Selasa, 14 Februari 2023

BUKAN MENCARI MEDALI


𝚃𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚜𝚎𝚖𝚞𝚊 𝚑𝚊𝚕 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚙𝚎𝚗𝚝𝚒𝚗𝚐 𝚍𝚊𝚙𝚊𝚝 𝚍𝚒𝚑𝚒𝚝𝚞𝚗𝚐, 𝚍𝚊𝚗 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚜𝚎𝚖𝚞𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚊𝚙𝚊𝚝 𝚍𝚒𝚑𝚒𝚝𝚞𝚗𝚐 𝚒𝚝𝚞 𝚙𝚎𝚗𝚝𝚒𝚗𝚐

(Albert Einstein)


Albert Einstein sangat terkenal dengan penghargaan atas karya ilmiahnya. Jika tidak diingatkan berulang kali oleh isterinya, Einstein mungkin sudah lupa mengambil dua buah medali yang dianugerahkan oleh 'British Royal Society' dan 'Royal Astronomical Society' di Kementerian Luar Negeri AS. Setelah mengambilnya pun, Einstein merasa tidak ada yang istimewa.

Suatu kali sepulang menonton film bersama, sang isteri menanyakan seperti apa bentuk medali tersebut. Namun Einstein menjawab tidak tahu karena belum membukanya sama sekali.

Suatu kali, Einstein membaca surat kabar dan melihat artikel mengenai Niels Bohr yang mendapatkan medali 'American Banard Medal'. Di artikel yang sama juga mencantumkan namanya pada periode sebelumnya. Penghargaan itu hanya diberikan secara rutin tiap empat tahun kepada ilmuwan dunia pilihan. Setelah membaca artikel tersebut, Einstein menunjukkan pada sang isteri dan menanyakan apakah itu benar karena ia tidak ingat sama sekali pernah menerimanya.

Pada saat menghadiri sebuah acara di 'Prussian Academy' seorang tokoh penting bernama Walter Nernst menghampiri Einstein. Ia tertarik dengan pakaian Einstein yang tidak memasangkan medali Pour le Merit.

"Apa isteri Anda lupa memasangkan di baju Anda?" tanya Walter.

"Tidak, dia ingat. Aku saja yang tidak mau memakainya" jawab Einstein.

Begitulah Einstein. Dia senang pekerjaannya dihargai, tapi itu bukan tujuan akhir hidupnya. Ia bekerja bukan untuk mendapatkan medali atau piala. Dia bekerja untuk memecahkan masalah yang ia temukan dalam keilmuannya.


"𝘖𝘳𝘢𝘯𝘨-𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘦𝘣𝘢𝘵 𝘥𝘪 𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘣𝘪𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘣𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘪𝘯𝘴𝘱𝘪𝘳𝘢𝘴𝘪, 𝘯𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘪𝘯𝘴𝘱𝘪𝘳𝘢𝘴𝘪 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘴𝘶𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢. 𝘔𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘪𝘢-𝘯𝘺𝘪𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘪𝘯𝘴𝘱𝘪𝘳𝘢𝘴𝘪"



Daru buku

101 KISAH INSPIRATIF

Senin, 13 Februari 2023

SENIORITAS DAN USIA


"Zaman sekarang, senioritas ndak dilihat dari usia, Bu, tapi dari skill yang dimiliki."


Ungkapan tersebut terucap dari Pak Ruslan seorang pria berusia 58 tahun di ruang guru berukuran 4x5 meter. Sorot matanya teduh dan tajam, suaranya berat, kata-katanya mengalir teratur seakan merefleksikan apa yang telah dialaminya selama 35 tahun berkarya bagi pendidikan di sudut Kalimantan ini. Lebih dari separuh hidupnya ia berikan untuk memajukan pendidikan terutama di tingkat dasar. la memang tidak memiliki penghargaan sebagai kepala sekolah terbaik atau kepala sekolah berprestasi. Namun, apalah artinya sebuah penghargaan jika yang utama adalah sebuah tindakan.


Tugasnya sebagai kepala sekolah pertama kali ia emban di Desa Lambakan. Sebuah desa yang terletak di pedalaman Kabupaten Paser, sekitar 44 kilometer dari jalan negara. Selama lima tahun, ia berkarya dengan mengandalkan jalanan perusahaan, tak jarang ia berjalan kaki berpuluh kilometer atau mendayung ketinting melewati Sungai Telake. "Kalau bisa, kenapa nggak, Bu?" Itulah kata-kata yang sering ia lontarkan. Kata-kata itu sampai sekarang masih sering terdengar.


Sama seperti kebanyakan sekolah di daerah pedalaman, SDN 019 Longkali tidak memiliki penjaga sekolah atau tukang kebun. Namun, di halaman sekolah berbagai tanaman hias, tanaman obat keluarga (toga), bahkan sayuran dan buah tertata dengan apik. Yang menjadi kebanggaan adalah hal tersebut merupakan hasil karya kepala sekolah. Sering kali di saat semua guru dan murid telah pulang, Pak Ruslan mengganti seragam dinasnya dengan kemeja yang sedikit kucel dan mengambil beberapa peralatan kebun. la memotong rumput, menanam pohon, membakar sampah, meracun rumput, dan lain-lain. Ketika kutanya kenapa ia melakukan hal tersebut, ia menjawabnya dengan kata-kata yang kini menjadi favoritku, "Kalau bisa, kenapa nggak ya, Bu? Hehehe."


Entah mengapa semangatnya masih meluap-luap, sayangnya hal tersebut tidak berbanding lurus dengan kondisi kesehatannya. Badannya kini mulai menua dan beberapa penyakit menghampirinya. Beberapa minggu yang lalu ia terpaksa harus beristirahat selama beberapa hari di rumah. Sekolah kami memang belum memiliki rumah dinas seperti sekolah-sekolah di pedesaan pada umumnya, karenanya setiap hari ia harus melalui jalan berbatu, menempuh 34 kilometer bolak-balik untuk menuju sekolah. Semua itu ia lakukan dengan mengendarai sepeda motor sendiri.


Sering kami larut dalam perbincangan usai sekolah. Beragam ilmu hidup telah ia tularkan kepadaku. Mulai dari hal sederhana tentang tanaman obat, kisah cinta sampai nilai hidup yang sangat berarti, Ya, aku terinspirasi oleh semangat dan kerendahhatiannya.


Pria yang memilih bekerja dalam diam ini telah mendedikasikan 25 tahun hidupnya bagi SDN 019 Longkali. Awal 2016 ia akan segera memasuki masa pensiun. Penghujung masa pengabdian tidak membuatnya santai menunggu waktu, ia masih berjuang untuk mendapatkan dana pembangunan rumah dinas atau pembangunan perpustakaan bagi SDN 019 Longkali.


"Saya merasa rumah dinas dan perpustakaan sangat perlu untuk kemajuan SD ini, Bu, makanya saya berjuang sekali untuk itu."


Walau kami belum berhasil mendapatkan dana pembangunan, tetapi peluhnya berhasil membuat satu lokal sekolah mendapatkan dana rehab. "Alhamdullilah, Bu," katanya penuh syukur diiringi senyum yang khas.


Di sebuah diskusi ringan, di ruang guru berukuran 4x5 meter, ia tampak yakin telah menemukan orang yang tepat untuk meneruskan pengabdiannya. "Saya pikir dengan kemampuan yang dimilikinya, Bapak tersebut mampu. Zaman sekarang, senioritas ndak dilihat dari usia Bu, tapi dari skill yang dimiliki." Sebuah pemikiran hasil perjalanan panjang seorang pria yang penuh dengan sejuta pengalaman dan cerita.[]


(Dikisahkan oleh Monica Dwi Anggrainy Astivan, pengajar muda di SD 019 Longkali, Paser, Kalimantan timur dalam buku "Merajut Mimpi di Sudut Negeri) 

Keterangan foto: SDN Longkali 019 Paser





Sabtu, 11 Februari 2023

MAAF, KAMI SALAT DULU...


"𝙺𝚎𝚠𝚊𝚓𝚒𝚋𝚊𝚗 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚔𝚎𝚛𝚓𝚊. 𝙺𝚎𝚠𝚊𝚓𝚒𝚋𝚊𝚗 𝚛𝚎𝚣𝚎𝚔𝚒 𝚒𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚎𝚓𝚊𝚛 𝚔𝚒𝚝𝚊, 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚎𝚓𝚊𝚛 𝚛𝚎𝚣𝚎𝚔𝚒."


Saat mendengar Warung Preksu orang mungkin berkonotasi negatif, karena kalimatnya seolah mengandung makian. Padahal warung yang berada di Yogyakarta ini singkatan dari Ayam Geprek dan Susu

Ferry Atmaja, sang pemilik bercerita bahwa usahanya dimulai benar-benar tanpa riba. la tidak pernah berutang pada bank, tetapi menggaet investor dari rekannya. Modalnya pun tidak banyak, hanya Rp15.000.000 untuk mendirikan warungtenda. Sekarang, warungnya sudah berkembang menjadi lima cabang, dan selalu diserbu oleh mahasiswa. Tentu saja, hal ini membuat orang-orang penasaran dan menduga pasti ada rahasianya hingga warung ini begitu sukses.


Pada saat masuk waktu shalat, para pegawai laki-laki shalat berjamaah bersama, sedangkan para pegawai perempuan berjaga di depan. Kemudian, para pegawai perempuan ini akan bergantian shalat setelah para pegawai laki-laki menyelesaikan shalat mereka.

Adzan, shalat!

Adzan, shalat!

Adzan, shalat!


"Lho, itu pelanggan ditinggal begitu saja?" saat ada yang bertanya keheranan 


"Pelanggan kami sudah memahami, Mas. Kalau waktu shalat tiba, pelayanan akan sedikit terlambat karena seluruh pegawai laki-laki akan shalat berjamaah lebih dahulu di masjid terdekat naik motor bersama. Nanti, sekitar 15 menit kemudian, mereka sudah siap melayani lagi," ujar Ferry. Terdapat pula pengumuman Adzan, shalat! ditempel di dinding Warung Preksu dan bisa istiqamah dilakukan bersama.


"Kalau begini, rezeki bisa berkurang atau konsumen bisa lari dong?"


"Alhamdulillah, tidak, Mas. Rezeki kita sudah menjadi hak Allah sepenuhnya. Jatah kita tidak akan diambil oleh orang lain. Saya memegang prinsip ini, Mas. Saya meyakini janji Allah sepenuhnya. Kalau kita bertakwa kepada Allah, Allah akan selalu mencukupkan kita."

Pihak Warung Preksu ternyata memberikan keistimewaan kepada para pelanggan mereka. Sebuah pengumuman menarik ditempel di dinding, bagi yang berpuasa Senin Kamis, bisa berbuka dengan makan gratis. Bagi yang membaca surah al-Kahf

pada hari Jum at, bisa makan dan minum gratis. Tanpa syarat, hanya butuh kejujuran, masya Allah.


Banyak orang yang memiliki usaha kuliner memasang banyak spanduk dan membuat baliho besar, tetapi pengunjungnya sepi. Bahkan, ada yang gulung tikar. Namun, Ferry bisa membuktikan bahwa mereka bisa tetap eksis berjualan tanpa harus melakukan promosi yang begitu heboh, dan rezekinya tidak tertunda karena mereka tidak pernah menunda-nunda shalat ketika suara adzan telah berkumandang.[]

"𝐌𝐚𝐧𝐮𝐬𝐢𝐚 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐝𝐢𝐜𝐢𝐩𝐭𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐥𝐞𝐧𝐠𝐤𝐚𝐩 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐫𝐞𝐳𝐞𝐤𝐢𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐧𝐠-𝐦𝐚𝐬𝐢𝐧𝐠, 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐮𝐤𝐚𝐫. 𝐓𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥 𝐣𝐞𝐦𝐩𝐮𝐭 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐢𝐤𝐡𝐭𝐢𝐚𝐫 𝐝𝐚𝐧 𝐝𝐨𝐚. 𝐂𝐚𝐫𝐢 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐜𝐚𝐫𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐡𝐚𝐥𝐚𝐥."


Dari buku

"DARI KUNTUM MENJADI BUNGA" Kumpulan Kisah Inspiratif jilid 3

DZIKIR DAN KEDOKTERAN


𝑴𝒆𝒏𝒖𝒏𝒕𝒖𝒕 𝒊𝒍𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒂𝒒𝒘𝒂. 𝑴𝒆𝒏𝒚𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒊𝒍𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒊𝒃𝒂𝒅𝒂𝒉. 𝑴𝒆𝒏𝒈𝒖𝒍𝒂𝒏𝒈-𝒖𝒍𝒂𝒏𝒈 𝒊𝒍𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒛𝒊𝒌𝒊𝒓. 𝑴𝒆𝒏𝒄𝒂𝒓𝒊 𝒊𝒍𝒎𝒖 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒊𝒉𝒂𝒅.
(Abu Hamid Al Ghazali)


Dalam risetnya, seorang dokter merasa terkejut karena ternyata dzikir merupakan obat yang paling mujarab untuk menyembuhkan penyakit, masya Allah. Sosok dokter ini bernama lengkap Dr. dr. A. Y. Saleh, M.Kes, Sp.S. dari RS Sunter Jakarta. Sang dokter menyatakan bahwa dzikir itu menyehatkan. Hal ini bisa dibuktikan melalui riset yang dilakukannya terhadap pasiennya. Pasien yang berdzikir bisa pulih lebih cepat daripada pasien yang tidak berdzikir.

Pasien yang menderita alzheimer dan stroke akan lebih baik keadaannya setelah membiasakan berdzikir dengan melafazhkan kalimat tauhid, "Laa illaaha illallaah," dan kalimat istighfar, "Astaghfirullah." Menurut sang dokter, jika dilihat dari pengetahuan kedokteran kontemporer, pengucapan kalimat, "Laa illaaha illallaah," dan, "Astaghfirullah," bisa menyingkirkan rasa nyeri serta menumbuhkan ketenangan dan kestabilan saraf pasien. Hal ini karena dalam kedua bacaan dzikir tersebut, ada huruf jahr yang bisa mengeluarkan CO2 (karbondioksida) dari otak.
Dalam kalimat, "Laa Ilaaha Illallah, " ada huruf jahr yang diulang tujuh kali, yakni huruf lam. Lalu dalam kalimat, "Astaghfirullah," ada huruf ghin, ra, dan dua buah lam sehingga ada empat huruf jahr yang harus dilafazhkan dengan keras. Jadi, kalimat dzikir tersebut mengeluarkan CO2 semakin banyak saat udara diembuskan keluar mulut.

Zat CO2 yang dikeluarkan oleh badan tidak mengubah pergantian diameter pembuluh darah dalam otak karena apabila sistem pengeluaran CO2 kacau, karbondioksida (CO2) yang keluar pun kacau sehingga bisa mengakibatkan pembuluh darah di otak akan melebar jika terlalu berlebih-saat kandungan CO2 dalam otak mengalami penurunan.

Dilihat dari tinjauan pengetahuan syaraf, ada hubungan yang erat dalam pelafazhan huruf (makharijul huruf) pada bacaan dzikir dengan aliran darah pernapasan keluar yang mengandung zat CO2 dan sistem yang rumit dalam otak pada keadaan fisik atau psikis spesial. 
Nah, mari, meneruskan kebiasaan baik ini dan lebih memperbanyak dzikir dengan mengucapkan kalimat tauhid, "Laa ilaahaillallaah," dan kalimat istighfar, "Astaghfirullah."[]

"𝐃𝐳𝐢𝐤𝐢𝐫 𝐛𝐚𝐠𝐢 𝐡𝐚𝐭𝐢 𝐢𝐛𝐚𝐫𝐚𝐭 𝐚𝐢𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐛𝐮𝐭𝐮𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐢𝐤𝐚𝐧. 𝐋𝐢𝐡𝐚𝐭𝐥𝐚𝐡 𝐚𝐩𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐫𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐬𝐞𝐛𝐮𝐭 𝐥𝐞𝐩𝐚𝐬 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐚𝐢𝐫?"
(Ibnu Taimiyah)

Dari buku
"DARI KUNTUM MENJADI BUNGA" Seri Kumpulan Kisah Inspiratif jilid 3

Jumat, 10 Februari 2023

ALLAH MAHA MENGINGAT


وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

"𝑫𝒂𝒏 𝑫𝒊𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏𝒖𝒈𝒆𝒓𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒓𝒆𝒛𝒆𝒌𝒊 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒂𝒓𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒅𝒊𝒂 𝒅𝒖𝒈𝒂. 𝑺𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒂𝒘𝒂𝒌𝒂𝒍 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝑨𝒍𝒍𝒂𝒉, 𝒏𝒊𝒔𝒄𝒂𝒚𝒂 𝑨𝒍𝒍𝒂𝒉 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒄𝒖𝒌𝒖𝒑𝒌𝒂𝒏 (𝒌𝒆𝒑𝒆𝒓𝒍𝒖𝒂𝒏)-𝒏𝒚𝒂. 𝑺𝒆𝒔𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖𝒉𝒏𝒚𝒂 𝑨𝒍𝒍𝒂𝒉𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒏𝒕𝒂𝒔𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒓𝒖𝒔𝒂𝒏-𝑵𝒚𝒂. 𝑺𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖𝒉, 𝑨𝒍𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒕𝒆𝒏𝒕𝒖𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖."

(Q.S. At-Thalaq [65]:3)


Suatu hari pada 2014,

Begitu taksi mulai meluncur, Ustad Uyad Albantani, sang penumpang, mengajak ngobrol driver.

"Sudah lama bawa taksi, Mas?" tanya Ustad Uyad

"Belum, Pak. Baru beberapa bulan" jawab driver taksi.

Sebelumnya dimana?"

Driver itu lalu bercerita. Karena perusahaan tempat dia kerja bangkrut, maka dia terkena PHK. Alumnus teknik mesin ITS itu lalu memboyong keluarganya dari Surabaya ke Jakarta untuk mencari penghidupan yang lebih baik.

Dengan empat anak dan yang paling besar mau tamat SMA tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit.

Tanya Ustad "Berapa pendapatan dari naik taksi ini, Mas?"

"Alhamdulillah, kalau dirata-rata saya bisa dapatkan Rp.75.000 sehari. Kalau lagi bagus bisa sampai Rp.150.000. Tapi seringnya tidak tentu juga Pak"

"Cukup segitu untuk nafkah keluarga?" tanya Ustad lagi.

"Insya Allah, cukup, Pak, daripada tidak ada sama sekali."

Kata Ustadz Uyad "Masya Allah, kok, bisa cukup, ya Mas Ini di Jakarta, lho."

"Kalau dihitung-hitung, ya tidak cukup, Pak. Hanya saja, sekarang saya merasa lebih tenang. Alhamdulillah, sekarang, saya bisa bekerja sambil mengurus masjid. Alhamdulillah, saya masih bisa rutin bersedekah. Sebanyak 10% dari hasil menarik taksi, saya menginfakkannya untuk masjid."

"Ya Allah. Jadi, uang itu masih dipotong lagi untuk bersedekah?" (Tak terasa air mata Ustadz Uyad menetes, haru).

"lya, Pak. Mumpung Allah sedang mengasih kesempatan saya bersedekah. Dahulu, ketika saya masih berjaya, boro-boro saya mau bersedekah, Pak, hingga habislah segala sesuatu yang dimiliki saya. Saya bersyukur sekali karena sekarang bisa dekat dengan Allah."

Tanpa terasa, mobil sudah memasuki portal menuju terminal 1B Bandara Sukarno-Hatta. Argometer menunjukkan Rp.115.000, namun Ustad Uyad membayar dengan Rp.150.000 karena terharu akan kisah driver taksi tadi. Sebelum keluar dari mobil, Ustad kembali memberikan Rp.2.000.000 kepada sang driver.

"Ini untuk anak istri di rumah, ya. Salam untuk keluarga," ujar Ustadz Uyad sambil beranjak keluar dari taksi. Tiba-tiba, sopir taksi keluar dari taksinya lalu menyusul Ustadz Uyad.

"Masya Allah, Pak, ini kebanyakan," ujar sopir taksi sambil menyodorkan kembali uang tersebut.

"Oh, tidak apa-apa. Kebetulan saya lagi ada titipan rezeki dari Allah, dan saya mau menyedekahkan kepada orang yang ahli sedekah. Senang bisa bertemu dengan Bapak. Tolong, jangan dikembalikan. Berilah kesempatan Allah mencatat sebuah amal jariyah untuk saya," jawab Ustadz Uyad. Dengan mata yang berkaca-kaca, sopir taksi menerima uang tersebut sambil memeluk Ustadz Uyad. Mereka berpisah, dan suasana haru itu pun berlalu sebagaimana detik yang lari meninggalkan waktu.


Lobi Hotel J.W.Marriot pada suatu malam 2016, 

Ketika sedang asyik mengobrol dengan kawan-kawannya, tiba-tiba datang office boy menghampiri Ustadz Uyad sambil menyerahkan sebuah amplop.

"Apa ini?" tanya Ustadz Uyad.

"Tidak tahu, Pak. Saya disuruh oleh seorang bapak di luar tadi. Itu titipan darinya. la berpesan agar saya menyerahkan ini kepada Bapak," jawab office boy.

"Bapak yang mana?" tanya Ustadz Uyad.

"Wah, saya juga tidak kenal. Orangnya di luar sana, Pak," jawab office boy.

Saat melihat kejadian tersebut, salah satu teman Ustadz Uyad yang kebetulan berdinas di kepolisian memberi saran untuk segera membuka amplop tersebut. Ternyata di dalamnya, berisi uang US$.2000.

Dalam kondisi keheranan dan terkejut, muncul rasa penasaran dan curiga dalam hati Ustadz. "Jangan-jangan ini sebuah jebakan atau penipuan"

"Mana Bapak yang memberikan amplop ini?" tanya ustadz kepada office boy yang menyerahkan amplop tersebut.

"Itu, Pak. Bapak itu masih di luar." Dengan setengah berlari, Ustadz Uyad, akhirnya, menemukan bapak yang ditunjuk oleh office boy.

"Pak, maaf, ya. Bapak yang memberi amplop ini? Apa maksudnya? Siapakah Bapak?" tanya ustadz dengan nada agak meninggi karena takut sedang menerima jebakan dari seseorang.

"lya, saya, Pak. Saya memang sudah lama mencari Bapak. Saya adalah sopir taksi yang pernah mengantarkan Bapak dahulu ke bandara. Apakah Bapak lupa?" jawab lelaki yang ditanya.

"Waduh, maaf, Pak. Saya tidak ingat karena saya sering naik taksi," jawab Ustadz Uyad penasaran.

"Saya sopir taksi yang dua tahun lalu pernah bapak beri uang Rp2.000.000," ujar lelaki tersebut.

"Masya Allah! Maaf, Pak. Saya benar-benar tidak ingat," jawab Ustadz Uyad.

"Saya yang pernah mengantarkan Bapak dari Lebak Bulus ke terminal 1B ketika Bapak mau ke Bangka Belitung," ujar lelaki tersebut. Ustadz Uyad pun mulai mengingat kejadian dua tahun yang lalu.

"Terus terang, Pak. Saat itu, saya memang sedang membutuhkan uang sebanyak itu untuk membayar kontrakan yang sudah jatuh tempo. Bahkan, hari itu pula, saya harus membayar uang sekolah anak saya. Saya tidak mengetahui lagi harus ke mana mencari uang sebanyak itu.Jadi, ketika Bapak memberikan Rp2.000.000, saya begitu terkejut sampai menangis. Saya berterima kasih sekali kepada Bapak," ujar lelaki tersebut.

"Masya Allah, Pak. Maafkan saya. Saya baru ingat. lagi pula, itu kejadian dua tahun yang lalu. Lantas, mengapa Bapak memberi uang sebanyak ini kepada saya?" tanya Ustadz Uyad.

Lelaki tersebut menjawab, "Saya hanya ingin berterima kasih saja kepada Bapak. Alhamdulillah, Pak, sekarang, saya sudah bekerja pada sebuah perusahaan konsultan teknik."

"Masya Allah, baiklah Pak, saya terima. Namun, ini kebanyakan," ujar Ustadz Uyad sambil bermaksud menyerahkan amplop itu kembali. Namun lelaki tersebut menolaknya dengan sopan.

"Maaf, Pak. Tolong diterima, Pak. Jangan dikembalikan. Berilah kesempatan agar Allah mencatat sebuah amal jariyah untuk saya."


Setelah percakapan tersebut, pelukan dan air mata mengiringi pertemuan kembali dua hamba-Nya yang saling mencintai karena Allah SWT.[]


Dari buku

"DARI KUNTUM MENJADI BUNGA" Seri Kumpulan Kisah Inspiratif jilid 3

PERTANYAAN SEEKOR IKAN KEPADA KURA-KURA




"𝘖𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘰𝘥𝘰𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘬𝘪𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘶𝘳𝘶𝘴𝘢𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘳𝘶𝘴 𝘶𝘳𝘶𝘴𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪."

(Amit Abraham)


"Mengapa setiap kali kamu mengalami masalah, kamu selalu bersembunyi dan masuk ke dalam cangkangmu?" tanya seekor ikan kepada kura-kura.

Kura-kura pun balik bertanya dengan tenang, "Apakah pertanyaan tersebut penting untuk kujawab?"

Ikan berkata, "Semua makhluk di perairan mempertanyakan sifatmu yang selalu bersembunyi jika ada masalah."

Kura-kura menjawab, "Apakah penting komentar dari orang lain? Aku tidak menghindar, tidak pula lari dari kenyataan. Aku hanya mencari suasana yang lebih damai di dalam cangkangku."

Ikan bertanya kembali, "Akan tetapi, kamu selalu menjadi bahan pembicaraan. Apakah kamu tidak peduli?"

Kura-kura pun menjelaskan dengan bijak, "Inilah alasan aku lebih panjang umur daripada kalian. Kalian terlalu sibuk mengurusi kehidupanku sampai kalian lupa siapa diri kalian. Kalian terlalu sibuk memperhatikan diriku sampai kalian lupa siapa diri kalian."

 "𝑶𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂 𝒔𝒆𝒓𝒊𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒍𝒊 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒊𝒌𝒆𝒓𝒂𝒔 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒄𝒐𝒃𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒖𝒏𝒈𝒌𝒂𝒑 𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒍𝒊𝒉 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒆𝒍𝒊𝒅𝒊𝒌𝒊 𝒌𝒆𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒂𝒏 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒂𝒍𝒊𝒉 𝒑𝒆𝒓𝒉𝒂𝒕𝒊𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒌𝒆𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊."

(Javier Marias) 


Dari buku

"DARI KUNTUM MENJADI BUNGA"

Kamis, 09 Februari 2023

CERAHNYA LINGKARAN TAHUN


"𝚃𝚞𝚑𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚒𝚙𝚝𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚊𝚗𝚞𝚜𝚒𝚊 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚐𝚊𝚕𝚊 𝚔𝚎𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊. 𝙹𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚎𝚛𝚍𝚒𝚕𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚛𝚒 𝙰𝚗𝚍𝚊 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚒𝚏𝚊𝚝 𝚙𝚎𝚜𝚒𝚖𝚒𝚜𝚝𝚒𝚜 𝚍𝚊𝚗 𝚎𝚗𝚐𝚐𝚊𝚗 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚋𝚎𝚛𝚒𝚗𝚘𝚟𝚊𝚜𝚒"


Bila Anda mengamati batang sebuah pohon yang telah ditebang, khususnya tanaman berkayu, Anda akan menemukan pola-pola melingkar yang terpampang jelas di penampang batang tersebut. Lingkaran-lingkaran tersebut sebenarnya adalah jejak pertumbuhan jaringan tanaman yang bernama meristem. Jaringan ini merupakan bagian dari tanaman yang paling aktif melakukan pembelahan sel. Umumnya jaringan meristem paling banyak berada di bagian tanaman yang masih muda (seperti ujung akar) atau bagian pucuk tanaman (misalnya ujung daun).

Jaringan meristem di batang dapat diamati pada aktivitas kambium. Perlu diingat bahwa kambium hanya dimiliki oleh tumbuhan berkayu.  Di daerah tropis pertumbuhan tanaman akan lebih cepat ketika musim hujan tiba. Pada musim ini kebutuhan tanaman cenderung lebih terpenuhi sehingga pertumbuhan kambium juga berlangsung lebih cepat. Tumbuhnya kambium ke arah luar membentuk kulit pohon, sedangkan ke dalam membentuk unsur kayu.


Pada penampang batang, musim hujan ditandai oleh penampang lintang dengan daerah lingkaran yang berwarna cerah. Sedangkan musim kemarau ditandai oleh warna lingkaran batang yang berwarna lebih gelap. 

Mengapa demikian? Karena pada musim kemarau, pertumbuhan tanaman jauh lebih pasif. Tanaman lebih banyak menghemat energi. Warna terang dan gelap inilah yang kemudian membentuk lingkaran-lingkaran seperti cincin. Masing-masing lingkaran menunjukkan berapa tahun tanaman tersebut telah hidup. Semakin banyak lingkaran yang terbentuk, semakin tua tanaman itu.


𝘗𝘰𝘭𝘢 𝘨𝘦𝘭𝘢𝘱 𝘵𝘦𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘣𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘯𝘢𝘮𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘦𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘨𝘶𝘳 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘴𝘶𝘱𝘢𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘳𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘭𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯-𝘭𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘤𝘪𝘱𝘵𝘢 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘱𝘳𝘰𝘴𝘦𝘴 𝘢𝘭𝘢𝘮𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘯𝘢𝘮𝘢𝘯. 𝘔𝘦𝘴𝘬𝘪 𝘥𝘦𝘮𝘪𝘬𝘪𝘢𝘯, 𝘵𝘢𝘯𝘢𝘮𝘢𝘯 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘯𝘨𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘪𝘵𝘢. 𝘈𝘱𝘢𝘣𝘪𝘭𝘢 𝘯𝘶𝘵𝘳𝘪𝘴𝘪 𝘈𝘯𝘥𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘤𝘶𝘬𝘶𝘱𝘪 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘳𝘺𝘢, 𝘩𝘢𝘴𝘪𝘭 𝘈𝘯𝘥𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘤𝘦𝘳𝘢𝘩. 𝘚𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘭𝘢 𝘯𝘶𝘵𝘳𝘪𝘴𝘪 𝘈𝘯𝘥𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘥𝘢𝘪 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘴𝘪𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘳𝘺𝘢, 𝘱𝘳𝘰𝘥𝘶𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘈𝘯𝘥𝘢 𝘩𝘢𝘴𝘪𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘶𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘪𝘭𝘢𝘶. 𝘈𝘨𝘢𝘳 𝘈𝘯𝘥𝘢 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘫𝘦𝘫𝘢𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘤𝘦𝘮𝘦𝘳𝘭𝘢𝘯𝘨, 𝘤𝘶𝘬𝘶𝘱𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘯𝘶𝘵𝘳𝘪𝘴𝘪 𝘪𝘭𝘮𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘶𝘢𝘴𝘢𝘪𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘪𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘭𝘮𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘬𝘢𝘳𝘺𝘢 𝘈𝘯𝘥𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘤𝘦𝘳𝘢𝘩.[]


Dari buku

"4 Cermin Flora"

ADA YANG LEBIH HEBAT

 “𝑺𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌-𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏.”  (Hadits Riway...