Selasa, 07 Maret 2023

JALAN SETAPAK WASHINGTON


 










"𝑺𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒆𝒎𝒊𝒎𝒑𝒊𝒏 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒅𝒂𝒓𝒊𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏, 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒋𝒂𝒖𝒉 𝒅𝒂𝒓𝒊𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏, 𝒅𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕."

(Leroy Eims)

George Washington, ketika masih menjadi rektor sebelum memegang tampuk jabatan sebagai Presiden AS, setiap pagi selalu mengamati halaman kampus untuk melihat tingkah laku mahasiswa dan dosen yang memasuki kampusnya. Hari itu, suasana halaman kampus berbeda karena baru ditata ulang halaman dan tamannya. Begitu menikmati pengamatannya, dia sampai tidak sadar ketika seorang staf Bagian Umum sudah mengetuk pintu berkali-kali hendak lapor. Begitu pintu dibuka, staf tersebut melaporkan, "Pak Rektor yang terhormat, ternyata taman yang baru kita buat kemarin tidak memiliki jalan atau akses menuju ruangan kuliah mereka, mohon izin dari Pak Rektor supaya saya dapat membuat papan larangan untuk tidak menginjak rumput." George Washington lalu melihat ke taman, dan memang benar ada begitu banyak mahasiswa yang menginjak taman, padahal di seputar taman tersebut sudah ada jalan walaupun sedikit memutar. Kemudian, sang rektor berkata kepada orang dari Bagian Umum tersebut, "Begini saja, jangan buat papan larangan menginjak rumput, tetapi buatlah jalan setapak di atas taman tersebut dengan penataan yang baik, berliku-liku memotong taman tersebut, dan dihiasi dengan batu-batu koral."

Seminggu kemudian, seperti biasa Washington melihat kembali ke taman, dan tidak ada tanda larangan. Namun, kini semua mahasiswa melewati jalan setapak yang baru dibuat tanpa ada seorang pun yang menginjak taman.


Memimpin adalah bagaimana memberikan pengaruh positif kepada orang lain agar mau mengikuti dan melaksanakan tugas yang sudah disepakati bersama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan tulus dan ikhlas.[]


"𝚂𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚙𝚎𝚖𝚒𝚖𝚙𝚒𝚗 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚎𝚝𝚊𝚑𝚞𝚒 𝚓𝚊𝚕𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊, 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚒𝚔𝚞𝚝𝚒 𝚓𝚊𝚕𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊, 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚞𝚗𝚓𝚞𝚔𝚔𝚊𝚗 𝚓𝚊𝚕𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊."

 (John C. Maxwell)



Dari buku

"FULFILLING LIFE" Merayakan Hidup Yang Bukan Main

BONEKA AJAIB


"𝙱𝚎𝚛𝚋𝚊𝚐𝚒 𝚔𝚎𝚜𝚎𝚍𝚒𝚑𝚊𝚗 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚝𝚗𝚢𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚔𝚞𝚛𝚊𝚗𝚐, 𝚋𝚎𝚛𝚋𝚊𝚐𝚒 𝚔𝚎𝚋𝚊𝚑𝚊𝚐𝚒𝚊𝚊𝚗 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚞𝚊𝚝𝚗𝚢𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚕𝚒𝚙𝚊𝚝 𝚐𝚊𝚗𝚍𝚊."


Pada saat melakukan perjalanan keluar kota, Pak Hing dibekali/ dititipi oleh anaknya sebuah boneka untuk menemaninya dalam perjalanan. Boneka tersebut oleh Pak Hing tidak disimpan dalam tas atau bagasi, melainkan dipegang dan dibawa-bawa ke mana pun, termasuk duduk dalam kabin pesawat. Di deretan tempat duduk sebelahnya, duduk seorang ibu dengan dua orang anaknya yang terus berebut mainan yang mereka bawa. Si ibu tampaknya kewalahan dengan tingkah laku mereka.

Melihat situasi tersebut, Pak Hing mencoba meredakan kerepotan kedua anak tersebut dengan meminjamkan boneka yang dibawanya. Aneh, begitu boneka dipinjamkan, kedua anak tersebut seolah-olah mendapat "teman baru" dan kini mereka pun menjadi tenang dan bersenda gurau, tidak ribut seperti sebelumnya. Ibunya pun kini bisa tenang membaca majalah menikmati sisa perjalanan mereka. Tiba di tempat tujuan, anak-anak tersebut bersama ibunya mengembalikan boneka sambil mengucapkan terima kasih kepada Pak Hing.

Usai dari perjalanan dinas, kembali Pak Hing  membawa bonekanya memasuki pesawat dan meletakkannya di meja penyajian makanan yang ada di bangkunya. Pak Hing memain-mainkan boneka yang ada lampu dan suaranya tersebut. Penumpang di sebelahnya, seorang pria setengah baya merasa geli, melihat tingkah laku Pak Hing. Pria tersebut berprasangka bahwa boneka tersebut mungkin untuk anak Pak Hing. Tetapi, mengapa tidak dimasukkan ke koper?pikirnya. Namun, hal itu tidak mengurangi semangat Pak Hing untuk memainkan boneka sambil mengingat anaknya. 

Tak lama kemudian, pria itu mulai penasaran dan tertarik dengan boneka tersebut. Pak Hing pun tanggap, dia meminjamkan boneka tersebut kepadanya. Pria itu pun mulai memegang boneka tersebut dan memainkannya sambil tersenyum, bahkan beberapa kali dia tampak tertawa ketika beberapa kali boneka tersebut mengeluarkan bunyi yang unik.

Turun dari pesawat, mereka berpisah dan laki-laki tersebut mengucapkan terima kasih. Dengan boneka tersebut, dia merasa lebih ringan dan terhibur . Hal serupa dirasakan Pak Hing. Entah mengapa dia pun merasa lebih baik dan bahagia. Boneka tersebut sungguh ajaib karena telah membuat perasaan orang-orang yang memegangnya berubah.


Ada dua dimensi dari memberi (to give), yaitu dimensi tunai dan dimensi non-tunai. Tunai artinya kita memberi dalam bentuk materi, uang dan fasilitas lainnya. Adapun non-tunai, memberi dalam bentuk senyuman, tepukan bahu, jabatan tangan, dan bentuk-bentuk pertolongan lainnya. Penelitian para ahli menunjukkan bahwa ternyata pemberian yang sifatnya non-tunai jauh lebih berkhasiat dibanding tunai. Pemberian non-tunai ternyata lebih diingat dan lebih tahan lama untuk menjadi obat bagi orang lain yang sedang mengalami permasalahan. Pemberian non-tunai ternyata mampu membina tali persahabatan dan persaudaraan untuk jangka waktu yang lama.[]


"𝑲𝒆𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒏𝒕𝒖 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏, 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏, 𝒅𝒂𝒏 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒃𝒂𝒈𝒊, 𝒎𝒆𝒔𝒌𝒊 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒏𝒚𝒖𝒎𝒂𝒏."

(Zain Hashmi)


Dari buku

"FULFILLING LIFE" Merayakan Hidup Yang Bukan Main

Senin, 06 Maret 2023

SYNDROME LOWELL

Pada tahun 1877 seorang astronom Italia Percival Lowell membuat hipotesis atas penemuannya tentang kehidupan di planet Mars.

Lowell lalu menghabiskan waktunya untuk meneliti "Planet Merah" tersebut pada simulasi planet yang dibuatnya, membaca literatur-literatur, bahkan menghabiskan sisa hidupnya untuk melihat melalui teleskopnya dari wilayah Arizona tentang garis-garis yang silang menyilang di Mars. Akhirnya, dari hasil penelitiannya yang sudah teruji dan tidak dapat dibantah lagi, dia menyimpulkan bahwa garis itu adalah kanal-kanal air di Planet Mars dan hal itu menandakan adanya kehidupan lain selain di bumi. Tidak hanya itu, Lowell juga melihat adanya garis horizontal yang menandakan adanya cakrawala, yang dapat membedakan siang dan malam. Penemuan yang dihasilkan dari pengujian dan kerja keras dengan memakai teleskop, telah menjadikan Percival Lowell sebagai astronom yang sangat disegani dan dikagumi. Tidak ada yang menandingi kepiawaian beliau sebagai seorang astronom pada zamannya tersebut.


Penelitian terkini tentang penyebaran planet-planet yang ada dengan menggunakan peralatan yang lebih canggih, semakin membuktikan bahwa kanal-kanal yang dimaksud Lowell seabad yang lalu ternyata tidak ada. 

Ternyata Lowell menderita kelainan mata yang sangat jarang ditemukan, yaitu si penderita bisa melihat aliran-aliran darahnya sendiri di matanya. Kanal-kanal seperti aliran sungai tersebut ternyata aliran darahnya sendiri yang berdenyut-denyut. Inilah yang dipersepsi Lowell sebagai aliran sungai di Mars. Penyakit ini kini dikenal sebagai "Syndrome Lowell" dan telah menggugah dunia kedokteran khususnya kedokteran mata untuk menelitinya lebih lanjut.


Memaksakan kehendak!

Itulah yang dilakukan oleh seseorang yang menganggap pendapatnya sendiri paling benar tanpa melakukan introspeksi.

Jika seseorang ingin mengubah pandangan orang lain atau tingkah lakunya, ikuti dulu irama kerjanya, amati dan mengerti dulu karakter orangnya, berdiam bersama pendapatnya sejenak, lalu bersama-sama mengajak orang tersebut untuk berubah. Seseorang baru mau mengerti dan bersedia mengikuti orang lain ketika keberadaan dirinya diterima terlebih dahulu.  Sebaliknya, seseorang akan menolak untuk mengikuti orang lain, ketika orang tersebut "berbicara sendiri" tanpa mau menyatu dengan lawan bicaranya.  sendiri" tanpa mau menyatu dengan lawan bicaranya. Upaya untuk mau mengerti orang lain sebenarnya bermula dari dalam hati kita sendiri dan bersedia untuk mengubah diri sendiri sebelum orang lain. Kejujuran dan ketulusan dalam membangun hubungan dengan orang lain, tentu sangat mendukung terbentuknya hubungan persahabatan yang langgeng.[]


"𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒂𝒅𝒂 𝒌𝒆𝒃𝒂𝒋𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒉𝒂𝒕𝒊, 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒅𝒂 𝒌𝒆𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒘𝒂𝒕𝒂𝒌. 


𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒂𝒅𝒂 𝒌𝒆𝒊𝒏𝒅𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒘𝒂𝒕𝒂𝒌, 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒅𝒂 𝒌𝒆𝒉𝒂𝒓𝒎𝒐𝒏𝒊𝒔𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒈𝒂. 


𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒂𝒅𝒂 𝒌𝒆𝒉𝒂𝒓𝒎𝒐𝒏𝒊𝒔𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒈𝒂, 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒅𝒂 𝒌𝒆𝒕𝒆𝒏𝒕𝒓𝒂𝒎𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒏𝒆𝒈𝒂𝒓𝒂. 


𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒂𝒅𝒂 𝒌𝒆𝒕𝒆𝒏𝒕𝒓𝒂𝒎𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒏𝒆𝒈𝒂𝒓𝒂, 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒅𝒂 𝒌𝒆𝒂𝒎𝒂𝒏𝒂𝒏 𝒅𝒊 𝒅𝒖𝒏𝒊𝒂."

(Kong Hu Cu)




Dari buku

"FULFILLING LIFE" Merayakan Hidup Yang Bukan Main





Senin, 27 Februari 2023

TIDAK BERLEBIH

"Cukup memanjakan dan menjadi egois, tetapi kebahagiaan sejati sebenarnya adalah ketika Anda mulai memberi kembali."

(Adrian Grenier)



Meskipun Wang Gong dari Dinasti Jin Timur (317-420) sudah menduduki berbagai jabatan penting dalam pemerintahan, ia menjalani hidup sederhana.


Suatu kali ia kembali ke ibu kota Jiang Kang dari Hui Ji yang menghasilkan bambu berlimpah-limpah. Ketika temannya Wang Chen mengunjungi dan melihatnya duduk di atas tikar bambu yang besar, indah, dan nyaman, temannya itu berkata, "Engkau baru saja kembali dari tempat yang menghasilkan bambu berlimpah. Engkau pasti punya banyak tikar bambu seperti ini. Mengapa tidak kauberikan satu padaku?. "Wang Gong setuju dan mengirimkan  satu-satunya tikar bambu yang ia miliki kepada temannya itu, sementara  ia menggunakan tikar jerami sebagai alas ketika makan dan belajar. Wang Chen sangat terkejut dan merasa bersalah ketika mengetahui hal itu. Wang Gong berkata, "Tidakkah kau mengenalku? Aku Wang Gong, tidak punya barang berlebih dalam hidupku"


"𝐂𝐢𝐫𝐢-𝐜𝐢𝐫𝐢 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐡𝐞𝐛𝐚𝐭 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐝𝐢𝐤𝐞𝐭𝐚𝐡𝐮𝐢 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮𝐢 𝐭𝐢𝐠𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐭𝐚𝐧𝐝𝐚: 𝐤𝐞𝐝𝐞𝐫𝐦𝐚𝐰𝐚𝐧𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐛𝐞𝐧𝐭𝐮𝐤, 𝐤𝐞𝐦𝐚𝐧𝐮𝐬𝐢𝐚𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐩𝐞𝐥𝐚𝐤𝐬𝐚𝐧𝐚𝐚𝐧, 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐤𝐞𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐬𝐢𝐥𝐚𝐧"

(Otto von Bismarck)


Dari buku

"MUTIARA DARI NEGERI CHINA 1 "



KEMURNIAN PERAK

"𝐇𝐢𝐝𝐮𝐩 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐭𝐞𝐫𝐮𝐣𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐥𝐚𝐲𝐚𝐤 𝐝𝐢𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩𝐢"

(Socrates)


Perak, sebelum diolah berwarna keruh dan kotor. Supaya bisa menjadi cerah sehingga dapat dijadikan perhiasan, maka perak harus mengalami pemurnian.

Perak harus dimurnikan berulang-ulang supaya menjadi perak yang murni. Perak yang masih kotor harus dipanaskan dan dilelehkan, karena perak berberat jenis cukup besar, maka ketika dipanaskan dia akan turun dan kotorannya akan naik. Saat itulah, kotoran-kotoran yang sudah naik tersebut disaring dan dibersihkan. Setelah mengalami pembersihan tahap pertama, maka kembali perak itu dicairkan untuk kedua kalinya lalu disaring kembali. Hal ini harus dilakukan berulang kali untuk mencapai tingkat kemurnian yang diharapkan. Setelah tujuh kali, barulah perak itu murni, tinggal menyisihkan kotoran-kotoran yang halusnya saja.

Alhasil, setelah melalui proses pembersihan yang panjang, perak itu menjadi cemerlang bagaikan cermin. Padahal, ketika masih kotor, betapa sulitnya untuk bercermin pada perak tersebut. Dari sana dapat kita ambil hikmah, bahwa ketika "kotoran hidup" (karakter, watak dan kebiasaan negatif sulit lekang sekalipun sudah berkali-kali berusaha untuk meninggalkannya) mulai memburamkan kita, maka sudah waktunya kita masuk dapur api pengujian hidup agar dapat menemukan kembali makna hidup itu sendiri.[]


"𝙰𝚔𝚞 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚞𝚔𝚞𝚛 𝚔𝚎𝚜𝚞𝚔𝚜𝚎𝚜𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚛𝚊𝚙𝚊 𝚝𝚒𝚗𝚐𝚐𝚒 𝚍𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚓𝚊𝚝, 𝚝𝚎𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚜𝚎𝚋𝚎𝚛𝚊𝚙𝚊 𝚝𝚒𝚗𝚐𝚐𝚒 𝚍𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚝𝚞𝚕 𝚔𝚎𝚝𝚒𝚔𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚊𝚙𝚊𝚒 𝚍𝚊𝚜𝚊𝚛."

(General George S. Patton)


Dari buku

"SETENGAH ISI SETENGAH KOSONG"



Minggu, 26 Februari 2023

INTEGRITAS


"𝚂𝚊𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚋𝚎𝚗𝚌𝚒 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚛𝚖𝚞𝚔𝚊 𝚍𝚞𝚊, 𝚜𝚞𝚕𝚒𝚝 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚞𝚝𝚞𝚜𝚔𝚊𝚗 𝚠𝚊𝚓𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚝𝚊𝚖𝚙𝚊𝚛 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚍𝚞𝚕𝚞."

(Yong Junhyung)



Dalam hidupnya, Tao Yuanming, penyair dari Dinasti Jin Timur (317-420), telah menduduki berbagai jabatan, dan telah beberapa kali pula mengundurkan diri dari jabatannya karena tidak tahan dengan praktik korupsi yang dilakukan pemerintah.


Ketika berusia empat puluh satu, ia diberi jabatan sebagai hakim daerah Peng Ze di provinsi Jiang Xi. Beberapa hari setelah ia menduduki jabatan tersebut, seorang pejabat tinggi dari prefektur dijadwalkan turne ke daerah itu untuk mengadakan inspeksi. Seorang pegawai yang - bekerja di daerah itu menasihati Tao Yuanming untuk mengenakan baju dinasnya dan menyambut kedatangan pejabat yang lebih tinggi tingkatnya itu dengan hormat.

Tao Yuanming menganggapnya sebagai penghinaan dan berkata dengan marah, "Saya tidak akan menjilat siapa pun hanya demi gaji yang tak seberapa"


Sejak saat itu, ia meletakkan jabatannya dan hidup dalam pengasingan di tanah kelahirannya.


 "𝐃𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐢𝐧𝐭𝐞𝐠𝐫𝐢𝐭𝐚𝐬, 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐩𝐞𝐫𝐥𝐮 𝐭𝐚𝐤𝐮𝐭 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐦𝐛𝐮𝐧𝐲𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐚𝐩𝐚 𝐩𝐮𝐧. 𝐃𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐢𝐧𝐭𝐞𝐠𝐫𝐢𝐭𝐚𝐬, 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐡𝐚𝐥 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫, 𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡."

(Zig Ziglar)


Dari buku

"MUTIARA DARI NEGERI CHINA 1"

UJI KOMPETENSI


“𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒖𝒓𝒖𝒔𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒔𝒆𝒓𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒂𝒉𝒍𝒊𝒏𝒚𝒂, 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒕𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒉𝒂𝒏𝒄𝒖𝒓𝒂𝒏 𝒊𝒕𝒖.”

(HR Bukhari).

Suatu saat, para sesepuh binatang merencanakan mendirikan sekolah unggulan binatang. Kabar ini pun mulai ramai terdengar di seantero rimba. Tak lama setelah sekolah fauna itu diresmikan oleh singa sebagai raja hutan, berbondong-bondonglah para binatang mendaftar ke sana. Kompetensinya tidak main-main. Ada yang pintar berenang dan menyelam, yaitu siswa yang bernama Kodok. Siswa yang piawai menukik, menyambar, dan bersalto di udara adalah Elang. Kelinci mempunyai kompetensi yang hampir sempurna untuk berlari cepat. Kepandaian  memanjat dan meloncat di pepohonan dipegang oleh siswa bernama Tupai.


Suatu hari, guru-guru pilihan dari sekolah ini mengadakan ujian kompetensi untuk beberapa mata pelajaran yang dianggap paling penting dalam peta persaingan global, dan diperoleh hasilnya adalah:

Pada ujian berenang, kodok berhasil memperoleh nilai 98, sedangkan binatang yang lain jeblok pada pelajaran ini. Pada ujian terbang, tentu si elang dapat nilai 100, binatang yang lain mendapat nilai jauh dibawahnya. Pada ujian memanjat, nilai 99 untuk tupai, dan sangat mengecewakan untuk peserta yang lain. Pelajaran sprint, kelinci yang lincah tidak bisa ditandingi sehingga nilai 100 mudah diperoleh, sedangkan binatang yang lain tak bisa mengejar nilainya.


Melihat ujian hasil kompetensi ini, si guru yang pernah belajar di dunia manusia ingin membuat revolusi pendidikan di negeri para binatang. Dari hasil musyawarah dengan para petinggi negeri binatang berhasillah para guru untuk meluncurkan kurikulum standar. Ditetapkanlah kurikulum standar nilai kelulusan rata-rata adalah angka 70 di setiap mata ujian.


Mulailah guru binatang itu memaksa kodok latihan terbang setiap hari. Elang harus belajar renang dan menyelam dengan untuk memperoleh nilai 70. Mengajari tupai setiap hari untuk terbang dan berlari, dan memaksa kelinci harus bisa menyelam untuk mendapatkan nilai standar kelulusan.


Hari demi hari berlalu, hasil akhir pelajaran untuk mendapatkan nilai standar kelulusan adalah:


Kodok yang tadinya pintar menyelam, sekarang sudah tidak mampu menyelam lagi karena tulang-tulangnya banyak yang patah akibat jatuh pada pelajaran terbang.


Elang yang tadinya piawai untuk urusan terbang dan menukik sekarang tidak bisa beranjak dari tempatnya, karena terlalu banyak air yang masuk ke paru-parunya sewaktu mendapat pelajaran berenang.


Tupai yang lincah itu pun sakit di setiap sendi lutut dan lengannya, akibat jatuh dan terpelanting ketika belajar terbang dan lari. Kelinci pun hanya mampu bersimpuh di tempatnya akibat terlalu banyak menelan air sewaktu menerima pelajaran berenang. Semua binatang pilihan tadi hilang kemampuan sejatinya. Para binatang kecil itu tidak mempunyai kesempatan lagi untuk berprestasi dalam bidang keahlian mereka masing-masing. Ini lantaran mereka dipaksa melakukan hal-hal yang tidak menghargai sifat-sifat asli mereka.[]

"𝘔𝘦𝘮𝘱𝘦𝘳𝘵𝘢𝘩𝘢𝘯𝘬𝘢𝘯 𝘧𝘰𝘬𝘶𝘴 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘶𝘯𝘤𝘪 𝘴𝘶𝘬𝘴𝘦𝘴. 𝘈𝘯𝘥𝘢 𝘴𝘦𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘩𝘢𝘮𝘪 𝘣𝘪𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘰𝘮𝘱𝘦𝘵𝘦𝘯𝘴𝘪 𝘈𝘯𝘥𝘢, 𝘬𝘦𝘵𝘦𝘳𝘢𝘮𝘱𝘪𝘭𝘢𝘯 𝘈𝘯𝘥𝘢, 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘣𝘪𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘴𝘦𝘳𝘵𝘢 𝘦𝘯𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘈𝘯𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘯𝘢."

(Bill Gates)


Dari buku

"GURU, BAWA AKU KE PINTU TERDEPAN "

ADA YANG LEBIH HEBAT

 “𝑺𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌-𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏.”  (Hadits Riway...