Senin, 21 Agustus 2023

ENERGI BARU IBU INDAH

 

𝑶𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒖𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒍𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒔𝒊 𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓 𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒅𝒊𝒓𝒊 𝒂𝒏𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒈𝒊𝒕𝒖 𝒕𝒊𝒏𝒈𝒈𝒊 𝒔𝒆𝒉𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒅𝒖𝒏𝒊𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒍𝒖𝒃𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒄𝒖𝒌𝒖𝒑 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒓𝒊𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂."

(𝑨𝒍𝒗𝒊𝒏 𝑷𝒓𝒊𝒄𝒆)


Pemandangan itu mungkin hanya berlangsung lima menit, bahkan bisa kurang. Anak-anak kelas 1berbaris  dengan tertib lalu masuk kelas untuk memulai belajar.

Namun mewujudkan keteraturan itu tidak bisa dihasilkan dalam tempo lima menit. Ada sebuah perjalanan panjang yang harus dilalui. Dan wali kelas 1 yang bernama Ibu indah itu telah memulainya sejak lulus SMA...


Sebuah pigura tergantung di sebuah rumah panggung. Terdapat sebuah foto seorang perempuan mengenakan baju putih-putih yang merupakan seragam Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibra). Meski kini sudah menjadi ibu dari seorang anak, tetapi wajah itu tidak banyak berubah.

Kebanggaan itu tidak bisa dia ceritakan ke orang-orang sekitarnya dan itu bukan sebuah momen yang istimewa. "Ibu saya pun tidak paham apa itu Paskibra, jadi ya biasa saja" kata Ibu Indah sambil tersenyum kepada saya.

Setamat SMA ia harus memupus cita-citanya untuk kuliah di sebuah universitas di Samarinda.  Kondisi finansial memaksa ia meninggalkan mimpinya dan harus membantu orang tuanya sebagai petani.

Dia terima tawaran ibunya yang hanya sanggup membiayai untuk kursus menjahit dan menjalaninya dengan gembira. Tapi cita-citanya untuk menjadi guru tidak pernah padam.

Saat Pemerintah Kabupaten setempat membuka kesempatan beasiswa bagi putra-putra daerah untuk berkuliah pendidikan guru di Jawa, Ibu Indah merasa bahwa kesempatan ini adalah jawaban atas mimpi-mimpinya. Ia pun menyiapkan segala berkas administrasi yang merupakan syarat pendaftaran. Ketika selesai menyerahkan berkas pendaftaran di kantor dinas, ia tak lupa membaca doa berharap bahwa aplikasi tersebut diterima. Masa penantian ia jalani dengan sabar, sehingga tibalah hari pengumuman. Ia jalan ke kantor tempat pendaftaran dan langsung melihat ke papan pengumuman. Ditelusurinya nama di papan tersebut satu persatu. Sampai di akhir barisan, ia tak menemukan namanya.

Sampai di rumah, Ibu Indah tak sanggup menatap wajah Mamak (ibu) nya. Mamak pun tak mengeluarkan sepatah kata. Ia tahu bahwa apa pun yang dikatakannya tak akan terlalu bisa mengobati kekecewaan putrinya. Dalam hatinya, ia berdoa bahwa suatu hari Tuhan mampu memberikan jalan untuk cita-cita putrinya.

Tidak menyerah, kembali Ibu Indah mendaftar lagi saat kesempatan itu dibuka beberapa bulan kemudian. Kegagalannya pada program terdahulu ia lupakan. Ia pun bangkit kembali dan memulai proses yang sama. Dan, kali ini, ia harus menelan pil pahit kembali. Namanya tak ada di papan pengumuman. la pun mendengar suara-suara miring bahwa hanya mereka yang punya relasi dengan pejabat setempat yang akan diterima untuk mengikuti program ini. Ibu Indah menyadari ia tak punya koneksi pejabat. Ia hanya bisa pasrah dengan kondisi yang ia alami. Tetapi, Mamak dengan tegar mengatakan ,"Itu kan cuma kata orang. Kalau memang rezeki juga pasti dapat."

Doa Ibu Indah akhirnya terkabul. Ibu Indah mendapat kesempatan mengambil Program D2 Pendidikan Guru di Universitas Sebelas Maret, Solo. Baginya program ini merupakan sebuah jalan mewujudkan cita-citanya semasa kecil, menjadi guru.

Apa boleh buat, demi mengejar cita-citanya Ibu Indah harus rela meninggalkan ibu dan ayahnya yang sakit-sakitan selama dua tahun. Dalam kurun waktu tersebut, Ibu Indah sadar bahwa pada waktu Lebaran maupun liburan semester, ia tidak mungkin pulang ke kampung halaman untuk sekadar menjenguk orangtuanya. Pemerintah hanya menyediakan tiket pesawat untuk berangkat dan pulang usai menempuh pendidikan, tak lebih. Sempat ragu, tapi orang tuanya mendorongnya untuk terus maju dan berangkatlah Ibu Indah dengan iringan derai airmata.

Solo...

Adalah kota yang bersahabat datang menyambut kehadiran Ibu Indah. Keramahan itu terpancar dari orang-orang yang tinggal di sekitar asrama, tempat mahasiswa Paser tinggal. "Pernah ada kakek-kakek yang kita nggak kenal, tapi setiap pagi kalau ketemu kita senyum. Kok bisa ya mereka ramah sekali," ujar Ibu Indah mengenang masa-masa itu. Tetapi, keramahan kota itu ternyata tetap tak mampu mengobati kerinduan Ibu Indah pada orangtuanya. Di minggu-minggu awal tinggal di asrama, ia masih sering menangis jika mengingat orangtuanya.

Rasa kangen tak hanya dirasakan Ibu Indah seorang. Mamak pun sangat mengerti kondisi Indah. "Dulu kalau telepon pasti nangis. Tetapi, ya, mau gimana lagi. Nggak ada uang juga buat pulang," ujar mamaknya mengenang.

Hiburan Ibu Indah di asrama, saat teman-temannya pulang mudik adalah menyulam.

Terlepas akan kerinduan rumah dan orang tuanya, Ibu Indah mendapat ilmu baru tentang pendidikan: pengelolaan kelas, persiapan mengajar, kerja praktik mengajar di sekolah negeri. Dia juga dapatkan kebiasaan berbaris sebelum masuk kelas, menyanyi dan kebiasaan yang menarik dalam dunia mengajar.

Tanpa terasa, perkuliahan yang dia ikuti dengan sabar, praktik mengajar ujian akhir membawa ke langkah akhir Ibu Indah: menyelesaikan perkuliahan.

Ibu Indah berhak mendapat  gelar ahli madya di belakang namanya. Di hari itu, segala kekecewaan dan kegagalan yang ia rasakan ketika melamar beasiswa sudah nyaris ia lupakan. Air mata kesedihan ketika harus meninggalkan kampung halamannya berganti dengan air mata kebahagiaan karena ia telah mampu membuktikan kepada orang tuanya bahwa ia mampu menyelesaikan pendidikannya selama dua tahun. Ia kini telah menaiki satu anak tangga, dan tinggal beberapa langkah lagi untuk mampu mewujudkan cita-citanya sebagai seorang guru.

Dengan mengenakan kebaya yang ia jahit sendiri dan toga, ia resmi diwisuda. Di halaman kampus, ia melihat sebagian teman-temannya sibuk berfotoria dengan diapit oleh orangtua mereka masing-masing. la pun mulai membayangkan betapa hari ini akan menjadi lebih sempurna jika Mamak dan Bapak juga turut hadir di tempat itu.

Paser, Kalimantan Timur,

Ibu Indah dengan bangga mengenakan seragam berwarna coklat. Dengan seragam itu ia akan mengajar di SDN 015 Tanah Grogot. Jarak yang sekitar 1 km itu ia tempuh dengan sepeda tuanya. Namun jika hari hujan jarak itu harus ditempuh dengan berjalan kaki dengan merelakan seragamnya terkena lumpur.

Di hari pertama sekolah, ia mendapat amanah tugas yang uniknya justru tak pernah diajarkan selama ia berkuliah. Ia diminta mencuci piring atau gelas yang bekas digunakan oleh para guru. Dengan sabar, ia laksanakan tugas tersebut. Walaupun ada sedikit perasaan kecewa, ia tetap menerima pekerjaan tersebut karena ia merasa bisa jadi tugas-tugas kecil adalah ajang pembuktian bagi dirinya sebelum nantinya mendapat pekerjaan yang lebih besar.

Upayanya untuk selalu berpikir positif berbuah manis. Di hari-hari berikutnya, ia mulai mendapatkan kepercayaan untuk menggantikan wali kelas atau guru mata pelajaran yang tiba-tiba saja berhalangan hadir. Di saat tersebut, ia mulai menerapkan ilmu pendidikan yang didapatkannya selama kuliah. Selama beberapa bulan, pekerjaan yang ia tekuni selalu sama. Datang pagi, menggantikan tugas guru yang tidak masuk, dan kemudian apabila ada piring atau gelas yang kotor, tugasnya beralih menjadi tukang cuci piring. Meskipun bukan wali kelas, di sela-sela waktu istirahatnya Ibu Indah tetap membuat keterampilan yang bisa membantunya dalam menyampaikan pelajaran ke murid.

Ketekunan dan kesabaran Ibu Indah rupanya membuat Pak Ismail, kepala sekolah kagum. Pria ini melihat Ibu Indah menyimpan energi yang besar sehingga perlu diberi kesempatan.

Untuk memperbaiki kualitas murid harus dimulai dari awal, yaitu kelas 1 dan guru yang pantas untuk mengajar adalah Ibu Indah.

Dengan antusias Ibu Indah segera "tancap gas" 

Segera dia biasakan murid untuk berbaris sebelum masuk kelas. Dinding kelas yang tidak ada gambar bersifat edukatif dia padang dengan menggambar buah berikut namanya, alfabet.

Ibu Indah mencari buku-buku lama di rak yang masih layak dibaca, dikumpulkan dan disusun pada meja disamping kelas. Dengan adanya "Perpustakaan mini" itu Ibu Indah berharap murid dapat membaca buku diluar buku pelajaran.

"Mumpung masih kelas 1, jadi lebih gampang mendidiknya" demikian alasan Ibu Indah.

Pada pojok kelas disediakan dua buah rautan pensil dan kaleng susu. Murid akan tahu yang harus dilakukan dengan dua benda tersebut. Sebuah perilaku kemandirian yang ditanamkan sejak dini.

Salah satu hal yang membuat beberapa guru senang terhadap Ibu Indah adalah kemampuannya dalam menanamkan perilaku kesopanan terhadap anak didiknya. Hampir semua anak Kelas I jika berpapasan dengan guru selalu memberi salam dan mengucapkan "Permisi, Bu."

Terhadap perilaku guru lain yang berperilaku tidak pantas Ibu Indah tidak perlu menegur atau menyindir. Di dalam diamnya, Ibu Indah justru bersuara melalui aktivitas mendidik yang ia lakukan pada murid Kelas I.

"Teng....teng....teng" Lempengan besi itu dibunyikan dengan nyaring. Mengingatkan akan hari pertama saya mengajar di sekolah ini. Semua anak lari terbirit-birit, beberapa masih memegang makananmakanan yang mereka beli dari warung. Tepat di depan pintu kelas, Ibu Indah menghentikan langkah murid-muridnya. Wajah anak-anak yang baru saja merasakan bangku sekolah dasar itu tampak kebingungan karena tidak diperbolehkan masuk ke kelas. Dengan sabar, Ibu Indah ajarkan kebiasaan berbaris sebelum memasuki kelas. Ia contohkan posisi siap, posisi lencang depan, dan berbagai instruksi lainnya. Meskipun beberapa anak tampak tak mempedulikan, ia tetap mengulang instruksi itu, sampai semua anak mengikuti. Akhirnya setelah lebih dari lima belas menit berjuang, anak-anak tersebut mampu memasuki kelas satu persatu.[]

"𝙰𝚗𝚊𝚔-𝚊𝚗𝚊𝚔 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚍𝚎𝚙𝚊𝚗 𝚔𝚒𝚝𝚊. 𝙰𝚓𝚊𝚛𝚒 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚒𝚔 𝚍𝚊𝚗 𝚋𝚒𝚊𝚛𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚖𝚙𝚒𝚗. 𝚃𝚞𝚗𝚓𝚞𝚔𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚜𝚎𝚖𝚞𝚊 𝚔𝚎𝚒𝚗𝚍𝚊𝚑𝚊𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚖𝚒𝚕𝚒𝚔𝚒 𝚍𝚒 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖."

(𝚆𝚑𝚒𝚝𝚗𝚎𝚢 𝙷𝚘𝚞𝚜𝚝𝚘𝚗)


(Dikisahkan oleh Mutia Hapsari, Pengajar Muda dari Paser, Kalimantan Timur)

Dari buku 

"Mengabdi di Negeri Pelangi"

Keterangan foto: SDN 015 Tanah Grogot, Paser Kaltim



PAKAIAN PALING USANG

"𝘈𝘫𝘢𝘳𝘪 𝘢𝘯𝘢𝘬𝘮𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘱𝘳𝘪𝘣𝘢𝘥𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘶𝘯𝘪𝘬. 𝘋𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘵𝘶, 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘦𝘣𝘢𝘯𝘪 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯."


Tomoe Gakuen, sekolah Totto Chan memang unik. Kelasnya berupa gerbong kereta api, jadwal pelajarannya bisa berubah kapan saja dan seragamnya tidak ada. Kalau sekolah lain murid perempuannya memakai seragam kelasi, murid laki-lakinya mengenakan jas berkerah tinggi dan bercelana pendek, maka murid-murid Tomoe mengenakan pakaian sehari-hari ke sekolah. Bahkan Kepala sekolah selalu meminta para orangtua agar menyuruh anaknya mengenakan pakaian paling usang untuk bersekolah. Guru-guru mengizinkan mereka bermain sepuasnya tanpa perlu memikirkan kebersihan dan keutuhan pakaian mereka. 

Suatu saat Totto-chan merangkak dibawah pagar kawat berduri dan pakaian itu robek dari atas kebawah karena tersangkut. Ia tahu pakaian itu sangat disukai mamanya. Maka ia mengarang cerita.

"Aku sedang menyusuri jalan", cerita karangannya dimulai "Tiba-tiba segerombolan anak nakal melempari punggungku sehingga pakaianku robek seperti ini".

Tentu saja mama tidak akan percaya pada ceritanya tentang pisau yang dilemparkan.

"Wah, pasti mengerikan sekali" kata mamanya. Mama menyadari bahwa Totto-chan merasa tidak enak karena membuat pakaiannya robek. Dan itu cukup membuatnya lega. Tapi ada rasa penasaran bagaimana celana dalam Totto-chan yang dihiasi renda setiap hari bisa robek di sekeliling pantat. Kalau celana dalamnya kotor dan makin menipis itu bisa dipahami karena pemakainya sering main perosotan atau jatuh terduduk.

"Mama bisa melihat pakaianmu robek gara-gara pisau atau semacamnya" katanya "tapi bagaimana mungkin setiap hari celana dalammu juga robek?"

Totto-chan memikirkan hal itu beberapa saat, lalu berkata "Ada permainan bernama: 'bolehkah aku masuk?' dan 'Sampai jumpa'. Pada tanah kosong yang luas dan dikelilingi pagar kawat berduri mengucapkan 'Bolehkah aku masuk?' sambil mengangkat kawat dan menggali lubang dibawahnya dan menyusup masuk lewat bawah pagar. Kemudian disamping galian tadi membuat galian baru lalu keluar dengan mundur sambil berkata 'sampai jumpa'.

Jadi pada saat masuk atau keluar lubang tanpa sengaja pakaian atau celana dalamku  akan robek"

Mama tidak sepenuhnya mengerti cerita Totto-chan, walaupun kedengarannya kejadian itu agak mengesankan

"Asyik, ya?" tanya Mama

"Kenapa mama tidak mencobanya?" kata Totto-chan heran karena pertanyaan itu. "Asyik sekali! Aku jamin, celana dalam Mama pasti juga akan robek!".

Bayangkan, bagi orang dewasa, permainan seperti itu mungkin hanya melelahkan dan bahkan menjengkelkan, tapi bagi anak-anak sangat mengasyikkan! Mengamati Totto-chan, dengan rambut, kuku, dan telinga kotor kena tanah, mau tak mau Mama merasa agak iri. Dan mama makin mengagumi kepala sekolah. Sarannya agar anak-anak mengenakan pakaian usang yang boleh kotor, sekotor apapun yang mereka inginkan, membuktikan betapa Kepala Sekolah sangat memahami anak-anak.[]


“𝚂𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚊𝚗𝚊𝚔 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒𝚍𝚒𝚍𝚒𝚔 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚒 𝚜𝚎𝚔𝚘𝚕𝚊𝚑 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚊𝚗𝚊𝚔 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚝𝚎𝚛𝚍𝚒𝚍𝚒𝚔.”

(George Santayana)


Dari buku

"Totto-chan" Gadis Cilik di Jendela



Minggu, 13 Agustus 2023

TIDAK BERDUSTA DALAM KEADAAN APAPUN

 "𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐫𝐧𝐚𝐡 𝐩𝐞𝐫𝐜𝐚𝐲𝐚 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐝𝐮𝐬𝐭𝐚𝐢 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐝𝐚𝐧 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐝𝐮𝐬𝐭𝐚 𝐤𝐞𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐞𝐫𝐜𝐚𝐲𝐚𝐢 𝐤𝐚𝐦𝐮."

Ketika berusia 18 tahun, pemuda ini meminta izin kepada Ibunya untuk merantau ke Baghdad guna menimba ilmu.

Ibunya tak menghalangi pemuda itu untuk mengejar cita-citanya, meskipun merasa berat melepaskan anaknya menempuh ratusan kilometer sendirian.

Sambil melepas kepergian anaknya, Sang Ibu berpesan agar anaknya tidak berdusta dalam keadaan apapun. Kemudian ibunya membekali uang 40 dirham yang dijahitkan pada pakaian dalam pemuda itu lalu menitipkan anaknya pada sebuah rombongan yang hendak ke Baghdad.

Di tengah perjalanan, mereka diserang kawanan perampok. Habislah harta yang dibawa oleh kafilah itu karena dirampas oleh perampok. Sementara itu, perampok tidak menyentuh pemuda itu, karena mengira tidak mempunyai apa-apa. Namun,salah seorang dari kawanan itu menghampiri pemuda itu dan bertanya, "Apa yang kau bawa, hai pemuda?"

Pemuda itu berkata bahwa ia membawa uang 40 dirham yang dijahitkan pada pakaiannya. Perampok itu keheranan dan melaporkan kepada pimpinannya. Maka dipotonglah pakaian pemuda itu, dan didapatkanlah uang yang seperti yang diberitahukan pemiliknya.

Pemimpin perampok itupun bertanya "Kenapa kamu berkata jujur, padahal uang itu akan kami rampas?"

Pemuda itu menjawab bahwa sebelum berangkat ibunya sudah berpesan agar dia tidak berdusta dalam keadaan apapun. Mendengar jawaban itu, pemimpin perampok itu menangis dan tersadar akan perbuatan yang selama ini ia lakukan.

Ia menyadari pemuda yang belia ini saja tidak berani melanggar perintah ibunya, walaupun untuk itu harus kehilangan harta. Sedangkan dirinya telah melanggar perintah Allah SWT sepanjang hidupnya.

Akhirnya pemimpin perampok bersama teman-temannya itu bersumpah tidak akan merampok lagi dan bertobat dihadapan pemuda yang kelak bernama Syeh Abdul Qadir Jailani tersebut.[]


"𝑫𝒊𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒊𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒓𝒊𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒅𝒖𝒔𝒕𝒂 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊, 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒎𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒍𝒂𝒌𝒖𝒌𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒌𝒆𝒅𝒖𝒂 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒏𝒚𝒂."

(Thomas Jefferson)


Dari buku

JIKA SUNGGUH-SUNGGUH PASTI BERHASIL



BIG BANG DALAM AL-QUR'AN

 

اَوَلَمۡ يَرَ الَّذِيۡنَ كَفَرُوۡۤا اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضَ كَانَـتَا رَتۡقًا فَفَتَقۡنٰهُمَا‌ ؕ وَجَعَلۡنَا مِنَ الۡمَآءِ كُلَّ شَىۡءٍ حَىٍّ‌ ؕ اَفَلَا يُؤۡمِنُوۡنَ

"𝑫𝒂𝒏 𝒂𝒑𝒂𝒌𝒂𝒉 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈-𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒇𝒊𝒓 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒕𝒂𝒉𝒖𝒊 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒍𝒂𝒏𝒈𝒊𝒕 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒖𝒎𝒊 𝒌𝒆𝒅𝒖𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒂𝒉𝒖𝒍𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒂𝒕𝒖, 𝒌𝒆𝒎𝒖𝒅𝒊𝒂𝒏 𝑲𝒂𝒎𝒊 𝒑𝒊𝒔𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒏𝒕𝒂𝒓𝒂 𝒌𝒆𝒅𝒖𝒂𝒏𝒚𝒂; 𝒅𝒂𝒏 𝑲𝒂𝒎𝒊 𝒋𝒂𝒅𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒈𝒂𝒍𝒂 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂𝒍 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒂𝒊𝒓; 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒑𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂𝒏?"

(QS Al-Anbiya [21]:30)


Peristiwa Big Bang yang telah dikemukakan oleh Georges Lemaitre dan George Gamow pada 1930-an, serta Stephen Hawking pada 1980-an tersebut telah menjelaskan kejadian awal alam semesta. Teori tersebut menjelaskan bahwa alam semesta awalnya tersusun dari sebuah titik yang sangat rapat, padat, dan panas, yang disebut titik singularitas, yaitu sebuah titik yang tidak terdefinisikan. Dari titik inilah suatu ledakan kosmis mahadahsyat yang disebut sebagai Big Bang terjadi dan membentuk atom-atom hidrogen (H), helium (He), proton, elektron, dan neutron dalam hitungan menit.


Sejak saat itu, masa keemasan alam semesta terjadi. Bintang-bintang, proto-proto galaksi, galaksi-galaksi, dan quasar mulai terbentuk. Semuanya terkendali dalam jaring-jaring gravitasi yang sudah terbentuk sejak awal sebelum ledakan kosmis tersebut. Selanjutnya, alam semesta mengembang dan berangsur dingin.

Dalam Al-Quran, Big Bang dikelas dengan sangat indah dan bijaksana. 

Allah Swt. hanya mengatakan bahwa "langit dan Bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya". Selanjutnya, Allah Swt. menjelaskan bahwa segala sesuatu yang hidup itu diciptakan dari air. Air yang tersusun dari unsur Oksigen dan Hidrogen yang terbentuk pada saat terjadi peristiwa Big Bang.

Big Bang yang terjadi pada 13,7 milyar tahun lalu membentuk alam semesta yang kemudian mengembang. 

Akhir dari pengembangan alam semesta ini adalah sebuah teori yang disebut dengan closed universe (alam semesta tertutup). Model closed universe menjelaskan bahwa suatu saat alam semesta akan mengerut.

Terjadilah sebuah peristiwa yang disebut Big Crunch, yaitu tabrakan seluruh isi alam semesta yang terdiri dari kumpulan galaksi, galaksi, bintang, dan planet. Hal ini adalah kebalikan dari awal pembentukannya. Alam semesta perlahan menuju titik keseimbangan barunya dan akhirnya kehilangan tenaga sehingga tersedot kembali oleh gaya gravitasi awal pembentukannya.

Kembali hal tersebut dijelaskan dalam Al-Qur'an.

Jadi penciptaan alam semesta melalui Big Bang dan akhir dari alam semesta dengan Big Crunch sudah tertulis sejak empat belas abad lalu.[]

يَوۡمَ نَـطۡوِىۡ السَّمَآءَ كَطَـىِّ السِّجِلِّ لِلۡكُتُبِ‌ ؕ كَمَا بَدَاۡنَاۤ اَوَّلَ خَلۡقٍ نُّعِيۡدُهٗ‌ ؕ وَعۡدًا عَلَيۡنَا‌ ؕ اِنَّا كُنَّا فٰعِلِيۡنَ

"(𝑰𝒏𝒈𝒂𝒕𝒍𝒂𝒉) 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒍𝒂𝒏𝒈𝒊𝒕 𝑲𝒂𝒎𝒊 𝒈𝒖𝒍𝒖𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒈𝒖𝒍𝒖𝒏𝒈 𝒍𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓𝒂𝒏-𝒍𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒓𝒕𝒂𝒔. 𝑺𝒆𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝑲𝒂𝒎𝒊 𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒎𝒖𝒍𝒂𝒊 𝒑𝒆𝒏𝒄𝒊𝒑𝒕𝒂𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒕𝒂𝒎𝒂, 𝒃𝒆𝒈𝒊𝒕𝒖𝒍𝒂𝒉 𝑲𝒂𝒎𝒊 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒖𝒍𝒂𝒏𝒈𝒊𝒏𝒚𝒂 𝒍𝒂𝒈𝒊. (𝑺𝒖𝒂𝒕𝒖) 𝒋𝒂𝒏𝒋𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊 𝑲𝒂𝒎𝒊 𝒕𝒆𝒑𝒂𝒕𝒊; 𝒔𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖𝒉, 𝑲𝒂𝒎𝒊 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒍𝒂𝒌𝒔𝒂𝒏𝒂𝒌𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂"

(QS Al-Anbiya [21]:104)


Sumber:

1.Buku"History of Earth " Mengingkap Keajaiban Bumi dalam Al-Quran

2. https://kalam.sindonews.com/surah/21/al-anbiya

BEKERJA DENGAN HATI

 

"𝘚𝘦𝘵𝘪𝘢𝘱 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘤𝘪𝘱𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘴𝘶𝘢𝘵𝘶 𝘱𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘵𝘦𝘯𝘵𝘶, 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘱𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢𝘮𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘴𝘦𝘵𝘪𝘢𝘱 𝘩𝘢𝘵𝘪."

(Jalaluddin Rumi)


Sejak olahraga berkuda dirintis 3500 tahun yang lalu, Willie Shoemaker dianggap sebagai orang terbaik dalam olahraga berkuda. Pria dari Amerika Serikat ini dikenal sebagai penunggang terbaik dalam sejarah olahraga pacuan kuda, juga menjadikan 'cinta' sebagai resep utama dalam mengukir prestasi. 

Dan yang membuat kagum, pada usia pensiunnya Willy tetap aktif bertanding di arena pacuan. Orang-orang merasa heran, apakah Bill (panggilan untuk Willie) butuh uang sehingga di usia tuanya dia masih bernafsu untuk menang? Ternyata tidak. Wille tak butuh uang karena kekayaannya sudah melimpah ruah. Apakah demi popularitas? Juga tidak. Seluruh dunia toh sudah mengenalnya sebagai joki paling hebat. Lalu apa? Dia melakukannya karena cinta. Shoemaker sangat senang menunggang kuda dan meraih kemenangan di arena pacuan. Uang hanyalah motivasi nomor sekian.[]


"𝐊𝐞𝐤𝐚𝐲𝐚𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐩𝐨𝐩𝐮𝐥𝐚𝐫𝐢𝐭𝐚𝐬 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐛𝐮𝐚𝐡 𝐞𝐟𝐞𝐤 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐢𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐧𝐢𝐬𝐜𝐚𝐲𝐚 𝐛𝐚𝐤𝐚𝐥 𝐝𝐚𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐢𝐥𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐭𝐞𝐥𝐚𝐡 𝐛𝐞𝐤𝐞𝐫𝐣𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐨𝐩𝐭𝐢𝐦𝐚𝐥".


Dari buku

"NEVER GIVE UP"

Kamis, 03 Agustus 2023

KEPALA BIKSU DAN PENCURI

 

"𝐊𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐦𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠𝐢𝐦𝐮, 𝐠𝐞𝐧𝐠𝐠𝐚𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐤𝐚. 𝐁𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐡𝐚𝐥 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐞𝐦𝐮 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐢𝐭𝐮."

Ada sebuah kisah itu mengenai biksu kepala sebuah wihara. Biksu kepala itu terbangun karena ia mendengar ada suara di balairung utama. Saat mendekat ada seorang pencuri sedang membongkar gembok kotak sumbangan.

Ketika pencuri itu melihat biksu kepala, ia berseru, "Diam! Jangan bergerak atau kubunuh!?

Biksu kepala berkata dengan lembut, "Pak, sumbangan di sana itu untuk orang yang membutuhkan. Jika Anda benar-benar membutuhkannya, ini kuncinya. Ambillah."

"Apa ini tipuan?" sergah pencuri itu.

Lalu biksu kepala dengan ramah memberikan kunci kotak sumbangan itu. Sambil terus mengawasi biksu kepala dan memegang pisau , pencuri itu mengosongkan isi kotak sumbangan ke dalam kantungnya.

Biksu kepala melihat pencuri itu begitu kurus dan pucat. Hatinya tergerak dan berkata, "Kapan terakhir kali Anda makan?"

"Bukan urusanmu!"

Biksu kepala berkata dengan lemah lembut, "Ada makanan yang tersisa di lemari. Masih ada kue dari tadi pagi di sana, tapi masih enak. Ambillah sendiri." Garong itu benar-benar lapar. Jadi ia mengambil kue, memakannya, lalu ia menguras makanan lainnya.yang ada dalam lemari.

Saat akan beranjak pergi, kembali pencuri itu mengancam, "Jangan panggil polisi, atau kutusuk kamu!"

"Mengapa saya harus memanggil polisi? Uang di kotak sumbangan itu memang untuk orang yang paling membutuhkannya seperti Anda. Saya tak akan lapor polisi, tapi setidaknya saya harus memberitahu para pengurus wihara besok. Pergilah dalam damai, dan pastikan Anda cukup makan, ada makanan lagi jika Anda mau."

Pencuri itu menatap biksu kepala dengan tatapan yang sangat aneh, sebelum ia melarikan diri. 

Beberapa hari kemudian, garong itu tertangkap ketika merampok rumah lain dan kemudian dihukum penjara.

Sepuluh tahun kemudian, biksu kepala mendengar suara-suara lagi di tengah malam dari balairung wihara. la pergi memeriksanya. Kembali dia bertemu pencuri yang dulu pernah merampok wihara. Sambil memegang pisau besar, ia nyengir kepada kepala biara, ia berteriak girang, "Apa Anda ingat saya? Saya baru bebas kemarin!"

Biksu kepala berkata, "Oh, tentu saja .... Anda yang dulu datang."

"Ya, dan saya kembali lagi buat mencuri!"

"Ya. Ya. Ini kunci kotak sumbangannya. Ambillah apa yang Anda mau."

Akan tetapi, pencuri itu meluluhkan nada suaranya. la berkata, 

"Simpan kunci itu. Terakhir kali saya datang kemari, saya mencuri hal yang salah." la lalu meletakkan pisaunya, menatap biksu kepala lekat-lekat, dan berkata, "Selama bertahun-tahun di penjara, saya selalu teringat akan wajah Anda. Andalah satu-satunya orang yang menunjukkan saya kebaikan dan kewelasan hati selama hidup saya. Apa yang kini benar-benar saya inginkan adalah kebaikan, cinta kasih, dan kedamaian Anda. Saya menyadari bahwa itulah yang rupanya benar-benar saya inginkan sedari dulu. Kini saya datang untuk mencuri itu. Mohon jadikan saya seorang biksu."[]

"𝙿𝚎𝚗𝚝𝚒𝚗𝚐 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚗𝚝𝚞 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚊𝚒𝚗, 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚍𝚘𝚊 𝚔𝚒𝚝𝚊, 𝚝𝚎𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚔𝚎𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙𝚊𝚗 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚜𝚎𝚑𝚊𝚛𝚒-𝚑𝚊𝚛𝚒. 𝙹𝚒𝚔𝚊 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚎𝚖𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚑𝚠𝚊 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚍𝚊𝚙𝚊𝚝 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚗𝚝𝚞 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚊𝚒𝚗, 𝚙𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚊𝚙𝚊𝚝 𝚔𝚒𝚝𝚊 𝚕𝚊𝚔𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚋𝚎𝚛𝚑𝚎𝚗𝚝𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚊𝚔𝚒𝚝𝚒 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊."

(Dalai Lama)

Dari buku

"SI CACING DAN KOTORAN KESAYANGANNYA 3!"

PIKIRKAN....

"𝙳𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚋𝚎𝚛𝚊𝚗𝚒𝚊𝚗 𝙰𝚗𝚍𝚊 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚗𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚊𝚖𝚋𝚒𝚕 𝚛𝚒𝚜𝚒𝚔𝚘, 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚗𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚊𝚋𝚍𝚒𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚛𝚒, 𝚍𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚗𝚒 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚗𝚍𝚊𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚛𝚒.𝙺𝚎𝚋𝚎𝚛𝚊𝚗𝚒𝚊𝚗 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚏𝚘𝚗𝚍𝚊𝚜𝚒 𝚒𝚗𝚝𝚎𝚐𝚛𝚒𝚝𝚊𝚜."

Sekelompok anak sedang bermain didekat percabangan rel kereta api. Diantara mereka, hanya seorang yang bermain di jalur kereta api yang tidak terpakai.

Andai saya berdiri tidak jauh dari mereka dan didekat saya ada tuas pemindah rel, maka saya tidak akan pindahkan rel kearah jalur dimana satu orang sedang bermain.

Saya yakin kelompok yang bermain dijalur kereta yang terpakai akan mendengar bunyi peluit kereta sehingga mereka bisa menyingkir. Seorang anak yang bermain pada jalur yang tidak terpakai adalah sudah benar, jadi tidak perlu dikorbankan untuk banyak anak yang berada di tempat yang tidak semestinya.[]

"𝑺𝒂𝒂𝒕 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒂𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒌𝒆𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑𝒂𝒏 𝒊𝒕𝒖 𝒑𝒆𝒏𝒖𝒉 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒑𝒖𝒕𝒖𝒔𝒂𝒏-𝒌𝒆𝒑𝒖𝒕𝒖𝒔𝒂𝒏 𝒔𝒖𝒍𝒊𝒕 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒅𝒊𝒃𝒖𝒂𝒕, 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒎𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒂𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒌𝒆𝒑𝒖𝒕𝒖𝒔𝒂𝒏-𝒌𝒆𝒑𝒖𝒕𝒖𝒔𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒕𝒆𝒓𝒈𝒆𝒔𝒂-𝒈𝒆𝒔𝒂 𝒔𝒆𝒓𝒊𝒏𝒈 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒌𝒆𝒑𝒖𝒕𝒖𝒔𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉"


Dari buku

KOIN EMAS DI TEPI JALAN



ADA YANG LEBIH HEBAT

 “𝑺𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌-𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏.”  (Hadits Riway...