Sabtu, 28 Mei 2022
SAMURAI TAK PERNAH BERHENTI BELAJAR
Selasa, 24 Mei 2022
๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐
"๐จ๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐-๐๐๐๐๐ – ๐๐๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐-๐๐๐๐, ๐ ๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ – ๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐ ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐-๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐."
๐ณ๐๐๐ ๐๐๐ ๐พ๐๐๐๐๐
Pada tahun 1957,Wright sudah menderita sakit kanker stadium akhir, dengan kondisi organ-organ dalam yang sudah mengalami pembengkakan luar biasa. Usianya diprediksi Dokter sudah tidak lama lagi. Suatu kali, di tengah-tengah kesakitannya, ia mendengar bahwa Dokter Klopfer, yang merawatnya, sedang melakukan percobaan spektakuler tentang obat kanker, yakni krebiozen. Wright pun meminta kepada Dokter Klopfer untuk melakukan uji coba keampuhan krebiozen kepadanya. Dia meyakinkan dokter bahwa cepat atau lambat dia akan mati. Lalu, menurut Wright, kenapa tidak ia mati karena pencobaan yang justru akan membawa kepastian harapan hidup penderita kanker. Menerima desakan Wright, dengan sedikit menyalahi prosedur, Dokter Klopfer pun melakukan injeksi pertama kreibiozen kepada pasiennya itu dengan segala risiko dan tentu saja jika gagal akan menghancurkan kariernya sebagai dokter senior.
Keesokan harinya, Dokter Klopfer mendapati Wright, bukan dalam keadaan meninggal dunia atau sekarat, justru menunjukkan perkembangan yang luar biasa. Kankernya mengecil dan keadaan Wright tampak lebih fit dan sehat. Dokter Klopfer semakin yakin bahwa penemuannya ini paling ampuh untuk membunuh sel kanker dan bakal memperpanjang harapan hidup penderita kanker di seluruh dunia. Wajah optimis, ungkapan decak kagum, hingga senyum Dokter Klopfer "menular" kepada Wright yang juga semakin yakin bahwa ia akan sembuh total. Benar saja, setelah 10 hari menerima suntikan kreibiozen secara rutin dan teratur, kanker Wright hilang sama sekali dan sembuh total. Keajaiban terjadi luar biasa. Namun anehnya, kreibiozen yang disuntikkan kepada Wright tidak berlaku pada pasien lainnya.
Dua bulan kemudian, The Food and Drug Administration membantah penemuan Dokter Klopfer. Mereka mengumumkan bahwa kreibiozen tidak terbukti ampuh membunuh sel kanker, dan mungkin hanya berlaku untuk orang tertentu saja, dan tidak bisa dikategorikan berlaku umum untuk seluruh penderita kanker. Mendengar sanggahan demikian, Wright perlahan-lahan mulai sakit lagi, seakan-akan kankernya kambuh dan muncul kembali. Dia pun masuk kembali ke rumah sakit untuk perawatan.
Sang dokter menemukan kesimpulan bahwa sembuh dan kambuhnya penyakit Wright bukanlah karena kreibiozen semata-mata, melainkan karena pikiran, keyakinan, dan "sugesti" yang ditanam dalam dirinya.
Oleh karena itu, Dokter Klopfer mengatakan bahwa ia akan memberikan suntikan yang lebih ampuh dengan dosis dua kali lipat dan dijamin akan berhasil. Dokter Klopfer pun menginjeksikan "air steril" (H2O steril) ke tubuh Wright sambil berujar, "Ini pasti yang terbaik dan lebih ampuh daripada suntikan periode pertama kemarin!" Herannya, tidak berapa lama kemudian, kondisi Wright mulai membaik dan sembuh kembali seperti sedia kala. la pun kembali menjalankan aktivitasnya sehari-hari dalam keadaan normal. Hingga suatu kali Wright kembali membaca pernyataan di surat kabar, bahwa The American Medical Association mengatakan penelitian kreibiozen sama sekali tidak ada manfaatnya untuk pengobatan kanker yang belum terbukti secara ilmiah. Membaca pernyataan tersebut, Wright kembali sakit dan beberapa hari kemudian meninggal dunia.
๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐๐๐ (๐ฑ๐๐๐๐๐ ๐๐ข๐๐๐๐) ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ "๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐๐" ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ (๐๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐) ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ (๐๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐). ๐บ๐๐๐๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐-๐๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ (๐๐๐๐๐๐ ๐บ๐๐๐๐ ๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐๐๐-๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐-๐๐๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐), ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ข๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐ฝ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐-๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ข๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐, ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐.
๐ผ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐-๐๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐.[]
Dari buku
"Setengah Pecah Setengah Utuh"
๐๐ผโ๐พโ๐ธ๐๐๐๐
SUATU hari, ketika sedang terburu-buru, sepasang suami istri mencegat saya. Sang suami menggendong seorang bocah perempuan berusia sekitar empat tahun. Wajah sang suami tampak kusut. Istrinya, walau mencoba tenang, tidak mampu menyembunyikan kegalauan hatinya.
Sang suami menceritakan bahwa dia dan istrinya baru saja mendatangi kantor KONI di kawasan Senayan Jakarta. Kedatangannya untuk bertemu pengurus KONI karena dia membutuhkan bantuan. "Kakaknya sedang sakit dan sekarang sedang dirawat di rumah sakit," ujar sang suami sembari menunjuk bocah di gendongannya. "Kami kebingungan bagaimana membayar rumah sakit nanti. Kami tadinya berharap bisa minta bantuan pengurus KONI."
Saya lupa namanya. Tapi, sang suami mengaku dia atlet senam yang pernah mempersembahkan sejumlah medali bagi Indonesia. Sepintas saya melihat sang istri memegang beberapa foto yang tampaknya foto sang suami ketika meraih medali. Entah pada kejuaraan apa.
Mereka mengaku juga sudah mendatangi Hotel Century di kawasan Senayan, yang menjadi pusat penampungan atlet-atlet, tapi tidak ada satu pun teman atlet yang sanggup menolong. "Suami saya dulu jadi pahlawan bagi negara. Tapi kini hidup kami terlunta-lunta," sang istri bergumam lirih. "Kami sebenarnya malu, tapi bingung bagaimana membayar rumah sakit nanti," dia menambahkan.
Menghadapi situasi yang mendadak seperti itu, ketika saya sedang bergegas, yang pertama terpikir adalah ini modus penipuan baru. Kalau Anda tinggal di Jakarta, pikiran seperti ini sangat lumrah. Di ibu kota, segala jenis penipuan dengan modus yang beraneka sering terjadi.
Saya minta maaf karena harus segera berlalu dan meminta nomor telepon mereka yang bisa saya hubungi. Juga alamat lengkap. Dengan wajah kuyu, mereka mengatakan tidak punya telepon. "Untuk makan saja susah," ujar sang suami. Sementara wajahnya tampak ragu-ragu ketika mencatat alamat rumahnya. Dia seakan tidak yakin saya dapat menemukan alamat mereka. Alamat yang memang sulit dilacak.
Karena harus bergegas, saya terpaksa meninggalkan mereka. Tetapi, pertemuan tadi tetap mengganggu ketenangan hati saya. Kalau ternyata suami istri itu memang membutuhkan uang, dan anak mereka saat itu betul-betul membutuhkan perawatan, alangkah teganya saya! Hati saya terus gelisah.
Di tempat pertemuan, saya tidak bisa tenang. Dorongan kuat membuat saya akhirnya memutuskan kembali ke lokasi tadi untuk mencari suami istri tersebut walau hanya dengan sejumlah uang yang ada di dompet.
Tapi apa mau dikata, sepasang suami istri itu sudah tidak terlihat lagi. Mereka sudah pergi. Dada saya terasa sesak. Saya menyesal tidak segera mengambil keputusan saat itu juga. Ego saya ternyata mengalahkan hati. Ego saya menahan hati saya untuk segera memberi bantuan. Ego saya tidak merelakan saya ditipu.
Setelah pergulatan batin itu, saya menyadari apalah artinya tertipu sejumlah uang ketimbang sampai sekarang hati tidak bisa tenang. Saya terus memikirkan jika anak mereka memang sedang sakit, betapa saat itu suami istri tersebut harus kebingungan dan sedih memikirkan nasib anak mereka yang sedang dirawat di rumah sakit.
Mungkin karena beberapa kali Kick Andy menampilkan tayangan berupa bantuan kepada sejumlah narasumber yang kami tampilkan, ada kesan saya memiliki dana untuk filantropi, untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Jujur saja saya tidak punya. Selama ini saya hanya berusaha mencari donatur yang memiliki visi sama dengan topik-topik yang diangkat di Kick Andy.
Karena itu, saya bermimpi suatu hari kelak saya bisa mengumpulkan sejumlah dana dari para donatur, di mana dana tersebut dapat saya gunakan untuk membantu saudara-saudara kita yang membutuhkannya. Saya yakin di tengah kondisi masyarakat yang cenderung individual belakangan ini, masih banyak hati manusia yang mudah terketuk melihat penderitaan sesama. Masih banyak orang yang tergerak untuk rasa kemanusiaan.
Saya bermimpi suatu hari kelak Kick Andy dapat menjadi jembatan yang mempertemukan dua kepentingan. Kepentingan orang-orang yang ingin membantu-tetapi kerap tidak tahu cara yang tepat-dengan mereka yang membutuhkan. Semoga Tuhan mengabulkan mimpi saya.[]
Dari buku
"Andy's Corner"
Kumpulan Curahan Hati Andy F Noya
KEMURAH HATIAN
๐ธ๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ข๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ข๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐.
(Mother Theresa)
Mahatma Gandhi bepergian dari satu kota ke kota lain, dari satu desa ke desa lain mengumpulkan dana untuk Charkha Sangh. Di salah satu singgahannya, dia berceramah di Orissa. Setelah ceramahnya, seorang perempuan bangkit dari duduknya. Tubuhnya bungkuk karena usia, rambutnya putih dan pakaiannya compang-camping. Petugas berusaha untuk menghentikannya, tetapi dia tetap memaksa untuk mendatangi tempat di mana Gandhi duduk. "Aku harus bertemu dia," dan akhirnya dia berhasil dan menyentuh kaki Gandhi.
Kemudian dari balik lipatan sarinya, dia mengeluarkan sebuah uang koin dan menaruh uang itu di kaki Gandhi. Gandhi memungut uang itu dengan hati-hati. Semua dana untuk Charkha Sangh dikumpulkan dan diurus oleh Jamnalal Bajaj. Dia kemudian meminta uang itu dari Gandhi, tetapi Gandhi menolak. "Saya menyimpan cek senilai 1000 rupe untuk Charka Sangh," Jamnalal Bajaj berkata sambil tertawa, "dan sekarang Anda tidak mempercayai saya untuk satu koin itu."
"Uang koin ini nilainya lebih banyak dari pada ribuan rupee itu," kata Gandhi. "๐ฑ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐๐ ๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐๐ ๐๐๐๐, ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐ ๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐. ๐ป๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐-๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐. ๐ซ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐. ๐ซ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐. ๐ซ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐. ๐ฐ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐ ๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐."
Dari buku
"The Power of Motivation of Soul".
56 Kisah Motivasi dan Pengembangan Diri Penyejuk Jiwa.
Rabu, 18 Mei 2022
HUBUNGAN DENGAN ORANG LAIN
ELLENA DAN MARIANO
Seorang gadis cilik berumur tujuh tahun mondar-mandir di depan pintu sambil sesekali memandang ke jalan raya dan kembali jam dinding. Sepertinya ia sedang menunggu kedatangan seseorang.
"๐ซ๐๐ ๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐, ๐๐๐๐," katanya kepada ayahnya
"๐บ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐, ๐ต๐๐?" tanya Ayahnya
"๐จ๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐ ๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐."
Ayahnya bertanya dengan ketus ,"๐๐๐๐-๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐, ๐๐๐๐๐๐ ๐๐?"
"๐ฉ๐๐๐๐, ๐๐๐."
Ayahnya menegurnya dengan keras karena berhubungan dengan laki-laki tua pemabuk yang tidak punya pekerjaan.
Tetapi dengan polos gadis itu menjawab,"๐ป๐๐๐ ๐๐๐๐, ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐." Banyak orang menjuluki gadis itu sebagai malaikat kecil, karena kebaikan dan kasihnya yang sangat besar kepada orang lain.
Keesokan harinya seorang perawat dari rumah sakit datang ke rumah gadis itu dan memperkenalkan dirinya lalu bertanya; "๐จ๐๐๐๐๐ ๐ ๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐ฌ๐๐๐๐๐?"
Sebelum sempat menjawab, gadis kecil itu menyela; "๐ฉ๐๐๐๐, ๐๐๐ ๐ฌ๐๐๐๐๐."
Perawat itu mengambil sebuah amplop coklat dari tasnya dan memberikannya kepadanya sambil berkata;
"๐ฐ๐๐ ๐ ๐๐๐ ๐ด๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐-๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐."
Gadis bernama Ellena meyakinkan kepada Ayahnya bahwa laki-laki berjenggot itu dapat dipercaya walaupun ia dikenal sebagai sosok laki-laki pemabuk dan seringkali meresahkan orang lain. Perawat itu juga menyampaikan pesan bahwa Mariano ingin sekali bertemu dengan Ellena.
Maka berdua dengan ayahnya, Elenna pergi ke rumah sakit untuk menemui pria berjenggot itu
Ketika mereka menjumpainya, laki-laki berjenggot itu menangis sambil berkata; "๐ป๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐. ๐บ๐๐๐-๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐ ๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐, ๐ต๐๐." Sambil terisak-isak laki-laki itu bercerita bagaimana ia terus bermabuk-mabukan selama ini, karena merasa putus asa dan tertolak. Tetapi pertemuannya dengan Ellena kecil telah mengubah segalanya. "๐จ๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐-๐๐๐๐ ๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐, " katanya.
Rupanya Sang Ayah belajar hal yang sangat berharga tentang bagaimana menyembuhkan orang melalui kasih sayang dan kepercayaan yang tulus kepada mereka.
๐บ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐๐, ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐. ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ข๐๐๐ ๐ข๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐, ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐ ๐๐๐๐ข๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐.
๐บ๐๐๐๐๐ ๐๐๐, ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐-๐๐๐๐๐ ๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐. ๐ฟ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐.[]
Dari buku
"Inspirasi Sukses 2"
Buku Wajib Bagi Mereka Yang Ingin Sukses
Kamis, 12 Mei 2022
MALAIKAT PENJAGA DARI KAMP KONSENTRASI
๐๐ฒ๐ฏ๐ฒ๐ฟ๐ฎ๐ป๐ถ๐ฎ๐ป ๐ฎ๐ฑ๐ฎ๐น๐ฎ๐ต ๐ฎ๐ฑ๐ฎ๐น๐ฎ๐ต ๐ธ๐ฒ๐๐ฎ๐ธ๐๐๐ฎ๐ป ๐๐ฒ๐๐ฒ๐ป๐ด๐ฎ๐ต ๐บ๐ฎ๐๐ถ -- ๐๐ฒ๐๐ฎ๐ฝ๐ถ ๐๐ฒ๐๐ฎ๐ฝ ๐๐ถ๐ฎ๐ฝ ๐ฏ๐ฒ๐ฟ๐๐ฎ๐ฟ๐๐ป๐ด
(๐๐ผ๐ต๐ป ๐ช๐ฎ๐๐ป๐ฒ)
Luba dibesarkan dalam komunitas Yahudi di Polandia yang kemudian menikah dengan Hersch Gercak dan dikaruniai seorang anak bernama Isaac.
Kehidupan keluarga yang nyaman itu porak-poranda dengan pecahnya perang. Tentara Nazi memburu orang-orang Yahudi untuk dimasukkan ke kamp Konsentrasi Auschwitz-Birkenau yang terkenal dengan kekejamannya.
Saat memasuki gerbang kamp, tentara SS merenggut Isaac dari pelukannya dan melemparkan anak berusia 3 tahun itu kedalam truk bersama anak-anak lain dan orang-orang tua untuk dibawa ke kamar gas. Tak lama kemudian datang truk menyeret suaminya yang sudah tak bernyawa. Sejak saat itu, Luba tidak punya gairah hidup lagi.
Namun, kekerasan hatinya mendorong ia untuk tidak menyerah. Sepertinya Tuhan memiliki tujuan untuk itu. Dengan kulit kepala yang dicukur plontos dan nomor tatto 32967 di lengannya, dia dipekerjakan di Rumah Sakit Auschwitz, sebuah bangunan dimana orang-orang dibiarkan meninggal.
Perlahan Luba berhasil mengatasi ketakutannya, belajar sedikit demi sedikit bahasa Jerman.
Desember 1944, Luba dikirim ke Kamp Bergen-Belsen. Tak ada kamar gas disitu, tapi angka kematian tetap banyak sehingga menjadi tempat pemusnahan yang praktis.
Keadaan semakin memburuk menjelang kedatangan tentara sekutu. Kendaraan pembawa orang kelaparan dan sakit makin berdatangan ke kamp.
Terdengar suara tangisan anak. Luba melihat ada sekelompok anak menggigil ketakutan. Dia memberikan isyarat agar tidak takut dan mendekati mereka.
"Apa yang terjadi? Kenapa kalian ada disini?" tanya Luba.
Dengan bahasa Jerman yang patah-patah, seorang anak yang terlihat lebih besar bernama Jack Rodri menceritakan tiba-tiba saja tentara SS membawa mereka tanpa tahu tujuannya. Hetty Werkendam, bocah perempuan berumur 14 tahun adalah anak tertua dari kelima puluh empat anak itu. Dia sedang menggendong Stella Degen yang berusia dua setengah tahun. Ada lagi beberapa anak yang lebih muda lagi.
Beberapa penghuni kamp mencegahnya membawa anak-anak itu kedalam barak, namun Luba tidak mengindahkan. "Kalau ini anak-anak kalian, apakah kalian akan menyuruhku mengusir mereka? Mereka ini anak manusia" jawaban itu membuat mereka terdiam.
Dari Jack diperoleh cerita mereka selamat dari kekejaman tentara Nazi, karena orang tua mereka yang ahli memotong berlian diperlukan Jerman. Mereka lalu dipisahkan dengan anak-anaknya di kamp Bergen-Belsen.
Hati Luba membumbung tinggi, bersyukur kepada Tuhan akan datangnya anak-anak ini. Tuhan telah mengembalikan makna hidupnya dengan jalan menyelamatkan anak-anak ini agar tidak seperti anaknya.
Karena tidak bisa disembunyikan, Luba memberitahu perwira SS dan berjanji mereka tidak akan membuat keributan.
"Apa yang akan kamu lakukan terhadap sampah Yahudi ini?" tanya perwira itu.
"Karena aku adalah seorang ibu" kata Luba "Karena aku kehilangan anakku di Auschwitz"
Sadar tangannya masih dipegang oleh Luba yang seorang tawanan, perwira itu meninju wajah Luba hingga terjengkang ke lantai.
Luba bangun, bibirnya berdarah. "Mengapa Anda ingin menyakiti anak-anak yang tidak berdosa? Mereka akan mati kalau tidak ada yang mengurus"
"Urus mereka!" kata perwira itu akhirnya.
"Mereka perlu makan. Izinkan aku minta roti"
Perwira itu menulis catatan yang oleh Luba lalu digunakan untuk mengambil roti.
Sejak itu Luba berkeliling ke gudang, dapur, tempat pemanggangan roti, melakukan barter, sesekali mencuri untuk anak-anak itu.
Anak-anak akan bersorak didepan pintu barak saat melihat Luba di kejauhan. "Dia datang! Dan membawa makanan untuk kita".
Mereka mencintai Luba seperti ibunya sendiri, karena Luba mencarikan makanan, memenuhi kebutuhan mereka, merawat yang sakit, dan menghibur. Tidak ada halangan bahasa Belanda mereka yang tidak dipahami Luba, karena adanya bahasa cinta.
Mendekatnya pasukan sekutu pada musim semi 1945, membuat kamp semakin porak-poranda. Mayat-mayat bergelimpangan, orang sekarat, penyakit tifus dan disentri merajalela.
Beberapa anak asuh Luba tak luput dari wabah ini. Dengan sabar ia menjaga, mengobati, menyuapi dan mendoakan mereka.
Minggu, 15 April 1945 pasukan Inggris tiba dan membebaskan mereka. "Kalian bebas...Kalian bebas" diserukan dalam beberapa bahasa.
Tinggal limapuluh dua anak yang diasuh Luba yang bertahan hidup. Saat sudah cukup kuat, mereka diterbangkan dengan pesawat militer untuk pulang didampingi Luba. Seorang pegawai Belanda menulis "Berkat dialah anak-anak itu bisa bertahan hidup. Sebagai orang Belanda, kami sungguh berutang Budi atas pertolongannya"
Luba masih menemani mereka sampai mereka bertemu dengan ibunya, yang hampir semuanya selamat.
Oleh Palang Merah Internasional, Luba ditugaskan pula untuk menemani 40 anak yatim piatu dari beberapa kamp ke Swedia untuk memulai hidup baru.
Di Swedia Luba bertemu dengan Sol Frederick, seorang korban selamat dari Holocaust. Mereka menikah dan dikaruniai dua orang anak, namun Luba tak bisa melupakan anak-anaknya yang lain.
Dimana mereka?
Jack Rodri menjadi pengusaha sukses dan tinggal di Los Angeles. Hetty Werkendam sukses bekerja di bidang properti di Australia. Gerard Lakmaker hidup makmur sebagai pemilik pabrik. Stella Degen tak bisa mengingat peristiwa di Bergen-Belsen, namun ibunya menceritakan tentang wanita hebat bernama Luba Gercak yang menjaganya.
Anak-anak lainnya memutuskan untuk mencari Luba. Jack Rodri berhasil tampil di TV dan menceritakan kisah Luba. "Jika ada yang mengetahui dimana dia berada" kata Jack "tolong hubungi stasiun TV ini".
Seseorang menelepon ke TV dari Washington DC "Dia berada di kota ini"
Sepekan kemudian Jack mendatangi apartemen Luba dan mereka berpelukan sambil menangis tanpa malu-malu.
Tak lama kemudian, Gerard Lakmaker yang tinggal di London mengatur pemberian penghargaan untuk Luba. Beberapa anak asuh Luba yang lain yang saling berhubungan, berusaha mengumpulkan anak-anak lain tanpa lelah.
April 1995, tepat 50 tahun perayaan kebebasan mereka, sekitar tiga puluh orang pria dan wanita yang selama ini belum pernah bertemu sejak anak-anak, berkumpul di Balaikota Amsterdam untuk menghormati Luba.
Dengan suara parau karena terharu, wakil walikota, mewakili Ratu Beatrix memberikan penghargaan kepada Luba Medali Perak Kehormatan Belanda untuk Jasa Kemanusiaan. Luba terharu menerimanya.
Usai upacara, Stella Degen-Fertig menghampiri Luba. "Aku selalu memikirkan ibu selama hidupku" kata Stella"Ibuku sering mengatakan ia telah melahirkanku, tapi kepada Luba aku telah berutang nyawa. Dia mengingatkan agar aku tidak lupa akan hal itu". Sambil memeluk Luba dan menangis ia berbisik "Aku tidak akan pernah lupa"
Luba membalas pelukan itu dengan air mata berlinang. Karena inilah penghargaan sejati baginya: "anak-anaknya", mendapatkan kembali cinta yang menyelamatkan mereka - dan dirinya- dari bayangan Kamp Kematian.
๐ฒ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐. ๐ต๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐ ๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐, ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐
Dari buku
Everyday Greatness
Inspirasi Untuk Mencapai Kehidupan yang Bermakna
Keterangan foto: Pertemuan Luba Gercak (depan) bersama anak-anak asuhnya setelah limapuluh tahun berpisah
๐ช๐จ๐น๐ท๐ฌ ๐ซ๐ฐ๐ฌ๐ด
"๐๐๐ฆ๐๐ง๐๐ง๐ ๐๐ง ๐ฌ๐๐ฅ๐๐ฅ๐ฎ ๐ฆ๐ฎ๐ง๐ ๐ค๐ข๐ง ๐๐๐ ๐ข ๐จ๐ซ๐๐ง๐ ๐ฒ๐๐ง๐ ๐ฆ๐๐ง๐จ๐ฅ๐๐ค ๐ฎ๐ง๐ญ๐ฎ๐ค ๐๐๐ซ๐ก๐๐ง๐ญ๐ข ๐๐๐ซ๐ฃ๐ฎ...
-
"๐ณ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐, ๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ ๐๐๐๐๐๐-๐๐๐๐๐๐ ๐ข๐...
-
"๐๐๐๐๐ซ๐ฆ๐๐ฐ๐๐ง๐๐ง ๐ฌ๐๐ฃ๐๐ญ๐ข ๐๐๐๐ฅ๐๐ก ๐ฆ๐๐ฅ๐๐ค๐ฎ๐ค๐๐ง ๐ฌ๐๐ฌ๐ฎ๐๐ญ๐ฎ ๐ฒ๐๐ง๐ ๐๐๐ข๐ค ๐ฎ๐ง๐ญ๐ฎ๐ค ๐ฌ๐๐ฌ๐๐จ๐ซ๐๐ง๐ ...
-
"๐ ๐ฎ๐๐ฎ ๐ฑ๐ฒ๐ฝ๐ฎ๐ป ๐๐ฒ๐ฟ๐ด๐ฎ๐ป๐๐๐ป๐ด ๐ฝ๐ฎ๐ฑ๐ฎ ๐ฎ๐ฝ๐ฎ ๐๐ฎ๐ป๐ด ๐ธ๐ฎ๐บ๐ ๐น๐ฎ๐ธ๐๐ธ๐ฎ๐ป ๐ต๐ฎ๐ฟ๐ถ ๐ถ๐ป๐ถ" (Mahatma Gandhi) Progr...






