Seorang tukang air memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan. Satu dari tempayan itu retak, sehingga jika pemikul air itu mengisi keduanya, saat dibawa berjalan sampai ditempat tujuan, air yang berada pada tempayan retak tinggal separuhnya.
Hal itu berlangsung cukup lama, sehingga tempayan utuh bangga akan tugasnya membawa air. Sebaliknya tempayan retak malu karena tidak melakukan tugas dengan sempurna.
Suatu kali tempayan retak itu berkata kepada pemikul air "Aku sungguh malu dan minta maaf, karena tidak bisa melakukan tugasku dengan baik"
"Kenapa?" Tanya pemikul air.
"Selama ini aku hanya bisa membawa air setengah wadah, karena adanya keretakan di sisiku. Jadi sepanjang jalan sampai ke tempat tujuan air yang kubawa tumpah sebagian, sehingga membuatmu rugi"
Tapi pemikul air menghiburnya "Cobalah lihat besok jalan yang kita lalui selama ini. Perhatikan, ada bunga-bunga yang indah pada sisi jalan yang kita lalui".
Saat kembali bekerja membawa air, tempayan retak memperhatikan sepanjang jalan mereka. Nampak bunga-bunga bermekaran sepanjang jalan.
"Ketahuilah" kata pemikul air "bunga-bunga yang bermekaran itu tumbuh karena air yang tumpah dari sisimu yang retak. Aku telah menanam benih bunga itu sepanjang jalan yang kita lalui. Dan setiap aku memikul air, kebocoran pada sisimu telah berhasil menyiram benih-benih bunga itu sehingga sekarang berbunga dengan indah. Tanpa adanya kamu, aku tidak bisa menghias rumahku dengan bunga-bunga yang indah"
Kita semua adalah tempayan retak. Namun, jika kita mau, Tuhan akan menggunakan kekurangan kita untuk menghias dunia. Dimata Tuhan yang Maha Bijaksana, tak ada yang terbuang percuma. Jangan takut akan kekuranganmu. Kenalilah kelemahanmu dan kamu pun menjadi sarana keindahan Tuhan. Ketahuilah, didalam kelemahan kita, kita menemukan kekuatan kita
Dari buku
"Mengasah Hati" 44 Mutiara Hidup yang Akan Membuat Hati Anda Sebening Kaca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar