September 2006
Dengan langkah gontai,Mulyadi meninggalkan sebuah bank dibilangan jl.Diponegoro , Jakarta Pusat.Ia tak bisa berbuat apa-apa lagi.Pihak Bank memintanya untuk kooperatif karena Senin atau Selasa, kantor pelelangan akan menyita seluruh asetnya.
Selain bekerja disuatu perusahaan,ia juga punya usaha sendiri,namun seluruh asetnya yg bernilai 2 miliar tidak bisa menutup akumulasi utang sebesar 3miliar.
Inilah kali pertama mantan Dirut PT.Steady Save Tbk menggunakan kendaraan umum sebagai transportasi nya.
Ia naik busway dari depan Hotel Mandarin menuju Al-Azhar dan shalat Maghrib disitu.Ada pengumuman pengurus pengurus masjid bahwa ba'da isya ada pengajian.Mulyadi pun memutuskan akan mengikuti dan menunggu isya' sambil iktikaf.
Alangkah terkejutnya Mulyadi saat ustad Yusuf Mansyur dalam tausiyahnya mengatakan"Mungkin diantara jamaah yang hadir disini adalah orang yang sama sekali tidak berniat untuk dapat ke Al-Azhar , bahkan mendengarkan tausiyah saya.Tapi jamaah tersebut sedang dilanda kesulitan yang luar biasa". Intinya sang Ustad mengatakan bagaimana caranya mengatasi kesulitan dan mengharapkan pertolongan Allah dengan cara bersedekah, terutama menyedekahkan benda yang paling dicintai.
Tanpa pikir panjang, Mulyadi melepas jam tangan merk Bvlgari yg dikenakannya.Jam tangan itu dulu dibeli dengan harga USD.3000.Saat itu didompetnya ada uang Rp.110.000.Kalau dia sedekahkan seratus ribu,maka sisanya tidak bisa dia gunakan untuk ongkos pulang.
Awalnya dia sempat ragu, karena memang itu tipe jam tangan yg diidam-idamkan sejak dulu.Saat dilelang ,jam itu laku duaratus ribu.
Mulyadi merasa ringan sepulang dari masjid itu.Ia mengaku pada puncak kepasrahan tertinggi dalam hidupnya.Ia telah siap dengan keputusan apapun, termasuk hilangnya semua aset miliknya.
Tak lama kemudian ada panggilan telpon.Jauh sebelum krisis mendera,dia pernah mengajukan proposal proyek kepada sebuah lembaga.Suara telpon dari seberang itu menanyakan apakah proposalnya mau diteruskan atau tidak.Ternyata Allah menggerakkan hati pemilik lembaga tersebut untuk mengakomodasi proposal Mulyadi.
Senin,dua hari usai menyedekahkan jam tangan dan bersamaan rencana eksekusi lelang, Mulyadi diminta datang ke kantor lembaga tadi dan mereka sepakat untuk bekerja sama .Uang honorarium akan segera dikirim ke rekeningnya.
Pada saat hari terakhir ia harus melunasi utangnya,ia pergi ke bank dan ternyata ada sejumlah uang yang lebih dari cukup untuk menyelesaikan semua kewajibannya.
Mulyadi bersyukur karena Allah memberinya kesulitan hidup, karena itu adalah momentum untuk melihat keperkasaan Allah.[]
Allah mengintervensi kehidupan manusia, selama manusia berada di jalanNya dan mengikhtiarkan sesuatu yang benar-benar mengharap ridho Allah total, tidak berkehendak dan tidak bergantung selain Allah.Dan apabila kita bersedekah, ternyata hal tersebut dapat mengundang intervensi Allah lebih cepat lagi...
Dari buku
Tukang singkong naik haji
Tidak ada komentar:
Posting Komentar