Dilahirkan dengan tidak memiliki tulang fibula sehingga kedua kakinya harus diamputasi tak membuat Aimee Mullins menyesali kondisi tubuhnya. Ini malah menjadi pelecut semangatnya untuk berprestasi mengimbangi bahkan melebihi orang normal.
Sejak masanya belajar berjalan, orangtua Aimee memberikannya kaki palsu, sehingga Aimee bisa berjalan layaknya orang normal. Hal ini terus berlangsung hingga masa sekolah. Meski memakai kaki palsu, Aimee tak merasa minder di sekolah. Ia bahkan berani berpartisipasi di cabang olahraga yang umumnya dihindari banyak gadis. Kemampuan lari dan lompatannya luar biasa.
Ketika masih duduk di SMA, ia mengikuti kompetisi para difabel. Di sini ia dikejutkan oleh kenyataan ada begitu banyak peserta difabel yang berpartisipasi. Selain itu, ternyata hanya dia satu-satunya peserta yang memakai kaki palsu berbahan kayu. Peserta lainnya menggunakan kaki palsu berbahan logam dan karbon yang bisa meredam kejut. Alih-alih minder, Aimee justru terpacu untuk membuktikan, dengan berkaki palsu dari kayu pun ia bisa mengalahkan mereka.
Dorongan semangat itu ternyata menghasilkan kekuatan luar biasa. Aimee tak hanya memenangkan berbagai lomba di kompetisi itu, tapi juga berhasil memecahkan rekor nasional bagi atlet-atlet difabel. Atas prestasinya ini, Aimee mendapat beasiswa penuh dari pemerintah AS. Ia lalu kuliah di Georgetown University. Aimee terus mengukir prestasi saat jadi mahasiswa. Ia dinominasikan menjadi atlet yang mewakili AS untuk Paralympic Games 1996 di Atlanta, Georgia, AS. Untuk itu, ia mendapat sepasang kaki palsu baru yang terbuat dari karbon.
"Keterbatasan tak ubahnya situasi yang dibuat Tuhan untuk membuat kita lebih berjuang. Jika berhasil melewati keterbatasan itu, buah perjuangan yang kita dapatkan akan lebih berkesan"
Dari buku
The Tsunami Effect
Tidak ada komentar:
Posting Komentar