Seorang bapak tua naik bis kota pada suatu hari untuk menuju ke suatu tempat. Pintu bis itu otomatis tertutup begitu penumpang masuk. Ketika dia menginjakkan kakinya di tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke jalan. Sayangnya, pintu sudah tertutup dan bis kota juga sudah berjalan sementara kondisi tidak memungkinkan bagi bis itu untuk berhenti karena selain harus tepat waktu, juga jalanan lumayan ramai. Kalau dia berhenti akan membuat kemacetan. Bis hanya akan berhenti di halte berikutnya, padahal jaraknya cukup jauh. Bapak tua tadi tidak mungkin mengambil sepatunya dari jarak sejauh itu.
Melihat kenyataan pahit tersebut, bapak tua pelan-pelan melepas sepatu satunya yang masih terpasang di kakinya, lalu melemparkannya ke luar jendela.
Seorang pemuda kemudian melihatnya dan bertanya,
𝑴𝒆𝒏𝒈𝒂𝒑𝒂 𝒃𝒂𝒑𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒍𝒆𝒎𝒑𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒑𝒂𝒕𝒖 𝒃𝒂𝒑𝒂𝒌 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒍𝒂𝒉𝒏𝒚𝒂 𝒋𝒖𝒈𝒂?"
"𝑺𝒖𝒑𝒂𝒚𝒂 𝒔𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒑𝒖𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒎𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒑𝒂𝒕𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒂𝒅𝒊 𝒋𝒂𝒕𝒖𝒉 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒅𝒖𝒍𝒖, 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕𝒌𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂. 𝑲𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒊 𝒔𝒂𝒕𝒖 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒑𝒂𝒕𝒖, 𝒔𝒆𝒎𝒆𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒆𝒎𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒋𝒖𝒈𝒂 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒍𝒂𝒉, 𝒔𝒆𝒑𝒂𝒕𝒖 𝒊𝒕𝒖 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒈𝒖𝒏𝒂 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒅𝒊𝒈𝒖𝒏𝒂𝒌𝒂𝒏. 𝑲𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒍𝒆𝒎𝒑𝒂𝒓 𝒔𝒆𝒑𝒂𝒕𝒖 𝒊𝒕𝒖, 𝒔𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒕𝒂𝒉𝒖 𝒑𝒆𝒏𝒆𝒎𝒖 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒑𝒂𝒕𝒖 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒑𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒎𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒑𝒂𝒕𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒖𝒂𝒏𝒈. 𝑱𝒂𝒅𝒊, 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒅𝒊𝒈𝒖𝒏𝒂𝒌𝒂𝒏." Jawab Bapak Tua itu akhirnya.[]
𝐊𝐢𝐭𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐬𝐞𝐫𝐢𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐠𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐦 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐛𝐮𝐭𝐮𝐡𝐤𝐚𝐧. 𝐀𝐝𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐩𝐚 𝐛𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐫𝐮𝐦𝐚𝐡 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐩𝐞𝐫𝐧𝐚𝐡 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐠𝐮𝐧𝐚𝐤𝐚𝐧, 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩 𝐝𝐢𝐬𝐢𝐦𝐩𝐚𝐧 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐬𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐝𝐢𝐛𝐮𝐚𝐧𝐠? 𝐏𝐚𝐝𝐚𝐡𝐚𝐥 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐛𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐫𝐢𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐥𝐢 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐥𝐮𝐩𝐚 𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐢𝐦𝐩𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚.
Dari buku
"Buku Untuk Dibaca"