"π²πππππ ππππ πππππππππππ ππππππ ππππ πππππ ππππππ ππ πππππ ππππ, ππππππ πππππππ ππππππ πππππππ π ππ π πππππππππ ππππ ππππππ ππππ πππππππ. π°πππππ ππππππ ππππ πππππ πππππππ π ππππ πππππππππππππ πππππππ"
(Stephen R Covey)
Pada 27 Mei 1992 di Sarajevo, salah satu dari segelintir toko roti yang masih memiliki persediaan tepung terigu membuat dan membagikan roti kepada orang-orang yang kelaparan, yang porak-poranda karena perang. Pada pukul 4 sore, antrean panjang terjadi di jalan. Tiba-tiba, sebuah peluru mortir jatuh tepat di tengah antrean, menewaskan dua puluh dua orang dan menyerakkan serpihan daging, darah, tulang, dan reruntuhan.
Tidak jauh dari situ tinggal seorang pemain musik berusia tiga puluh lima tahun, bernama Vedran Smailovic. Sebelum perang pecah, dia adalah pemain selo dalam Opera Sarajevo, sebuah karier bagus, yang dengan sabar didambakannya untuk bisa kembali dijalaninya lagi. Namun, ketika menyaksikan pembunuhan besar-besaran yang terjadi di luar jendela rumahnya, dia tidak mampu untuk berdiam diri lebih lama lagi. Dengan perasaan pilu, dia bertekad untuk menyumbangkan keahliannya yang terbaik: bermain musik. Musik untuk orang banyak, musik yang berani, musik di kancah perang.
Setiap hari selama dua puluh dua hari berikutnya, pada pukul 4 sore, Smailovic mengenakan pakaian resmi lengkap untuk konser, mengambil selo dan keluar dari apartemennya ke tengah-tengah perang yang berkecamuk di sekitarnya. Dengan menempatkan sebuah kursi plastik di samping lubang menganga yang dibuat oleh ledakan peluru mortir itu, dia memainkan Adagio in G minor karya Albinoni untuk mengenang para korban yang tewas. Karya itu adalah salah satu karya yang paling memilukan dan mencekam di jajaran musik klasik. Dia bermain di jalanan yang ditinggalkan orang, di dekat truk yang hancur, dan gedung-gedung yang terbakar, dan untuk orang-orang yang ketakutan yang bersembunyi di gudang bawah tanah ketika sejumlah bom dijatuhkan dan peluru beterbangan. Dengan bangunan meledak di dekatnya, dia melakukan unjuk keberanian yang tak terbayangkan, untuk menghormati martabat manusia, untuk mereka yang menjadi korban perang, untuk peradaban, untuk kasih sayang, dan untuk perdamaian. Walaupun peluru mortir terus berjatuhan, dia tidak pernah terluka.
Setelah koran memuat kisah tentang lelaki hebat ini, seorang komposer Inggris, David Wilde, begitu tersentuh hatinya sehingga dia pun memutuskan untuk bermusik. Dia menggubah lagu untuk permainan selo tunggal dan diberi judul "The Cellist of Sarajevo" atau "Pemain Selo dari Sarajevo".
Dunia saat ini sarat dengan medan perang-beberapa memang nyata, sementara yang lainnya berupa medan perang sosial, emosional, atau spiritual. Sesungguhnyalah, kita semua mengenal orang yang, dengan berbagai alasan, terpaksa hidup dalam penderitaan. Mungkin lingkungan mereka terancam. Mungkin mengkhawatirkan anggota keluarga. Mungkin kesehatan mereka yang menurun. Ketika Vedran Smailovic melihat orang-orang yang membutuhkan, dia meninggalkan rumahnya yang aman dan "bertekad untuk menyumbangkan keahliannya yang terbaik," yakni bermain musik.[]
Dari buku
"EVERYDAY GREATNESS" Inspirasi untuk Mencapai Kehidupan yang Bermakna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar