Dan....sang Raja segera memeluknya seraya berkata "Selagi di kerajaan Inggris Raya masih ada orang seperti Bapak,maka hukum akan tegak dan kerajaan akan Jaya" kata Raja Henry lV.[]

"𝘿𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙙𝙞𝙧𝙞 𝙢𝙖𝙣𝙪𝙨𝙞𝙖 𝙖𝙙𝙖 𝙙𝙤𝙧𝙤𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙖𝙩𝙖𝙪 𝙣𝙖𝙛𝙨𝙪 𝙞𝙣𝙜𝙞𝙣 𝙙𝙞𝙝𝙤𝙧𝙢𝙖𝙩𝙞 𝙙𝙖𝙣 𝙜𝙚𝙣𝙜𝙨𝙞。𝘽𝙞𝙡𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙨𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙢𝙚𝙧𝙖𝙨𝙖 𝙙𝙞𝙧𝙞𝙣𝙮𝙖 𝙡𝙚𝙗𝙞𝙝 𝙩𝙞𝙣𝙜𝙜𝙞 ❟𝙥𝙖𝙣𝙜𝙠𝙖𝙩 𝙙𝙖𝙣 𝙟𝙖𝙗𝙖𝙩𝙖𝙣𝙣𝙮𝙖 𝙢𝙖𝙠𝙖 𝙖𝙠𝙖𝙣 𝙨𝙪𝙨𝙖𝙝 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙢𝙚𝙢𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙢𝙖𝙖𝙛"

Dari buku

A BOOK OF WISDOM




KISAH BOCAH PENJUAL PENSIL

"𝐁𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐬𝐢𝐥 𝐦𝐞𝐧𝐜𝐚𝐩𝐚𝐢 𝐛𝐚𝐭𝐚𝐬 𝐭𝐞𝐫𝐣𝐚𝐮𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐜𝐚𝐩𝐚𝐢 𝐬𝐞𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐚𝐝𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐢𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐡𝐰𝐚 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐦𝐚𝐦𝐩𝐮 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐢𝐭𝐮"

Di sebuah stasiun yang terpencil, hidup seorang bocah kurus yang menjual pensil sambil sesekali mengemis.

Suatu ketika, lewat seorang pengusaha didekat bocah itu dan memasukkan satu dollar ke saku bajunya. Pria itu lalu berjalan menuju kereta yang hendak ditumpanginya. Tapi, saat kereta menjelang berangkat, tiba-tiba ia kembali turun dan menghampiri bocah penjual pensil tadi.

Setibanya didepan bocah itu, ia berkata ingin membeli pensilnya beberapa batang, karena lupa membeli pena seperti yang biasa dilakukan. Ketika menyerahkan uang kepada bocah itu, pria itu berkata "Sebenarnya kau juga seorang pengusaha seperti aku, karena kau memiliki barang yang kau jual dengan harga yang pantas". Pria itu kemudian berlalu untuk segera naik kereta.

Beberapa tahun kemudian, disebuah pesta yang meriah, tiba-tiba seorang pria berpakaian rapih dan terlihat mahal menghampiri pengusaha yang dulu membeli pensil dari seorang bocah di stasiun. Pria itu berkata "Anda pasti tidak ingat siapa saya. Sayapun tidak mengetahui nama Anda. Tapi seumur hidup saya tidak pernah melupakan wajah Anda"

Pria pengusaha hanya diam menunggu pria muda itu melanjutkan kata-katanya

"Anda adalah orang yang telah mengembalikan harga diri saya sebagai manusia" ujar pria muda itu. "Dulu saya adalah seorang penjual pensil dan kadang mengemis. Tapi kemudian Anda muncul dalam hidup saya dan mengatakan bahwa sebenarnya saya adalah seorang pengusaha seperti Anda. Dan inilah saya yang sekarang"[]

"𝑱𝒊𝒌𝒂 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂𝒊 𝒅𝒊𝒓𝒊 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒅𝒖𝒍𝒊 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒌𝒆𝒎𝒂𝒎𝒑𝒖𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒊, 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒂𝒏𝒕𝒊𝒂𝒏 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒅𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒐𝒔𝒐𝒌 "𝑺𝒊 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂" 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒑𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈, 𝒃𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒅𝒊𝒓"


 Dari buku

JANGAN MENYERAH



ADA YANG LEBIH HEBAT

 “𝑺𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌-𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏.”  (Hadits Riway...