Rabu, 12 November 2025

BELAJAR DARI AIR

"𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒖𝒍𝒊𝒕 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒍𝒂𝒎𝒂, 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒖𝒂𝒕 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒂𝒉𝒂𝒏,"

(Robert Schuller)


Seorang pemuda datang menemui Guru Zen Yuantong untuk menyampaikan keluhannya. Pemuda itu merasa kurang berhasil dalam karier meskipun pendidikannya cukup tinggi.


Usai mendengar keluhan pemuda itu pemuda itu, Guru Zen mengambil air dari tempayan dengan gayung. Saat memegang gayung berisi air, ia bertanya kepada pemuda tersebut, "Apa bentuk air ini?"

"Air mana ada bentuknya?" sahut pemuda itu.

Tanpa menjawab, Guru Zen menuangkan air ke dalam gelas dan vas bunga. Air juga dituangkan ke dalam ember berisi pasir. Dengan cepat air terserap bercampur pasir dan tak tampak lagi bentuknya. Kemudian, sambil memegang pasir basah itu, Guru Zen pun berkata, "Lihatlah, air ini hilang begitu saja. Ini juga sebuah kehidupan."


Pemuda itu mencoba menangkap apa yang ingin diungkapkan sang guru. Dari peragaan tersebut ia mulai dapat menangkap maknanya. "Saya mengerti. Guru sedang mengajari saya bahwa manusia harus bersikap seperti air yang dengan cepat dapat menyesuaikan diri dengan tempat ia berada. Air juga bisa hilang lenyap begitu saja, artinya manusia bisa datang dan pergi begitu cepat dan tak seorang pun yang dapat mengubahnya," kata si pemuda panjang lebar mencoba menguraikan makna peragaan air itu.

Kemudian Guru Zen berdiri dan berjalan menuju halaman depan vihara. Pemuda itu mengikutinya, masih dengan penuh tanda tanya di kepala. Lalu Guru Zen membungkuk dan menyentuh salah satu batu yang juga berfungsi sebagai anak tangga. Pemuda itu melihat ada lekukan di atas batu tersebut. "Apabila hujan turun, air hujan akan mengalir jatuh dari atap ke bawah. Ini adalah hasil dari tetesan air hujan itu," kata Guru Zen.


Pemuda itu memikirkan makna baru atas kondisi batu tersebut. "Itu artinya manusia harus menyesuaikan dengan keadaan. Tetapi, sifat air yang lembut justru mampu membentuk batu yang begitu keras, bahkan dapat menghancurkannya," kata pemuda itu beranalisis. "Benar sekali. Tetesan air akan membuat lubang di batu itu suatu hari nanti," kata sang guru mengakhiri


                       -o0o-


Untuk menjadi manusia yang kuat dan sukses. Sebelumnya kita harus selalu menyadari bahwa proses menuju kesuksesan di bidang tertentu sering kali penuh tantangan. Langkah yang paling jitu supaya lebih kuat menghadapi tantangan untuk sampai ke tujuan adalah bersikap fleksibel seperti air. 

Oleh sebab itu, pelajarilah kesabaran agar kita mampu bersikap lembut. Kelembutan tak jarang mampu menaklukkan tantangan yang paling dahsyat sekalipun, sebagaimana air dengan sifatnya yang lembut ternyata juga mampu melubangi batu atau bahkan batu karang sekalipun.[]


"𝐌𝐚𝐧𝐮𝐬𝐢𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐩𝐚𝐧𝐝𝐚𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫-𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩 𝐝𝐢 𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐢𝐚 𝐝𝐢𝐭𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧."

(Hellen Keller)


Dari buku "Unleash Your Inner Power with Zen"




Senin, 08 September 2025

TIDAK PERLU NAMA


"𝑪𝒂𝒓𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒎𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒓𝒊 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒉𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒓𝒊 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒎𝒆𝒍𝒂𝒚𝒂𝒏𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏."

(Mahatma Gandhi)


"Waalaikumsalam" kata ibunya membukakan pintu.

Sambil masuk, Fitri melemparkan tasnya, melepas sepatu dengan kesal.

"Ada apa sayang?"

"Masa Bun, acara pasca UTS yang  kuusulkan berlangsung meriah, tapi gak ada yang kasih selamat seorangpun...!" dengan gemas Fitri melemparkan kaos kakinya.

"Minum dulu" kata ibunya 

Kembali keruang tamu sambil membawa es sirup, Fitri duduk.

"Dengar Sayang, Bunda punya cerita" kata ibunya.

Ada seekor katak sedang berada di tepi telaga. Karena selama ini yang diketahuinya adalah yang ada disekelilingnya, ia ingin melihat dunia yang lebih luas dengan menyeberangi telaga. Saat melihat ada dua ekor bangau didekatnya, katak itu menyampaikan keinginannya.

"Kami dengan senang hati akan membantu, tapi bagaimana caranya?" kata seekor bangau

"Begini saja" usul katak "kalian gigit pada kedua ujung dahan dengan paruhmu, sementara aku menggigit pada bagian tengahnya"

Tak lama kemudian katak ikut terbang dengan kedua bangau tersebut. Seorang petani melihat pemandangan itu dari bawah dan berkata kepada temannya "Pintar sekali bangau itu"

Katak yang mendengar ucapan petani itu kesal dan berkata "Bukan mereka yang punya ide itu, tapi aku!" Dan... jatuhlah katak itu gara-gara membuka mulutnya.


Fitri tersenyum 

"Jadi, Sayang" kata ibunya, "Untuk hal-hal tertentu, lebih baik tidak mendapat nama atas prestasi yang kita peroleh. Ketenaran itu menyenangkan, namun dapat menjadi dosa dalam arti harfiah dan kiasan, dan dapat menjadi bumerang. Sebagian ketenaran kita mungkin lebih baik lepas tangan, kecuali kita kesulitan mengelakkannya"[]


"𝐒𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐡𝐞𝐛𝐚𝐭, 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐲𝐚𝐧𝐢."

(Martin Luther King Jr)

Dari buku "Just For You"












PERSAHABATAN 24 KARAT

 Olimpiade Berlin 1936

Sempat melakukan pelanggaran dalam dua usaha awal, Jesse Owens kemudian mendapatkan saran dari pelompat jauh asal Jerman, Luz Long.

"Anda dapat melakukan dengan mudah,bahkan dengan mata tertutup" kata Luz Long "Ambil saja tumpuannya lebih ke depan untuk mencari aman" lanjutnya.

Mengikuti saran Atlet jangkung berkulit putih bermata biru ,Owens-atlet Amerika berkulit hitam-akhirnya memperoleh medali emas.

Kembali  dia meraih medali emas pada lari 200 meter dan puncaknya adalah memimpin tim Amerika serikat pada lari 4x100 meter.

Adalah Luz Long yg memberi ucapan selamat pada Jesse Owens dihadapan rakyat Jerman dengan Pemimpinnya yg saat itu sedang mengkampanyekan Kehebatan bangsa Arya.


Rangkulan persahabatan dua orang itu membawa akibat pada Long.Dia dikirim ke garis depan pada Perang Dunia ll.

Namun persahabatan mereka tetap terjalin melalui surat sampai akhirnya diketahui Luz Long tewas karena luka parah disebuah pertempuran.


Dalam sebuah kenangannya ,Owens mengatakan :

“Butuh keberanian dari dirinya untuk berteman dengan saya di hadapan Hitler. Anda bisa meleburkan semua medali dan trofi yang saya punya, namun mereka takkan bisa membuat persahabatan berpelat emas 24 karat yang saya rasakan pada Luz Long di momen itu,” 


Dari buku

"Everyday Greatness"


Keterangan foto: Luz Long memberikan tips lompatan kepada Jesse Owens




Selasa, 26 Agustus 2025

"DUO PIANIST EBONY AND IVORY"

"𝚂𝚎𝚝𝚒𝚊𝚙 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚕𝚊𝚒𝚔𝚊𝚝 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒𝚔𝚒 𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚜𝚊𝚢𝚊𝚙. 𝙳𝚊𝚗 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚋𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚜𝚊-𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚖𝚎𝚕𝚞𝚔"

(Luciano De Creschenzo)



Panti "𝑺𝒐𝒖𝒕𝒉𝒆𝒂𝒔𝒕 𝑺𝒆𝒏𝒊𝒐𝒓 𝑪𝒆𝒏𝒕𝒆𝒓 𝒇𝒐𝒓 𝑰𝒏𝒅𝒆𝒑𝒆𝒏𝒅𝒆𝒏𝒕 𝑳𝒊𝒗𝒊𝒏𝒈" musim semi tahun 1983, 

Margaret Patrick yang tangan kanannya mengalami kelumpuhan tiba untuk memulai terapi fisik.

Millie McHugh, seorang staf lama lalu memperkenalkannya kepada orang-orang di pusat rehabilitasi tersebut. 

Saat melintas ruangan, pandangan Margaret terkesiap melihat sebuah piano.

Millie yang sepintas melihat bertanya, "Ya?" 

"Oh, tidak," jawab Margaret lirih. "Melihat piano ini membangkitkan kenangan masa laluku. Dulu, musik adalah segalanya bagiku." 

Millie melihat tangan kanan wanita kulit hitam yang hanya tergantung lemas.Dengan lirih Margaret menceritakan tentang karier musiknya sebelum stroke menyerang.

"Tunggu disini sebentar" tiba-tiba Millie berkata, "Aku akan segera kembali." Tak lama ia kembali bersama seorang wanita kulit putih kecil dengan rambut yang sudah beruban yang memakai kacamata tebal. Wanita tersebut mengunakan alat bantu untuk berjalan.

"Kenalkan ini Ruth Eisenberg." kata Millie. Lalu dia tersenyum. "Dia dulu juga bermain piano, tetapi seperti halnya Anda, dia tidak lagi bisa bermain sejak menderita stroke. Nyonya Eisenberg memilik tangan kanan yang bagus, dan saya mempunyai perasaan bahwa pasangan tangan Anda yang masih berfungsi bisa melakukan sesuatu yang luar biasa."

"Anda tahu Waltz Chopin dalam D flat?" tanya Ruth Margaret mengangguk.

Margaret mengangguk.

Keduanya duduk berdampingan di kursi piano. Dua tangan yang sehat-satu dengan jari-jari hitam, panjang, dan lemah-gemulai, satunya lagi dengan jari-jari putih gemuk pendek-bergerak secara ritmis dan harmonis layaknya sepasang tangan dari satu orang. Sejak hari itu, mereka duduk berdampingan di depan keyboard piano ratusan kali-tangan kanan Margaret yang tak berdaya di punggung Ruth, dan tangan kiri Ruth yang tak berdaya di lutut Margaret, sementara tangan Ruth yang sehat memainkan melodi dan tangan Margaret yang sehat memainkan musik pengiringnya.


Musik yang mereka mainkan telah menghibur para penonton televisi, di sekolah dan di gereja, dan juga di pusat rehabilitasi dan warga negara yang telah lanjut usia. Dan di kursi piano itulah mulai Mozart, Chopin dan Bach serta Beethoven terdengar lebih dari sekadar musik.

Sebab di sanalah mereka tahu bahwa mereka memiliki lebih banyak persamaan dibanding yang mereka bayangkan sebelumnya. 

dari mereka tidak bisa memberi tanpa yang lain.

Duduk berdampingan di kursi piano itu, Ruth mendengar Margaret mengatakan, "Musikku telah direnggut, tetapi Tuhan memberikan Margaret kepadaku." Dan jelas bahwa sebagian iman Margaret telah merasuk dalam diri Ruth saat mereka duduk berdampingan selama lima tahun terakhir ini, karena Ruth sekarang mengatakan, "Keajaiban Tuhanlah yang mempertemukan kami."[]


 "𝑪𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒎𝒂𝒎𝒑𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂 𝒌𝒆𝒌𝒖𝒓𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒂𝒅𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒔𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒍𝒆𝒏𝒈𝒌𝒂𝒑𝒊 𝒌𝒆𝒌𝒖𝒓𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏."


Dari buku

"A 4th Course of Chicken Soup for The Soul" 70 Kisah untuk Membuka Hati dan Mengobarkan Semangat Kembali.



MEMBERI CONTOH

 "𝐂𝐨𝐧𝐭𝐨𝐡 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐩𝐞𝐦𝐢𝐦𝐩𝐢𝐧𝐚𝐧."

(Albert Schweitzer)


Tahun 1888 Mahatma Gandhi sampai di London untuk belajar hukum di University College. 

Gandhi tinggal di sebuah kamar yang sempit pada rumah seorang janda Anglo- India di West Kensington.

Suatu saat, Ibu semangnya mendatangi Gandhi dan berkata, "Tuan Gandhi, putra saya ini tidak mau mendengarkan saya, namun entah bagaimana dia mau mendengarkan nasihat Anda. Dia ini terlalu banyak makan gula, bisakah Anda menasihatinya agar tidak makan gula terlalu banyak?"

Gandhi menjawab "Tentu, Bu, saya akan menasihatinya."

Hari berlalu dan menjadi minggu, anak tersebut masih makan gula sebanyak sebelumnya. Maka ibu semang menemui Gandhi lagi dan berkata, "Tuan Gandhi, apa Anda ingat apa yang saya katakan beberapa minggu lalu mengenai kebiasaan putra saya makan gula? Anda bilang Anda akan menasihatinya, tapi kenapa belum?"

Gandhi menjawab, "Saya sudah menasihati putra Ibu agar tidak makan banyak gula, tapi baru pagi ini." 

"Mengapa baru sekarang Anda menasihatinya?" Ibu itu penasaran. "Karena, baru kemarin saya berhenti makan gula," jawab Gandhi.


Bagaimana bisa mengajari anak-anak jika Anda minta mereka melakukan sesuatu yang Anda sendiri tidak lakukan?[]


"𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒂𝒔𝒖𝒌 𝒂𝒌𝒂𝒍 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒎𝒆𝒎𝒆𝒓𝒊𝒏𝒕𝒂𝒉 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏, 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒆𝒓𝒊𝒏𝒕𝒂𝒉 𝒅𝒊𝒓𝒊𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊."

(Pepatah Latin)


Dari buku "Mahatma Gandhi" Sebuah Autobiografi



ETOS KERJA PENJUAL PECEL

 "𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒄𝒂𝒓𝒊 𝒏𝒂𝒇𝒌𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒓𝒖𝒑𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒊𝒃𝒂𝒅𝒂𝒉, 𝒔𝒆𝒎𝒂𝒌𝒊𝒏 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂 𝒌𝒆𝒓𝒂𝒔 𝒌𝒊𝒕𝒂, 𝒊𝒏𝒔𝒚𝒂 𝑨𝒍𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒎𝒂𝒌𝒊𝒏 𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓 𝒑𝒂𝒉𝒂𝒍𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝑨𝒍𝒍𝒂𝒉."

(Syekh Imam Nawawi al- Bantani)


Mak Paerah, 

Demikian wanita sepuh itu biasa dipanggil. Ia biasa berjualan pecel di depan gedung DPRD Sumatera Utara, Medan.

Kalau ditanyakan umur, dia akan katakan 86 tahun, padahal dari penampilannya sepertinya itu terlalu muda. Namun ia tetap gesit melayani para pembelinya.

Setiap hari, biasanya sekitar pukul 11.00, Mak Paenah sudah tiba di depan gedung DPRD dari  rumah cucunya di Glugur yang berjarak sekitar lima kilometer dan menggelar dagangannya.

Mengenai banyaknya uang hasil dagangnya dalam tas pinggangnya itu, Mak Paenah sering tidak mengetahuinya. Ia memang tidak peduli dengan pendapatannya setiap hari. Tidak jarang ada beberapa lembar ribuan tercecer di bawah kakinya, yang akhirnya diambilkan oleh orang lain. Baginya, yang penting, ia tidaklah merugi. Ia berucap, "𝑩𝒂𝒕𝒉𝒊 𝒌𝒖𝒘𝒊 𝒐𝒓𝒂 𝒔𝒂𝒉 𝒐𝒌𝒆𝒉-𝒐𝒌𝒆𝒉. 𝑲𝒆𝒎𝒂𝒓𝒖𝒌 𝒋𝒆𝒏𝒆𝒏𝒈𝒆" (Mengambil untung itu jangan besar-besar. Serakah namanya). Sikap inilah yang membuat Mak Paenah cenderung royal dan para pembeli sering belanja menjelang dagangnya mau habis, karena ia pasti memberikan porsi pecel yang lebih banyak. Karena keyakinan akan dagangannya yang tidak rugi itu pula, sering kali Mak Paenah membelikan rokok untuk orang lain yang tampak memerlukannya. Misalnya, Andi Lubis, fotografer harian "Analisa", Medan, yang perokok berat, beberapa kali diberi rokok oleh Mak Paenah kalau tampak sedang bengong dan tidak merokok. Ia berkata kepada Andi Lubis, "𝑵𝒚𝒐𝒉 𝒓𝒐𝒌𝒐𝒌. 𝑲𝒐𝒘𝒆 𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒓𝒂 𝒅𝒖𝒘𝒆 𝒅𝒖𝒘𝒊𝒕 𝒕𝒐?" (Nih rokok. Kamu sedang tidak punya uang kan?).

Bagi Mak Paenah, apa salahnya menyisihkan uang untuk menyenangkan orang lain? Tidak jarang ia memberikan pecelnya secara gratis kalau ada yang lapar, tetapi tak punya uang.


Jadi, untuk apa Mak Paenah berjualan pecel dalam usianya yang sudah sangat senja itu?

"Aku bekerja karena memang manusia itu harus bekerja. Aku sakit kalau nganggur. Menganggur adalah bersahabat dengan setan. Kerja selalu ada kalau kita mau mencarinya. Jangan mau menganggur sampai kita mati."

Saat ada orang yang bertanya, "Setelah anak-anak Mak Paenah bisa hidup mandiri, uang hasil penjualan pecel digunakan untuk apa?", maka ia akan menjawab, "Keuntungan penjualan kusimpan di bawah bantal setiap hari. Uang itu kugunakan untuk menolong orang lain bila ada yang membutuhkannya. Siapa tahu, kan?" Inilah jawabannya yang sangat arif.


Mak Paenah menceritakan bahwa ia pernah menolong tetangganya yang mendadak membutuhkan uang. Tetangganya itu tidak menyangka ketika tiba-tiba Mak Paenah yang hanya berjualan pecel mampu meminjaminya uang dalam jumlah cukup besar tanpa bunga.


Setiap pagi, Mak Paenah mengambil Rp150.000,00 dari simpanannya untuk berbelanja di Pasar Glugur. Pada pukul 04.00, ia sudah bangun. Lalu, pada pukul 06.00, ia sudah mulai memasak bumbu-bumbu pecel dan sayuran. Mengenai hal itu, ia berkata, "Bangun pagi membuatku sehat. Tiap hari berbelanja dan menawar juga tidak membuatku pikun."


Pada bulan Juni dan Juli 2002, para wartawan Medan yang biasa mangkal di depan Gedung DPRD kehilangan Mak Paenah. Selama dua bulan lebih, wanita tua itu menghilang. Banyak orang yang mengkhawatirkan kondisi Mak Paenah. Ada yang beranggapan bahwa Mak Paenah menderita sakit, atau bahkan sudah meninggal dunia.


Akhirnya, Mak Paenah baru muncul pada akhir Juli. Ternyata, Mak Paenah pulang ke kampungnya di Blitar untuk menengok sanak saudaranya.

Menurutnya, semua yang dikenalnya di sana sudah meninggal dunia. Ia bercerita kepada para pelanggannya, "Uangku Rp3.500.000,00 kugunakan untuk membeli oleh-oleh. Tetapi, aku senang bisa melihat Blitar lagi. Aku sama sekali tidak bisa mengenali tempat mana pun di sana." Matanya berbinar-binar saat membicarakan kota yang ditinggalkannya pada awal tahun 1940-an.


Ketika beberapa orang memberitahukan bahwa mereka sangat mengkhawatirkan kondisi Mak Paenah selama tidak berjualan di depan gedung DPRD, Mak Paenah justru marah. Ia berkata, "Kalian kan masih muda, tapi kok tidak punya perasaan. Kalian tahu rumahku kan? Kalau khawatir terhadap kondisiku, kenapa kalian tidak menengokku di rumahku? Gimana jika aku benar-benar sakit? Iya, kan?"


Namun, sejak awal Agustus ini, Mak Paenah menghilang kembali. Setelah ditengok ke rumahnya, ternyata ia tidak kurang suatu apa. Ia berucap, "Aku pindah tempat jualan. Aku mengalah demi orang yang lebih muda dariku dan lebih memerlukan uang." Perkataannya itulah yang menimbulkan tanda tanya. Ternyata, Mak Paenah kini memilih berjualan di Lapangan Merdeka.


Menurutnya, di depan Gedung DPRD itu sudah muncul seorang saingan penjual nasi pecel. Penjual pecel itu masih muda dan selalu terlihat berusaha menyaingi Mak Paenah dalam merebut hati pembeli. Mengenai hal ini, Mak Paenah berkata tanpa emosi, "Aku tidak ingin bersaing dengan orang lain. Bagiku, jatah rezeki sudah ada yang mengatur. Biarlah aku yang sudah tua ini pindah tempat jualan."[]


"𝙱𝚎𝚔𝚎𝚛𝚓𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚊𝚛𝚒 𝚗𝚊𝚏𝚔𝚊𝚑 𝚗𝚊𝚖𝚞𝚗 𝚎𝚔𝚜𝚙𝚛𝚎𝚜𝚒 𝚍𝚒𝚛𝚒."

(Jakob Oetama)


Dari buku "Ibu yang Hebat" Kisah-kisah Inspirasional tentang Keajaiban dan Kehebatan Para Ibu



KEGAGALAN ADALAH SEBUAH PINTU

 "𝘒𝘦𝘨𝘢𝘨𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘵𝘶-𝘴𝘢𝘵𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦𝘴𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘶𝘭𝘢𝘪 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘤𝘦𝘳𝘥𝘪𝘬."

(Henry Ford)


Seorang pemuda sedang berputus asa karena beberapa kegagalan yang dialaminya. Kemudian dia mendatangi seorang tua yang bijak.

Orang tua itu lalu mengajak pemuda itu berjalan.

Akhirnya mereka sampai pada sebuah rumah yang terbuat dari kaca. Rumah itu tampak besar dan bening berisikan bunga dalam pot.

Orang tua itu lalu berkata, "Anak muda, masuklah kedalam rumah itu melalui pintu kaca itu dan ambillah sebuah pot bunga yang terlihat dari pintu kaca ini dan bawalah kemari"

Dalam hati pemuda itu heran. "Mudah sekali, tinggal buka pintunya kemudian pot bunga diambil, selesai" katanya dalam hati.

Maka, melangkahlah pemuda itu menuju pintu dan membukanya. Ternyata apa yang dilihat dari luar sungguh berbeda dengan yang dibayangkan. Ia menemukan pintu kaca kembali didalamnya. "Pasti ada di ruangan ini" ucapnya. Ternyata salah. Didalamnya terdapat pintu kaca lagi. Demikian terjadi berulang- ulang sampai akhirnya dia dapatkan pot bunga yang diminta orang tua tadi dan menyerahkan kepada orang tua yang telah menunggunya.

"Lama sekali kau mengambilnya, Anak muda!" kata orang tua itu.

"Ya Kek, saya melihatnya dengan jelas pot bunga yang berada dalam rumah itu, tapi apa yang saya pikirkan ternyata salah. Ada banyak pintu yang harus dibuka untuk mengambilnya"

"Begitu juga dengan kesuksesan, Anak muda" 

Kemudian orang tua itu melanjutkan "Pintu-pintu kaca yang kamu buka tadi adalah kegagalan yang kamu alami. Karena kamu berkemauan dan berkeyakinan kuat, sehingga meskipun kamu lelah, kamu masih bertenaga untuk membuka dan membuka sampai akhirnya berhasil meraih pot bunga itu. Apakah kamu sadar, semakin banyak pintu kegagalan kamu buka, jumlah kegagalan yang menghadangmu semakin sedikit dan kesuksesan tinggal selangkah lagi."[]


𝐊𝐞𝐬𝐮𝐤𝐬𝐞𝐬𝐚𝐧 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐩𝐫𝐨𝐬𝐞𝐬. 𝐊𝐞𝐬𝐮𝐤𝐬𝐞𝐬𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐩𝐚𝐤𝐬𝐚 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐝𝐚𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐠𝐞𝐫𝐚. 𝐌𝐢𝐥𝐢𝐤𝐢 𝐤𝐞𝐲𝐚𝐤𝐢𝐧𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐮𝐚𝐭 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐥𝐮𝐦 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐢𝐡 𝐤𝐞𝐬𝐮𝐤𝐬𝐞𝐬𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐬𝐞𝐛𝐮𝐭


Dari buku

I BELIEVE I CAN FLY






𝑪𝑨𝑹𝑷𝑬 𝑫𝑰𝑬𝑴

  "𝐊𝐞𝐦𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐦𝐮𝐧𝐠𝐤𝐢𝐧 𝐛𝐚𝐠𝐢 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐨𝐥𝐚𝐤 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐞𝐧𝐭𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐣𝐮...