Senin, 24 Oktober 2022

PERBEDAAN HATI

 

Thich Quang Do, mengenakan pakaian cokelat pertapa Buddha Vietnam, menyambut hangat tamunya. Rezim komunis Vietnam beberapa kali memenjarakannya. la hanya dapat menerima telpon masuk.

"Engkau bahagia sekali," komentar jurnalis yang mewawancarainya.

"Mereka tidak dapat memenjarakan pikiranku. Aku mengatupkan mataku dan pikiranku terbang kemana pun aku menghendakinya."

"Mengapa engkau sedemikian peduli dengan rakyat?" 

Thich Quang Do hening sejenak untuk merangkai pikirannya.

"Aku seorang pertapa Buddha. Aku peduli dengan kebahagiaan rakyat Vietnam."

"Banyak pertapa bungkam. Engkau bersuara," tanggap jurnalis.

"Perbedaannya pada hati yang berbela rasa.Kebanyakan berpikir tentang kebahagiaan tubuhnya sendiri. Mereka jarang berpikir tentang kebahagiaan dan penderitaan sesamanya."

"Agama Buddha memiliki tradisi bela rasa, hormat akan hak asasi manusia, dan kebebasan. Rezim komunis melucuti perasaan relijius dari pikiran rakyat. Mereka merampas Pagoda dan menjadikannya gudang beras dan pupuk, bahkan kandang ayam."

"Namun mereka gagal menghancurkannya," ujar jurnalis.

"Rezim tidak dapat melakukan segala yang disukainya, meskipun mengira dapat melakukannya."[]


"๐Œ๐ž๐ง๐ ๐š๐ฉ๐š ๐ฌ๐š๐ฒ๐š ๐ก๐š๐ซ๐ฎ๐ฌ ๐ฉ๐ž๐๐ฎ๐ฅ๐ข ๐ค๐ž๐ญ๐ข๐ค๐š ๐ญ๐ข๐๐š๐ค ๐š๐๐š ๐จ๐ซ๐š๐ง๐  ๐ฅ๐š๐ข๐ง ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ฉ๐ž๐๐ฎ๐ฅ๐ข? ๐”๐ง๐ญ๐ฎ๐ค ๐š๐ฅ๐š๐ฌ๐š๐ง ๐ฌ๐ž๐๐ž๐ซ๐ก๐š๐ง๐š ๐›๐š๐ก๐ฐ๐š ๐ฐ๐š๐ค๐ญ๐ฎ ๐ฉ๐š๐ฅ๐ข๐ง๐  ๐ค๐ซ๐ข๐ญ๐ข๐ฌ ๐ฎ๐ง๐ญ๐ฎ๐ค ๐ฉ๐ž๐๐ฎ๐ฅ๐ข ๐š๐๐š๐ฅ๐š๐ก ๐ค๐ž๐ญ๐ข๐ค๐š ๐ญ๐ข๐๐š๐ค ๐š๐๐š ๐จ๐ซ๐š๐ง๐  ๐ฅ๐š๐ข๐ง ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ฆ๐ž๐ฅ๐š๐ค๐ฎ๐ค๐š๐ง๐ง๐ฒ๐š." 

(Craig D. Lounsbrough)


Dari buku

"JUST FOR YOU "

๐๐„๐‘๐๐ˆ๐Š๐ˆ๐‘ ๐†๐€๐†๐€๐‹

"๐•ถ๐–†๐–‘๐–†๐–š ๐–๐–Ž๐–™๐–† ๐–™๐–Ž๐–‰๐–†๐– ๐–‡๐–Ž๐–˜๐–† ๐–’๐–Š๐–“๐–Œ๐–š๐–†๐–˜๐–†๐–Ž ๐–‰๐–Ž๐–—๐–Ž, ๐–๐–Ž๐–™๐–† ๐–†๐–๐–†๐–“ ๐–‰๐–Ž๐–๐–š๐–†๐–˜๐–†๐–Ž ๐–”๐–‘๐–Š๐– ๐–‡๐–Š๐–—๐–‡๐–†๐–Œ๐–†๐–Ž ๐–๐–†๐–‘"

Mรฉdiocre adalah pribadi yang berpikir sangat sederhana, tidak punya target, bertindak biasa-biasa saja, mencari aman.

Kebalikan dengan Achiever adalah pribadi yang ingin mencapai lebih, berprestasi, memiliki impian dan sasaran jelas, punya keinginan kuat untuk maju, tidak puas dengan keadaan sekarang, mengalahkan kesulitan untuk meraih sesuatu.


Karl Wallenda adalah artis pejalan di atas tali yang sangat terkenal kehebatannya. Namun, keahlian itu juga yang menewaskan dirinya. Wallenda meninggal pada 22 Maret 1978 karena tergelincir dari tali kabel setinggi 22,5 meter di puncak kota San Juan, Puerto Rico. 

Banyak spekulasi beredar akan tragedi itu, bahwa kegagalannya pasti karena tiupan angin kencang menghempasnya jatuh. Ada juga yang katakan cuaca dingin saat itu, telah melicinkan bentangan tali yang dilaluinya.

Isteri Wallenda, Helen Kreis, mengatakan pertunjukkan terakhir almarhum suaminya itu mungkin memang pertunjukkan yang paling berbahaya sepanjang kariernya. Namun, inilah untuk pertama kalinya suaminya berpikir tentang jatuh. "yang dipikirkan Karl selama tiga bulan terus-menerus hanyalah tentang jatuh. Padahal selama ini hal tersebut tidak pernah terlintas di pikirannya. Karl sepertinya mengerahkan seluruh tenaganya untuk tidak jatuh dan bukan untuk berjalan di atas tali, " tutur Ny. Wallenda.


Ketika Karl berkonsentrasi agar tidak jatuh dan bukan untuk berjalan di atas tali, sesungguhnya ia sudah ditakdirkan untuk gagal.


Inilah yang kerap menjadi gaya pemikiran seorang mediocre, yaitu terlalu takut, memikirkan kegagalan, dan membayangkan hal-hal buruk. Mereka bukannya memusatkan perhatian dan pikiran pada hal-hal yang dinginkan, tetapi malah memilih mengisi otaknya dengan hal-hal yang sebenarnya tak ingin dialami. Dan ternyata apa yang ia takutilah yang menimpanya.

 

Seorang achiever mengerti bahwa pencapaian dimulai dari pikiran. Bila di dalam pikiran kita saja sudah tidak benar, merasa kalah, merasa tidak mampu berbuat banyak, cepat atau lambat dunia seolah memenuhi keinginan pikiran kita tersebut. Oleh sebab itu, seorang achiever selalu berupaya mengelola pikirannya. la masukkan ke dalam otaknya sesuatu yang baik, yang benar, yang positif, dan yang membangkitkan semangat hidup karena ia yakin bila ia memberi input yang baik, output-nya pun tidak akan jauh berbeda dengan apa yang dimasukkan.[]


"๐˜’๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜จ๐˜ช๐˜ข๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช, ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ต๐˜ข-๐˜ฎ๐˜ข๐˜ต๐˜ข ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ช๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ"

(Dale Carnegie)


Dari buku

"Of You Believe You Can Achieve"



Minggu, 23 Oktober 2022

MENGHIDUPKAN VISI


 "Setiap pria dan wanita sukses adalah pemimpi-pemimpi besar. Mereka berimajinasi tentang masa depan mereka, berbuat sebaik mungkin dalam setiap hal, dan bekerja setiap hari menuju visi jauh ke depan yang menjadi tujuan mereka"

(Brian Tracy)


Ada dua orang kakak beradik yang hidup di sebuah dusun bersama seorang ayah mereka. Pada suatu hari, sang ayah memanggil kedua anaknya dan berkata, "Wahai anakku, nampaknya kalian semakin hari semakin bertambah dewasa. Aku ingin kedewasaan usia kalian juga diikuti oleh kedewasaan cara berpikir kalian. Oleh sebab itu, pergilah merantau ke manapun kau ingin, perkayalah hidup kalian dengan pengalaman dan jangan kembali bila kalian belum merasa cukup untuk kembali." Mendengar tutur sang ayah, kakak beradik itu saling pandang. Sang kakak tampak sangat gembira dan berkata, "Terima kasih ayah, akhirnya engkau memberiku kesempatan. Aku memang ingin merantau demi meraih cita-cita yang sudah kupendam sejak lama."


"Apa cita-citamu, Anakku?" tanya sang ayah kepada anak sulungnya dengan penasaran.


"Sederhana sekali ayah, aku hanya ingin mengenal dunia beserta isinya, kemudian memimpinnya. Aku ingin menjadi seorang raja."


"Bagus," kata sang ayah. "Kau pasti bisa berhasil jika berteguh hati untuk meraihnya." Lalu sang ayah menatap anak bungsunya dan bertanya, "Kalu apa cita-citamu, Nak?"


Sang adik menghela nafasnya dan berkata. "Aku tidak mau muluk-muluk seperti kakakku, Ayah. Sejujurnya aku belum punya cita-cita. Mungkin nanti di perjalanan aku akan menemukannya."


"Bagus," ujar sang ayah. "Kau juga pasti menjadi orang yang berhasil setelah menemukan cita-citamu."


Maka berangkatlah kedua orang kakak beradik itu meninggalkan desa dan ayah mereka. 

Waktu berlalu. 

Sang kakak terus mengejar cita-citanya untuk menjadi seorang raja. Dia terus berjuang dan tak kenal menyerah. Sementara itu sang adik belum juga menemukan cita-citanya. Dia tidak pernah puas dengan semua yang dikerjakannya. Setiap kali menemukan kesulitan pada sebuah pekerjaan, ia menyerah dan mencari pekerjaan lain yang kelihatannya jauh lebih menyenangkan. Namun ternyata memang tak ada pekerjaan yang benar-benar menyenangkan. Setiap pekerjaan memiliki kesulitan tersendiri.


Waktu terus berlalu. Suatu hari kakak beradik itu bertemu kembali di desa mereka, hendak berkumpul


kembali dengan ayah mereka. Sang ayah merasa gembira melihat kedua anaknya telah berubah dari sejak perpisahan mereka. Yang sulung telah menjadi seorang raja. Dia datang bersama kereta kencana diiringi puluhan pengawal. Sementara itu yang bungsu datang dengan sebuah buntalan kumal di pundak. Dia berjalan kaki sendirian dengan wajah yang tampak tua.


Sang ayah mengamati kedua sosok anaknya dengan tatap muka penasaran. Dia meminta kedua anaknya menuturkan pengalaman mereka masing-masing selama mengembara.


Setelah mendengarkan kisah keduanya, sang ayah tersenyum gembira. "Akhirnya kalian berdua sama-sama berhasil,"ujarnya. "Anak pertamaku, kau telah berhasil mewujudkan cita-citamu menjadi seorang raja. Dan kau, anak keduaku, kau telah berhasil mendapat pengalaman hidup bahwa jika kau tak punya cita-cita yang kaupegang teguh secara konsisten maka kau tak akan mencapai apa-apa."[]


Hidup tanpa visi ibarat berlayar tanpa tahu pelabuhan mana yang kau tuju. Sedikit saja ada angin meliukkan perahumu, kau ikut mengayuh dan tanpa sadar terdampar di sebuah pulau asing yang mengerikan.




Dari buku

"NEVER GIVE UP"

REAKSI KESETIMBANGAN SEDIH SENANG

 

Pada saat air dipanaskan dalam panci tertutup,uap air terhalang oleh tutup panci sehingga uap air tadi mengembun dan jatuh lagi kembali menjadi air.

Terjadi proses perubahan air--uap--embun-- dan kembali ke air pada saat yang bersamaan.Inilah yang disebut dengan reaksi kesetimbangan.

Pada saat air menguap dan kehilangan sebagian massanya,embun yang jatuh dari tutup panci menambah air dalam panci, sehingga massa air sebenarnya tidak berubah...

Pada saat kehilangan, sebenarnya kita juga sedang mendapat kesenangan, demikian pula saat kita mendapat kesenangan, hanya saja bentuk, waktu dan caranya terkadang yang tidak kita pahami. Saat kita rutin dan bosan bekerja,kita kehilangan kreativitas dan tantangan.

Pada saat kita mendapat limpahan harta kekayaan berlebihan, maka kita akan kehilangan rasa aman. Saat kita menjadi sosok yang populer, maka privasi kita juga tersita.

Sebaliknya, jika kita mendapat pekerjaan yang penuh dengan tantangan dan kreativitas, kita akan kehilangan suasana yang membosankan di zona aman. Bila ingin privasi kita tak terganggu, buanglah kepopuleran, membaurlah dengan orang kebanyakan.


Steve Job adalah pendiri Apple Inc. Namun setelah Apple membesar, justru ia dipecat dengan alasan berbeda visi dengan rekannya yang dianggap lebih kompeten. Jobs merasa terpukul, dipecat dan dipermalukan. Sebuah kehilangan besar.Jobs memutuskan untuk mulai lagi dari awal dengan mendirikan NeXT computer dan perusahaan film animasi Pixar. Selama lima tahun berkreasi, akhirnya ia membuat film Toy Story, sebuah film pertama dan tersukses di dunia animasi.

Sebaliknya, sepeninggal Jobs, Apple justru diambang kebangkrutan. Aplle kemudian mengakuisisi NeXT. Kembalinya Jobs ternyata dapat mengangkat kembali Apple ke jajaran produsen alat teknologi papan atas, sekaligus mematahkan dominasi Bill Gates dengan Microsoftnya.

Steve Jobs telah membuktikan, dengan kehilangan pekerjaan justru mendatangkan kesempatan untuk jauh lebih berkembang. Ia telah menyambut tantangan dan menjawabnya dengan gilang gemilang. Seandainya Jobs tidak dipecat,mungkin ia tidak sukses seperti sekarang.


Senang--sedih, memberi--menerima , anugerah--bencana pada dasarnya adalah relatif belaka.Bergantung sudut pandang kita melihat...


Ditulis kembali dari buku

MOBIL MOGOK ANGGOTA DEWAN

Selasa, 18 Oktober 2022

KENAPA JADI PENYIAR?


Secara anatomis sudah nampak. Otak letaknya lebih tinggi dibandingkan dengan hati. Otak terlindung dalam tengkorak yang sangat keras, hati berada disekitar perut diantara tulang² yang memagarinya. Dari keadaan ini terlihat bahwa pikiran lah yang mengendalikan perasaan. Penerimaan penyiar radio tidak seketat seperti seleksi penyiar televisi.Di stasiun Radio pun tak tersedia fasilitas periasan untuk penyiarnya. Setiap siaran, suara yg terdengar dari penyiar nya selalu dalam 'mood' yang baik. Apa benar demikian? Suatu ketika, seorang penyiar radio dalam keadaan yang tidak menyenangkan hatinya,namun begitu berhadapan dengan mikrofon, dia langsung berbicara dengan riang sehingga suaranya terdengar ke seluruh penjuru. Saat ditanyakan mengapa dia bisa secepat itu mengubah suasana hatinya,dia menjawab "suara saya akan didengarkan banyak orang,kalau suasana hati saya tidak baik, maka itu akan mempengaruhi suara saya, dan pendengar akan tidak menyukai saya lagi. Kalau pendengar tidak menyukai saya,maka suasana hati saya akan bertambah buruk lagi". Rupanya penyiar tadi mempunyai otak yang mengendalikan hati, pikiran yang mengendalikan perasaan sehingga apapun situasi buruk yang menimpa,maka perlu mengendalikan sikap supaya tidak semakin buruk.Terutama kalau sampai menyalahkan orang lain. 

Jadi.....kenapa kita tidak jadi penyiar?


Disederhanakan dari buku 

LITTLE NOTES FOR BIG SUCCESS

๐—•๐—˜๐—Ÿ๐—”๐—๐—”๐—ฅ ๐— ๐—˜๐— ๐—”๐—ก๐—”๐—›


 "๐™ฐ๐š—๐š๐šŠ ๐š‘๐šŠ๐š›๐šž๐šœ ๐š”๐šŽ๐š™๐šŠ๐š๐šŠ ๐š๐š’๐š›๐š’ ๐šœ๐šŽ๐š—๐š๐š’๐š›๐š’ ๐š”๐šŽ๐š๐š’๐š”๐šŠ ๐š˜๐š›๐šŠ๐š—๐š ๐š•๐šŠ๐š’๐š— ๐š๐š’๐š๐šŠ๐š” ๐š–๐šŽ๐š–๐šŽ๐š›๐šŒ๐šŠ๐šข๐šŠ๐š’๐š—๐šข๐šŠ.๐™ธ๐š๐šž๐š•๐šŠ๐š‘ ๐šœ๐šŽ๐š‹๐šŽ๐š—๐šŠ๐š›๐š—๐šข๐šŠ ๐š”๐šž๐š—๐šŒ๐š’ ๐š”๐šŽ๐š‹๐šŽ๐š›๐š‘๐šŠ๐šœ๐š’๐š•๐šŠ๐š— ๐šข๐šŠ๐š—๐š ๐š–๐šŽ๐š—๐š“๐šŠ๐š๐š’๐š”๐šŠ๐š— ๐š๐š’๐š›๐š’๐š–๐šž ๐šœ๐šŽ๐š‹๐šŠ๐š๐šŠ๐š’ ๐šœ๐šŽ๐š˜๐š›๐šŠ๐š—๐š ๐š™๐šŽ๐š–๐šŽ๐š—๐šŠ๐š—๐š"

(Venus Williams)


Dikisahkan ketika sedang berjalan-jalan di tepi pantai, Guru Zen Haideng melihat seorang wanita dan putranya yang berusia sekitar 10 tahun. Guru Zen melihat wanita itu dengan sabar membimbing anaknya memanah sasaran sebuah botol kaca yang berjarak sekitar lima meter. Sang guru melihat bidikan anak yang menggunakan anak panah itu selalu meleset jauh dari sasaran. Dalam hati ia membatin, "Payah sekali tekniknya memanah!"

Guru Zen tak sabar dan ingin segera mengajari anak itu teknik memanah sasaran dengan tepat. "Maaf Bu, kalau boleh saya ingin mengajari anak Ibu teknik memanah dengan tepat," kata Guru dengan Zen sopan. Anak itu berhenti membidik, tetapi matanya tetap fokus pada sasaran. Sedangkan ibunya berkata, "Terimakasih atas kebaikan Guru, tetapi, biar saya saja yang mengajarinya karena ia tidak dapat melihat."

Guru Zen terkejut, tetapi segera dapat mengendalikan diri. Ia buru-buru minta maaf. "Maafkan saya. Saya benar-benar tidak tahu. Tapi, kalau boleh saya tahu kenapa dia ingin belajar memanah?" tanya sang guru.

"Karena anak yang lain juga bisa melakukannya, "jawab sang ibu optimis.

"Tapi, bagaimana ia dapat membidik sasaran?" tanya Guru Zen.

Wanita itu menjelaskan, "Saya hanya meyakinkan anak saya bahwa dia pasti berhasil membidik sasaran dengan tepat asal tidak berhenti berlatih. Jadi, kuncinya adalah memulainya."

Guru Zen menyaksikan ketekunan anak kecil itu menyesuaikan posisi dengan sasaran yang akan ia bidik. Sementara sang ibu dengan sabar memberikan dukungan dan mengumpulkan anak panah di sampingnya. Guru Zen kemudian memutuskan pulang ketika hari beranjak senja. Sesaat setelah pamit dan meninggalkan pasangan ibu dan anak itu, sang guru mendengar suara botol pecah terkena anak panah di belakang punggungnya.[]

"๐‘บ๐’†๐’ƒ๐’–๐’‚๐’‰ ๐’•๐’‚๐’Œ๐’…๐’Š๐’“ ๐’Ž๐’–๐’๐’ˆ๐’Œ๐’Š๐’ ๐’•๐’Š๐’…๐’‚๐’Œ ๐’ƒ๐’Š๐’”๐’‚ ๐’…๐’Š๐’–๐’ƒ๐’‚๐’‰, ๐’๐’‚๐’Ž๐’–๐’ ๐’‰๐’‚๐’ ๐’Š๐’•๐’– ๐’ƒ๐’Š๐’”๐’‚ ๐’…๐’Š๐’‹๐’‚๐’…๐’Š๐’Œ๐’‚๐’ ๐’”๐’†๐’ƒ๐’‚๐’ˆ๐’‚๐’Š ๐’”๐’–๐’Ž๐’ƒ๐’†๐’“ ๐’”๐’†๐’Ž๐’‚๐’๐’ˆ๐’‚๐’• ๐’–๐’๐’•๐’–๐’Œ ๐’ƒ๐’†๐’“๐’๐’‚๐’•๐’Š๐’‰ ๐’‚๐’ˆ๐’‚๐’“ ๐’Ž๐’†๐’๐’‹๐’‚๐’…๐’Š ๐’Ž๐’‚๐’๐’–๐’”๐’Š๐’‚ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’Ž๐’†๐’Ž๐’Š๐’๐’Š๐’Œ๐’Š ๐’๐’Š๐’๐’‚๐’Š ๐’๐’†๐’ƒ๐’Š๐’‰ ๐’…๐’Š๐’ƒ๐’‚๐’๐’…๐’Š๐’๐’ˆ๐’Œ๐’‚๐’ ๐’…๐’†๐’๐’ˆ๐’‚๐’ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’๐’‚๐’Š๐’"


Dari buku

"Unleash Your Inner Power with Zen" 50 Kisah Zen untuk memaksimalkan Potensi Diri

Senin, 17 Oktober 2022

SAMURAI TAK PERNAH BERHENTI BELAJAR


 Seorang yang pernah menjadi Samurai berkata:

"๐‘ฒ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’Ž๐’†๐’๐’†๐’Ž๐’–๐’Œ๐’‚๐’ ๐’ƒ๐’†๐’“๐’ƒ๐’‚๐’ˆ๐’‚๐’Š ๐’•๐’Š๐’๐’ˆ๐’Œ๐’‚๐’•๐’‚๐’ ๐’Œ๐’†๐’•๐’†๐’“๐’‚๐’Ž๐’‘๐’Š๐’๐’‚๐’ ๐’…๐’Š ๐’”๐’†๐’‘๐’‚๐’๐’‹๐’‚๐’๐’ˆ ๐’Œ๐’†๐’‰๐’Š๐’…๐’–๐’‘๐’‚๐’ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚. ๐‘ท๐’‚๐’…๐’‚ ๐’•๐’Š๐’๐’ˆ๐’Œ๐’‚๐’• ๐’‚๐’˜๐’‚๐’, ๐’ƒ๐’‚๐’ˆ๐’Š ๐’๐’“๐’‚๐’๐’ˆ ๐’…๐’‚๐’ ๐’…๐’Š๐’“๐’Š ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’”๐’†๐’๐’…๐’Š๐’“๐’Š ๐’ƒ๐’‚๐’‰๐’˜๐’‚ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’ƒ๐’–๐’“๐’–๐’Œ ๐’”๐’†๐’Œ๐’‚๐’๐’Š. ๐‘ฐ๐’๐’Š ๐’Œ๐’‚๐’“๐’†๐’๐’‚ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’ƒ๐’‚๐’“๐’– ๐’Ž๐’–๐’๐’‚๐’Š ๐’Ž๐’†๐’๐’†๐’Ž๐’‘๐’–๐’‰ ๐’‹๐’‚๐’๐’‚๐’ ๐’…๐’‚๐’ ๐’ƒ๐’†๐’๐’–๐’Ž ๐’ƒ๐’†๐’๐’‚๐’‹๐’‚๐’“ ๐’ƒ๐’‚๐’๐’š๐’‚๐’Œ. ๐‘ท๐’‚๐’…๐’‚ ๐’•๐’Š๐’•๐’Š๐’Œ ๐’Š๐’๐’Š ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’ƒ๐’†๐’๐’–๐’Ž ๐’ƒ๐’Š๐’”๐’‚ ๐’‚๐’‘๐’‚-๐’‚๐’‘๐’‚, ๐’•๐’‚๐’‘๐’Š ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’•๐’†๐’๐’ˆ๐’‚๐’‰ ๐’ƒ๐’†๐’๐’‚๐’‹๐’‚๐’“.

"๐‘ต๐’‚๐’๐’•๐’Š๐’๐’š๐’‚, ๐’”๐’†๐’•๐’†๐’๐’‚๐’‰ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’Ž๐’†๐’Ž๐’‘๐’†๐’๐’‚๐’‹๐’‚๐’“๐’Š ๐’”๐’†๐’…๐’Š๐’Œ๐’Š๐’• ๐’Œ๐’†๐’•๐’†๐’“๐’‚๐’Ž๐’‘๐’Š๐’๐’‚๐’, ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’Ž๐’‚๐’”๐’Š๐’‰ ๐’ƒ๐’†๐’๐’–๐’Ž ๐’ƒ๐’Š๐’”๐’‚ ๐’Ž๐’†๐’Ž๐’‘๐’“๐’‚๐’Œ๐’•๐’†๐’Œ๐’Œ๐’‚๐’๐’๐’š๐’‚, ๐’๐’‚๐’Ž๐’–๐’ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’Ž๐’–๐’๐’‚๐’Š ๐’ƒ๐’†๐’๐’‚๐’‹๐’‚๐’“ ๐’Ž๐’†๐’๐’Š๐’‰๐’‚๐’• ๐’Œ๐’†๐’๐’†๐’Ž๐’‚๐’‰๐’‚๐’-๐’Œ๐’†๐’๐’†๐’Ž๐’‚๐’‰๐’‚๐’ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’…๐’‚๐’ ๐’‹๐’–๐’ˆ๐’‚ ๐’Œ๐’†๐’๐’†๐’Ž๐’‚๐’‰๐’‚๐’-๐’Œ๐’†๐’๐’†๐’Ž๐’‚๐’‰๐’‚๐’ ๐’๐’“๐’‚๐’๐’ˆ ๐’๐’‚๐’Š๐’.

"๐‘ซ๐’Š ๐’•๐’Š๐’๐’ˆ๐’Œ๐’‚๐’• ๐’”๐’†๐’๐’‚๐’๐’‹๐’–๐’•๐’๐’š๐’‚, ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’•๐’†๐’๐’‚๐’‰ ๐’Ž๐’†๐’๐’ˆ๐’–๐’‚๐’”๐’‚๐’Š ๐’ƒ๐’†๐’ƒ๐’†๐’“๐’‚๐’‘๐’‚ ๐’‰๐’‚๐’ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’๐’‚๐’Š๐’ ๐’…๐’‚๐’ ๐’Š๐’๐’ˆ๐’Š๐’ ๐’Ž๐’†๐’๐’๐’๐’๐’๐’ˆ ๐’Ž๐’†๐’“๐’†๐’Œ๐’‚. ๐‘ซ๐’Š๐’”๐’Š๐’๐’Š ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’Ž๐’–๐’๐’‚๐’Š ๐’Ž๐’†๐’๐’‹๐’‚๐’…๐’Š ๐’๐’“๐’‚๐’๐’ˆ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’ƒ๐’†๐’“๐’ˆ๐’–๐’๐’‚.

"๐‘ท๐’‚๐’…๐’‚ ๐’•๐’Š๐’๐’ˆ๐’Œ๐’‚๐’• ๐’•๐’†๐’“๐’•๐’Š๐’๐’ˆ๐’ˆ๐’Š, ๐’๐’“๐’‚๐’๐’ˆ ๐’๐’‚๐’Ž๐’‘๐’‚๐’Œ๐’๐’š๐’‚ ๐’•๐’Š๐’…๐’‚๐’Œ ๐’•๐’‚๐’‰๐’– ๐’‚๐’‘๐’‚-๐’‚๐’‘๐’‚, ๐’Œ๐’‚๐’“๐’†๐’๐’‚ ๐’”๐’†๐’ˆ๐’‚๐’๐’‚ ๐’”๐’†๐’”๐’–๐’‚๐’•๐’– ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’Š๐’‚ ๐’๐’‚๐’Œ๐’–๐’Œ๐’‚๐’ ๐’”๐’†๐’‘๐’†๐’“๐’•๐’Š๐’๐’š๐’‚ ๐’•๐’Š๐’…๐’‚๐’Œ ๐’Ž๐’†๐’Ž๐’†๐’“๐’๐’–๐’Œ๐’‚๐’ ๐’–๐’‘๐’‚๐’š๐’‚ ๐’”๐’†๐’…๐’Š๐’Œ๐’Š๐’•๐’‘๐’–๐’. ๐‘ซ๐’Š๐’”๐’Š๐’๐’Š๐’๐’‚๐’‰ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’ƒ๐’†๐’“๐’–๐’‘๐’‚๐’š๐’‚ ๐’Œ๐’†๐’“๐’‚๐’” ๐’•๐’Š๐’‚๐’‘ ๐’‰๐’‚๐’“๐’Š ๐’–๐’๐’•๐’–๐’Œ ๐’Ž๐’†๐’๐’Š๐’๐’ˆ๐’Œ๐’‚๐’•๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Œ๐’–๐’‚๐’๐’Š๐’•๐’‚๐’”, ๐’…๐’‚๐’ ๐’”๐’†๐’Ž๐’‚๐’Œ๐’Š๐’ ๐’ƒ๐’‚๐’๐’š๐’‚๐’Œ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’ƒ๐’†๐’๐’‚๐’‹๐’‚๐’“, ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’”๐’†๐’Ž๐’‚๐’Œ๐’Š๐’ ๐’Ž๐’†๐’๐’š๐’‚๐’…๐’‚๐’“๐’Š ๐’ƒ๐’‚๐’‰๐’˜๐’‚ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’•๐’Š๐’…๐’‚๐’Œ ๐’•๐’‚๐’‰๐’– ๐’‚๐’‘๐’‚-๐’‚๐’‘๐’‚"

Yagyu Sensei mengatakan :"๐‘ซ๐’Š ๐’”๐’†๐’‘๐’‚๐’๐’‹๐’‚๐’๐’ˆ ๐’‘๐’†๐’Ž๐’ƒ๐’†๐’๐’‚๐’‹๐’‚๐’“๐’‚๐’, ๐’”๐’‚๐’š๐’‚ ๐’•๐’Š๐’…๐’‚๐’Œ ๐’‘๐’†๐’“๐’๐’‚๐’‰ ๐’ƒ๐’†๐’๐’‚๐’‹๐’‚๐’“ ๐’Ž๐’†๐’๐’ˆ๐’‚๐’๐’‚๐’‰๐’Œ๐’‚๐’ ๐’๐’“๐’‚๐’๐’ˆ ๐’๐’‚๐’Š๐’, ๐’•๐’†๐’•๐’‚๐’‘๐’Š ๐’…๐’Š ๐’•๐’Š๐’๐’ˆ๐’Œ๐’‚๐’• ๐’•๐’†๐’“๐’•๐’Š๐’๐’ˆ๐’ˆ๐’Š, ๐’”๐’‚๐’š๐’‚ ๐’Ž๐’†๐’Ž๐’‚๐’‰๐’‚๐’Ž๐’Š ๐’ƒ๐’‚๐’ˆ๐’‚๐’Š๐’Ž๐’‚๐’๐’‚ ๐’Ž๐’†๐’๐’ˆ๐’‚๐’๐’‚๐’‰๐’Œ๐’‚๐’ ๐’…๐’Š๐’“๐’Š ๐’”๐’‚๐’š๐’‚ ๐’”๐’†๐’๐’…๐’Š๐’“๐’Š"[]


๐™ฑ๐šŽ๐š›๐šž๐šœ๐šŠ๐š‘๐šŠ๐š•๐šŠ๐š‘ ๐šœ๐šŽ๐š•๐šŠ๐š•๐šž ๐š–๐šŠ๐š“๐šž.๐™ฑ๐šŽ๐š›๐š“๐šž๐šŠ๐š—๐š๐š•๐šŠ๐š‘ ๐š๐šŽ๐š–๐š’ ๐š–๐šŽ๐š—๐šŒ๐šŠ๐š™๐šŠ๐š’ ๐š™๐šŽ๐š—๐šŒ๐šŽ๐š›๐šŠ๐š‘๐šŠ๐š— ๐šข๐šŠ๐š—๐š ๐š•๐šŽ๐š‹๐š’๐š‘ ๐š๐š’๐š—๐š๐š๐š’ ๐šœ๐šŽ๐š๐š’๐šŠ๐š™ ๐š‘๐šŠ๐š›๐š’๐š—๐šข๐šŠ ๐š–๐šŽ๐š›๐šŽ๐š”๐šŠ

๐™น๐šŠ๐š—๐š๐šŠ๐š— ๐š™๐šŽ๐š›๐š—๐šŠ๐š‘ ๐š‹๐šŽ๐š›๐š‘๐šŽ๐š—๐š๐š’.


Dari buku

HAGAKURE

The Wisdom of Samurai

TENGKORAK TERSAMBUNG KEMBALI

 


Purwosari, Jum'at, 10 Desember 2010

Tiba-tiba dari arah Malang sebuah truk nyelonong menghantam mobil yang saya kendarai tepat pada bagian depan.

Sebelum semuanya menjadi gelap, saya sempat memberikan nomor kontak kantor dan keluarga untuk dikabari.

Ketika sadar, saya sudah berada di RS Saiful Anwar Malang. Luka yang saya alami cukup parah; tengkorak muka remuk dan kedua tulang tangan kanan saya patah sama sekali. 


Di rumah sakit, saya ditangani dokter spesialis syaraf yaitu Dr. Widodo, dengan tim medis yang terdiri 7 dokter syaraf, bedah syaraf, bedah tulang, bedah kosmetik,internist,mata, dan dokter THT.


Sebelum kecelakaan, saya sudah menderita diabetes.Jadi, saya tidak bisa langsung dioperasi untuk memperbaiki tulang-tulang tengkorak muka dan lengan. Sebab, kata dokter, kadar gula darah saya masih tinggi sehingga harus diturunkan dan distabilkan dulu.


Sepekan kemudian, pada 17 Desember 2010, akhirnya dokter memutuskan saya bisa menjalani operasi bedah tulang dan kosmetik.


Dua hari jelang operasi, istri saya berkeliling rumah sakit dan pasar di dekat situ untuk bersedekah. Dia bagikan uang kepada orang-orang tua dan para pasien di IRD yang tidak memiliki biaya untuk berobat, sambil meminta doa untuk kesembuhan saya.


Sehari jelang operasi, tulang tengkorak wajah saya difoto rontgen oleh dokter bedah plastik. Hasilnya, Subhanallah, Allahuakbar, hampir seluruh tengkorak muka saya sudah tersambung kembali dengan sendirinya! Sehingga menurut dokter, hanya diperlukan pemasangan satu pen di pipi kanan saya.

Untuk tulang lengan saya yang patah, masih tetap harus dioperasi untuk memasang pen.

Setelah kesadaran saya membaik,saya ditangani oleh dokter syaraf. Waktu diperiksa olehnya, saya tidak sanggup melakukan gerakan-gerakan sederhana seperti memegang telinga kiri dengan tangan kanan, menulis satu kalimat sederhana, membedakan bentuk-bentuk sederhana seperti bola,kubus,piramid, dan lain-lain. Bahkan, saya tidak bisa mengingat nama benda-benda di sekitar saya!

Dengan hasil pemerikasaan seperti itu, dokter syaraf menyampaikan kabar seram pada istri saya, bahwa saya akan kehilangan 50% memori ingatan saya. Dan, biasanya perlu beberapa bulan perawatan untuk memulihkannya.

Namun, baru 2 minggu menjalani rawat inap, saya sudah boleh pulang. Kondisi saya secara umum sudah baik, walau memori otak saya belum 100% pulih.

Kenyataan ini betul-betul mengherankan dokter syaraf yang menangani saya. Sebab, katanya, dia pernah memiliki pasien yang kondisinya mirip saya dan harus dirawat di RS sampai 7 bulan lamanya.

Rawat jalan di rumah, saya masih belum bisa mengingat beberapa nama benda di sekitar saya. Secara berkala, saya masih tetap harus kontrol ke dokter, terutama untuk kesehatan syaraf dan internist.

Alhamdulillah, sekitar 2 bulan di rumah, memori saya terus membaik. Dan yang luar biasa lagi, menurut dokter internist yang menangani saya, diabetes saya dinyatakan sembuh!

Allahuakbar!

Untuk mengatasi sakit kepala dan pusing (vertigo), saya juga berobat dengan akupunktur (tusuk jarum). Pengobatan alternatif ini cukup efektif, sehingga rasa sakit terus berkurang.

Menjawab keheranan tim medis maupun sanak-saudara yang membesuk atas "keajaiban" kesembuhan saya, terus terang saya pun belum menemukan jawaban yang pas.

Namun setelah merenungi semuanya, jawaban atas keajaiban itu tak lain adalah sedekah.Baik yang dilakukan istri saya ketika di rumah sakit, maupun yang saya lakukan sebelum kecelakaan.


Ya, dua hari sebelum ditabrak truk, saya mengajak anak-anak penghuni Panti Asuhan Nurul Hayat Malang makan disebuah resto cepat saji dari Amerika. Sebelumnya, mereka pun pernah saya traktir makan di sebuah resto makanan Italia.

Bukan apa-apa, saya sekadar ingin memberi pengalaman mereka makan di rumah makan waralaba mancanegara. Sehingga, meskipun tinggal di asrama yatim-piatu, mereka bisa "mengimbangi" cerita pengalaman serupa teman-teman mereka dari keluarga mampu.

Duh, betapa bahagia saya menyaksikan binar bahagia di wajah mereka tatkala makan di resto tersebut. Saya yakin, itu jadi pengalaman luar biasa dalam hidup mereka.

Maka ketika saya mendapat musibah kecelakaan, doa mereka usai shalat fardhu dan tahajud terpanjatkan untuk kesembuhan saya. Begitulah yang saya dengar dari pengasuh mereka.

Sebagai tanda rasa terima kasih sekaligus syukuran, setelah lumayan sembuh saya ajak mereka makan di sebuah resto cepat saji yang lain lagi. Biar lebih lengkaplah pengalaman anak-anak dhuafa tersebut.

Dari pengalaman ini, sekarang saya hampir tak berpikir panjang untuk bersedekah kepada orang-orang yang membutuhkan. Tentu, juga diiringi dengan meningkatkan amal ibadah yang lain seperti shalat fardhu tepat waktu dan berjamaah, shalat rawatib, dhuha, tahajud, taubat, hajat, puasa sunnah, dan lain-lain.[]


Bersedekah ibarat menanam bibit tetumbuhan. Agar bibit tumbuh subur dan berbuah manis, harus rajin dirawat, dipupuk, dan disirami. Pun begitu dengan sedekah, yang harus dilengkapi dengan amalan-amalan ibadah sunah.


Dari buku

"CATATAN SEJUTA KEAJAIBAN"

Sabtu, 15 Oktober 2022

TANGAN PEMBALASAN

 "Saat kamu memulai perjalanan balas dendam, mulailah dengan menggali dua kuburan: satu untuk musuhmu, dan satu untuk dirimu sendiri."

(Jodi Picoult)

 

Pada tahun 1994 di Rwanda terjadi kekerasan yang menimbulkan banyak sekali korban dan banyak pula yang mengungsi untuk menyelamatkan diri dari pembunuhan masal.

Sebuah peristiwa kecil terjadi ditengah tragedi itu.


...................

Kepada jurnalis yang meliput kekerasan di Rwanda, Franรงois berkata "Lihat dia". 

Seorang laki-laki berperawakan kecil berjalan terbungkuk-bungkuk dengan tas besar di pundaknya. la satu di antara pengungsi yang melewati perbatasan masuk Rwanda.


"Aku yakin sekali ia pembunuh tetanggaku," ujar Franรงois sambil memicingkan penglihatannya. 


Franรงois kehilangan delapan anggota keluarganya akibat pembantaian milisi Hutu di Gisenyi. la selamat karena pada saat itu berkunjung ke rumah tetangga


"Apa yang akan engkau perbuat jika menemukan pembantai keluargamu?" tanya jurnalis.

Franรงois mengingat paras mereka yang membantai keluarganya.


"Sejauh ini aku belum menemukan mereka di antara para pengungsi yang kembali," jawabnya sambil melemparkan pandangannya ke arah kerumunan.


"Apa yang akan engkau perbuat jika engkau menemukan mereka?" desak sang jurnalis


Franรงois ambil nafas panjang. Campuran emosi melukis parasnya. la menggali jawaban dari kedalaman hatinya.


"Seluruh keluargaku akan tetap berbaring di kubur jika tanganku melampiaskan pembalasan terhadap pembantai keluargaku. Jawabannya terletak pada keadilan dan Tuhan."[]


Kekerasan membiakkan kekerasan yang lain. Sebaliknya, kasih terhadap mereka yang memusuhi kita melahirkan pengampunan


Dari buku

"JUST FOR YOU"

Selasa, 04 Oktober 2022

THE SUPER FAMILY


"Seorang pahlawan adalah manusia biasa yang menemukan kekuatan untuk bertahan dan bertahan meskipun menghadapi banyak rintangan."

(Christopher Reeve)


Kebanyakan orang yakin bahwa seorang Christopher Reeve  bukanlah Superman. Namun, dugaan banyak orang ini ternyata meleset, Christopher Reeve adalah sosok manusia yang jauh lebih kuat daripada karakter yang diperankannya dalam film Superman. 

Ketika berperan sebagai Superman, sosok Clark Kent dianugerahi kekuatan tanpa batas secara lahiriah yang tidak dimiliki manusia biasa, dan ketika mendapat peran ini pun Christopher merasa bahwa kekuatan ini hanyalah suatu karakter yang dibuat oleh produser. la bahkan tidak pernah bermimpi mempunyai kekuatan yang lebih besar daripada Superman.


Mei 1995, Christopher Reeve mengalami cedera saat perlombaan olahraga berkuda lintas alam di Virginia.

Reeve terjatuh dan sempat tak sadarkan diri untuk beberapa waktu. Begitu ia mulai sadar ia tak mampu menggerakkan dan merasakan bagian tubuhnya mulai dari leher ke bawah. Ketika ia diangkat dengan helikopter menuju rumah sakit, ia ditemani oleh dua wanita yang paling dekat dalam hidupnya: isteri dan Ibunya.

Di dalam jurang keputusasaan yang teramat dalam, Reeve merasakan genggaman erat istrinya, Dana, yang membisikkan, "Kamu tetap Christopher-ku yang dulu dan aku akan menemanimu kapan pun dalam hidup ini." Mendengar ucapan tulus dari istrinya, Reeve seakan menemukan kekuatan dan semangat baru untuk memulai hidupnya lagi sebagai seorang Superman yang sebenarnya.


Dua tahun setelah kejadian mengenaskan itu, Reeve kembali mengunjungi University of Virginia, tempat terjadinya kecelakaan yang mengubah hidupnya 180 derajat. Dia didaulat untuk menjadi pembicara utama dalam acara kelulusan mahasiswa (commencement day). Dengan senyum tanpa penyesalan, mata yang berbinar-binar memancarkan semangat hidup yang besar, Reeve menutup pidatonya dengan sebuah harapan yang besar, katanya, "Saya memiliki hubungan yang spesial dengan tempat ini dan saya mempunyai tiga fase yang berbeda di tempat ini. Pertama, saat saya mengalami kecelakaan berkuda. Fase kedua, adalah ketika saya dalam kondisi yang lebih baik lagi, diatas kursi roda dan memberikan wejangan kepada Anda semua. Dan fase ketiga, saya akan datang ke universitas ini dengan melambaikan tangan saya serta berjalan tanpa alat bantu." Ketika ia selesai mengucapkan kalimat terakhirnya semua hadirin berdiri dan bertepuk tangan tanpa henti, mereka seolah-olah mendapatkan pengharapan besar dari seorang yang lumpuh nyaris seluruh tubuhnya. Sungguh luar biasa! Seorang yang hanya mampu menggerakkan bibirnya mempunyai harapan untuk dapat berjalan seperti manusia normal dan mampu memberikan motivasi kepada mereka yang normal.


Sisa hidup Reeve dihabiskan diatas kursi roda dan berjuang mencari terobosan demi kesembuhan dari kelumpuhan total yang dideritanya. Ia juga aktif sebagai juru bicara untuk penderita cedera tulang belakang dan penelitian sel induk.


Pada 10 Oktober 2004, The Real Superman,  Christopher Reeve meninggal dalam usia 52 tahun akibat serangan jantung dan infeksi yang meluas.

Istrinya, Dana, juga meninggalkan teladan pengorbanan seorang istri yang tanpa pamrih. Walaupun memiliki karier sukses sebagai artis dan penyanyi, ia melepaskan semua ketenaran dan kesuksesan untuk menemani suaminya yang sakit. 

Setelah sembilan tahun menemani suami dan memberi pengharapan akan kesembuhan suaminya sampai meninggalnya, Dana didiagnosis mengidap kanker paru-paru. Dana pun akhirnya mengembuskan napas terakhir pada Maret 2006. 

Walau telah mengetahui kondisi kesehatannya, Dana tidak pernah mengeluh mengapa sepuluh tahun terakhir hidupnya harus dilalui dengan penuh kemalangan, ia tetap terus berkarya sampai akhir hayatnya. Pengorbanan dan perjuangan Dana membuktikan kekuatan Superwoman yang tidak kalah hebatnya dari seorang Superman. Bagaimana dengan anak mereka, William Reeve, yang ditinggalkan sebatang kara dalam usia masih belia? Dunia tentu berharap ia dapat belajar dan mencontoh ketangguhan kedua orangtuanya untuk menjadi "Superboy". Dengan demikian, keteladanan mereka menjadi inspirasi dan harapan bagi siapa saja yang mencari pahlawan-pahlawan sejati yang berhati emas.[]


"Kesulitan itu seperti angin kencang, yang akan merobek-robek semua yang kita miliki kecuali hal-hal yang tidak dapat dikoyak, sehingga kita melihat diri kita apa adanya."

Arthur Golden)



Dari buku

"THE HEART OF GOLD"

Senin, 03 Oktober 2022

TRANSFER KEJUJURAN


"๐Š๐ž๐ฃ๐ฎ๐ฃ๐ฎ๐ซ๐š๐ง ๐š๐๐š๐ฅ๐š๐ก ๐ก๐š๐๐ข๐š๐ก ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ฌ๐š๐ง๐ ๐š๐ญ ๐ฆ๐š๐ก๐š๐ฅ. ๐‰๐š๐ง๐ ๐š๐ง ๐ฆ๐ž๐ง๐ ๐ก๐š๐ซ๐š๐ฉ๐ค๐š๐ง๐ง๐ฒ๐š ๐๐š๐ซ๐ข ๐จ๐ซ๐š๐ง๐  ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ฆ๐ฎ๐ซ๐š๐ก๐š๐ง."

(Warren Buffett)


Lowongan kerja itu sesuai dengan kriteria yang dimiliki oleh Noval: berijazah S2 dan memilki SIM B2.

Maka bersama lima orang temannya, Noval lalu bertugas sebagai pengemudi truk yang mengantar makanan beku ke beberapa supermarket dan toko di Bandung dan sekitarnya.


Dua tahun kemudian, Direktur memerlukan seorang untuk diangkat menjadi Manajer Area. Direktur perusahaan ini menyampaikan bahwa dirinya merasa kesulitan memilih salah satu dari enam orang yang ada,karena mereka adalah hasil seleksi yang ketat dari puluhan orang pendaftar dua tahun lalu di perusahaan. Namun perusahaan ini tetap harus memilih satu dari enam orang vang ada. Untuk itu, kata sang direktur mereka semua akan diikutkan proses seleksi dan yang terpilih nantinya akan diberi uang insentif sebesar dua juta selama tiga bulan masa percobaan menjadi manajer area terhitung sejak bulan Januari, sementara pengumuman rekrutmen tersebut disampaikan pada bulan November.


Di penghujung Desember, pada gadget Noval masuk notifikasi dari e-banking dimana ia mempunyai nomor rekening. Nomor itu adalah rekening khusus untuk transfer gaji dari perusahaan, dan hanya dua orang, selain dia yang tahu nomornya, yaitu kepala bagian keuangan dan istri Noval.

Ternyata ada pemberitahuan uang sejumlah dua juta rupiah masuk ke dalam rekeningnya. Noval bertanya dalam hati, siapakah pengirim uang misterius itu. 

Setelah ditanyakan pada kedua orang tersebut, mereka berdua mengatakan bahwa mereka tidak tahu-menahu dari mana uang itu berasal. Pikiran dia sederhana saja, bahwa uang tersebut bukanlah haknya, dan telah terjadi kesalahan transfer dari bagian keuangan.

Akhirnya Noval memberanikan diri untuk menanyakan persoalan ini kepada Direktur perusahaannya. Dia menjelaskan alasan kekhawatirannya tentang keberadaan uang yang bukan haknya masuk ke dalam rekeningnya. Noval beralasan, pertama sistem pembayaran dengan menggunakan e-banking memungkinkan terjadi kesalahan pengiriman sebab faktor human error, kedua jika uang tersebut adalah uang insentif sebagaimana yang dijanjikan pada dirinya dan teman-temannya yang lain berkaitan dengan rekruitmen Manajer Area, maka hal ini pun tidak mungkin, karena belum ada yang dipilih oleh perusahaan untuk menjadi Manajer Area, yang pengumumannya baru akan di sampaikan di bulan Januari. Sementara uang yang masuk ke rekeningnya adalah akhir bulan Desember. Sehingga dia yakin, ini pasti kesalahan pengiriman dan dia harus mengembalikan uang tersebut karena bukan haknya. Setelah mendengar alasan dari karyawan yang jujur ini, sang Direktur yang sedari tadi diam, seketika itu berdiri dan menyalaminya seraya berkata, "Selamat!, Anda adalah Manajer Area yang kami butuhkan!"

Beberapa waktu kemudian, sang direktur mengumpulkan seluruh staf-nya dalam sebuah rapat dan menyampaikan keputusannya tentang manajer area baru yang dipilih dengan mengatakan, "Perusahaan ini tidak berkeberatan mengeluarkan uang sejumlah dua belas juta rupiah namun bisa mendapatkan seorang manajer area yang jujur". Rupanya setiap orang dari lima temannya yang lain itu dikirimi uang serupa namun hanya dia seorang yang berani mengatakan secara jujur tentang kesalahan transfer uang tersebut.

Dan kejujuran Noval telah mengantarkannya mendapatkan jabatan yang pantas.[]

"๐™ฑ๐šŽ๐š›๐šœ๐š’๐š”๐šŠ๐š™๐š•๐šŠ๐š‘ ๐š“๐šž๐š“๐šž๐š›. ๐š‚๐šŽ๐šœ๐šž๐š—๐š๐š๐šž๐š‘๐š—๐šข๐šŠ ๐š”๐šŽ๐š“๐šž๐š“๐šž๐š›๐šŠ๐š— ๐š–๐šŽ๐š—๐š๐šŠ๐š—๐š๐šŠ๐š›๐š”๐šŠ๐š— ๐š™๐šŠ๐š๐šŠ ๐š”๐šŽ๐š‹๐šŠ๐š’๐š”๐šŠ๐š—, ๐š๐šŠ๐š— ๐š”๐šŽ๐š‹๐šŠ๐š’๐š”๐šŠ๐š— ๐š–๐šŽ๐š—๐š๐šŠ๐š—๐š๐šŠ๐š›๐š”๐šŠ๐š— ๐š”๐šŽ ๐šœ๐šž๐š›๐š๐šŠ ... ๐™น๐šŠ๐šž๐š‘๐š’๐š•๐šŠ๐š‘ ๐š๐šž๐šœ๐š๐šŠ. ๐š‚๐šŽ๐šœ๐šž๐š—๐š๐š๐šž๐š‘๐š—๐šข๐šŠ ๐š๐šž๐šœ๐š๐šŠ ๐š–๐šŽ๐š—๐šข๐šŽ๐š›๐šŽ๐š ๐š™๐šŠ๐š๐šŠ ๐š”๐šŽ๐š‹๐šž๐š›๐šž๐š”๐šŠ๐š— (๐š”๐šŽ๐š‘๐šŠ๐š—๐šŒ๐šž๐š›๐šŠ๐š—), ๐š๐šŠ๐š— ๐š”๐šŽ๐š‹๐šž๐š›๐šž๐š”๐šŠ๐š— ๐š–๐šŽ๐š—๐šข๐šŽ๐š›๐šŽ๐š ๐š”๐šŽ ๐š—๐šŽ๐š›๐šŠ๐š”๐šŠ"

(H.R. Muslim).


Dari buku

"Membangun Karakter dengan Hati Nurani"

MENJADI POHON


Berawal dari benih yang tumbuh di tanah. Matahari tak henti bersinar untuk membantunya tumbuh disamping air yang memberikan nutrisi kepadanya.

Waktu berlalu, hari berganti bulan, bulan bertukar tahun sampai benih tadi tumbuh menjadi pohon kecil.

Gesekan akar dan tanah membuatnya menghujam dalam-dalam menjauhi permukaan tanah sehingga batang semakin kokoh tumbuh keatas. 

Putaran waktu juga menumbuhkan ranting menjadi dahan yang besar. 

Kemudian datanglah burung-burung hinggap pada pohon tersebut. Saat ranting yang kecil patah diinjaknya, burung akan mencari pijakan yang lebih besar.


Menjadi pohon.....

Ternyata sebuah perjalanan yang cukup panjang dengan segala perjuangannya agar benih yang sebutir menjadi pohon besar yang sarat dengan manfaat.

Dalam pertumbuhan dia tidak hanya mengalami hal-hal yang baik saja. Tetapi juga mengalami hal yang buruk. Bukankah dalam pertumbuhan, melampaui musim demi musim, beberapa daun terpaksa berguguran. Beberapa buah bahkan berjatuhan karena ditiup angin, padahal belum cukup matang untuk dikonsumsi.


Namun, kabar baiknya, semua yang berguguran dan jatuh serta membusuk di sekitar batang pohon tersebut, kemudian menjadi pupuk yang sangat membantu pertumbuhan sang pohon.


Bila Anda menjadi pohon, maka setiap orang yang bergaul dengan Anda juga belajar dari sikap Anda. Sikap Anda membuat orang memilih 'hinggap' di tempat yang membuat betah dan nyaman di sekitar Anda.


Lalu Anda juga terus bertumbuh karena terpaan sinar matahari serta guyuran hujan. Anda dibuat besar karena panasnya siang hari berganti dengan dinginnya malam hari. Semua tantangan yang datang dalam hidup Anda "sebagai pohon" bukan membuat Anda patah. Anda malah semakin kuat,semakin besar dan semakin menyenangkan.

Ketika "menjadi pohon" Anda perlu menyadari bahwa akan ada pergesekan dengan lingkungan sekitar saat bertumbuh menjadi besar. Hanya saja dalam pergesekan menjadi besar, kita perlu lebih hati-hati dan meminimalkan kerugian bagi pihak lain. Selain itu juga pergesekan perlu menjadi pelajaran bagi kita agar semakin lama pergesekan menjadi semakin halus.


Hal yang paling penting adalah bahwa di sekitar setiap pohon yang besar akan selalu ada pohon-pohon atau tumbuhan-tumbuhan kecil yang tidak hanya berlindung, tetapi juga mendapatkan sumber makanan dari pohon besar. Dengan demikian pohon besar akan menjadi saluran berkah bagi tumbuhan kecil di sekitarnya.

Jadi, sudah waktunya kita menjadi pohon besar...[]


Dari buku

"Little Notes for Big Sucess"

ADA YANG LEBIH HEBAT

 “๐‘บ๐’†๐’ƒ๐’‚๐’Š๐’Œ-๐’ƒ๐’‚๐’Š๐’Œ ๐’Ž๐’‚๐’๐’–๐’”๐’Š๐’‚ ๐’‚๐’…๐’‚๐’๐’‚๐’‰ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’‘๐’‚๐’๐’Š๐’๐’ˆ ๐’ƒ๐’†๐’“๐’Ž๐’‚๐’๐’‡๐’‚๐’‚๐’• ๐’ƒ๐’‚๐’ˆ๐’Š ๐’๐’“๐’‚๐’๐’ˆ ๐’๐’‚๐’Š๐’.”  (Hadits Riway...