"𝐒𝐚𝐭𝐮-𝐬𝐚𝐭𝐮𝐧𝐲𝐚 𝐣𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐤𝐞 𝐝𝐞𝐩𝐚𝐧, 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐢𝐧𝐠𝐤𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐮𝐚𝐥𝐢𝐭𝐚𝐬 𝐥𝐢𝐧𝐠𝐤𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧, 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐥𝐢𝐛𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠."
(Richard Rogers)
Di Kamar perawatan bayi sebuah Rumah Sakit terpampang sebuah tulisan indah yang berbunyi:
"ᴀʀᴛɪ sᴇᴏʀᴀɴɢ ʙᴀʏɪ"
"𝒀𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒓𝒖𝒎𝒂𝒉 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂, 𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒌𝒖𝒂𝒕, 𝒌𝒆𝒔𝒂𝒃𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓, 𝒕𝒂𝒏𝒈𝒊𝒔𝒂𝒏 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒔𝒖𝒃𝒖𝒉, 𝒎𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒑𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈, 𝒎𝒂𝒔𝒂 𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒖𝒑𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒔𝒂 𝒅𝒆𝒑𝒂𝒏 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒄𝒆𝒓𝒂𝒉."
Kehadiran seorang bayi dalam rumah tangga merupakan saat-saat yang paling dinantikan. Bagi orangtua, kehadiran ini bagaikan terbitnya mentari yang akan membawa keluarga pada sukacita yang berkesinambungan. Bagi kakek-neneknya, kehadiran bayi dalam keluarga anaknya merupakan harapan yang dapat melupakan sejenak, betapa sudah lanjut usia mereka.
Tatapan seorang bayi merupakan tatapan yang penuh ketulusan dan kepolosan. Ketika orang dewasa melihat seolah-olah bayi tidak merespon canda, ucapan, maupun gurauan yang diberikan, sesungguhnya sang bayi sudah mampu mendengar, hanya butuh waktu untuk mengolah lebih lanjut.
Itulah sebabnya, hampir semua pengunjung rumah sakit bersalin akan tertawa, tersenyum bahkan enggan untuk beranjak ketika jam-jam besuk baby show di mulai. (Di mana semua bayi yang ada di rumah sakit tersebut diperlihatkan kepada seluruh pengunjung dalam suatu ruang kaca yang besar dan steril).
"Pupil mata seorang wanita akan membesar di kala melihat seorang bayi. Sekalipun belum pernah merawat seorang bayi, namun naluri keibuan akan melahirkan kompetensi tersendiri untuk merawatnya begitu bijak." begitu kata orang bijak
Kenyataannya adalah, saat seorang bayi dilahirkan sebenarnya ia berjuang untuk bisa "hidup sendiri" tanpa membawa serta fasilitas yang digunakan selama dalam kandungan.
Ketika masih didalam kandungan, segalanya tersedia dengan aman dalam lingkungan yang kondusif. Suhu udara diatur, makanan selalu cukup, oksigen sangat memadai dan tingkat kebisingan pun terkendali karena peran ibu yang mengandung sangat besar disini.
Tiga puluh delapan minggu fasilitas terbaik dalam kandungan itu akhirnya dia tinggalkan. Perjuangan pun dimulai dengan tarikan nafas dan tangisan, kemudian berlanjut dengan berfungsinya organ-organ tubuh yang lainnya. Tak pelak lagi, dokter anak yang mendampingi dokter kandungan atau bidan dalam proses persalinan, biasanya langsung melakukan pengecekan dan observasi terhadap aktivitas organ-organ si bayi. Jika semua berada dalam kondisi normal, barulah dipantau dan diberi perlakuan tertentu yang akan membantu tumbuh kembangnya bayi tersebut.
Mengambil analogi dari bayi tersebut, kehidupan manusia pun ternyata memerlukan waktu dan upaya maksimal untuk menyesuaikan diri di tempat yang baru. Saat harus pergi merantau untuk bekerja atau mengikuti pendidikan, seseorang harus siap meninggalkan kenyamanan rumah yang selama ini dinikmati. Ia harus hidup dan menyesuaikan dengan lingkungan barunya. Hari-hari pertama dalam penyesuaian di tempat dan suasana yang baru akan menentukan bagaimana pertumbuhan selanjutnya. Ada yang begitu memasuki tantangan yang baru, selalu muncul keinginan untuk kembali pada nostalgia kenyamanan terdahulu yang pernah diperolehnya. Ada pula demi menjaga kenyamanan diri selalu menyertakan plasenta (fasilitas maupun rekan-rekannya) di tempat atau dalam suasananya yang baru.
Belajar dari sang bayi, setiap manusia dituntut untuk mandiri dan tidak bergantung atau bersandar kepada orang lain. Membangun tali silaturahmi dan jaringan adalah upaya yang efektif dalam rangka mengembangkan kompetensi.
Bayi tidak selamanya minum ASI, dia akan berkembang makan bubur, nasi, dan makanan keras lainnya. Demikian pula manusia, setiap individu yang mandiri, ia tidak akan puas dengan tantangan pekerjaan yang biasa-biasa saja. Semakin hari semakin tumbuh, baik dari segi kompetensi maupun unjuk kerjanya.
Bertambah usia dan masa kerja adalah hal yang pasti dan tidak dapat dipungkiri lagi, namun terus tumbuh dan berkembang dalam peningkatan kualitas moral, spiritual, dan sosial, serta kompetensi adalah pilihan kita sendiri, karena: "Tua sudah pasti, dewasa adalah pilihan."[]
"𝙻𝚒𝚗𝚐𝚔𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚍𝚒 𝚜𝚎𝚔𝚒𝚝𝚊𝚛𝚖𝚞 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚎𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚍𝚒𝚛𝚒𝚖𝚞. 𝙱𝚊𝚐𝚊𝚒𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗𝚒 𝚔𝚎𝚊𝚍𝚊𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚛𝚞𝚛𝚊𝚝 𝚊𝚝𝚊𝚞 𝚋𝚊𝚐𝚊𝚒𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚛𝚎𝚊𝚔𝚜𝚒𝚖𝚞 𝚜𝚊𝚊𝚝 𝚜𝚎𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚒𝚔𝚊𝚙 𝚔𝚊𝚜𝚊𝚛 𝚝𝚎𝚛𝚑𝚊𝚍𝚊𝚙𝚖𝚞, 𝚒𝚝𝚞 𝚍𝚒𝚛𝚒𝚖𝚞."
(Halsey)
Dari buku: "Setengah kosong setengah isi"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar