"𝐊𝐞𝐦𝐚𝐫𝐚𝐡𝐚𝐧, 𝐤𝐞𝐛𝐞𝐧𝐜𝐢𝐚𝐧, 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐜𝐞𝐦𝐛𝐮𝐫𝐮𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐮𝐛𝐚𝐡 𝐡𝐚𝐭𝐢 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐢𝐧, 𝐢𝐭𝐮 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐮𝐛𝐚𝐡 𝐝𝐢𝐫𝐢𝐦𝐮 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢."
(Shannon Alder)
Dalam rangka mengungkapkan kemarahan Anda, pertama-tama Anda harus mencari pembenaran bagi diri Anda sendiri bahwa marah itu pantas, tepat dan benar.
Oleh karena itu perlu digelar persidangan dengan rasa marah sebagai terdakwa.
Terdakwa duduk di kursi pengadilan dalam pikiran Anda. Anda adalah jaksa penuntutnya. Anda tahu mereka bersalah, tetapi supaya adil, Anda harus membuktikannya kepada hakim, kepada hati nurani Anda terlebih dahulu.
Anda menuduhkan segala jenis kedengkian, kebencian, dan niat buruk di balik semua perbuatan terdakwa. Anda mengungkit kembali semua "kejahatan" mereka pada masa silam untuk meyakinkan hati nurani Anda bahwa mereka tak pantas untuk dikasihani.
Pada akhir dakwaan, Anda menyimpulkan bahwa para terdakwa dinyatakan BERSALAH!
Tunggu.....
Sebelum hakim menjatuhkan vonis kepada terdakwa, supaya adil harus diberi kesempatan kepada terdakwa untuk menyatakan pembelaan.
Sebagai jaksa, Anda harus memberi kesempatan kepada 'pengacara' yang akan membela terdakwa
Renungkan alasan-alasan dan penjelasan yang masuk akal tentang perilaku terdakwa. Pemberian maaf adalah hal yang cukup bijak. Akhirnya suara hati tidak lagi membolehkan adanya putusan bersalah. Maka persidangan ditutup dengan pemberian maaf atas kemarahan.[]
"𝑴𝒂𝒂𝒇𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒊𝒏𝒈𝒈𝒖𝒏𝒈𝒎𝒖, 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂, 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒅𝒊𝒓𝒊𝒎𝒖 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊."
(Harriet Nelson)
Dari buku
"Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar