"๐ฐ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐๐๐๐ข๐.๐ธ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐"
(Venus Williams)
Dikisahkan ketika sedang berjalan-jalan di tepi pantai, Guru Zen Haideng melihat seorang wanita dan putranya yang berusia sekitar 10 tahun. Guru Zen melihat wanita itu dengan sabar membimbing anaknya memanah sasaran sebuah botol kaca yang berjarak sekitar lima meter. Sang guru melihat bidikan anak yang menggunakan anak panah itu selalu meleset jauh dari sasaran. Dalam hati ia membatin, "Payah sekali tekniknya memanah!"
Guru Zen tak sabar dan ingin segera mengajari anak itu teknik memanah sasaran dengan tepat. "Maaf Bu, kalau boleh saya ingin mengajari anak Ibu teknik memanah dengan tepat," kata Guru dengan Zen sopan. Anak itu berhenti membidik, tetapi matanya tetap fokus pada sasaran. Sedangkan ibunya berkata, "Terimakasih atas kebaikan Guru, tetapi, biar saya saja yang mengajarinya karena ia tidak dapat melihat."
Guru Zen terkejut, tetapi segera dapat mengendalikan diri. Ia buru-buru minta maaf. "Maafkan saya. Saya benar-benar tidak tahu. Tapi, kalau boleh saya tahu kenapa dia ingin belajar memanah?" tanya sang guru.
"Karena anak yang lain juga bisa melakukannya, "jawab sang ibu optimis.
"Tapi, bagaimana ia dapat membidik sasaran?" tanya Guru Zen.
Wanita itu menjelaskan, "Saya hanya meyakinkan anak saya bahwa dia pasti berhasil membidik sasaran dengan tepat asal tidak berhenti berlatih. Jadi, kuncinya adalah memulainya."
Guru Zen menyaksikan ketekunan anak kecil itu menyesuaikan posisi dengan sasaran yang akan ia bidik. Sementara sang ibu dengan sabar memberikan dukungan dan mengumpulkan anak panah di sampingnya. Guru Zen kemudian memutuskan pulang ketika hari beranjak senja. Sesaat setelah pamit dan meninggalkan pasangan ibu dan anak itu, sang guru mendengar suara botol pecah terkena anak panah di belakang punggungnya.[]
"๐บ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐"
Dari buku
"Unleash Your Inner Power with Zen" 50 Kisah Zen untuk memaksimalkan Potensi Diri