Senin, 20 Desember 2021

KEBAIKAN TIDAK PERNAH HILANG


Kebaikan akan memantulkan kembali apa yang kita berikan, bukan apa yang kita dapatkan

Guru bijak yang tinggal di gunung itu setiap tahun turun untuk menemui warga sebuah desa yang asri. Itu adalah saat yang ditunggu-tunggu oleh warga desa, karena dia akan memilih seorang warga untuk belajar kebijaksanaan dan boleh bertanya apa saja kepada sang Guru.

Kali ini terpilih seorang pemuda untuk menemani Guru bijak berjalan sambil berbincang-bincang tentang segala hal. Gembira sekali pemuda itu mendapat kesempatan, maka ia lalu bertanya "Guru, saya ingin bertanya mengenai hal yang kadang membuat saya bingung"

"Apa itu, anak muda?" tanya sang guru.

"Saya mengenal seseorang yang selalu bertanya 'apa yang bisa saya bantu?' kepada saya setiap berjumpa", tanya pemuda itu.

"Yang menjadikan kamu bingung?" tanya Guru

"Saya tidak mengerti guru, mengapa orang itu selalu baik menawarkan dirinya untuk membantu orang lain" kata pemuda itu.

Sambil menuangkan teh, Guru itu lalu bercerita:

"Ketahuilah, jika kau melakukan kebaikan kepada orang lain, sebenarnya kau telah melakukannya kepada dirimu sendiri. Sebab diri kita sendiri adalah baik adanya. Renungkan, saat kau berhitung tentang kebaikan yang akan kau lakukan, maka sebaiknya kau bertanya kepada dirimu: mengapa begitu banyak hal baik terjadi dalam kehidupanmu yang sama sekali tidak bisa dihitung, misalnya hadirnya sahabat, keluarga, adanya udara, makanan, minuman dan lain-lain. Bukankah semuanya merupakan kebaikan itu sendiri? Kebaikan tidak akan pernah hilang, kebaikan hanya berubah wujud".


Sebuah pohon menjadi berarti saat ia menghasilkan buah; seorang akan dikenang melalui perbuatannya. Perbuatan baik tidak akan pernah hilang; ia yang menaburkan kebaikan akan menuai persahabatan dan ia yang menanam kebaikan akan menuai kasih sayang

(Saint Basil)


Dari buku

I Believe I Can Fly

Sebuah catatan menyambut hari Ibu (2)


 SEMANGKUK MIE KUAH

31 Desember pukul 22.00,

Saat pemilik toko mie akan menutup tokonya usai pulangnya tamu terakhir, datanglah seorang wanita dengan dua orang anaknya. Istri pemilik toko yang ramah  segera menyilakan duduk. Wanita itu mengenakan baju luar bercorak kotak-kotak yang telah usang dan kedua anak laki-lakinya itu kira-kira berusia 6 dan 10 tahun mengenakan baju olahraga yang serupa.

"Bolehkah aku memesan semangkuk mie kuah?" tanya ibu itu yang diikuti pandangan tidak tenang kedua anaknya.

"Tentu, tentu saja boleh. Silakan duduk disini" ajak sang istri ke meja nomor  2 paling pinggir, dan berteriak kepada suaminya kearah dapur "Semangkuk mie kuah"

Sang suami menambahkan porsi setengahnya dan menyiapkan kedalam mangkok besar penuh.

Mereka bertiga menikmati semangkuk mie kuah tersebut dengan nikmat. "Mie ini sangat enak" kata ibunya setelah ikut menikmati sedikit. Setelah membayar 150 yen, ibu dan anaknya itu mengucapkan terimakasih dan membungkuk memberi hormat.


Setahun kemudian,

Lewat pukul 22.00 saat istri pemilik toko berjalan kearah pintu untuk menutup toko, pintu terbuka dan masuklah seorang wanita paruh baya dengan dua anak laki-lakinya. Melihat baju luar bercorak kotak yang sudah usang, sang istri ingat tamu terakhir malam tahun baru lalu.

"Bisakah Anda membuatkan kami semangkuk mie kuah?" kata sang ibu.

"Tentu, tentu, silakan duduk" sambil mengantar mereka ke meja nomor 2 sang istri berteriak  "semangkuk mie kuah"

Suaminya kembali menyalakan api yang baru saja dipadamkan.

"Masakkan saja 3 mangkuk untuk mereka" kata istrinya.

"Jangan, nanti mereka bisa merasa tidak enak hati" jawab suaminya yang kembali menambah porsinya dan meletakkan pada mangkuk besar.

"Sangat wangi...., sangat hebat...dan lezat sekali" kata ibunya.

"Tahun ini masih bisa menikmati mie kuah" kata anak sulungnya. "Semoga tahun depan bisa datang kesini lagi" lanjut adiknya.

Usai makan, mereka membayar 150 yen dan berpamitan. "Terima kasih banyak dan selamat tahun baru" ungkap sang ibu.


Setahun kemudian,

Karena sibuknya, suami istri pemilik toko mie merasakan ada yang tidak nyaman saat jam menunjukkan pukul 21.30 lewat.

Suaminya segera membalikkan daftar harga yang tergantung pada dinding yang sebelumnya "mie kuah 200 yen semangkuk" ditulis ulang menjadi " mie kuah 150 yen semangkuk". Istrinya 3 menit yang lalu meletakkan tanda "sudah dipesan" pada meja nomor 2.

Lewat pukul 22.00 datanglah ibu dan dua anaknya ke toko mie tersebut.

Anak yang pertama mengenakan seragam SMP, sedangkan adiknya mengenakan jaket yang nampak kebesaran. Jaket itu dikenakan kakaknya tahun lalu. Kedua anak itu tumbuh dewasa. Sang ibu masih memakai baju luar bercorak kotak usang yang telah luntur warnanya.

"Silakan masuk" sambut istri pemilik toko dengan hangat.

Dengan pelan sang ibu berkata "Tolong, buatkan dua mangkuk mie". Sambil mengantar ke meja nomor 2, istri pemilik toko berteriak kearah dapur "2 mangkuk mie".

Kembali suaminya membuat 3 porsi mie yang ditempatkan pada dua mangkuk besar. Kembali ibu dan anaknya itu ngobrol dengan gembira sambil makan yang juga dirasakan oleh sepasang suami istri pemilik toko dari balik pintu dapur.

Ibu itu menyatakan rasa terimakasih kepada kedua anaknya. Kesulitan keuangan mereka diatasi dengan baik. Anak sulungnya bekerja sebagai pengantar koran, adiknya belanja dan memasak sehingga ibunya bisa bekerja dengan baik dan mendapat bonus spesial.

"Alangkah baiknya jika Siao Chun tetap belanja dan memasak" kata anak yang kecil.

"Aku juga tetap mengantar koran" kata kakaknya.

"Ibu mengucapkan terimakasih kepada kalian" ucap sang ibu pada anak-anaknya.

Pada saat itu Siao Chun dan kakaknya membuka rahasia yang selama ini mereka simpan. Sebulan lalu sekolah Sao Chun memberi tahu ibunya bahwa karangan Sao Chun telah dipilih mewakili seluruh Hokkaido untuk mengikuti lomba mengarang seluruh negeri. Dan sang kakak mewakili ibunya untuk menghadiri.

"Benarkah demikian?" tanya ibunya.

"Judul karangannya 'Cita-citaku'" jawab Sao Chun.

Dihadapan para hadirin Sao Chun membacakan karangannya

"Akibat kecelakaan kerja, ayahku meninggalkan utang yang banyak. Untuk itu ibuku bekerja keras dan kakakku mengantarkan koran.

"Pada malam tanggal 31 Desember, kami bertiga memesan semangkuk mie kuah yang sangat lezat. Pemilik toko mengucapkan terimakasih kepada kami. Suara itu sepertinya memberikan dorongan semangat kepada kami untuk tegar menjalani hidup.

"Oleh sebab itu, aku memutuskan untuk membuka toko mie setelah dewasa. Supaya aku bisa menjadi pemilik toko mie. nomor 1 di Jepang, aku ingin memberikan semangat kepada setiap pengunjung dengan berucap 'semoga kalian berbahagia, terima kasih"

Pemilik toko yang terus berdiri dibalik pintu dapur seraya mendengarkan pembicaraan mereka mendadak tidak terlihat lagi. Ternyata, mereka sedang berjongkok sambil mengusap air mata haru.

Usai membaca karangan, kakaknya dipanggil untuk mewakili ibunya memberi sambutan

Sang kakak berucap "Karena terlalu mendadak, saya hanya bisa mengucapkan terimakasih kepada semua orang atas perhatiannya terhadap Sao Chun, adik saya. Setiap hari, ia harus belanja dan menyiapkan makan malam kami sehingga sering kali terburu-buru pulang dari kegiatan berkelompok. Hal itu tentu mendatangkan banyak kesulitan bagi semua orang. Maka, saat adik saya membacakan karangan berjudul 'Semangkuk mie kuah' saya sempat merasa malu. Tapi melihat ketegaran dan lantangnya dia membaca perasaan malu saya itulah yang benar-benar memalukan.

"Beberapa tahun ini, keberanian ibu saya yang hanya memesan semangkuk mie kuah membuat saya dan adik saya tak bisa melupakannya. Kami pasti akan semakin giat dan rajin, serta merawat ibu dengan baik. Hari ini dan seterusnya, saya masih meminta tolong kepada para hadirin untuk memperhatikan adik saya"

Sungguh, mereka bertiga diam-diam saling memegang tangan, dan menepuk bahu serta menikmati mie kuah tahun baru dengan perasaan lebih berbahagia dibandingkan tahun sebelumnya. Sang ibu pun membayar 300 yen dan mengucapkan terimakasih, memberi salam hormat dan meninggalkan toko mie.


Tahun berikutnya, pemilik toko kembali meletakkan tanda 'sudah dipesan' dan menunggu kedatangan mereka. Namun Ibu dengan dua anak itu tidak muncul. Demikian juga tahun kedua dan ketiga.

Usaha toko mie itu lalu berkembang semakin bagus. Tokonya direnovasi, meja dan kursinya diganti dengan yang baru. Kecuali meja nomor 2.

Hal itu membuat heran para pengunjung yang dijawab oleh pemiliknya dengan kisah 'Semangkuk mie kuah'. Akhirnya meja nomor 2 itu diberi nama 'meja keberuntungan' dan semua orang ingin mencoba duduk dan menikmati mie kuah disitu.


Beberapa tahun kemudian,

Lewat pukul 22.00 secara tiba-tiba, pintu toko terbuka kembali. Semua orang yang berada didalamnya menghentikan pembicaraan dan mengarahkan pandangannya ke pintu masuk.

Dua orang remaja berpakaian setelan jas berjalan masuk ke toko. Saat istri pemilik toko akan mengatakan meja makan telah penuh, menyusul lah seorang wanita berpakaian kimono dan berdiri dianta dua pemuda itu.

"Tolong, siapkan mie kuah untuk tiga orang" kata ibu itu.

Belasan tahun telah berlalu. Istri pemilik toko itu berusaha mengingat kembali gambaran ibu muda dengan dua anaknya 10 tahun lalu.

Sang suami, dari balik pintu dapur termenung. Salah seorang anak itu berkata "14 tahun lalu, kami memesan semangkuk mie kuah pada malam tahun baru dan mendapatkan semangat dari semangkuk mie tersebut. Kami bisa menjalani hidup dengan tegar.

"Lalu kami pindah ke luar kota dan tinggal di rumah nenek. Saya telah melewati ujian kedokteran dan praktik di Rumah Sakit Universitas Kyoto bagian anak-anak. April tahun depan saya akan praktik di Rumah Sakit di Sapporo.

"Sesuai dengan tata Krama, kami datang mengunjungi rumah sakit ini terlebih dahulu sekalian berdoa di makam ayah. Setelah berdiskusi dengan adik saya yang berpikir akan menjadi pemilik toko mie nomor 1, tetapi belum tercapai, maka ia bekerja di Bank Kyoto. Kami punya sebuah rencana yang istimewa, yaitu  pada malam tahun baru ini akan mengunjungi toko mie ini dan memesan tiga mangkuk mie kuah"

Istri pemilik toko bisa mengingat lagi peristiwa beberapa tahun lalu. Lalu dia menepuk bahu suaminya sambil berkata "Selamat Datang! Silakan duduk di meja nomor 2, dan buatkan tiga mangkuk mie kuah"

Sesusah apapun hidup, kita pasti dapat melaluinya. Kita tidak perlu malu dengan apa yang kita miliki, karena dibalik itu ada sesuatu yang akan kita peroleh


Dari buku

IBU YANG HEBAT

kisah-kisah inspirasional tentang keajaiban dan kehebatan para ibu

Minggu, 19 Desember 2021

Sebuah catatan menyambut hari Ibu (1)


KEINDAHAN TANGAN IBU

Ketika ibu saya berkunjung, Ia mengajak saya untuk berbelanja bersamanya karena dia membutuhkan sebuah gaun yang baru. Saya sebenarnya tidak suka pergi berbelanja bersama dengan orang lain, Dan saya bukanlah orang yang sabar, tetapi walaupun demikian kami berangkat juga ke pusat perbelanjaan tersebut.


Kami mengunjungi setiap toko yang menyediakan gaun wanita, Dan seiring hari yang berlalu, saya mulai lelah dan ibu saya mulai frustasi. Akhirnya pada toko terakhir yang kami kunjungi, Ibu mencoba satu stel gaun biru yang cantik

terdiri dari tiga helai. Pada blusnya terdapat sejenis tali di bagian tepi lehernya. Dan karena ketidaksabaran saya, maka untuk kali ini saya ikut masuk dan berdiri bersama ibu saya dalam ruang ganti pakaian.


Saya melihat bagaimana ia mencoba pakaian tersebut, dan dengan susah mencoba untuk mengikat talinya. Ternyata tangan-tangannya sudah mulai dilumpuhkan

oleh penyakit radang sendi. Dan sebab itu dia tidak dapat melakukannya. Seketika ketidaksabaran saya digantikan oleh suatu rasa kasihan yang dalam kepadanya.


Saya berbalik pergi dan mencoba menyembunyikan air mata yang keluar tanpa saya sadari. Setelah saya mendapatkan ketenangan lagi, saya kembali masuk ke kamar ganti untuk mengikatkan tali gaun tersebut. Pakaian ini begitu indah, dan dia membelinya. Perjalanan belanja kami telah berakhir.


Tetapi kejadian tersebut terukir dan tidak dapat terlupakan dari ingatan saya.

Sepanjang sisa hari itu, pikiran saya tetap saja kembali pada saat berada di dalam ruang ganti pakaian tersebut dan terbayang tangan ibu Saya yang sedang berusaha mengikat tali blusnya. Kedua tangan yang penuh dengan kasih, yang pernah menyuapi saya, memandikan saya, memakaikan baju, membelai dan memeluk saya, dan terlebih dari semuanya, berdoa untuk saya, sekarang tangan itu telah menyentuh hati saya dengan cara yang paling membekas dalam hati saya.


Kemudian pada  yang membuatnya terkejut, memberitahukannya bahwa bagi saya kedua tangan tersebut adalah tangan yang paling indah di dunia ini.


Saya sangat bersyukur bahwa Tuhan telah membuat saya dapat melihat dengan mata baru. Betapa bernilai dan berharganya kasih sayang yang penuh pengorbanan dari seorang ibu. Saya hanya dapat berdoa bahwa suatu hari kelak tangan saya dan hati saya akan memiliki keindahannya tersendiri.

Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu Agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ibu.


Dari buku

IBU YANG HEBAT

Selasa, 14 Desember 2021

BERLARI DIATAS KEMUSTAHILAN


Dilahirkan dengan tidak memiliki tulang fibula sehingga kedua kakinya harus diamputasi tak membuat Aimee Mullins menyesali kondisi tubuhnya. Ini malah menjadi pelecut semangatnya untuk berprestasi mengimbangi bahkan melebihi orang normal.


Sejak masanya belajar berjalan, orangtua Aimee memberikannya kaki palsu, sehingga Aimee bisa berjalan layaknya orang normal. Hal ini terus berlangsung hingga masa sekolah. Meski memakai kaki palsu, Aimee tak merasa minder di sekolah. Ia bahkan berani berpartisipasi di cabang olahraga yang umumnya dihindari banyak gadis. Kemampuan lari dan lompatannya luar biasa.


Ketika masih duduk di SMA, ia mengikuti kompetisi para difabel. Di sini ia dikejutkan oleh kenyataan ada begitu banyak peserta difabel yang berpartisipasi. Selain itu, ternyata hanya dia satu-satunya peserta yang memakai kaki palsu berbahan kayu. Peserta lainnya menggunakan kaki palsu berbahan logam dan karbon yang bisa meredam kejut. Alih-alih minder, Aimee justru terpacu untuk membuktikan, dengan berkaki palsu dari kayu pun ia bisa mengalahkan mereka. 


Dorongan semangat itu ternyata menghasilkan kekuatan luar biasa. Aimee tak hanya memenangkan berbagai lomba di kompetisi itu, tapi juga berhasil memecahkan rekor nasional bagi atlet-atlet difabel. Atas prestasinya ini, Aimee mendapat beasiswa penuh dari pemerintah AS. Ia lalu kuliah di Georgetown University. Aimee terus mengukir prestasi saat jadi mahasiswa. Ia dinominasikan menjadi atlet yang mewakili AS untuk Paralympic Games 1996 di Atlanta, Georgia, AS. Untuk itu, ia mendapat sepasang kaki palsu baru yang terbuat dari karbon.


"Keterbatasan tak ubahnya situasi yang dibuat Tuhan untuk membuat kita lebih berjuang. Jika berhasil melewati keterbatasan itu, buah perjuangan yang kita dapatkan akan lebih berkesan"


Dari buku

The Tsunami Effect

MERENDAHKAN AGAMA SENDIRI

"Siapapun yang merendahkan agama orang lain, ia merendahkan agamanya sendiri"

Kalimat itu adalah ucapan dari raja Buddhis yang bernama Ashoka yang dipahat di batu karang dan tersimpan sampai sekarang di sebuah museum di India.

Merendahkan agama lain hanya membuat agama sendiri lebih buruk. Jadi, mengapa kita merendahkan keyakinan atau agama orang lain seperti: "Keyakinan seperti itu tidak baik. Sekte itu tidak baik. Kitalah yang terbaik". Itu adalah kecemburuan yang mengerikan.

Sutu kali diundang ke Christ Grammar School, sebuah sekolah kristiani, untuk memberikan ceramah di sebuah pertemuan guru dan murid. Saya diundang pastornya, seorang sahabat yang baik, yang lalu memperkenalkan saya kepada kepala sekolahnya. Kepala sekolah itu memberitahu saya urutan acara tersebut.

"Di pertemuan," jelasnya,"semua anak pertama-tama akan masuk terlebih dahulu dan para guru akan menenangkan mereka.

Bersama pastor, tamu yang diundang kita masuk ruangan yang terakhir. Saat memasuki ruangan, kita membungkuk ke altar, seperti pada acara misa kristiani".

"Tapi, karena Anda seorang biksu, Anda tidak perlu membungkuk" tambahnya.

Mendengar itu, saya langsung protes dan menuntut hak saya, "Tapi saya ingin menghormat . Saya berhak membungkuk dan menghormat"

"Bagaimana mungkin Anda membungkuk?. Anda kan Buddhis!".

Saya katakan "ada sesuatu dalam altar itu. Itu yang saya hormati dan hargai. Saya tidak membungkuk pada semua aspek yang ada di sana, sebab ada beberapa hal yang tidak saya setujui, ada cukup banyak hal di sana yang saya hargai, dan saya membungkuk untuk hal yang saya hargai"

Mereka sangat terkesan dengan sikap itu, yang alih-alih mencari kesalahan dan mendiskriminasi, kita menjunjung kesamaan kita, kemudian kita berfokus pada kesamaan itu. Ini sangat indah dan menakjubkan.

Mana ada kecemburuan dalam hal ini? Karena hal yang paling penting adalah kedamaian dan kebebasan, kebahagiaan dan keselarasan.[]


Dari buku "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2"

Minggu, 12 Desember 2021

FUNGSI REM


 
“Untuk memperlambat kendaraan”
“Untuk menghentikan kendaraan”
“Untuk mengendalikan kendaraan”
Ada juga jawaban yang lain saat ditanyakan kegunaan rem pada sebuah kendaraan.
“Mencegah  terjadinya kecelakaan”
“Agar berani ngebut”
Kegunaan rem pada kendaraan yang melaju adalah memperlambat, menghentikan, atau mengendalikan roda yang merupakan bagian dari sebuah kendaraan

Karena terlalu biasa secara luas menghubungkan rem dengan kendaraan, saat kita mengerem bukannya mendapat kestabilan , melainkan kendaraan menjadi berhenti total, tanpa kendali  bahkan bisa terbalik.

Melebihkan fungsi rem yang seharusnya mengendalikan roda menjadi mengendalikan kendaraan membuat hilangnya kewaspadaan.

Masalah,tantangan,hambatan,perasaan gagal , putus asa dan segala sesuatu yang tampak menahan kelimpahan, kebahagiaan, dan kedamaian adalah sebuah rem, yang berfungsi untuk ‘sesuatu’ yang memerlukan umpan balik, pembelajaran lebih bermutu, pengalaman lebih dalam,
Jadi ‘rem’ tadi bukan untuk menghentikan atau menghentikan hidup secara keseluruhan, tetapi untuk mengembalikan kehidupan kita pada kecepatan dan arah yang paling sesuai...


“Sesuatu yang tidak menjadikanmu mati akan membuatmu menjadi kuat”
(Nietzsche)

Dari buku
MEMBUKA MATA

Jumat, 10 Desember 2021

JIKA RUSAK JANGAN DIPERBAIKI

 




Orang-orang biasa hanya percaya pada hal yang mungkin. Orang-orang luar biasa tidak menggambarkan apa yang mungkin, tetapi lebih pada apa yang tidak mungkin. Dan dengan menggambarkan hal-hal yang tidak mungkin, mereka mulai melihat bahwa hal tersebut adalah mungkin

(Cherie Cartier Scott)

Lahir pada 28 Oktober 1933 di Rio de Janeiro dengan tubuh yang tidak sempurna. Tulang punggung Manuel Fransisco Dos Santos tumbuh tidak sempurna. Tak hanya itu, sebelah kakinya bengkok ke depan dan lebih pendek 6 cm dari kaki satunya.

Tentunya, orang tua berusaha untuk memperbaiki kondisi tersebut. Namun, karena kondisi ekonomi, orang tua Mane, demikian dia dipanggil, membiarkan keadaan itu terjadi.

Dengan fisik yang  berbeda, Mane tetap bermain bola seperti umumnya anak-anak di Brasil.

Rupanya kaki yang lebih pendek sebelah itu membawa berkah baginya. Dia mempunyai gaya lari yang tidak biasa. Teman-temannya tidak bisa memperkirakan apa yang akan ia lakukan.

Mereka mengira dia akan bergerak ke satu arah, tapi ternyata dia bergerak kearah yang berlawanan.

Dia akhirnya menjadi pahlawan nasional dengan sebutan "Garrincha" (burung kecil)

Orang mungkin menganggap Pele adalah pemain bola terbaik sepanjang masa. Bagi orang Brasil yang pernah melihat Garrincha bermain, mereka akan mengatakan lebih baik daripada Pele.

Bersama Garrincha Brasil memenangkan dua kali Piala Dunia, tahun 1958 dan 1962.

Masyarakat Brasil menjulukinya "Anjo de Pernas Tortas" yang artinya "Malaikat Berkaki bengkok.

Tahun 1958, dalam pertandingan melawan Italia, dia melewati empat pemain bertahan dan kiper. Lalu, didepan gawang yang kosong, dia berhenti. Dia membalikkan badan dan menunggu pemain bertahan lawan mengejarnya. Saat pemain bertahan mendekatinya, dia melewati pemain itu dan menggulirkan bola ke gawang.

Aksi serupa kembali dilakukan pada piala Dunia berikutnya. Saat melawan Spanyol, dia menggiring bola melewati seorang pemain bertahan dan berhenti. Sekali lagi dia menunggu sampai dua pemain lawan mengejar. Dengan mudah dia melewati dua pemain itu dan mengoper bolanya ke pemain depan timnya yang lalu mencetak gol.

Dari 648 pertandingan, Garrincha mencetak 244 gol sampai akhirnya mengundurkan diri saat usianya menjelang empat puluh tahun.

Lebih dari 130 ribu orang datang untuk menonton pertandingan perpisahannya.

Garrincha adalah pahlawan.

Dia menjadi pahlawan karena mempunyai kondisi yang tidak menguntungkan, namun tidak memperbaikinya.

Dia menjadi pahlawan, karena merubah kondisi itu menjadi sebuah keuntungan


Dari buku

Satu +Satu =Tiga

ADA YANG LEBIH HEBAT

 “π‘Ίπ’†π’ƒπ’‚π’Šπ’Œ-π’ƒπ’‚π’Šπ’Œ π’Žπ’‚π’π’–π’”π’Šπ’‚ 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 π’šπ’‚π’π’ˆ π’‘π’‚π’π’Šπ’π’ˆ π’ƒπ’†π’“π’Žπ’‚π’π’‡π’‚π’‚π’• π’ƒπ’‚π’ˆπ’Š π’π’“π’‚π’π’ˆ π’π’‚π’Šπ’.”  (Hadits Riway...