Senin, 01 Mei 2023

PILIH YANG MANA?

"𝙰𝚍𝚊 𝚍𝚞𝚊 𝚙𝚒𝚕𝚒𝚑𝚊𝚗 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚍𝚒 𝚙𝚊𝚐𝚒 𝚑𝚊𝚛𝚒, 𝚔𝚎𝚖𝚋𝚊𝚕𝚒 𝚝𝚒𝚍𝚞𝚛 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚕𝚊𝚗𝚓𝚞𝚝𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚒𝚖𝚙𝚒 𝚊𝚝𝚊𝚞 𝚋𝚊𝚗𝚐𝚞𝚗 𝚝𝚒𝚍𝚞𝚛 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚠𝚞𝚓𝚞𝚍𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚒𝚖𝚙𝚒."

Namanya Diding,

Sahabat saya ini jarang sekali memberikan uang receh kepada pengemis. Padahal perkiraan saya gajinya dua kali gaji saya.

Tapi rupanya anggapan saya ini gugur saat kami berteduh dari hujan di Pasar Minggu...

Seorang ibu setengah baya sambil menggendong anaknya menghampiri kami seraya menengadahkan tangan. Tangan saya yang sudah berancang-ancang mengeluarkan receh ditahannya. Kemudian Diding mengeluarkan dua lembar uang dari sakunya, satu lembar seribu rupiah, satu lembar lagi seratus ribu rupiah. Sementara si ibu tadi ternganga entah apa yang ada di pikirannya sambil memerhatikan dua lembar uang itu.

"Ibu kalau saya kasih pilihan, mau pilih yang mana, yang seribu rupiah atau yang seratus ribu?" tanya Diding.

Sudah barang tentu, siapa pun orangnya pasti akan memilih yang lebih besar. Termasuk ibu tadi yang serta merta menunjuk uang seratus ribu.

"Kalau ibu pilih yang seribu rupiah, tidak harus dikembalikan. Tapi kalau ibu pilih yang seratus ribu, saya tidak memberikannya secara cuma-cuma. Ibu harus mengembalikannya dalam waktu yang kita tentukan, bagaimana?" terang Diding.

Perlu waktu yang agak lama, sebelum ibu itu menjawabnya. Terlihat ia masih tampak bingung dengan maksud sahabat saya itu. "Maksudnya ... yang seratus ribu itu hanya pinjaman?" tanya ibu.

"Betul bu, itu hanya pinjaman. Maksud saya begini, kalau saya berikan seribu rupiah ini untuk ibu,paling lama satu jam mungkin sudah habis. Tapi saya akan meminjamkan uang seratus ribu ini untuk ibu agar esok hari dan seterusnya ibu tak perlu meminta-minta lagi," katanya.

Selanjutnya Diding menjelaskan bahwa ia lebih baik memberikan pinjaman uang untuk modal bagi seseorang agar terlepas dari kebiasaannya meminta-minta. Seperti ibu itu, yang ternyata memiliki kemampuan membuat gado-gado. Di rumahnya ia masih memiliki beberapa perangkat untuk berjualan gado-gado, seperti cobek, piring, gelas, meja, dan lain-lain.

Setelah mencapai kesepakatan, akhirnya kami bersama-sama ke rumah ibu tadi yang tidak terlalu jauh dari tempat kami berteduh. Hujan sudah reda, dan kami mendapati lingkungan rumahnya yang lumayan ramai. Cocok untuk berdagang gado-gado, pikirku.

Mereka sepakat dan sang ibu itu pun mulai berdagang.

Diding sering menyempatkan diri untuk mengunjungi penjual gado-gado itu. Selain untuk mengisi perutnya-dengan tetap membayar-ia juga berkesempatan untuk memberikan masukan bagi kelancaran usaha ibu penjual gado-gado itu.

Belum tiga bulan dari waktu yang disepakati untuk mengembalikan uang pinjaman itu. Dengan air mata yang tak bisa lagi tertahan, ibu penjual gado-gado itu mengembalikan uang pinjaman itu ke Diding. "Terima kasih, Nak. Kamu telah mengangkat ibu menjadi orang yang lebih terhormat."

Diding mengaku selalu menitikkan air mata jika mendapati orang yang dibantunya sukses. Meski tak jarang ia harus kehilangan uang itu karena orang yang dibantunya gagal atau tak bertanggung jawab. Menurutnya, itu sudah risiko. Tapi setidaknya, setelah ibu penjual gado-gado itu mengembalikan uang pinjamannya, berarti akan ada satu orang lagi yang bisa ia bantu. Dan akan ada satu lagi yang berhenti meminta-minta.

Ding, inginnya saya menirumu. Semoga bisa ya.[]

"𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘱𝘪𝘬𝘪𝘳𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘭𝘦𝘮𝘢𝘩, 𝘴𝘪𝘵𝘶𝘢𝘴𝘪 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘢𝘴𝘢𝘭𝘢𝘩. 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘱𝘪𝘬𝘪𝘳𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘤𝘶𝘬𝘶𝘱 𝘬𝘶𝘢𝘵, 𝘴𝘪𝘵𝘶𝘢𝘴𝘪 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯. 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘱𝘪𝘬𝘪𝘳𝘢𝘯𝘮𝘶 𝘬𝘶𝘢𝘵, 𝘴𝘪𝘵𝘶𝘢𝘴𝘪 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘱𝘦𝘭𝘶𝘢𝘯𝘨."


Dari buku

"BERGURU PADA KEHIDUPAN" Menuntun Anda untuk Hidup Bahagia dan Bermakna

TERIMAKASIH UNTUK TIDAK MUBAZIR

"𝑲𝒆𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏𝒂𝒏 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒃𝒖𝒓𝒖𝒌 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒎𝒂 𝒂𝒏𝒅𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒏𝒋𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒊 𝒃𝒂𝒘𝒂𝒉 𝒌𝒂𝒌𝒊. 𝑯𝒂𝒘𝒂 𝒏𝒂𝒇𝒔𝒖 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒃𝒖𝒓𝒖𝒌 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒎𝒂 𝒂𝒏𝒅𝒂 𝒎𝒆𝒍𝒆𝒕𝒂𝒌𝒌𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒕𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊 𝒅𝒊 𝒂𝒕𝒂𝒔 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒍𝒂.”

Selain kedua mempelai, para tamu yang hadir dalam pesta tersebut tak luput terjangkiti aura kebahagiaan, itu tampak dari senyum, canda, dan keceriaan yang tak ada hentinya sepanjang mereka berada di pesta. Bagi sanak-saudara dan kerabat orangtua kedua mempelai, bisa jadi momentum ini dijadikan ajang silaturahmi. Sementara teman dan sahabat kedua mempelai menyulap pesta pernikahan itu menjadi reuni yang tak direncanakan. Mungkin kalau sengaja diundang untuk acara reuni tidak ada yang hadir, jadilah reuni satu angkatan berlangsung. Dan satu lagi, bagi mereka yang jarang-jarang menikmati makanan dengan menu khusus, inilah saatnya melakukan perbaikan gizi.

Kalaupun ada yang sedih mungkin adalah seorang pria yang merasa kekasihnya direbut atau wanita yang tersingkirkan oleh hadirnya wanita lain di sisi pria yang dikasihinya.

Kalau ada lagi yang sedih adalah tukang pembawa piring kotor dan bekas makan yang imbalannya adalah makan gratis usai pesta dan uang yang tidak seberapa banyak.

Namun... rupanya ada lagi yang lebih sedih. Mereka memang tak terlihat ada di pesta, juga tak mengenakan pakaian bagus lengkap dengan dandanan yang tak biasa dari keseharian di hari istimewa itu. Mereka hanya ada di bagian belakang dari gedung tempat pesta berlangsung, atau bagian tersembunyi dengan terpal yang menghalangi aktivitas mereka di rumah si empunya pesta. Merekalah para pencuci piring bekas makan para tamu terhormat di ruang pesta.

Bukan bayaran yang tidak jauh berbeda dengan pembawa piring kotor atau jatah makan yang diberikan belakangan. Hal itu sudah mereka sadari sejak awal mengambil peran sebagai pencuci piring. Juga bukan karena tak sempat memberikan doa selamat dan keberkahan untuk pasangan pengantin yang berbahagia, meski apa yang mereka kerjakan mungkin lebih bernilai dari doa-doa para tamu yang hadir.

Air mata mereka keluar setiap kali memandangi nasi yang harus terbuang teramat banyak, juga potongan daging atau makanan lain yang tak habis disantap para tamu. Tak tertahankan sedih mereka saat membayangkan tumpukan makanan sisa itu dan memasukkannya dalam karung untuk kemudian singgah di tempat sampah, sementara anak-anak mereka di rumah sering harus menahan lapar hingga terlelap.


Andai para tamu itu tak mengambil makanan di luar batas kemampuannya menyantap, andai mereka yang berpakaian bagus di pesta itu tak mengikuti nafsunya untuk mengambil semua yang tersedia karena tak semua bisa masuk dalam perut mereka, mungkin akan ada sisa makanan untuk anak-anak di panti anak yatim tak jauh dari tempat pesta itu. Andai pula mereka mengerti buruknya berbuat mubazir, mungkin ratusan anak yatim dan kaum fakir bisa terundang untuk ikut menikmati hidangan dalam pesta itu.


Barangkali perlu dipertimbangkan oleh yang akan melaksanakan pesta pernikahan, tidak cukup kalimat "Mohon Doa Restu" dan "Selamat Menikmati" yang tertera di dinding pesta, tapi sertakan juga tulisan yang cukup besar "Terima Kasih untuk Tidak Mubazir." 

Mungkinkah? []

 “𝐊𝐞𝐜𝐞𝐫𝐝𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐧𝐚𝐟𝐬𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐝𝐚 𝐝𝐢 𝐛𝐚𝐰𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐧𝐝𝐚𝐥𝐢 𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫𝐚𝐧 (𝐥𝐨𝐠𝐢𝐤𝐚) 𝐬𝐞𝐝𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤𝐬𝐚𝐧𝐚𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐧𝐚𝐟𝐬𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐝𝐚 𝐝𝐢 𝐛𝐚𝐰𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐧𝐝𝐚𝐥𝐢 𝐡𝐚𝐭𝐢 (𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐚𝐧). 𝐒𝐞𝐢𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐝𝐮𝐚 𝐡𝐚𝐥 𝐢𝐧𝐢 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐛 𝐦𝐚𝐬𝐢𝐧𝐠-𝐦𝐚𝐬𝐢𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐫𝐮𝐩𝐚 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐛𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐤𝐚𝐝𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐞𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐥𝐚𝐢𝐧.”



Dari buku

"BERGURU PADA KEHIDUPAN" Menuntun Anda untuk Hidup Bahagia dan Bermakna

Rabu, 26 April 2023

KISAH DUA EMBER


 "𝑺𝒂𝒂𝒕 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒆𝒍𝒖𝒉-𝒌𝒆𝒔𝒂𝒉, 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒖𝒃𝒂𝒉 𝒔𝒊𝒕𝒖𝒂𝒔𝒊. 𝑷𝒖𝒏 𝒔𝒊𝒕𝒖𝒂𝒔𝒊 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒅𝒖𝒍𝒊 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒍𝒖𝒉-𝒌𝒆𝒔𝒂𝒉 𝒌𝒊𝒕𝒂"

(Tere Liye)


Ada dua ember yang diikat dengan tali dan digantung di kerekan di atas sumur. Pemilik sumur biasanya menurunkan kedua ember itu ke dasar sumur dalam keadaan kosong agar dapat menariknya ke atas dalam keadaan penuh berisi air. Kedua ember yang diturunkan bertemu di tengah sumur.

Ember yang kosong berkata kepada ember yang penuh berisi air, "Mengapa kamu menangis?"

Sambil meneteskan air mata, ember penuh menjawab, "Saya menangis karena saya membawa air yang berat ini naik ke atas dengan susah payah, tetapi pemilik sumur mengembalikan saya lagi ke dalam dasar sumur yang gelap."

Ember yang menangis bertanya kepada ember kosong yang terlihat seperti sedang menari-nari, "Mengapa kamu menari-nari?"

Ember kosong menjawab, "Saya menari-nari karena saya turun ke dasar sumur yang gelap lalu kembali ke atas membawa penuh air jernih dan bertemu dengan sinar matahari".[]


"𝑲𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒖𝒏 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒔𝒖𝒂𝒔𝒂𝒏𝒂 𝒉𝒂𝒕𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒖𝒓𝒖𝒌, 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒄𝒐𝒃𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒔𝒖𝒂𝒔𝒂𝒏𝒂 𝒉𝒂𝒕𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒖𝒓𝒖𝒌. 𝑩𝒆𝒍𝒂𝒋𝒂𝒓𝒍𝒂𝒉 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒊"

(Faith Hill)


Dari buku

"DARI KUNTUM MENJADI BUNGA" Seri Kumpulan Kisah Inspiratif jilid 3

SEBATAS BIBIR

 

"𝘛𝘦𝘳𝘬𝘢𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘯𝘥𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘫𝘢𝘶𝘩 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘳𝘵𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘢𝘵𝘢-𝘬𝘢𝘵𝘢. 𝘗𝘦𝘭𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘢𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘯𝘨𝘬𝘢𝘱𝘬𝘢𝘯 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘥𝘪𝘶𝘯𝘨𝘬𝘢𝘱𝘬𝘢𝘯 𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘬𝘢𝘵𝘢-𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢."

(Catherine Pulsifers)


Seorang jurnalis berkunjung ke rumah penjaranya Aung San Suu Kyi untuk mewawancarai 

"Mengapa rezim kekuasaan represif terhadap rakyat dan gerakan demokrasi? Bukankah mereka pemeluk Buddha?" tanya sang jurnalis

"Saya berusaha menjauhkan diri dari penilaian gegabah mengenai tingkat keimanan mereka. Namun saya menilai sebagian tindakan mereka berlawanan dengan ajaran Buddha." kata Suu Kyi

"Di Burma engkau belajar banyak tentang sisi jahat dan mulia manusia. Sisi jahat kelihatan dari rezim kekuasaan yang mengumbar kekerasan. Sedangkan sisi mulianya terletak pada bela rasa terhadap korban" lanjutnya.

"Dalam kenyataannya sebagian orang Burma belum memeluk kebaikan dalam agama Buddha." Suu Kyi melanjutkan tanggapannya 

"Mengapa bisa begitu?"

"Orang-orang itu beragama sebatas bibir"

Mereka mendaraskan doa, menghadiri perayaan, memenuhi kewajiban agama, namun tak pernah meresapkan ajaran Buddha hingga hati." 


"Mereka membutakan diri dengan tindakan kejahatannya dan menutup mata terhadap kebenaran dan mencari-cari alasan untuk membenarkan kejahatannya." []


Dari Buku"JUST FOR YOU"

Sabtu, 15 April 2023

𝙆𝙀𝙉𝙄𝙆𝙈𝘼𝙏𝘼𝙉 𝙎𝙀𝙈𝙐

 

Suku Eskimo yang mendiami Kutub Utara memiliki teknik yang unik untuk berburu serigala sebagai santapan hariannya. Mereka menggunakan pisau yang sangat tajam, lalu merendamnya di dalam darah hewan lain. Darah yang menyelimuti pisau itu mereka biarkan membeku. Selanjutnya pisau yang sudah dilumuri darah beku tersebut, ditanam di dataran tinggi tempat serigala sering bermain. Pisau itu sendiri ditanam dengan posisi bagian ujung (mata pisau) mencuat ke atas.

Dengan trik seperti itu, acapkali serigala datang dan mengendus-endus bau darah yang menyelimuti pisau tersebut. Tentu saja, mata pisau yang tajam dengan sendirinya melukai lidah si serigala.

Walaupun demikian, udara yang dingin membuat sang serigala tidak merasa sakit, meski ia menjilati pisau yang tajam dan darahnya sendiri. Lama kelamaan serigala mati lemas karena kehabisan darah. Selanjutnya dapat ditebak!. Suku Eskimo dapat dengan mudah membawa serigala itu untuk dijadikan santapan.


𝐊𝐢𝐫𝐚𝐧𝐲𝐚, 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧 "𝐤𝐞𝐡𝐚𝐛𝐢𝐬𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐫𝐚𝐡" 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐢𝐛𝐚𝐭 𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐚𝐤𝐭𝐢𝐯𝐢𝐭𝐚𝐬 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐝𝐚𝐭𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐧𝐢𝐤𝐦𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐮. 𝐓𝐨𝐡 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚 𝐢𝐧𝐢, 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐧𝐢𝐤𝐦𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐮 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐭𝐚𝐰𝐚𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐮𝐧𝐢𝐚 𝐤𝐞𝐣𝐚𝐡𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐚𝐤𝐡𝐢𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐚𝐢 𝐩𝐞𝐧𝐲𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐧. 𝐌𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠, 𝐬𝐞𝐤𝐚𝐥𝐢𝐩𝐮𝐧 𝐭𝐚𝐦𝐩𝐚𝐤𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐢𝐛𝐮𝐫, 𝐧𝐚𝐦𝐮𝐧 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮𝐢 𝐩𝐞𝐫𝐛𝐮𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐚𝐢 𝐩𝐞𝐧𝐲𝐞𝐬𝐚𝐥𝐚𝐧.


𝙸𝚝𝚞𝚕𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚋𝚊𝚋𝚗𝚢𝚊 𝚋𝚊𝚐𝚒 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚕𝚞𝚖 𝚝𝚎𝚛𝚕𝚒𝚋𝚊𝚝, 𝚙𝚒𝚔𝚒𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚒𝚔-𝚋𝚊𝚒𝚔. 𝙰𝚙𝚊𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚋𝚊𝚐𝚒 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚞𝚕𝚊𝚒 "𝚖𝚎𝚗𝚐𝚎𝚗𝚍𝚞𝚜-𝚎𝚗𝚍𝚞𝚜". 𝙰𝚍𝚊 𝚋𝚊𝚒𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚜𝚎𝚐𝚎𝚛𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚙𝚒𝚔𝚒𝚛 𝚋𝚊𝚑𝚠𝚊 𝚊𝚍𝚊 𝚑𝚊𝚕 𝚕𝚊𝚒𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚒𝚏𝚊𝚝 𝚑𝚊𝚕𝚊𝚕 𝚜𝚎𝚛𝚝𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚖𝚘𝚛𝚊𝚕. 𝚂𝚎𝚍𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚐𝚒 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚖𝚞𝚕𝚊𝚒 "𝚖𝚎𝚗𝚓𝚒𝚕𝚊𝚝𝚒", 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚎𝚗𝚝𝚒𝚕𝚊𝚑 𝚍𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚋𝚊𝚕𝚒𝚔𝚕𝚊𝚑 𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚊𝚓𝚊𝚛𝚊𝚗 𝚊𝚐𝚊𝚖𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒𝚊𝚗𝚞𝚝𝚗𝚢𝚊. 𝙸𝚗𝚐𝚊𝚝𝚕𝚊𝚑 𝚝𝚎𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐 𝚙𝚎𝚛𝚊𝚝𝚞𝚛𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚐𝚊𝚕𝚒 𝚕𝚞𝚋𝚊𝚗𝚐, "𝙹𝚒𝚔𝚊 𝙰𝚗𝚍𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚍𝚊 𝚍𝚒 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖𝚗𝚢𝚊,𝚋𝚎𝚛𝚑𝚎𝚗𝚝𝚒𝚕𝚊𝚑 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚐𝚊𝚕𝚒!".[]


Dari buku

"Setengah Isi Setengah Kosong"

Rabu, 12 April 2023

MENGHARGAI KEGAGALAN


Munculnya jamur pada piring percobaan, membuat biakan bakteri yang jadi pengamatannya menjadi terjangkit. Alex penasaran mengapa jamur bisa sampai kesana karena piring sudah disterilkan.

Sebagai tugas akhir mahasiswa biologi, eksperimen yang merupakan salah satu syarat ini menjadi ancaman kegagalannya.

Namun tiba-tiba muncul Ilham jenius, dia menyadari jika jamur ini bisa membunuh bakteri-bakteri penyakit pada piring eksperimennya, maka jamur ini bisa diangkat dan disuntikkan ke tubuh pasien sehingga bisa membunuh bakteri penyebab infeksi dalam tubuh. Dalam gagasannya, jamur bukan sesuatu yang kotor dan perlu dibuang, tapi sesuatu yang bermanfaat dan perlu dikembangkan.

Dengan kesuksesan yang ditemukan Alex dalam kegagalannya,jamur itu telah menyelamatkan lebih banyak nyawa dan meringankan penderitaan manusia lebih baik dari perkembangan apapun dalam sejarah kedokteran.

Jutaan nyawa berhutang Budi pada Sir Alexander Fleming yang menemukan penisilin pada tahun 1928


Jika Anda gagal dalam usaha pertama,maka berhentilah!.

Perhatikan kembali kegagalan itu,namun kali ini dari sudut yang berbeda.Terangi kegagalan Anda dengan cahaya yang berasal dari berbagai sudut. Perspektif yang segar seringkali mampu menyingkap peluang-peluang emas yang tersembunyi dibalik kegagalan.


"𝙋𝙚𝙣𝙚𝙢𝙪𝙖𝙣 𝙩𝙚𝙧𝙟𝙖𝙙𝙞 𝙠𝙚𝙩𝙞𝙠𝙖 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙡𝙞𝙝𝙖𝙩 𝙝𝙖𝙡 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙙𝙞𝙡𝙞𝙝𝙖𝙩 𝙤𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙡𝙖𝙞𝙣 𝙙𝙖𝙣 𝙢𝙚𝙢𝙞𝙠𝙞𝙧𝙠𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙨𝙪𝙖𝙩𝙪 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙗𝙚𝙧𝙗𝙚𝙙𝙖"

Dari buku

MALAS TAPI SUKSES

Senin, 10 April 2023

PIRANHA AKUARIUM

 


Warna menariknya membuat seorang membawa oleh-oleh dari Brazil setoples ikan piranha. Karena dirumah hanya memiliki sebuah akuarium, sedangkan piranha terkenal sebagai ikan yang ganas, maka pemiliknya membagi akuariumnya menjadi dua dengan sekat dari kaca. Pada bagian satu dimasukkan ikan emas yang warnanya juga menarik. Pada bagian lain, ikan piranha dimasukkan. Begitu melihat ikan emas, naluri piranha muncul dan segera menyerang. Tetapi serangan itu gagal, karena terbentur oleh sekat kaca yang membatasinya. Serangan dilakukan kembali oleh piranha dan...gagal lagi, sampai bibir mereka luka. Sekali lagi mereka menyerang....gagal lagi. 

Pada titik itulah gerombolan piranha itu kapok dan tidak lagi melakukan serangan. Pelan tapi pasti, mereka kehilangan sifat agresifnya. Beberapa saat kemudian, setelah luka pada bibir ikan piranha itu sembuh, sekat kaca dilepas. Ajaib..!, gerombolan piranha itu menjadi jinak dan tidak menyerang ikan emas lagi. []


𝑷𝒆𝒏𝒈𝒂𝒍𝒂𝒎𝒂𝒏 𝒃𝒖𝒓𝒖𝒌 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒖𝒍𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒌𝒆𝒌𝒆𝒄𝒆𝒘𝒂𝒂𝒏, 𝒌𝒆𝒈𝒂𝒈𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒓𝒂𝒖𝒎𝒂 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒋𝒆𝒓𝒂, 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒏𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒎𝒃𝒊𝒍 𝒊𝒏𝒊𝒔𝒊𝒂𝒕𝒊𝒇, 𝒌𝒆𝒉𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒄𝒂𝒚𝒂 𝒅𝒊𝒓𝒊. 𝑨𝒌𝒊𝒃𝒂𝒕 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒑𝒂𝒓𝒂𝒉 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒍𝒆𝒎𝒂𝒉𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑. 𝑴𝒂𝒓𝒊 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒊𝒌𝒔𝒂, 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒂𝒅𝒂𝒌𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒕 𝒌𝒂𝒄𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒂𝒍𝒂𝒏𝒈𝒊? 

𝑲𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒍𝒂𝒈𝒊. 

𝒀𝒂𝒌𝒊𝒏𝒍𝒂𝒉, 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒘𝒂𝒔𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒓𝒖𝒔 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒈𝒖𝒏𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒄𝒆𝒓𝒅𝒂𝒔𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒏𝒖𝒉-𝒑𝒆𝒏𝒖𝒉𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒕𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊


Dari buku

 KAFE ETOS

Edisi Hari Buku Nasional AYAH, AKU, DAN BUKU

Saat sudah bisa membaca, saya mendapat rak khusus berisi buku kanak-kanak dari Ayah.  Beliau tidak mau jika buku-buku saya tercecer. Oleh ka...