Kamis, 20 Juli 2023

WAKTUNYA BERHENTI

"𝐊𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐩𝐮𝐧 𝐥𝐞𝐩𝐚𝐬, 𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐤𝐞𝐦𝐛𝐚𝐥𝐢 𝐛𝐞𝐭𝐚𝐩𝐚 𝐤𝐚𝐮 𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐧𝐢 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐝𝐢 𝐥𝐮𝐚𝐫 𝐛𝐚𝐭𝐚𝐬."

Seekor keledai bersahabat dengan ayam jantan. Suatu hari seekor singa yang lapar melihat keledai itu dan berniat memangsanya untuk sarapan. Menurut legenda, satu-satunya hal yang menjengkelkan seekor singa adalah suara ayam jantan berkokok. Ketika melihat singa itu siap menerkam sahabatnya, ayam jantan berkokok dengan sangat keras. Singa pun mengurungkan niatnya. la berbalik arah dan berlari ke hutan. "Ya, betul itu! Kamu sebaiknya lari!" teriak keledai. la senang karena sahabatnya berhasil mengalahkan si raja hutan. Keledai yang bodoh itu pun lantas berlari mengejar singa untuk mengusirnya lebih jauh. Namun, ketika berada di jarak yang cukup jauh dan tidak lagi mendengar kokok ayam jantan, singa berbalik arah, berhadap-hadapan dengan keledai yang tengah mengejarnya. "Sekarang aku tidak lagi mendengar kokok ayam jantan yang memuakkan itu lagi" kata singa itu sambil meneteskan air liur. "Jadi, kelihatannya aku bisa menyantap sarapanku dengan tenang!" Singa lantas menerkam dan melahap keledai di tempat itu juga.

Nasib keledai itu seharusnya lebih baik, jika ia menikmati kemenangannya dan membiarkan singa pergi. Namun sayang, sebuah hukum yang penting telah dilanggarnya, yaitu: "Jangan melewati target yang sudah Anda bidik dalam kemenangan. Belajarlah untuk mengetahui kapan harus berhenti. Jika Anda melangkah terlalu jauh, Anda akan menciptakan lebih banyak musuh daripada yang sudah Anda kalahkan. Tetapkan target dan jika Anda sudah mencapainya, berhentilah."

Jadilah pribadi yang mampu mengendalikan keinginan. Tahu kapan harus maju, mengembangkan diri, dan mengerti kapan harus berhenti. Hal ini penting karena jika kita terus mengejar dan mengejar, nasib kita akan sama seperti keledai tersebut.[]

"𝑩𝒐𝒍𝒆𝒉-𝒃𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒔𝒂𝒋𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒐𝒎𝒑𝒓𝒐𝒎𝒊 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒊𝒕𝒖𝒂𝒔𝒊, 𝒑𝒂𝒏𝒄𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒋𝒂 𝒈𝒂𝒓𝒊𝒔 𝒃𝒂𝒕𝒂𝒔 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒂𝒌 𝒃𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒅𝒊𝒍𝒆𝒘𝒂𝒕𝒊"

(Najwa Shihab )


Dari buku

"THE WISDOM" 150 Kisah Inspiratif yang akan Mengubah Hidup Anda




Senin, 10 Juli 2023

HELIKOPTER PEMIMPIN

Analogi udara dengan cairan, maka Hukum Archimedes juga bisa digunakan pada gaya angkat benda di udara

Dimana:

𝑭𝒂 = ρ 𝒗 𝒈

dengan 

𝑭𝒂 : 𝒈𝒂𝒚𝒂 𝑨𝒓𝒄𝒉𝒊𝒎𝒆𝒅𝒆𝒔

𝒗   : 𝒗𝒐𝒍𝒖𝒎 𝒃𝒆𝒏𝒅𝒂

ρ   : 𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂 𝒋𝒆𝒏𝒊𝒔 𝒖𝒅𝒂𝒓𝒂

𝒈   : 𝒈𝒂𝒚𝒂 𝒈𝒓𝒂𝒗𝒊𝒕𝒂𝒔𝒊 (𝟗,𝟖 𝒎/𝒔²)


Sehingga rumus ini bisa digunakan untuk menghitung gaya angkat helikopter.

Putaran baling-baling (v) yang kuat akan menjadikan gaya angkat (Fa) helikopter juga besar sehingga mampu mengangkat badan helikopter.

Jadi, fungsi baling-baling bagi helikopter sangat vital, yaitu sebagai director (pengarah) yang mengarahkan udara dan menyalurkan power yang dimilikinya ke arah yang tepat.


Baling-baling yang baik adalah baling-baling yang dapat mengarahkan udara ke arah yang tepat.

artinya:

𝑺𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒊𝒎𝒑𝒊𝒏𝒂𝒏 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒓𝒆𝒄𝒕𝒐𝒓 /𝒑𝒆𝒏𝒈𝒂𝒓𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒓𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒈𝒆𝒏𝒂𝒑 𝒑𝒐𝒕𝒆𝒏𝒔𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒆𝒏𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒊 𝒑𝒂𝒓𝒂 𝒃𝒂𝒘𝒂𝒉𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒆 𝒂𝒓𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒑𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒃 𝒅𝒊𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒃𝒆𝒕𝒖𝒍 𝒔𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂.

Udara adalah kekuatan utama helikopter, tanpa udara helikopter tidak mungkin helikopter akan terangkat. Seperti itulah seharusnya pembuat kebijakan menilai para bawahan, yaitu sebagai aset penting yang sangat berharga. Oleh karenanya organisasi yang baik harus memperlakukan bawahan dengan baik pula. 

Jadi:

𝑰𝒃𝒂𝒓𝒂𝒕 𝒖𝒅𝒂𝒓𝒂, 𝒑𝒆𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒃𝒊𝒋𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒎𝒆𝒎𝒂𝒉𝒂𝒎𝒊 𝒃𝒂𝒘𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒌𝒆𝒅𝒂𝒓 𝒂𝒍𝒂𝒕 𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒅𝒊𝒑𝒆𝒓𝒍𝒂𝒌𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒆𝒏𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂.

Perbandingan lurus antara daya angkat dan baling-baling membuat dua variabel itu harus bisa melakukan kerjasama yang solid

Maknanya adalah:

𝑨𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝒃𝒂𝒘𝒂𝒉𝒂𝒏 (𝒌𝒂𝒓𝒚𝒂𝒘𝒂𝒏) 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌 𝒌𝒆𝒃𝒊𝒋𝒂𝒌𝒂𝒏 (𝒔𝒕𝒂𝒌𝒆𝒉𝒐𝒍𝒅𝒆𝒓) 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒐𝒎𝒑𝒂𝒌, 𝒔𝒆𝒉𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒃𝒆𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒕𝒖𝒋𝒖𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒊𝒔𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒎𝒂, 𝒕𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒍𝒖  𝒎𝒆𝒎𝒑𝒆𝒓𝒕𝒂𝒉𝒂𝒏𝒌𝒂𝒏 𝒆𝒈𝒐 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒃𝒆𝒃𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒕𝒂𝒌 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒕.

Bila semua bagian helikopter tersebut berfungsi baik, maka dapat membuat helikopter yang berat menjadi terangkat, dan bila performanya terus membaik maka helikopter tersebut bisa terbang tinggi menjulang menembus awan ...[]


Dari buku

"SAINSPIRASI" Inspirasi Kehidupan Berdasarkan Fenomena Sains


UNGAH-UNGGUH MINYAK LANDAK

"𝑺𝒐𝒑𝒂𝒏-𝒔𝒂𝒏𝒕𝒖𝒏 𝒊𝒃𝒂𝒓𝒂𝒕 𝒎𝒊𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒖𝒓𝒂𝒏𝒈𝒊 𝒈𝒆𝒔𝒆𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒕𝒖 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏"
(Demokritos)

"Dilema landak"  (Hedgehog Dilemma) adalah sebuah analogi yang digunakan Arthur Schopenhauer.

Filsuf yang hidup pada abad XIX itu menulis:

"Sekelompok landak sedang berkumpul pada suatu hari yang dingin dan beku. Agar tak mati kedinginan, mereka saling mendekat. Begitu dekatnya, mereka lalu saling menusuk dengan bulu mereka yang tajam. Untuk menghindari rasa sakit karena tusukan, mereka membuat jarak, kehilangan kehangatan, dan mulai kedinginan lagi. Mereka saling mendekat lagi, terluka lagi, menjauh lagi. Begitu seterusnya, sampai mereka menemukan jarak yang nyaman antara tertusuk duri dan rasa hangat "


Begitu pula manusia. Sebagai makhluk sosial, mereka selalu ingin berinteraksi, saling mendekati. Namun, seringkali (tanpa sengaja), kedekatan itu (meski didasari niat baik) justru menimbulkan aksi saling menyakiti atau saling merugikan. 

Melalui analogi landak itu, Schopenhauer ingin mengatakan, ada situasi atau gesekan tertentu yang tidak bisa dihindari manusia saat mereka ingin saling mendekat, menjalin hubungan timbal balik atau intimasi.

Itulah gunanya sopan santun, tata Krama atau dalam terminologi Jawa kerap disebut 'unggah-ungguh'. Andaikata unggah-ungguh ini dipunyai oleh landak, maka situasinya akan berbeda, Schopenhauer tidak akan menggunakan landak sebagai analoginya.


=================================

Seorang pengembang mengeluh kepada Pak Sam akan sulitnya pembebasan tanah yang akan dilakukan untuk membangun kompleks perumahan.

Setelah Pak Sam mendengarkan, tahulah  dia, ternyata penyebanya adalah masalah unggah-ungguh ini. Kedatangan pengembang  dianggap sebagai "landak pemilik modal" yang akan melukai "landak pemilik tanah"

Maka, setelah mempelajari situasinya, Pak Sam mendatangi mereka.

Yang dilakukan Pak Sam itu persis mencerminkan yang disebutkan Demokritos sebagai "minyak" yang mengurangi gesekan satu pihak dengan lainnya. Sopan santun, tata krama, unggah-ungguh, atau apapun sebutannya, adalah  "minyak" yang dipahami betul fungsinya oleh Pak Sam. Tak hanya dalam kehidupan sosial, tetapi juga dalam bisnis.

Dengan menggunakan bahasa Jawa Krama (bahasa halus) pak Sam menanyakan hasil yang diperoleh dari sawahnya tiap hektar.

"Menawi  sabin kula tumbas 25 yuta, terus yatranipun dipun tabung teng Bank, panjenengan nrima pinten? 5% kan sampun 1,25 yuta. Kalian setengah yuta eca pundi?" (Kalau sawah saya beli 25 juta, lalu uangnya ditabung di bank kan dapat bunga 1,25 juta. Dengan setengah juta enak mana?)

Komunikasi dengan menggunakan bahasa yang halus menunjukkan penghormatan kepada lawan bicara tentu akan membuat mereka simpati dan gesekan antara pengembang dan pemilik tanah bisa dihindari.Tak hanya itu, Pak Sam juga memberikan penjelasan rasional. Uang 25 juta bisa dibelikan sawah di lokasi lain dan petani tetap bisa mengolah sawah kembali.

Kembali Pak Sam berpesan "Jangan pernah lupakan unggah-ungguh, dalam bergaul dengan orang lain, berhubungan bisnis. Tanpa unggah-ungguh, kita tidak akan punya banyak teman, mitra bisnis, dan akhirnya tidak akan ada ketenangan hidup"


Dari buku

Refleksi Sam Santoso "When I'am Getting Older"

(Sam Santoso pernah menjabat sebagai Direktur PT "Sempulur Adi Mandiri, Kediri)

Rabu, 05 Juli 2023

THE KILLER DREAM

 








"𝗠𝗲𝗿𝗲𝗸𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗲𝗿𝗽𝗲𝗻𝗱𝗮𝗽𝗮𝘁 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗺𝘂𝗻𝗴𝗸𝗶𝗻 𝗷𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗵𝗮𝗹𝗮𝗻𝗴𝗶 𝗺𝗲𝗿𝗲𝗸𝗮 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝘁𝗲𝗻𝗴𝗮𝗵 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗲𝗿𝗷𝗮𝗸𝗮𝗻"

(Pepatah Tiongkok)

Waspadalah!,

Ada "pembunuh-pembunuh mimpi" yang bisa mengenyahkan impian dan harapan kita. Mereka adalah orang-orang yang tidak dapat atau tidak mau melihat harapan kita mencapai impian dan cita-cita. Mereka mungkin berkata "Itu tidak mungkin" atau "Anda tidak cukup mampu untuk mewujudkannya". 

Berikut adalah kisah tentang para pembunuh mimpi:


"Who is Avram Grant?" Begitulah headline surat kabar olahraga Inggris, The Independent, edisi 21 September 2007 setelah Chelsea mengontraknya sebagai pelatih. Catatan karier Grant memang tidak terlalu menonjol, dan hal itu juga yang membuatnya kerap dibanding-bandingkan dengan Jose Mourinho, pelatih Chelsea yang digantikannya. Namun, ia tidak memedulikan semua cemooh tersebut. Alhasil, ia mempersembahkan gelar runner up Piala Champion bagi Chelsea. Prestasi besar dari seorang pelatih dengan nama kecil.


Jangan biarkan siapa pun dan apa pun menghentikan langkah kita untuk sampai di tangga kebahagiaan dan kesuksesan. Tak satu pun di antara penghalang mimpi kita yang mempunyai kekuasaan terhadap diri kita kecuali bila kita memberi kemampuan kepada mereka. Percayalah bahwa kecaman negatif dari para 'Pembunuh Mimpi' itu tidak akan mungkin menghentikan kita mewujudkan impian-impian. Dan, yang tak kalah penting, jangan pedulikan apa yang mereka katakan! Sebaliknya, buktikanlah bahwa kita tidak hanya sekadar bisa berkata-kata, tetapi sanggup mewujudkannya.

Percayalah!


Dari buku

"INSPIRASI 5 MENIT"

81 Bacaan Ringan untuk Menjadi Lebih Baik

SERIBU KELERENG

 

"𝑹𝒆𝒇𝒍𝒆𝒌𝒔𝒊 𝒕𝒆𝒓𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒑𝒓𝒊𝒐𝒓𝒊𝒕𝒂𝒔 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖. 𝑨𝒑𝒂 𝒑𝒖𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒌𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒆𝒏𝒕𝒊𝒏𝒈, 𝒖𝒋𝒊𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒅𝒊 𝒎𝒂𝒏𝒂 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕𝒌𝒂𝒏 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖."

(𝑵𝒊𝒄𝒌 𝑪𝒓𝒐𝒄𝒌𝒆𝒓)

Sabtu pagi, seorang ayah muda duduk di teras sambil minum kopi.

Iseng dia mengambil sebuah radio kecil yang tergeletak dimeja dan menyalakannya. Lalu dia mencoba mencari gelombang stasiun dengan acak. Tiba-tiba dia menghentikan pencarian stasiun dan mendengar seorang penyiar pria bersuara serak berbicara.

Penyiar itu menyapa pendengarnya dengan sebutan 'Broer'

"Halo Broer, nampaknya Anda sibuk dengan rutinitas pekerjaan sampai akhir pekan. Rupanya perusahaan Anda menggaji Anda dengan memuaskan. Namun rupanya kesibukan Anda ini membuat waktu pribadi tersita, apakah itu berkumpul dengan keluarga, berkunjung kerumah sahabat atau acara pribadi yang lain.

Saya akan berbagi kepada Anda bagaimana mengatur prioritas hidup dalam hidup saya"

Kemudian penyiar yang dari suaranya berusia paruh baya, memberikan sebuah teori yang disebut "Seribu Kelereng".

"Pada suatu hari saya duduk dan mulai melakukan sebuah perhitungan sederhana. Rata-rata manusia hidup sampai usia 75 tahun. Saya kemudian mengalikan 75 tahun itu dengan 52 minggu dan saya mendapatkan hasil 3.900; angka ini memberikan arti bahwa rata-rata manusia memiliki 3.900 hari Sabtu dalam hidupnya. Usia saya saat itu 55 tahun yang berarti saya telah melewati hampir 2.900 hari Sabtu, dan jika saya mampu hidup sampai usia 75 tahun berarti saya tinggal memiliki 1.000 hari Sabtu dalam hidup saya.

Oleh karena itu, saya memutuskan untuk pergi ke toko mainan, membeli sebanyak 1.000 butir kelereng dan membawanya pulang ke rumah. Saya menaruh kelereng-kelereng itu ke dalam wadah kaca transparan dan setiap Sabtu yang berlalu saya mengambil sebuah kelereng dari wadah tersebut. Dengan berkurangnya sebutir kelereng, saya mulai memfokuskan hidup saya pada hal-hal yang penting dalam hidup ini.


Sekarang saya ingin mengatakan kepada Anda satu hal penting sebelum saya menyudahi acara ini dan mengantar anak saya ke acara ulang tahun temannya. Pagi ini, saya mengambil keluar kelereng terakhir dari wadah kaca itu, saya kemudian berpikir bahwa jika saya masih dapat hidup sampai Sabtu pekan depan berarti saya telah diberi tambahan waktu oleh sang Pencipta. Sangat senang bertemu dengan Anda, Broer, saya berharap Anda meluangkan akhir pekan dengan acara yang khusus bersama keluarga, dan berharap bertemu lagi dengan Anda pada siaran yang sama. Selamat Pagi!"


Ayah muda itu tersentak dan diam seribu bahasa mendengar penjelasan Sang Penyiar itu. Apa yang barusan disampaikan benar-benar menegurnya yang pagi itu sudah siap berangkat kerja pada hari Sabtu yang indah. Ia ingat pagi ini anaknya ada jadwal les menari. Segera ia berlari masuk, dan hampir bertabrakan dengan putrinya yang akan berangkat les. 

"Tunggu sayang, Ayah ganti pakaian dulu. Biar Ayah antar hari ini".[]

"𝙼𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒𝚔𝚒 𝚙𝚛𝚒𝚘𝚛𝚒𝚝𝚊𝚜 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚙𝚎𝚗𝚝𝚒𝚗𝚐. 𝙱𝚎𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚎𝚖𝚙𝚊𝚝𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚞𝚛𝚞𝚝𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛. "

(𝙼𝚒𝚌𝚑𝚊𝚎𝚕 𝙷𝚢𝚊𝚝𝚝)

Dari buku

"THE HEART OF GOLD"

Minggu, 02 Juli 2023

KISAH DUA EMBER

 


"𝑺𝒂𝒂𝒕 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒆𝒍𝒖𝒉-𝒌𝒆𝒔𝒂𝒉, 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒖𝒃𝒂𝒉 𝒔𝒊𝒕𝒖𝒂𝒔𝒊. 𝑷𝒖𝒏 𝒔𝒊𝒕𝒖𝒂𝒔𝒊 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒅𝒖𝒍𝒊 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒍𝒖𝒉-𝒌𝒆𝒔𝒂𝒉 𝒌𝒊𝒕𝒂"

(Tere Liye)


Ada dua ember yang diikat dengan tali dan digantung di kerekan di atas sumur. Pemilik sumur biasanya menurunkan kedua ember itu ke dasar sumur dalam keadaan kosong agar dapat menariknya ke atas dalam keadaan penuh berisi air. Kedua ember yang diturunkan bertemu di tengah sumur.


Ember yang kosong berkata kepada ember yang penuh berisi air, "Mengapa kamu menangis?"


Sambil meneteskan air mata, ember penuh menjawab, "Saya menangis karena saya membawa air yang berat ini naik ke atas dengan susah payah, tetapi pemilik sumur mengembalikan saya lagi ke dalam dasar sumur yang gelap."


Ember yang menangis bertanya kepada ember kosong yang terlihat seperti sedang menari-nari, "Mengapa kamu menari-nari?"


Ember kosong menjawab, "Saya menari-nari karena saya turun ke dasar sumur yang gelap lalu kembali ke atas membawa penuh air jernih dan bertemu dengan sinar matahari".[]


"𝑲𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒖𝒏 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒔𝒖𝒂𝒔𝒂𝒏𝒂 𝒉𝒂𝒕𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒖𝒓𝒖𝒌, 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒄𝒐𝒃𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒔𝒖𝒂𝒔𝒂𝒏𝒂 𝒉𝒂𝒕𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒖𝒓𝒖𝒌. 𝑩𝒆𝒍𝒂𝒋𝒂𝒓𝒍𝒂𝒉 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒊"

(Faith Hill)


Dari buku

"DARI KUNTUM MENJADI BUNGA" Seri Kumpulan Kisah Inspiratif jilid 3

PEMAIN SELO SARAJEVO

"𝑲𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒏𝒋𝒖𝒌𝒌𝒂𝒏 𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓 𝒕𝒆𝒓𝒉𝒂𝒅𝒂𝒑 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏, 𝒆𝒏𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒏𝒆𝒈𝒂𝒕𝒊𝒇 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒓𝒖𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒆𝒏𝒆𝒓𝒈𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒐𝒔𝒊𝒕𝒊𝒇. 𝑰𝒕𝒖𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒌𝒓𝒆𝒂𝒕𝒊𝒇 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒆𝒍𝒆𝒔𝒂𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉"

(Stephen R Covey)

Pada 27 Mei 1992 di Sarajevo, salah satu dari segelintir toko roti yang masih memiliki persediaan tepung terigu membuat dan membagikan roti kepada orang-orang yang kelaparan, yang porak-poranda karena perang. Pada pukul 4 sore, antrean panjang terjadi di jalan. Tiba-tiba, sebuah peluru mortir jatuh tepat di tengah antrean, menewaskan dua puluh dua orang dan menyerakkan serpihan daging, darah, tulang, dan reruntuhan.


Tidak jauh dari situ tinggal seorang pemain musik berusia tiga puluh lima tahun, bernama Vedran Smailovic. Sebelum perang pecah, dia adalah pemain selo dalam Opera Sarajevo, sebuah karier bagus, yang dengan sabar didambakannya untuk bisa kembali dijalaninya lagi. Namun, ketika menyaksikan pembunuhan besar-besaran yang terjadi di luar jendela rumahnya, dia tidak mampu untuk berdiam diri lebih lama lagi. Dengan perasaan pilu, dia bertekad untuk menyumbangkan keahliannya yang terbaik: bermain musik. Musik untuk orang banyak, musik yang berani, musik di kancah perang.

Setiap hari selama dua puluh dua hari berikutnya, pada pukul 4 sore, Smailovic mengenakan pakaian resmi lengkap untuk konser, mengambil selo dan keluar dari apartemennya ke tengah-tengah perang yang berkecamuk di sekitarnya. Dengan menempatkan sebuah kursi plastik di samping lubang menganga yang dibuat oleh ledakan peluru mortir itu, dia memainkan Adagio in G minor karya Albinoni untuk mengenang para korban yang tewas. Karya itu adalah salah satu karya yang paling memilukan dan mencekam di jajaran musik klasik. Dia bermain di jalanan yang ditinggalkan orang, di dekat truk yang hancur, dan gedung-gedung yang terbakar, dan untuk orang-orang yang ketakutan yang bersembunyi di gudang bawah tanah ketika sejumlah bom dijatuhkan dan peluru beterbangan. Dengan bangunan meledak di dekatnya, dia melakukan unjuk keberanian yang tak terbayangkan, untuk menghormati martabat manusia, untuk mereka yang menjadi korban perang, untuk peradaban, untuk kasih sayang, dan untuk perdamaian. Walaupun peluru mortir terus berjatuhan, dia tidak pernah terluka.


Setelah koran memuat kisah tentang lelaki hebat ini, seorang komposer Inggris, David Wilde, begitu tersentuh hatinya sehingga dia pun memutuskan untuk bermusik. Dia menggubah lagu untuk permainan selo tunggal dan diberi judul "The Cellist of Sarajevo" atau  "Pemain Selo dari Sarajevo".

Dunia saat ini sarat dengan medan perang-beberapa memang nyata, sementara yang lainnya berupa medan perang sosial, emosional, atau spiritual. Sesungguhnyalah, kita semua mengenal orang yang, dengan berbagai alasan, terpaksa hidup dalam penderitaan. Mungkin lingkungan mereka terancam. Mungkin mengkhawatirkan anggota keluarga. Mungkin kesehatan mereka yang menurun. Ketika Vedran Smailovic melihat orang-orang yang membutuhkan, dia meninggalkan rumahnya yang aman dan "bertekad untuk menyumbangkan keahliannya yang terbaik," yakni bermain musik.[]


Dari buku

"EVERYDAY GREATNESS" Inspirasi untuk Mencapai Kehidupan yang Bermakna



ADA YANG LEBIH HEBAT

 “𝑺𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌-𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏.”  (Hadits Riway...