"Konsistensi adalah elemen kunci, tanpanya seorang pemimpin tidak akan mampu mendapatkan rasa hormat, sukses atau bahkan mengembangkan kepercayaan pada orang lain."
(Daniel Transon)
Pada tahun 1947, mata kuliah Astrofisika tingkat lanjut di Universitas Chicago, Amerika serikat, hanya diikuti oleh dua orang mahasiswa Pascasarjana. Keduanya berasal dari Tiongkok: Yang Chen Ning dan Lee Tsung-Dao. Subramanyan Chandrasekhar, guru besar yang dijadwalkan membimbing mata kuliah tersebut, ternyata tidak patah arang dengan jumlah mahasiswa yang hanya dua orang. Ia tetap memberi kuliah pada dua mahasiswanya, meskipun jarak antara rumahnya dengan kampus tidak bisa dibilang dekat. Saat itu Chandrasekhar tinggal di Wisconsin yang berjarak seratus mil jauhnya dari Chicago, karena sedang melakukan riset astronomi di Observatorium Yerkes. Namun, demi kedua mahasiswa tersebut, sang Profesor rela pergi - pulang dua kali sepekan ditengah musim dingin yang tidak bersahabat.
Bimbingan sang Profesor tak sia-sia. Pada tahun 1957, Yang Chen Ning dan Lee Tsung-Dao memperoleh hadiah Nobel Fisika.
Bagaimana dengan sang Profesor?
Dua puluh enam tahun kemudian Subramanyan mendapatkan hadiah Nobel untuk hasil studinya mengenai proses-proses fisika penting dalam pembentukan dan evolusi struktur bintang.[]
"Sukses tidak selalu tentang kebesaran. Ini tentang konsistensi. Kerja keras yang konsisten mengarah pada kesuksesan. Kebesaran akan datang."
(Dwayne Johnson)
Dari buku
8 Etos Keguruan