(Shoppenhauer)
1. Kapan waktu yang paling baik?
2. Siapakah orang yang paling tepat?
3. Hal apakah yang paling tepat dilakukan?
Demikianlah tiga buah pertanyaan yang diperoleh seorang raja agar tidak gagal dalam memerintah.
Untuk itu, Sang Raja akan memberi limpahan hadiah kepada siapa pun di kerajaannya yang dapat mengajarkan kepadanya jawaban ketiga pertanyaan itu.
Banyak orang terpelajar datang menemui raja, tetapi karena mereka semua menjawab secara berbeda-beda, sehingga dia tidak bisa menentukan mana yang paling tepat.
Raja akhirnya memutuskan untuk mencari jawaban kepada seorang pertapa yang kebijaksanaannya terkenal secara luas.
Kesederhanaan Pertapa itu membuat raja mengganti pakaiannya seperti orang awam, meninggalkan pengawalnya, turun dari kudanya, dan pergi menemui pertapa itu sendirian. Saat bertemu, raja yang menyamar menanyakan tiga pertanyaan itu, tetapi orang tua itu tidak menjawab. Dengan badan yang ringkih pertapa itu menggali beberapa lubang untuk menanam bunga. Melihat itu, raja mengambil alih pekerjaannya. Ketika ia mencoba bertanya lagi, pertapa itu melihat seorang pria berjanggut keluar dari hutan, tangannya memegangi perutnya yang berdarah karena luka.
Pria berjanggut itu lalu mereka bawa masuk ke rumah dan diobati. Keesokan paginya, pria itu meminta raja untuk mengampuni dia, meskipun sang penguasa yakin ia tidak pernah bertemu dengan orang ini sebelumnya.
Orang yang terluka ini berkata:
"Anda tidak mengenal saya, tetapi saya mengenali Anda. Saya adalah musuh Anda yang bersumpah untuk membalas dendam pada Anda, karena Anda menghukum mati saudara saya dan merebut hartanya. Saya tahu Anda pergi sendirian untuk menemui pertapa itu, dan saya memutuskan untuk membunuh Anda saat Anda pulang. Namun hari berlalu dan Anda tidak kembali. Jadi saya keluar dari tempat persembunyian saya untuk mencari Anda. Pengawal Anda yang mengenali saya berusaha melukai saya. Saya melarikan diri dari mereka, tetapi saya pasti mati kehabisan darah jika Anda tidak mengobati luka saya. Saya berharap dapat membunuh Anda, akan tetapi Anda telah menyelamatkan hidup saya. Sekarang, karena saya hidup, dan jika Anda bersedia, saya akan akan melayani Anda sebagai budak yang paling setia, dan saya akan menyuruh anak saya untuk melakukan hal yang sama. Maafkan saya!"
Tidak hanya memaafkan, tetapi Raja juga mengirimkan tabib terbaiknya untuk mengobati lelaki itu, dan berjanji untuk mengembalikan hartanya yang telah disita.
Pada saat itu, raja pergi ke luar dan melihat pertapa menempatkan benih di lubang yang telah digali sebelumnya. Kembali dia mengajukan tiga pertanyaannya sekali lagi dan terkejut ketika orang tua itu menjawab bahwa pertanyaannya sudah terjawab:
"Terjawab bagaimana? Apa maksudmu?" tanya sang raja.
"Apakah Anda tidak tahu," jawab sang pertapa. "Jika Anda tidak kasihan melihat kelemahan saya kemarin, dan pulang, orang itu akan menyerang Anda, dan Anda akan menyesal tidak tinggal bersamaku. Jadi, waktu yang paling penting adalah ketika Anda membantu saya menggali lubang; dan saya adalah orang yang paling penting karena perlu dibantu; dan berbuat baik pada saya adalah hal yang paling penting. Kemudian ketika orang itu berlari meminta tolong, waktu yang paling penting adalah ketika Anda menolongnya, karena jika Anda tidak mengobati luka-lukanya, ia akan mati tanpa berdamai dengan Anda. Jadi, dia adalah orang yang paling penting, dan apa yang Anda lakukan untuknya adalah hal yang paling penting. Karenanya ingatlah: hanya ada satu waktu yang terpenting, yaitu: sekarang! Mengapa, karena sekarang adalah satu-satunya waktu saat kita memiliki kekuatan. Orang yang paling penting adalah orang yang bersama dengan Anda, karena setiap orang tidak tahu apakah ia akan berhubungan dengan orang lain lagi; dan hal yang paling penting adalah berbuat baik kepada orang itu karena untuk tujuan itulah seseorang dikirim ke dalam kehidupan ini!"[]
"𝐊𝐚𝐦𝐮 𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫-𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐭𝐚𝐡𝐮 𝐚𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐡𝐚𝐝𝐚𝐩𝐢 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐤𝐞𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩𝐚𝐧 𝐩𝐫𝐢𝐛𝐚𝐝𝐢 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚. 𝐉𝐚𝐝𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐢𝐤𝐚𝐩𝐥𝐚𝐡 𝐛𝐚𝐢𝐤, 𝐬𝐞𝐬𝐞𝐝𝐞𝐫𝐡𝐚𝐧𝐚 𝐢𝐭𝐮."
(Cerita Pendek Leo Tolstoy)
Dari buku
"I CAN DO IT" Cara Mengubah Kebiasaan Berpikir yang Merusak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar