Selasa, 12 April 2022

DIREKTUR TERANCAM BANGKRUT


September 2006

Dengan langkah gontai,Mulyadi meninggalkan sebuah bank dibilangan jl.Diponegoro , Jakarta Pusat.Ia tak bisa berbuat apa-apa lagi.Pihak Bank memintanya untuk kooperatif karena Senin atau Selasa, kantor pelelangan akan menyita seluruh asetnya.

Selain bekerja disuatu perusahaan,ia juga punya usaha sendiri,namun seluruh asetnya yg bernilai 2 miliar tidak bisa menutup akumulasi utang sebesar 3miliar.

Inilah kali pertama mantan Dirut PT.Steady Save Tbk menggunakan kendaraan umum sebagai transportasi nya.

Ia naik busway dari depan Hotel Mandarin menuju Al-Azhar dan shalat Maghrib disitu.Ada pengumuman pengurus pengurus masjid bahwa ba'da isya ada pengajian.Mulyadi pun memutuskan akan mengikuti dan menunggu isya' sambil iktikaf.

Alangkah terkejutnya Mulyadi saat ustad Yusuf Mansyur dalam tausiyahnya mengatakan"Mungkin diantara jamaah yang hadir disini adalah orang yang sama sekali tidak berniat untuk dapat ke Al-Azhar , bahkan mendengarkan tausiyah saya.Tapi jamaah tersebut sedang dilanda kesulitan yang luar biasa". Intinya sang Ustad  mengatakan bagaimana caranya mengatasi kesulitan dan mengharapkan pertolongan Allah dengan cara bersedekah, terutama menyedekahkan benda yang paling dicintai.

Tanpa pikir panjang, Mulyadi melepas jam tangan merk Bvlgari yg dikenakannya.Jam tangan itu dulu dibeli dengan harga USD.3000.Saat itu didompetnya ada uang Rp.110.000.Kalau dia sedekahkan seratus ribu,maka sisanya tidak bisa dia gunakan untuk ongkos pulang.

Awalnya dia sempat ragu, karena memang itu tipe jam tangan yg diidam-idamkan sejak dulu.Saat dilelang ,jam itu laku duaratus ribu.

Mulyadi merasa ringan sepulang dari masjid itu.Ia mengaku pada puncak kepasrahan tertinggi dalam hidupnya.Ia telah siap dengan keputusan apapun, termasuk hilangnya semua aset miliknya.

Tak lama kemudian ada panggilan telpon.Jauh sebelum krisis mendera,dia pernah mengajukan proposal proyek kepada sebuah lembaga.Suara telpon dari seberang itu menanyakan apakah proposalnya mau diteruskan atau tidak.Ternyata Allah menggerakkan hati pemilik lembaga tersebut untuk mengakomodasi proposal Mulyadi.

Senin,dua hari usai menyedekahkan jam tangan dan bersamaan rencana eksekusi lelang, Mulyadi diminta datang ke kantor lembaga tadi dan mereka sepakat untuk bekerja sama .Uang honorarium akan segera dikirim ke rekeningnya.

Pada saat hari terakhir ia harus melunasi utangnya,ia pergi ke bank dan ternyata ada sejumlah uang yang lebih dari cukup untuk menyelesaikan semua kewajibannya.

Mulyadi bersyukur karena Allah memberinya kesulitan hidup, karena itu adalah momentum untuk melihat keperkasaan Allah.[]


Allah mengintervensi kehidupan manusia, selama manusia berada di jalanNya dan mengikhtiarkan sesuatu yang benar-benar mengharap ridho Allah total, tidak berkehendak dan tidak bergantung selain Allah.Dan apabila kita bersedekah, ternyata hal tersebut dapat mengundang intervensi Allah lebih cepat lagi...


Dari buku

Tukang singkong naik haji

Senin, 11 April 2022

PERTOLONGAN TUHAN









Ditepi sebuah jalan bebas hambatan, nampak seorang pemuda sedang sibuk memperbaiki mobilnya yang mogok.Tak lama kemudian sebuah mobil berhenti menghampiri

"Ada yang bisa saya bantu?" sapa pengemudi yang rambutnya sudah memutih dengan ramah.

"Oh tidak, terimakasih" jawab pemuda tadi sambil meneruskan kesibukannya memperbaiki mobilnya.

Bapak berusia lanjut itu kemudian berdiri agak jauh sambil mengamati pemuda itu membetulkan mobilnya yang nampaknya semakin paraj.Setelah beberapa lama, akhirnya pemuda itu menyerah dan menghampiri bapak tua tadi

"Baik Pak, sepertinya saya harus minta bantuan kepada Anda"

Pria beruban tadi lalu memeriksa bagian mesin  mobil dengan teliti dan tak lama berselang dia meminta pemuda itu untuk menyalakan mesinnya.

Mesin segera menyala dan pemuda pemilik mobil merasa heran dengan apa yang dilakukan oleh bapak tua tadi.

"Terima kasih,Pak .Anda sungguh luar biasa.Boleh tahu nama Anda?" tanya pemuda tadi dengan kagum,karena ia adalah seorang montir terbaik di kota itu, namun tak mampu memperbaiki mobilnya sendiri.

"Nama saya Ford" jawab bapak tua itu sambil memberikan kartu namanya dan meninggalkan dia yang sedang keheranan.

Pengemudi tua yang baik tadi adalah Henry Ford, pembuat mobil yang dimiliki pemuda tadi, sehingga tidak heran ia tahu lebih banyak tentang mobilnya dibandingkan montir terbaik manapun.


=========================================

Dalam hidup, kita tidak boleh malu dan ragu-ragu untuk melibatkan Tuhan dalam memecahkan persoalan hidup.Karena tidak semua persoalan yang kita hadapi bisa kita selesaikan sendiri.


Bila dengan segala cara dan upaya telah kita lakukan, namun belum menemukan solusinya, saatnya kita memohon pertolongan kepada Tuhan karena Dia-lah yang menciptakan dan memelihara hidup kita


Dari buku

UBAH SLOGAN JADI TINDAKAN

MENARA JAM


Sebuah bank memasang jam yang cukup besar pada menara gedungnya. Jam menara itu berupa jam digital berbentuk angka yang menyala sehingga nampak dari tempat yang cukup jauh.

Saat jam berjalan normal, orang hanya sepintas saja memandang tidak ada yang istimewa. Namun orang tidak menyadari bahwa jam itu pun punya punya usia pakai. Orang tidak menyadari ketika jam itu bermasalah sebelum akhirnya menjadi malapetaka.

Dimulai dari jam menara itu terlambat beberapa menit. Tak satupun penduduk kota mengetahuinya. Mereka bekerja seperti biasa, membuat janji, bepergian. Semakin lama kerja jam itu semakin kacau, tak hanya slip beberapa menit, tapi maju seperempat jam, atau lain waktu terlambat beberapa menit.

Akibatnya cukup fatal. Seorang anak kecil meminta ayahnya mempercepat laju kendaraannya agar tak terlambat pada pesta ulang tahun kawannya, padahal saat melewati jam menara itu, jamnya berjalan lebih cepat sejam dari yang normal.

Tak lama kemudian, seorang pembicara terlambat melakukan presentasi, karena saat melewati jam menara masih punya waktu satu jam. Padahal jam itu berjalan lebih lambat sejam dari biasanya.

Puncak dari semuanya adalah saat kota itu kedatangan rombongan tentara yang akan berlatih. Komandan tentara biasa mengakurkan arlojinya dengan jam menara tersebut. Saat itu sebenarnya jam menara sedang terlambat 2 jam. Keesokan harinya, dia membangunkan pasukannya untuk apel pagi pada pukul empat pagi, yang dikira sudah pukul enam.

Tentu saja sang komandan malu dengan kejadian tersebut. Lalu ia menghubungi manajer bank dimana terletak jam menara tersebut.

"Tolong Pak, tolong perbaiki jam menara Anda. Kalau perlu, kami akan bantu masalah keuangannya", demikian pinta sang komandan.

Manajer bank lalu berjanji akan memperbaiki jamnya. Tapi tidak bisa langsung selesai, karena harus dicarikan suku cadang pengganti. Untuk sementara jam itu harus dipadamkan dulu.

Selama dua pekan hanya kegelapan saja yang nampak dari jam menara itu. Dan penduduk merasa ada yang hilang. Rasa kehilangan itu akhirnya terbayar saat datang sebuah mobil yang membawa seperangkat benda mungil yang rupanya adalah suku cadang pengganti jam menara tersebut. Setelah dipasang dan dinyalakan, kini jam menara itu bekerja lagi dengan normal dan orang-orang bernafas dengan lega.

Sebuah pelayanan sering luput dari perhatian saat berfungsi sebagaimana mestinya. Namun saat terjadi gangguan yang awalnya tidak dirasakan, kemudian semakin parah akhirnya komponen yang kecil ini akan membawa malapetaka bagi semua


Dari buku

KAFE ETOS

8X8 kisah inspirasional untuk membangun 8 etos kerja profesional

Sabtu, 09 April 2022

'TUTUP TELINGA'


Jangan hiraukan apa kata orang. Sukses adalah milik mereka yang mendengarkan suara hati dan terus berjalan

Bersama kedua orangtuanya yang bekerja sebagai penjahit, Levi hijrah ke daerah pertambangan di San Fransisco. Disana, orang tua Levi meneruskan usahanya menjahit dan dipasarkan oleh Levi kepada para pekerja tambang. Hari pertama berjualan, Levi diusir oleh kepala buruh. Hari berikutnya, dia boleh berjualan dengan syarat mau memberikan baju gratis kepada kepala buruh. Rupanya dagangannya cukup laku, terutama celana. Rupanya para buruh tambang banyak memerlukan celana untuk bekerja di tempat yang kotor dan keras. Mulailah anak muda itu menuai sukses dan mendapat untung yang lumayan. Ia lalu datang ke area pertambangan setiap hari untuk berjualan.

Akan tetapi, beberapa saat kemudian Levi didatangi para buruh yang menuntut ganti rugi karena celana dagangannya tidak tahan lama. Levi pun bangkrut, dan pergi dari sana untuk mencari informasi perkembangan tekstil.

Suatu saat, Levi mendengar kabar ditemukannya bahan celana yang sangat kuat. Dia lalu mendatangkan bahan tersebut dan meminta orang tuanya untuk membuat celana untuk dijual kepada buruh tambang. Tak lama kemudian, kembali beberapa buruh menyerbu ke tempat Levi. Tapi kali ini mereka datang untuk memborong dagangannya. Mereka bercerita, seorang buruh yang jatuh dari jurang selamat, karena celananya terkait di tebing tanpa robek sama sekali. Sejak itu, Levi jadi terkenal sebagai pedagang 'celana berbahan kuat' atau 'denim'

Levi belum puas. Dia ingin celana produksinya diterima masyarakat dunia. Dia tidak puas kalau temuannya hanya dikenal dikalangan para buruh tambang.

"Omong kosong!, mana mungkin orang kota memakai celana buruh tambang"

Levi 'menutup telinga' nya terhadap cemooh itu. Dia tetap mempromosikan celana denimnya. Setelah digunakan dalam sebuah film koboi, celana denim Levi menjadi populer dikalangan anak muda. Mereka menyebutnya dengan blue jeans, dengan Levi's sebagai pelopor merk-nya. Orang sering menyebut blue jeans dengan Levi's. Kini, blue jeans sudah dikenal di seluruh dunia.[]

'Tutuplah telinga' terhadap pengaruh, omongan, bisikan dan opini yang melemahkan untuk tetap konsisten di jalur yang diyakini benar, agar tak terlempar dari jalur menuju keberhasilan


Dari buku "Never Give Up" Mensyukuri Hari dengan Tegarkan Hati.

TEMPAYAN RETAK







Seorang tukang air memiliki dua tempayan besar, masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan. Satu dari tempayan itu retak, sehingga jika pemikul air itu mengisi keduanya, saat dibawa berjalan sampai ditempat tujuan, air yang berada pada tempayan retak tinggal separuhnya.

Hal itu berlangsung cukup lama, sehingga tempayan utuh bangga akan tugasnya membawa air. Sebaliknya tempayan retak malu karena tidak melakukan tugas dengan sempurna.

Suatu kali tempayan retak itu berkata kepada pemikul air "Aku sungguh malu dan minta maaf, karena tidak bisa melakukan tugasku dengan baik"

"Kenapa?" Tanya pemikul air.

"Selama ini aku hanya bisa membawa air setengah wadah, karena adanya keretakan di sisiku. Jadi sepanjang jalan sampai ke tempat tujuan air yang kubawa tumpah sebagian, sehingga membuatmu rugi"

Tapi pemikul air menghiburnya "Cobalah lihat besok jalan yang kita lalui selama ini. Perhatikan, ada bunga-bunga yang indah pada sisi jalan yang kita lalui".

Saat kembali bekerja membawa air, tempayan retak memperhatikan sepanjang jalan mereka. Nampak bunga-bunga bermekaran sepanjang jalan.

"Ketahuilah" kata pemikul air "bunga-bunga yang bermekaran itu tumbuh karena air yang tumpah dari sisimu yang retak. Aku telah menanam benih bunga itu sepanjang jalan yang kita lalui. Dan setiap aku memikul air, kebocoran pada sisimu telah berhasil menyiram benih-benih bunga itu sehingga sekarang berbunga dengan indah. Tanpa adanya kamu, aku tidak bisa menghias rumahku dengan bunga-bunga yang indah"

Kita semua adalah tempayan retak. Namun, jika kita mau, Tuhan akan menggunakan kekurangan kita untuk menghias dunia. Dimata Tuhan yang Maha Bijaksana, tak ada yang terbuang percuma. Jangan takut akan kekuranganmu. Kenalilah kelemahanmu dan kamu pun menjadi sarana keindahan Tuhan. Ketahuilah, didalam kelemahan kita, kita menemukan kekuatan kita


Dari buku

"Mengasah Hati" 44 Mutiara Hidup yang Akan Membuat Hati Anda Sebening Kaca

Sabtu, 19 Maret 2022

KOEFISIEN RESTITUSI JFK

Tidak ada keberanian besar yang tidak disertai dengan rasa percaya diri dan kepastian, dan sebagian dari perjuangan kita terdapat dalam keyakinan diri bahwa kita mampu menghadapi apa yang sedang kita lakukan

(Orison Swett Marden)


Kepulauan Solomon, Agustus 1943

Ditengah malam dengan ganasnya ombak lautan Pasifik, sekelompok pelaut melakukan patroli dengan menggunakan kapal torpedo motor PT-109 berbendera Amerika serikat. Suasana cukup mencekam dalam suasana Perang Pasifik.

Tiba-tiba saja muncul kapal perusak Jepang yang langsung menghantam kapal itu hingga hancur dan tenggelam. Para awak yang selamat segera menyelamatkan diri dengan berpegangan pada kepingan-kepingan kapal yang terserak.

Ditengah ancaman hiu yang ganas dan malam yang pekat mereka mencoba berenang untuk mencari daratan yang terdekat. Setelah berenang dengan bantuan kepingan papan sejauh 6 km  selama lima jam, mereka akhirnya mendarat disebuah pulau tak berpenghuni.

Dalam keadaan yang lelah fisik maupun psikis, mereka kini menghadapi ancaman kelaparan, karena pulau yang mereka darati hanya berupa batu. 

Nakhoda kapal, seorang letnan berwajah tampan, akhirnya memutuskan untuk berpindah ke Olasana, sebuah pulau terdekat dimana terdapat tumbuhan kelapa sehingga bisa bertahan hidup.

Enam hari kemudian, serombongan regu penolong berhasil menyelamatkan sisa-sisa awak kapal yang terdampar itu. Kelak, pulau itu kemudian diberi nama Pulau Kennedy untuk mengenang kegigihan dan kesabaran sang Nakhoda bersama anak buahnya bertahan hidup.

Tujuh belas tahun kemudian, John Fitzgerald Kennedy, sang nakhoda tadi dilantik menjadi Presiden Amerika serikat ke-35, sekaligus presiden termuda dalam sejarah Amerika serikat (43 tahun).

Apa yang dialami oleh Kennedy ini adalah sebuah bentuk elastisitas hidup dimana setelah terbentur kebawah akan melenting keatas.


Koefisien restitusi atau koefisien elastisitas adalah perbandingan tinggi pantulan dengan tinggi benda jatuh yang dirumuskan dengan:


e = ✓(h'/h)

dengan

e: koefisien restitusi

h: tinggi benda jatuh

h': tinggi pantulan benda

Dari rumus diatas terlihat, tinggi pantulan dipengaruhi oleh tinggi benda jatuh.


Seorang yang mempunyai elastisitas tinggi akan mudah menyesuaikan diri. Orang yang menganggap dirinya benar, tak suka dibantah, tidak terampil menyelesaikan masalah adalah tipe orang dengan elastisitas rendah. Seperti batu, benturan tidak membuatnya melenting, justru akan merusak lantai atau memecahkannya.


Hadapilah setiap tantangan yang menghadang dengan lapang dada, seakan Anda tersentuh gairah kemenangan

(George S Patton)


Dari buku

"Mobil Mogok Anggota Dewan" Sebuah Sainspirasi

Minggu, 13 Maret 2022

PELANGI DI SUDUT NEGERI








Hari ini adalah hari terakhir saya di desa yang amat saya cintai. Berat perasaan saya meninggalkan semua keluarga disana. Bagaimana mungkin hari ini menjadi hari terbaik sekaligus terburuk dalam hidup saya. Di satu sisi saya harus kembali ke keluarga saya di Jawa. Pada sisi lain, ini adalah hari terakhir saya di desa Bibinoi.

Pendeta Oskar mengundang saya untuk mengucap salam perpisahan dengan jemaah gereja sekaligus seluruh warga Nasrani. Dengan berat hati, saya berangkat ke pertemuan terakhir dengan warga yang saya kasihi.

Di rumah pendeta, saya dipersilahkan masuk. Kami berbicara dengan hangat dan akrab diselingi minum teh dan makan kue-kue.

Saya ingat sebuah peristiwa dirumah ini beberapa saat lalu. Untuk menjamu makan saya, ibu pendeta bersusah-susah meminjam peralatan makan tetangganya yang muslim untuk menjamin saya tidak termakan sesuatu yang dilarang agama.

Jemaah sudah banyak berkumpul didepan rumah pendeta, demikian juga anak-anak. Pendeta Oskar mengajak saya untuk masuk gereja. Sepertinya saya adalah satu-satunya muslim yang ada didalam gereja dan duduk di bangku terdepan. Saya mengenakan baju koko, karena hari itu masih dalam suasana Idul Adha.

Pendeta Oskar membuka pertemuan dengan memberitahukan bahwa hari ini adalah hari terakhir saya di Bibinoi. Saya berusaha untuk tidak menangis menghadapi perpisahan ini. Hal yang sama nampaknya dialami oleh warga dan anak-anak.

"Bapak deng (dan) ibu boleh jadi petani, boleh jadi nelayan. Tapi ngoni pe anak (anak kalian) harus jadi dokter, harus jadi insinyur, atau jadi guru. Anak-anak harus pergi ke sekolah. Dengan pendidikan, moga-moga hidup kitorang (kita semua) akan jadi lebih baik" demikian saya memberikan sambutan.

Giliran beberapa orang tua murid menyampaikan pesan dan kesan:

"Selama 30 tahun saya hidup di Bibinoi, saya tak pernah melihat guru seperti Pak Bayu. Yang mau berkotor-kotor dengan anak-anak, mandi di kali dengan anak-anak. Pak Bayu sudah banyak mengubah anak-anak kami" demikian seorang bapak memberikan kesan.

Bapak lain berkata "Saya melihat sendiri perubahan yang terjadi pada anak saya. Saya sangat berterimakasih. Kami tidak bisa memberi apa-apa selain doa agar pak Bayu selalu dirahmati oleh Tuhan"

"Jika pak Bayu nanti jadi calon presiden, pasti kami semua warga Bibinoi akan memilih pak Bayu" ujar seorang bapak terakhir.

Beberapa jemaah terlihat mulai menitikkan air mata, sebagian anak juga terlihat matanya berkaca-kaca.

Setahun lalu kami orang asing dan tidak saling mengenal. Hari ini, saya adalah keluarga mereka dan mereka juga keluarga terbaik saya.

Teringat saya pada saat Idul Fitri, semua siswa mengunjungi guru mereka tanpa kecuali. Saat mereka datang, saya siapkan kue-kue kecil untuk dibagi. Mereka mencium tangan, mengucapkan selamat dan meminta maaf. Saya pun tak lupa meminta maaf kepada anak-anak. Demikian pula saat Natal tiba. Bersama orang tuanya, murid-murid dari kampung Nasrani berkunjung ke rumah saya sekedar untuk bersilaturahmi.

Sebelum pulang, pendeta meminta saya untuk mampir ke rumahnya sekali lagi. Ada hal penting yang ingin disampaikan. Saat saya berpamitan, tiba-tiba pendeta memasukkan satu plastik keresek ke kantong baju koko saya.

Rupanya amplop yang saya tolak saat jamaah berpamitan tadi lalu dikumpulkan dan dimasukkan keresek hitam dan meminta pendeta agar menyampaikan ke saya.

Kembali saya tolak. "Pak Os, gunakan saja untuk renovasi gereja" ujar saya memohon.

"Tidak pak Bayu. Ini adalah amanat untuk pak Bayu. Saya tak berhak menerimanya"

"Pak Os, tolonglah. Gunakan uang ini untuk acara Natal sebentar lagi"

"Pak Bayu gunakan ini untuk ongkos kembali ke rumah. Biarpun sedikit, semoga bermanfaat"

Akhirnya keresek plastik itu saya terima. Sebelum pulang, saya minta izin sebentar ke kamar kecil dibelakang rumah. Dalam kamar kecil beratapkan langit itu, saya membuka amplop satu persatu. Sungguh perih hati saya melihat uang seribu, dua ribu, lima ribu yang mereka berikan kepada saya. Ada satu amplop berisi dua puluh ribu yang sangat mungkin uang sebanyak itu adalah hasil kerja keras melaut satu hari.

Pada amplop tertulis "Untuk ongkos Pak Bayu pulang". Hati saya sangat tersentuh, terharu dan akhirnya saya hanya bisa menangis.


                                ---- o0o ----

Perahu mulai menjauh dari bibir pantai. Saya masih melihat semuanya. Semua warga menunggu perahu saya menghilang di kejauhan. Mereka setia, melambaikan tangan. Ketika perahu melewati tanjung, pulau itu tinggal bayangan samar-samar. Namun saya telah menemukan pelangi di ujung negeri.[]


(dikisahkan Bayu Adi Persada, Pengajar Muda di Desa Bibinoi, Halmahera Selatan dalam buku "Mengabdi di Negeri Pelangi")


Keterangan foto: Bayu Adi Persada (berkaca mata) bersama beberapa muridnya di Desa Bibinoi

ADA YANG LEBIH HEBAT

 “π‘Ίπ’†π’ƒπ’‚π’Šπ’Œ-π’ƒπ’‚π’Šπ’Œ π’Žπ’‚π’π’–π’”π’Šπ’‚ 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 π’šπ’‚π’π’ˆ π’‘π’‚π’π’Šπ’π’ˆ π’ƒπ’†π’“π’Žπ’‚π’π’‡π’‚π’‚π’• π’ƒπ’‚π’ˆπ’Š π’π’“π’‚π’π’ˆ π’π’‚π’Šπ’.”  (Hadits Riway...