Empat anak yang ditugaskan ayahnya untuk mengamati sebuah pohon selama empat musim memberikan laporannya
Laporan anak sulung mengatakan pohon itu tak berdaun, sekilas nampak akan mati
Anak kedua membantah,yang dia lihat pohon itu mulai tumbuh tunas muda dan kuncup-kuncup bunga.
Anak ketiga mengatakan pohon itu berdaun lebat, berbuah banyak.
Anak keempat mengatakan pohon itu berdaun coklat dan beberapa ada yang mengering.
"𝑨𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒂𝒎𝒂𝒕𝒊 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓" kata Ayahnya ,"𝑵𝒂𝒎𝒖𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕 𝒊𝒕𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒕𝒊𝒂𝒑-𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒎𝒖𝒔𝒊𝒎. 𝑨𝒏𝒅𝒂𝒊 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒎𝒖𝒔𝒊𝒎, 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒕𝒂𝒑𝒂 𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉𝒏𝒚𝒂 𝒑𝒐𝒉𝒐𝒏 𝒊𝒕𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒖𝒃𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒌𝒖𝒕𝒊 𝒎𝒖𝒔𝒊𝒎 𝒂𝒈𝒂𝒓 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒂𝒉𝒂𝒏"
"𝑫𝒂𝒏 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒏𝒂𝒏𝒕𝒊𝒂𝒔𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒚𝒖𝒌𝒖𝒓 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒔𝒂𝒏𝒈 𝑷𝒆𝒏𝒄𝒊𝒑𝒕𝒂 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏𝒖𝒈𝒆𝒓𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒈𝒊𝒕𝒖 𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉"
Keindahan hidup justru terletak saat kita mampu memandang kehidupan secara keseluruhan, tidak hanya satu musim saja. Musim akan terus berlalu dan berganti selama kita hidup.
Seorang yang dapat menikmati hidup di setiap musimnya, adalah mereka yang berbahagia dengan ungkapan syukur yang terus menerus karena mampu bertahan setiap musim.
Kemampuan kita menjalani hidup bukan terletak dari seberapa besar pengaruh "musim" yang kita jalani, melainkan terletak dari sejauh mana kita merespon terhadap peristiwa atau musim yang menghampiri kita.[]
𝑺𝒂𝒏𝒈 𝑲𝒉𝒂𝒍𝒊𝒌 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒓𝒊𝒎𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒅𝒊𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒌𝒊𝒕𝒂, 𝑫𝒊𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒏𝒈𝒌𝒖𝒔𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒔𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒎𝒂𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉. 𝑺𝒆𝒎𝒂𝒌𝒊𝒏 𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓 𝒉𝒂𝒅𝒊𝒂𝒉 𝒚𝒈 𝑫𝒊𝒂 𝒌𝒊𝒓𝒊𝒎𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒌𝒊𝒕𝒂, 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒔𝒆𝒎𝒂𝒌𝒊𝒏 𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓 𝒎𝒂𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝑫𝒊𝒂 𝒈𝒖𝒏𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒏𝒈𝒌𝒖𝒔𝒏𝒚𝒂
(Norman Vincent Peale)
𝙾𝚕𝚎𝚑 𝚔𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚒𝚝𝚞, 𝚖𝚊𝚛𝚒𝚕𝚊𝚑 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚏𝚘𝚔𝚞𝚜𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚊𝚍𝚊 '𝚑𝚊𝚍𝚒𝚊𝚑𝚗𝚢𝚊', 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚜𝚊𝚕𝚊𝚑𝚗𝚢𝚊. 𝙵𝚘𝚔𝚞𝚜𝚕𝚊𝚑 𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚝𝚞𝚓𝚞𝚊𝚗 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚍𝚒𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚍𝚊𝚝𝚊𝚗𝚐, 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚔𝚎𝚓𝚊𝚍𝚒𝚊𝚗-𝚔𝚎𝚓𝚊𝚍𝚒𝚊𝚗 𝚗𝚎𝚐𝚊𝚝𝚒𝚏 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚔𝚒𝚝𝚊.
Disederhanakan dari buku
SETENGAH PECAH SETENGAH UTUH