Selasa, 26 Maret 2024

ANAK TANGGA CINTA

 

"𝐏𝐞𝐧𝐠𝐞𝐭𝐚𝐡𝐮𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐛𝐞𝐥𝐚𝐣𝐚𝐫. 𝐊𝐞𝐭𝐞𝐫𝐚𝐦𝐩𝐢𝐥𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐥𝐚𝐭𝐢𝐡𝐚𝐧, 𝐝𝐚𝐧 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚𝐢."

(Thomas Szasz)

Seorang pemuda 19 tahun bernama Liu Goajiang, jatuh cinta kepada seorang janda Xu Chaoqin yang usianya 10 tahun di atas usianya serta telah memiliki beberapa anak dari hasil pernikahannya terdahulu. 

Tentu saja hal itu menjadi bahan cemoohan keluarga Liu. Pernikahan dengan seorang janda yang mempunyai anak tentu akan menjadi beban di kemudian hari.

Sekalipun lingkungan mereka tidak memberi dukungan, cinta mereka tidak pernah pudar. Mereka sudah mengambil tekad, bahwa siapa pun tidak berhak mengatur kadar cinta mereka.

Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pindah ke luar desa, dan menikah di tempat lain. Mereka pun pergi menuju desa Jiangjin, di sebelah selatan Chong Qing dan tinggal di sebuah gua.

Melihat kekuatan cinta Liu, istrinya selalu menanyakan apakah sang suami menyesal dengan menerima dirinya sebagai istri. Dengan tenang Liu menjawab, "Cintaku tidak akan berubah karena keadaan maupun kondisimu. Jika semuanya bisa kita lalui dengan baik dan rajin bekerja, pasti semuanya akan nyaman." Kehidupan suami dan istri tersebut di gua bersama anak-anak mereka tidaklah senyaman dibanding tinggal di desa. Mereka hanya makan buah-buahan yang ada, bahkan rerumputan dan binatang hasil buruan, namun mereka tetap bahagia dalam keluarga. Melihat kerepotan istrinya untuk keluar masuk gua dan naik turun bukit yang terjal dalam membereskan rumah dan mempersiapkan makan, maka Liu pun membangun anak tangga satu demi satu untuk istrinya. Anak tangga tersebut dipahat setiap hari selama 50 tahun.

Pada usia 72 tahun Liu meninggal di pangkuan sang istri tercinta. Begitu kuat cinta mereka, genggaman tangan Liu sangat sulit dilepaskan dari istrinya.

Sekelompok pengembara hutan lalu menemukan gua ini beserta enam ribu anak tangganya. Di dalam gua tersebut para pengembara menemukan sepasang kakek nenek dengan tujuh anaknya hidup dalam satu keluarga yang harmonis. Kekaguman mereka semakin besar setelah Liu Ming Sheng salah seorang dari tujuh anak mereka menceritakan tentang cinta sejati orang tua mereka. Diceritakan, kedua orang tua mereka tidak pernah berpisah barang sehari pun selama ini. Sang ayah sangat mencintai ibu mereka. Bahkan saking cintanya, ayahnya membangun enam ribu anak tangga untuk ibunya, sekalipun sang ibu juga tidak terlalu sering turun naik bukit gua tersebut. Tahun 2006, kisah ini dinobatkan sebagai satu dari sepuluh kisah terbaik di China dan dimasukkan ke dalam majalah 'Chinese Woman Weekly". Kini, pemerintah setempat melestarikan enam ribu anak tangga dan gua milik Liu Goajiang dan Xu Chaogin untuk menjadi peringatan, peneguhan, dan simbol makna cinta yang sesungguhnya.

Ketika seseorang meninggalkan dunia ini, apakah ada Anak Tangga Cinta yang ditinggalkan untuk keluarganya?

Warisan anak tangga cinta yang berupa keteladanan, nilai-nilai hidup yang akan menjadi bekal bagi buah hatinya di masa mendatang.


John Maxwell menuliskan resep TRUST untuk membangun kepercayaan dalam membuat Anak Tangga Cinta ini, yakni: 

𝑻𝒊𝒎𝒆 (waktu), berilah waktu Anda yang berkualitas untuk orang lain

𝑹𝒆𝒔𝒑𝒆𝒄𝒕 (penghargaan), beri dan tunjukkan penghargaan kepada orang lain, sekalipun dari latar belakang yang berbeda.

𝑼𝒏𝒄𝒐𝒏𝒅𝒊𝒕𝒊𝒐𝒏𝒂𝒍 𝑷𝒐𝒔𝒊𝒕𝒊𝒗𝒆 𝑹𝒆𝒈𝒂𝒓𝒅 (rasa hormat positif tanpa syarat), menaruh hormat kepada siapa pun yang ditemui, karena sadar bahwa di hadapan Sang Pencipta semua orang sama.

𝑺𝒆𝒏𝒔𝒊𝒕𝒊𝒗𝒊𝒕𝒚 (kepekaan), peka terhadap kebutuhan orang lain, yakni dengan lebih banyak mendengarkan orang lain daripada berbicara kepada orang lain, dan

𝑻𝒐𝒖𝒄𝒉 (sentuhan), berikan dorongan, jabat tangan, pelukan hangat bahkan ciuman kasih kepada orang lain.

Waktu kita tidak lama lagi, karena hari ini adalah hari terakhir dari sisa hidup kita. Mari kita memilih untuk membangun Anak Tangga Cinta di mana pun kita berada. Besok mungkin sudah terlambat.[]

"𝘊𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘳𝘪𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘥𝘶𝘢 𝘫𝘪𝘸𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘯𝘨𝘬𝘢𝘱𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘨𝘶𝘯 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘭𝘢𝘪𝘯."

(Kahlil Gibran)


Dari buku

"Setengah Pecah, Setengah Utuh"

Keterangan foto: Liu Goujiang, istrinya serta anak tangga yang dibuatnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ADA YANG LEBIH HEBAT

 “𝑺𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌-𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏.”  (Hadits Riway...