Selasa, 19 September 2023

KISAH BOCAH PENJUAL PENSIL

"๐๐š๐ง๐ฒ๐š๐ค ๐จ๐ซ๐š๐ง๐  ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐›๐š๐ซ๐ฎ ๐›๐ž๐ซ๐ก๐š๐ฌ๐ข๐ฅ ๐ฆ๐ž๐ง๐œ๐š๐ฉ๐š๐ข ๐›๐š๐ญ๐š๐ฌ ๐ญ๐ž๐ซ๐ฃ๐š๐ฎ๐ก ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐๐š๐ฉ๐š๐ญ ๐ฆ๐ž๐ซ๐ž๐ค๐š ๐œ๐š๐ฉ๐š๐ข ๐ฌ๐ž๐ญ๐ž๐ฅ๐š๐ก ๐š๐๐š ๐จ๐ซ๐š๐ง๐  ๐ฅ๐š๐ข๐ง ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ฆ๐ž๐ง๐ ๐š๐ญ๐š๐ค๐š๐ง ๐›๐š๐ก๐ฐ๐š ๐ฆ๐ž๐ซ๐ž๐ค๐š ๐ฆ๐š๐ฆ๐ฉ๐ฎ ๐ฆ๐ž๐ฅ๐š๐ค๐ฎ๐ค๐š๐ง ๐ข๐ญ๐ฎ"

Di sebuah stasiun yang terpencil, hidup seorang bocah kurus yang menjual pensil sambil sesekali mengemis.

Suatu ketika, lewat seorang pengusaha didekat bocah itu dan memasukkan satu dollar ke saku bajunya. Pria itu lalu berjalan menuju kereta yang hendak ditumpanginya. Tapi, saat kereta menjelang berangkat, tiba-tiba ia kembali turun dan menghampiri bocah penjual pensil tadi.

Setibanya didepan bocah itu, ia berkata ingin membeli pensilnya beberapa batang, karena lupa membeli pena seperti yang biasa dilakukan. Ketika menyerahkan uang kepada bocah itu, pria itu berkata "Sebenarnya kau juga seorang pengusaha seperti aku, karena kau memiliki barang yang kau jual dengan harga yang pantas". Pria itu kemudian berlalu untuk segera naik kereta.

Beberapa tahun kemudian, disebuah pesta yang meriah, tiba-tiba seorang pria berpakaian rapih dan terlihat mahal menghampiri pengusaha yang dulu membeli pensil dari seorang bocah di stasiun. Pria itu berkata "Anda pasti tidak ingat siapa saya. Sayapun tidak mengetahui nama Anda. Tapi seumur hidup saya tidak pernah melupakan wajah Anda"

Pria pengusaha hanya diam menunggu pria muda itu melanjutkan kata-katanya

"Anda adalah orang yang telah mengembalikan harga diri saya sebagai manusia" ujar pria muda itu. "Dulu saya adalah seorang penjual pensil dan kadang mengemis. Tapi kemudian Anda muncul dalam hidup saya dan mengatakan bahwa sebenarnya saya adalah seorang pengusaha seperti Anda. Dan inilah saya yang sekarang"[]

"๐‘ฑ๐’Š๐’Œ๐’‚ ๐‘จ๐’๐’…๐’‚ ๐’•๐’Š๐’…๐’‚๐’Œ ๐’‘๐’†๐’“๐’๐’‚๐’‰ ๐’Ž๐’†๐’๐’ˆ๐’‰๐’‚๐’“๐’ˆ๐’‚๐’Š ๐’…๐’Š๐’“๐’Š ๐‘จ๐’๐’…๐’‚ ๐’”๐’†๐’๐’…๐’Š๐’“๐’Š ๐’…๐’‚๐’ ๐’•๐’Š๐’…๐’‚๐’Œ ๐’‘๐’†๐’“๐’๐’‚๐’‰ ๐’‘๐’†๐’…๐’–๐’๐’Š ๐’‘๐’‚๐’…๐’‚ ๐’Œ๐’†๐’Ž๐’‚๐’Ž๐’‘๐’–๐’‚๐’ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐‘จ๐’๐’…๐’‚ ๐’Ž๐’Š๐’๐’Š๐’Œ๐’Š, ๐’Ž๐’‚๐’Œ๐’‚ ๐’‘๐’†๐’๐’‚๐’๐’•๐’Š๐’‚๐’ ๐‘จ๐’๐’…๐’‚ ๐’‚๐’Œ๐’‚๐’ ๐’‰๐’‚๐’…๐’Š๐’“๐’๐’š๐’‚ ๐’”๐’๐’”๐’๐’Œ "๐‘บ๐’Š ๐‘ท๐’†๐’๐’ˆ๐’–๐’”๐’‚๐’‰๐’‚" ๐’‚๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Ž๐’†๐’๐’‹๐’‚๐’…๐’Š ๐’‘๐’‚๐’๐’‹๐’‚๐’๐’ˆ, ๐’ƒ๐’‚๐’‰๐’Œ๐’‚๐’ ๐’ƒ๐’Š๐’”๐’‚ ๐’‹๐’‚๐’…๐’Š ๐’•๐’Š๐’…๐’‚๐’Œ ๐’‚๐’Œ๐’‚๐’ ๐’‰๐’‚๐’…๐’Š๐’“"


 Dari buku

JANGAN MENYERAH



KEKUATAN VISUALISASI SUKSES

"๐š‚๐šŠ๐šข๐šŠ ๐š๐šŽ๐š•๐šŠ๐š‘ ๐š–๐šŽ๐š—๐šŽ๐š–๐šž๐š”๐šŠ๐š— ๐š‹๐šŠ๐š‘๐š ๐šŠ ๐š‹๐šŠ๐š—๐šข๐šŠ๐š” ๐š™๐šŽ๐š–๐šŠ๐š’๐š— ๐š™๐šž๐š—๐šŒ๐šŠ๐š” ๐š–๐šŽ๐š—๐š๐š๐šž๐š—๐šŠ๐š”๐šŠ๐š— ๐š”๐šŽ๐š๐šŽ๐š›๐šŠ๐š–๐š™๐š’๐š•๐šŠ๐š— ๐š•๐šŠ๐š๐š’๐š‘๐šŠ๐š— ๐š–๐šŽ๐š—๐š๐šŠ๐š• ๐šŸ๐š’๐šœ๐šž๐šŠ๐š•๐š’๐šœ๐šŠ๐šœ๐š’. ๐™ผ๐šŽ๐š›๐šŽ๐š”๐šŠ ๐šœ๐šŽ๐šŒ๐šŠ๐š›๐šŠ ๐š–๐šŽ๐š—๐š๐šŠ๐š• ๐š–๐šŽ๐š—๐š๐šŠ๐š•๐šŠ๐š–๐š’ ๐š™๐šŽ๐š›๐š’๐šœ๐š๐š’๐š ๐šŠ ๐š™๐šŽ๐š—๐š๐š’๐š—๐š ๐šœ๐šŽ๐š‹๐šŽ๐š•๐šž๐š– ๐š๐šŽ๐š›๐š“๐šŠ๐š๐š’."

(Charles A Garfield)


Visualisasi sukses adalah cara yang paling efektif untuk mencapai kenyataan sukses. Visualisasi sukses adalah membayangkan dalam benak dan menggambarkan dalam pikiran tentang apa yang ingin diwujudkan. Inilah yang nantinya akan mengarahkan segala usaha untuk menjadi sebuah kenyataan yang sesungguhnya. Apa yang kita visualisasikan akan memberikan pengaruh yang luar biasa pada diri kita untuk mewujudkannya. Mungkin kita tidak sadar bahwa pada saat kita sedang memvisualisasikan sesuatu, maka sesungguhnya kita sedang membangun sebuah pencitraan tersendiri di dalam otak kita.


Rebecca Owen adalah seorang juara balet olimpiade dari Inggris. Dia mulai berlatih senam sejak berusia tujuh tahun. Dia sangat berambisi memenangkan medali Olimpiade. Tetapi untuk terpilih dalam tim Olimpiade, Rebecca harus mempelajari suatu gerakan baru yang sangat sulit yang disebut "Ginga Salto", yaitu terbang lepas dari bar (palang) atas kemudian melakukan jungkir balik dengan separuh putaran sebelum menangkap bar kembali.


Dengan dibantu sang pelatih, Colin, Rebecca mempelajari gerakan "Ginga Salto". Pelatihnya mengangkat tubuh Rebecca kemudian secara fisik membentuk gerakan "Ginga Salto" sehingga otak mulai mengenal gerakan tersebut. Rebecca mengatakan, pada waktu pertama kali mencoba melakukan gerakan "Ginga Salto"dia harus berkonsentrasi penuh.  Tapi rupanya gerakan itu tidak semudah yang dia bayangkan. Berkali-kali dia melakukannya, tetapi tetap gagal. Lantas, Rebecca mulai menggunakan cara yang berbeda, berupa pendekatan yang lebih radikal, yaitu menggunakan pendekatan visualisasi. Di mana Rebecca tidak lagi melakukan latihan fisik tetapi dia membayangkan secara mental dengan rinciannya dari setiap gerakan "Ginga Salto" secara berulang-ulang, seolah-olah dia telah berhasil menguasai gerakan tersebut.

Ternyata para ilmuwan menemukan, ada wilayah di otak yang menjadi aktif ketika membayangkan gerakan tubuh. Ketika Rebecca mengulang gerakan tersebut berkali-kali dalam pikirannya, bahwa seolah-olah dia telah berhasil melakukan dan menguasai gerakan "Ginga Salto" tersebut, akibatnya terciptalah suatu rangkaian jalan di sel-sel otaknya berupa jaringan saraf gerakan "Ginga Salto".

Ketika Rebecca melakukan gerakan "Ginga Salto" yang sesungguhnya, akhirnya dia berhasil melakukan gerakan tersebut. Semakin sering dia melakukan gerakan tersebut, jaringan sarafnya semakin bertambah tebal, sehingga gerakannya menjadi semakin terotomatisasi karena telah tertanam dalam pikiran bawah sadarnya, sehingga dia tidak perlu lagi bersusah payah memikirkan gerakan tersebut.[]


"๐‘ฝ๐’Š๐’”๐’–๐’‚๐’๐’Š๐’”๐’‚๐’”๐’Š ๐’‚๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Ž๐’†๐’๐’ˆ๐’‚๐’“๐’‚๐’‰๐’Œ๐’‚๐’ ๐’…๐’Š๐’“๐’Š ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’”๐’†๐’„๐’‚๐’“๐’‚ ๐’‚๐’๐’‚๐’Ž๐’Š๐’‚๐’‰ ๐’–๐’๐’•๐’–๐’Œ ๐’Ž๐’†๐’“๐’†๐’‚๐’๐’Š๐’”๐’‚๐’”๐’Š๐’Œ๐’‚๐’ ๐’‚๐’‘๐’‚ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’Š๐’Ž๐’‘๐’Š๐’Œ๐’‚๐’ ๐’•๐’†๐’“๐’”๐’†๐’ƒ๐’–๐’•. ๐‘ฒ๐’‚๐’“๐’†๐’๐’‚ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’‚๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Ž๐’†๐’๐’‹๐’‚๐’…๐’Š ๐’”๐’†๐’ƒ๐’‚๐’ˆ๐’‚๐’Š๐’Ž๐’‚๐’๐’‚ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’‘๐’Š๐’Œ๐’Š๐’“๐’Œ๐’‚๐’ (๐’š๐’๐’– ๐’‚๐’“๐’† ๐’˜๐’‰๐’‚๐’• ๐’š๐’๐’– ๐’•๐’‰๐’Š๐’๐’Œ)"


Dari buku

"BELAJAR DENGAN HATI NURANI"

Keterangan foto: Rebecca Owen dalam sebuah aksi



ANTARA IQ, EQ, DAN SQ

 

"๐˜’๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ถ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ถ๐˜ด๐˜ช๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ช๐˜ญ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ช ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ฑ๐˜ช๐˜ณ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ๐˜ข๐˜ญ. ๐˜’๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ฉ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ฌ ๐˜ด๐˜ฑ๐˜ช๐˜ณ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ๐˜ข๐˜ญ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ช๐˜ญ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ช ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ถ๐˜ด๐˜ช๐˜ข๐˜ธ๐˜ช."

(Pierre Teilhard de Chardin)


Spiritual Quotient Intelligence (SQ) adalah kecerdasan spiritual atau kecerdasan jiwa yang membantu seseorang untuk mengembangkan dirinya dan mampu menerapkan nilai-nilai positif dalam kehidupan.


"Siapakah manusia paling jempolan? Caesar, Alexander, Tamerlane, atau Cromwell?" tanya Michael H. Hart menjelang penulisan buku "Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah"

Hart juga menuliskan diskusi yang dilakukan Voltaire dengan para cendekiawan yang menyimpulkan bahwa Sir Isaac Newton adalah tokoh yang "Membimbing kita punya pikiran dengan kekuatan kebenaran, bukan membelenggunya dengan kekerasan. Oleh karena itu, sepatutnya kita menaruh hormat dan salam takzim dan berhutang budi tak terperikan."

Namun posisi Sir Isaac Newton sebagai manusia terjempol di jagat raya menurut Voltaire itu memancing pertanyaan-pertanyaan susulan: dari sekian miliar manusia yang pernah lahir, siapa di antara mereka yang memiliki pengaruh terhadap jalannya sejarah?"


Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Hart menyusun seratus anak manusia yang menentukan arah jalannya sejarah. Dalam buku Seratus Tokoh itu, Hart berkata, "Perlu saya tegaskan, mereka itu bukanlah manusia-manusia dalam artian "terbesar", melainkan dalam arti paling berpengaruh dalam sejarah. Misalnya, saya cantumkan Stalin dalam daftar karena pengaruhnya dalam sejarah, tidak peduli dia itu bengis dan jahanam. Di lain pihak, orang suci dan keramat seperti Bunda Carini, tidak!"

Dari puluhan miliar manusia di atas permukaan bumi, tidak lebih dari satu juta yang masuk ke dalam buku biografi. Dari jumlah itu, kurang lebih 20.000 orang yang masuk ke dalam buku kamus biografi. Dari jumlah itu, hanya 0,5 % yang dicantumkan Hart dalam bukunya. Untuk enam tokoh urutan teratas adalah: Nabi Muhammad saw, Isaac Newton, Nabi Isa as, Buddha, Kong Hu Chu, dan St. Paul. Dari enam tokoh itu, ternyata lima orang adalah tokoh agama atau pemimpin spirtual. Ini sebuah bukti, bahwa kunci kesuksesan dan yang menentukan arah peradaban manusia adalah orang-orang yang memiliki kecerdasan spiritual atau SQ yang tinggi.

Jika IQ (Intelligence Quotient) dapat dikatakan sebagai โ€œApa yang aku pikirkanโ€, EQ (Emosional Quotient) dikatakan sebagai โ€œApa yang aku rasakanโ€, maka SQ dikatakan sebagai โ€œApa itu Akuโ€ yang memiliki maksud bahwa menyadari eksistensi dari diri mereka sendiri.[]


Sumber

1.Buku "Qur'anic Quotient

2.https://campus.quipper.com/kampuspedia/spiritual-quotient-intelligence-sq

3.https://kampuspsikologi.com/apa-itu-kecerdasan-spiritual/?amp

Selasa, 05 September 2023

TIGA PERTANYAAN

"๐‘ถ๐’“๐’‚๐’๐’ˆ ๐’“๐’‚๐’•๐’‚-๐’“๐’‚๐’•๐’‚ ๐’•๐’Š๐’…๐’‚๐’Œ ๐’Ž๐’†๐’Ž๐’‘๐’†๐’…๐’–๐’๐’Š๐’Œ๐’‚๐’ ๐’˜๐’‚๐’Œ๐’•๐’– ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’‚๐’…๐’‚, ๐’”๐’†๐’Ž๐’†๐’๐’•๐’‚๐’“๐’‚ ๐’๐’“๐’‚๐’๐’ˆ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’ƒ๐’Š๐’‹๐’‚๐’Œ ๐’Ž๐’†๐’๐’ˆ๐’ˆ๐’–๐’๐’‚๐’Œ๐’‚๐’ ๐’˜๐’‚๐’Œ๐’•๐’– ๐’…๐’†๐’๐’ˆ๐’‚๐’ ๐’ƒ๐’‚๐’Š๐’Œ." 

(Shoppenhauer)


1. Kapan waktu yang paling baik?

2. Siapakah orang yang paling tepat?

3. Hal apakah yang paling tepat dilakukan?

Demikianlah tiga buah pertanyaan yang diperoleh seorang raja agar tidak gagal dalam memerintah.

Untuk itu, Sang Raja akan memberi limpahan hadiah kepada siapa pun di kerajaannya yang dapat mengajarkan kepadanya jawaban ketiga pertanyaan itu. 

Banyak orang terpelajar datang menemui raja, tetapi karena mereka semua menjawab secara berbeda-beda, sehingga dia tidak bisa menentukan mana yang paling tepat.

Raja akhirnya memutuskan untuk mencari jawaban kepada seorang pertapa yang kebijaksanaannya terkenal secara luas.

Kesederhanaan Pertapa itu membuat raja mengganti pakaiannya seperti orang awam, meninggalkan pengawalnya, turun dari kudanya, dan pergi menemui pertapa itu sendirian. Saat bertemu, raja yang menyamar menanyakan tiga pertanyaan itu, tetapi orang tua itu tidak menjawab. Dengan badan yang ringkih pertapa itu menggali beberapa lubang untuk menanam bunga. Melihat itu, raja mengambil alih pekerjaannya. Ketika ia mencoba bertanya lagi, pertapa itu melihat seorang pria berjanggut keluar dari hutan, tangannya memegangi perutnya yang berdarah karena luka.

Pria berjanggut itu lalu mereka bawa masuk ke rumah dan diobati. Keesokan paginya, pria itu meminta raja untuk mengampuni dia, meskipun sang penguasa yakin ia tidak pernah bertemu dengan orang ini sebelumnya.

Orang yang terluka ini berkata:

"Anda tidak mengenal saya, tetapi saya mengenali Anda. Saya adalah musuh Anda yang bersumpah untuk membalas dendam pada Anda, karena Anda menghukum mati saudara saya dan merebut hartanya. Saya tahu Anda pergi sendirian untuk menemui pertapa itu, dan saya memutuskan untuk membunuh Anda saat Anda pulang. Namun hari berlalu dan Anda tidak kembali. Jadi saya keluar dari tempat persembunyian saya untuk mencari Anda. Pengawal Anda yang mengenali saya berusaha melukai saya. Saya melarikan diri dari mereka, tetapi saya pasti mati kehabisan darah jika Anda tidak mengobati luka saya. Saya berharap dapat membunuh Anda, akan tetapi Anda telah menyelamatkan hidup saya. Sekarang, karena saya hidup, dan jika Anda bersedia, saya akan akan melayani Anda sebagai budak yang paling setia, dan saya akan menyuruh anak saya untuk melakukan hal yang sama. Maafkan saya!"

Tidak hanya memaafkan, tetapi Raja juga mengirimkan tabib terbaiknya untuk mengobati lelaki itu, dan berjanji untuk mengembalikan hartanya yang telah disita.

Pada saat itu, raja pergi ke luar dan melihat pertapa menempatkan benih di lubang yang telah digali sebelumnya. Kembali dia mengajukan tiga pertanyaannya sekali lagi dan terkejut ketika orang tua itu menjawab bahwa pertanyaannya sudah terjawab:

"Terjawab bagaimana? Apa maksudmu?" tanya sang raja.

"Apakah Anda tidak tahu," jawab sang pertapa. "Jika Anda tidak kasihan melihat kelemahan saya kemarin, dan pulang, orang itu akan menyerang Anda, dan Anda akan menyesal tidak tinggal bersamaku. Jadi, waktu yang paling penting adalah ketika Anda membantu saya menggali lubang; dan saya adalah orang yang paling penting karena perlu dibantu; dan berbuat baik pada saya adalah hal yang paling penting. Kemudian ketika orang itu berlari meminta tolong, waktu yang paling penting adalah ketika Anda menolongnya, karena jika Anda tidak mengobati luka-lukanya, ia akan mati tanpa berdamai dengan Anda. Jadi, dia adalah orang yang paling penting, dan apa yang Anda lakukan untuknya adalah hal yang paling penting. Karenanya ingatlah: hanya ada satu waktu yang terpenting, yaitu: sekarang! Mengapa, karena sekarang adalah satu-satunya waktu saat kita memiliki kekuatan. Orang yang paling penting adalah orang yang bersama dengan Anda, karena setiap orang tidak tahu apakah ia akan berhubungan dengan orang lain lagi; dan hal yang paling penting adalah berbuat baik kepada orang itu karena untuk tujuan itulah seseorang dikirim ke dalam kehidupan ini!"[]


"๐Š๐š๐ฆ๐ฎ ๐›๐ž๐ง๐š๐ซ-๐›๐ž๐ง๐š๐ซ ๐ญ๐ข๐๐š๐ค ๐ญ๐š๐ก๐ฎ ๐š๐ฉ๐š ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐จ๐ซ๐š๐ง๐  ๐ก๐š๐๐š๐ฉ๐ข ๐๐š๐ฅ๐š๐ฆ ๐ค๐ž๐ก๐ข๐๐ฎ๐ฉ๐š๐ง ๐ฉ๐ซ๐ข๐›๐š๐๐ข ๐ฆ๐ž๐ซ๐ž๐ค๐š. ๐‰๐š๐๐ข ๐›๐ž๐ซ๐ฌ๐ข๐ค๐š๐ฉ๐ฅ๐š๐ก ๐›๐š๐ข๐ค, ๐ฌ๐ž๐ฌ๐ž๐๐ž๐ซ๐ก๐š๐ง๐š ๐ข๐ญ๐ฎ."

(Cerita Pendek Leo Tolstoy)


Dari buku

"I CAN DO IT" Cara Mengubah Kebiasaan Berpikir yang Merusak

PERBUATAN DIMULAI DAN INSPIRASI

 











"๐šˆ๐šŠ๐š—๐š ๐š”๐šŠ๐š•๐šŠ๐š‘ ๐š–๐šŽ๐š–๐š‹๐šž๐šŠ๐š ๐š“๐šŠ๐š—๐š“๐š’ ๐šข๐šŠ๐š—๐š ๐šœ๐šŽ๐š›๐š’๐š—๐š ๐š–๐šŽ๐š›๐šŽ๐š”๐šŠ ๐š’๐š—๐š๐š”๐šŠ๐š›๐š’. ๐™ฟ๐šŽ๐š–๐šŽ๐š—๐šŠ๐š—๐š ๐š–๐šŽ๐š–๐š‹๐šž๐šŠ๐š ๐š”๐š˜๐š–๐š’๐š๐š–๐šŽ๐š— ๐šข๐šŠ๐š—๐š ๐šœ๐šŽ๐š•๐šŠ๐š•๐šž ๐š–๐šŽ๐š›๐šŽ๐š”๐šŠ ๐š™๐šŽ๐š›๐š๐šŠ๐š‘๐šŠ๐š—๐š”๐šŠ๐š—."

(Denis Waitley) 

       

Calon presiden John Mc.Cain punya pengalaman puluhan tahun. Perbuatannya banyak. Dia menunjukkan kekuatan, tahan uji saat ditahan enam tahun sebagai tawanan perang di Vietnam Utara. Dalam kampanyenya, bersama calon wakil presiden Sarah Palin dia katakan sudah banyak berbuat.Lawan Mc.Cain -Barack Obama- dikatakannya lebih banyak bicara daripada berbuat. Diakui Mc.Cain konsep dan oratoria Obama sangat bermutu, tetapi ditanyakan Apakah Anda pilih orang yang berbuat atau orang yang berbicara?

Namun terbukti Obama menang dalam pemilihan presiden itu karena ia mampu menggugah dengan tema yang memberikan harapan dan janji perubahan.

Perbuatan memang menjadi teladan, tetapi penerjemahan teladan menjadi pemberi semangat.

Harapan dan janji perubahan dicapai dengan perbuatan, tetapi perbuatan dimulai dengan harapan. Dan harapan dihidupkan oleh Inspirasi.[]

"๐‘ด๐’‚๐’Œ๐’Š๐’ ๐’ƒ๐’†๐’”๐’‚๐’“ ๐’‘๐’†๐’“๐’–๐’ƒ๐’‚๐’‰๐’‚๐’๐’๐’š๐’‚, ๐’Ž๐’‚๐’Œ๐’Š๐’ ๐’ƒ๐’‚๐’๐’š๐’‚๐’Œ ๐’๐’“๐’‚๐’๐’ˆ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’‚๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Ž๐’†๐’๐’๐’๐’‚๐’Œ๐’๐’š๐’‚. ๐‘ฑ๐’‚๐’…๐’Š, ๐’ƒ๐’–๐’‚๐’•๐’๐’‚๐’‰ ๐’Š๐’•๐’– ๐’•๐’‚๐’Ž๐’‘๐’‚๐’Œ ๐’”๐’‚๐’๐’ˆ๐’‚๐’• ๐’Œ๐’†๐’„๐’Š๐’ ๐’…๐’‚๐’ ๐’”๐’†๐’‘๐’†๐’๐’† ๐’”๐’†๐’‰๐’Š๐’๐’ˆ๐’ˆ๐’‚ ๐’๐’“๐’‚๐’๐’ˆ ๐’ƒ๐’‚๐’‰๐’Œ๐’‚๐’ ๐’•๐’Š๐’…๐’‚๐’Œ ๐’Ž๐’†๐’๐’š๐’‚๐’…๐’‚๐’“๐’Š๐’๐’š๐’‚."

(Maxime Lagacรฉ)

Dari buku

SWEET NOTHINGS

MENGAMBIL BAYI DENGAN SEDEKAH

"๐˜‰๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฉ! ๐˜’๐˜ข๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ ๐˜ช๐˜ฃ๐˜ข๐˜ณ๐˜ข๐˜ต ๐˜ด๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ช ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช๐˜ณ. ๐˜’๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ด ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ฉ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ง๐˜ข๐˜ข๐˜ต ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜ข๐˜ช๐˜ณ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ด๐˜ช๐˜ฉ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข."


Beberapa saat menjelang isterinya melahirkan, Pak Fulan (sebut saja demikian) di PHK dari tempatnya bekerja.

"Ya Allah, terima kasih Engkau telah menakdirkan saya kena PHK, sehingga saya dapat pesangon dua juta rupiah. Mudah-mudahan Engkau mudahkan dan lancarkan proses kelahiran anak kami ya Allah!" demikian doa yang dipanjatkan pak Fulan, ketika mendengar bahwa istrinya akan melahirkan kurang dari seminggu lagi.

Tak lama kemudian, proses persalinan istrinya pun tiba. Pak Fulan membawa istrinya kepada seorang bidan. Setelah didiagnosis dan dilakukan tindakan pertolongan pertama, Ibu Bidan menyimpulkan bahwa istri Pak Fulan harus dirujuk ke sebuah Rumah Sakit di Jakarta, untuk dilakukan SC (bedah Cesar) karena ada gangguan pada si bayi yang dikandungnya.

Di atas bajaj, Pak Fulan berpikir minimal harus menyiapkan uang 6-7 juta. Sementara uang hasil pesangon yang ada di dompetnya tinggal 1,6 juta rupiah. Akan tetapi, demi keselamatan anak dan istrinya, Pak Fulan tetap nekat membawa sang istri ke rumah sakit.

Di rumah sakit, kembali pak Fulan mendapat kejutan.

"Mohon bersabar, hasil pemeriksaan menunjukkan anak Bapak ini akan lahir dengan menderita bocor jantung bawaan, gagal jantung bawaan, dan tumor otak." Kata dokter yang menangani. Rupanya, si anak akan lahir dengan membawa satu paket musibah yang tak terbayangkan sebelumnya. 

"Secara medis, kemungkinan anak Bapak paling-paling hanya bisa bertahan 18 hari" lanjut dokter tadi.

Pak Fulan punya keyakinan bahwa perkiraan medis bisa saja salah dan ada yang lebih mengetahui: Dialah Allah azza wajalla. Maka ia berusaha menerima hal itu dengan kesabaran walau dadanya terasa sesak. 

Ia langsung mendekati sang istri untuk menguatkan dirinya dan meyakinkan sang istri bahwa dengan kuasa-Nya, Allah Swt. telah menakdirkan dirinya hamil, padahal ada banyak wanita yang sangat mengharapkan dirinya bisa hamil. la pun meyakinkan istrinya untuk menjadi manusia yang bersyukur dengan tetap mengusahakan anaknya lahir apa pun kondisinya.

Alhamdulillah, proses persalinan istrinya Pak Fulan berjalan dengan lancar. Sesuai dengan prediksi dokter, sang bayi lahir dengan berat 2 kg. Tiga hari kemudian berat badannya menyusut menjadi 1,6 kg. Dengan penurunan berat badan yang drastis, nampaknya mustahil bayi bertahan hidup 3 minggu lamanya.

Namun Pak Fulan tetap meyakini bahwa kekuasaan Allah Swt. di atas segalanya. Bagi-Nya tidak ada yang tidak mungkin. Karena itu, dalam shalat-shalat malamnya, Pak Fulan senantiasa berdoa, "Ya Allah, Engkau telah menakdirkan istri saya hamil, dan Engkau telah menakdirkan pula anak saya lahir dengan selamat, maka berilah kesembuhan kepadanya."

Dalam tiga hari tersebut, uang Pak Fulan tinggal 1,4 juta rupiah lagi. Merasa uang sejumlah itu tidak akan cukup untuk membayar biaya persalinan dan perawatan rumah sakit, Pak Fulan pun nekat membagikan uangnya itu kepada fakir miskin yang ditemuinya.

Keteguhan, kesabaran, dan keyakinan pasangan suami istri yang saleh ini telah melahirkan keajaiban. Si anak, yang sebelumnya divonis enggak bakal bertahan lebih dari 18 hari, ternyata mampu hidup sampai 20 hari lamanya dan dengan kondisi kesehatan yang terus membaik. 

Hal ini membuat heran dokter yang menanganinya.

"Kalau kondisinya terus membaik seperti ini dalam waktu seminggu si anak sudah bisa dibawa pulang. Paling nanti kalau sudah di rumah bisa rawat jalan saja. Saya melihat anak Bapak ini seorang fighter (pejuang) yang pantang menyerah," kata dokter.

Dua puluh tujuh hari berlalu, 

Akhirnya dokter menyatakan kalau si anak sudah benar-benar sehat. "Alhamdulillah, anak Bapak besok sudah bisa dibawa pulang, sekarang Bapak tinggal mengurus administrasinya. Mudah-mudahan anak Bapak bisa panjang umur," katanya.

Pak Fulan langsung tersentak. Rupanya kesibukan mengurus bayi dan ibunya membuatnya lupa akan biaya Rumah Sakit. 

Uang 27 juta harus ia siapkan agar ia bisa pulang bersama keluarga barunya.

Sebuah angka yang fantastis untuk orang dengan kemampuan finansial seukuran dirinya.

Pak Fulan yaitu lalu mendatangi salah seorang kawan dekatnya di daerah Ciledug buat pinjam uang. Dan jumlah pinjaman yang berhasil didapatkan masih jauh dari jumlah yang dibutuhkan, hanya 2 juta rupiah. Sudah tentu, jumlah itu jauh dari cukup untuk melunasi tagihan rumah sakit yang selangit. Akhirnya, Pak Fulan berjalan kaki dari Ciledug menuju Salemba. Sepanjang jalur yang dilewati, ia membagikan uang yang 2 juta itu kepada orang-orang miskin yang ditemuinya. Sesampainya di rumah sakit sekitar jam 2 sore, uang yang 2 juta itu sudah habis. Pak Fulan pun langsung menuju mushala rumah sakit. la bersujud dan bersimpuh di hadapan Allah. Sambil menangis, ia memohon, "Ya Tuhanku, seandainya sampai Ashar ini kami tidak berhasil mendapatkan uang yang 27 juta itu, kirimkanlah kepada kami orang kaya yang bisa membeli anak kami."

Pada saat itu, ada seorang ibu yang dengan serius memerhatikan Pak Fulan. Lalu, si ibu berjalan mendekat.

"Kenapa Bapak menangis?" tanyanya.

"lya Bu, hari ini anak saya akan keluar dari rumah sakit," jawab Pak Fulan. "Keluar dari rumah sakit kok nangis, harusnya kan bahagia," sambung si Ibu.

"Justru itu, uang untuk menebusnya tidak ada," jawab Pak Fulan.

"Oh, begitu ... ya sudah, berarti Bapak adalah orang yang sedang saya cari. Dari pagi saya bawa uang ini nyari-nyari siapa yang butuh di rumah sakit ini, tapi enggak ketemu-ketemu, eh ternyata buat Bapak," ujar si Ibu sambil memberikan sebuah kantong keresek merah yang tampak berat.

Saat itu Pak Fulan langsung sujud syukur dan menangis terisak-isak karena bahagia. Berulang kali ia mengucapkan terima kasih kepada Allah yang telah mengirimkan seseorang yang mau membantunya. Ketika bangun sujud, ia baru ingat kalau ia belum sempat mengucapkan terima kasih si Ibu. Namun Ibu itu seolah menghilang meski sudah dicari kemana-mana. Pak Fulan pun kembali ke mushola, untung kantong plastik merah itu masih tetap berada di tempatnya.

Setelah itu, ia langsung menuju ruangan administrasi dengan niat melunasi biaya perawatan anak dan istrinya tanpa berani membuka kantong itu.

"Mbak, saya mau ambil anak saya hari ini," kata Pak Fulan.

Petugas administrasi mengatakan bahwa Pak Fulan belum bisa membawa anaknya hari itu karena harus menunggu dokter yang merawatnya.

"Kalau begitu saya mau bayar dulu biaya perawatannya," sambungnya.

"Mbak, saya punya uang segini-gininya, silakan dihitung mudah-mudahan cukup," kata Pak Fulan sambil memberikan kantong merah itu kepada si petugas.

Setelah dibuka, ternyata kantong merah itu isinya benar-benar uang.

Dan setelah dihitung, jumlahnya ternyata pas 27 juta rupiah. 

Allahu Akbar!...[]


"๐Œ๐š๐ง๐Ÿ๐š๐š๐ญ ๐ฉ๐ž๐ซ๐ญ๐š๐ฆ๐š ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐›๐ข๐ฌ๐š ๐๐ข๐ซ๐š๐ฌ๐š๐ค๐š๐ง ๐๐š๐ซ๐ข ๐›๐ž๐ซ๐ฌ๐ž๐๐ž๐ค๐š๐ก ๐š๐๐š๐ฅ๐š๐ก ๐ฎ๐ง๐ญ๐ฎ๐ค ๐ฌ๐ข ๐ฉ๐ž๐ฆ๐›๐ž๐ซ๐ข ๐ฌ๐ž๐๐ž๐ค๐š๐ก ๐ข๐ญ๐ฎ ๐ฌ๐ž๐ง๐๐ข๐ซ๐ข, ๐ฒ๐š๐ข๐ญ๐ฎ ๐๐ข๐š ๐ฆ๐ž๐ฅ๐ข๐ก๐š๐ญ ๐ฉ๐ž๐ซ๐ฎ๐›๐š๐ก๐š๐ง ๐๐š๐ฅ๐š๐ฆ ๐๐ข๐ซ๐ข ๐๐š๐ง ๐ฌ๐ข๐ค๐š๐ฉ๐ง๐ฒ๐š, ๐ฆ๐ž๐ซ๐š๐ฌ๐š๐ค๐š๐ง ๐ค๐ž๐๐š๐ฆ๐š๐ข๐š๐ง, ๐ฌ๐ž๐ซ๐ญ๐š ๐ฆ๐ž๐ฅ๐ข๐ก๐š๐ญ ๐ฌ๐ž๐ง๐ฒ๐ฎ๐ฆ๐š๐ง ๐๐ข ๐ฐ๐š๐ฃ๐š๐ก ๐จ๐ซ๐š๐ง๐  ๐ฅ๐š๐ข๐ง."


Dari buku

"URUSAN LANCAR DENGAN AL-QUR'AN"



JANGAN LUPA MENGISI

"๐™ˆ๐™š๐™ง๐™š๐™ ๐™– ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ฉ๐™ž๐™™๐™–๐™  ๐™ฅ๐™ช๐™ฃ๐™ฎ๐™– ๐™ ๐™š๐™—๐™š๐™ง๐™–๐™ฃ๐™ž๐™–๐™ฃ ๐™ช๐™ฃ๐™ฉ๐™ช๐™  ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™œ๐™–๐™ข๐™—๐™ž๐™ก ๐™ง๐™ž๐™จ๐™ž๐™ ๐™ค ๐™ฉ๐™ž๐™™๐™–๐™  ๐™–๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™˜๐™–๐™ฅ๐™–๐™ž ๐™–๐™ฅ๐™– ๐™ฅ๐™ช๐™ฃ ๐™™๐™–๐™ก๐™–๐™ข ๐™๐™ž๐™™๐™ช๐™ฅ๐™ฃ๐™ฎ๐™–๏ฝก"

(Muhammad Ali)


Seorang pria tersesat di gurun pasir di suatu siang yang terik. Saat hampir mati kehausan, ia tiba di sebuah rumah kosong yang hampir toboh. Di depan rumah tua tanpa jendela itu, terdapat sebuah pompa air.

Segera ia menuju pompa itu dan mulai memompa sekuat tenaga. Tapi, tidak ada air yang keluar.


Lalu ia melihat ada kendi kecil di sebelah pompa itu dengan mulutnya tertutup gabus dan tertempel kertas dengan tulisan, "Sahabat, pompa ini harus dipancing dengan air dulu. Setelah Anda mendapatkan airnya, mohon jangan lupa mengisi kendi ini lagi sebelum Anda pergi." Pria itu mencabut gabusnya dan ternyata kendi itu berisi penuh air.

"Apakah air ini harus dipergunakan untuk memancing pompa? Bagaimana kalau tidak berhasil? Tidak ada air lagi. Bukankah lebih aman saya minum airnya dulu daripada nanti mati kehausan kalau ternyata pompanya tidak berfungsi? Untuk apa menuangkannya ke pompa berkarat hanya karena pesan tertulis di atas kertas kumal yang belum tentu benar?" Begitu pikirnya.


Untung suara hatinya mengatakan bahwa ia harus mencoba mengikuti pesat yang tertulis di kertas itu, sekali pun berisiko. la menuangkan seluruh isi kendi itu kedalam pompa yang karatan itu dan dengan sekuat tenaga memompanya. Dan.... Air pun keluar dengan melimpah, lalu pria itu minum sepuasnya. Setelah istirahat memulihkan tenaga dan sebelum meninggalkan tempat itu, ia mengisi kendi itu sampai penuh, menutupkan kembali gabusnya dan menambah beberapa kata di bawah instruksi pesan itu, "Saya telah melakukannya dan berhasil."[]

"๐„๐ง๐ ๐ค๐š๐ฎ ๐ก๐š๐ซ๐ฎ๐ฌ ๐ฆ๐ž๐ง๐ ๐จ๐ซ๐›๐š๐ง๐ค๐š๐ง ๐ฌ๐ž๐ฆ๐ฎ๐š๐ง๐ฒ๐š ๐ญ๐ž๐ซ๐ฅ๐ž๐›๐ข๐ก ๐๐š๐ก๐ฎ๐ฅ๐ฎ ๐ฌ๐ž๐›๐ž๐ฅ๐ฎ๐ฆ ๐›๐ข๐ฌ๐š ๐ฆ๐ž๐ง๐ž๐ซ๐ข๐ฆ๐š ๐ค๐ž๐ฆ๐›๐š๐ฅ๐ข ๐ฌ๐ž๐œ๐š๐ซ๐š ๐ฆ๐ž๐ฅ๐ข๐ฆ๐ฉ๐š๐ก"


Dari buku

"Guru, Bawa Aku ke Pintu Terdepan"



PUASA DAN DETOKSIFIKASI

"๐˜›๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ต๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข ๐˜ช๐˜ด๐˜ต๐˜ช๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ธ๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ด๐˜ถ๐˜ข๐˜ต๐˜ถ ๐˜ด๐˜ข๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ฌ...