Selasa, 05 Juli 2022

𝔽𝕀𝕃𝕆𝕊𝕆𝔽𝕀 𝕂𝕆ℙ𝕀


Seorang ayah berkata kepada seorang anaknya "𝑻𝒐𝒍𝒐𝒏𝒈 𝒃𝒖𝒂𝒕𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒐𝒑𝒊 𝒅𝒖𝒂 𝒄𝒂𝒏𝒈𝒌𝒊𝒓 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒅𝒖𝒂, 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒈𝒖𝒍𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒋𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒖 𝒕𝒖𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒉𝒖𝒍𝒖, 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒘𝒂 𝒔𝒂𝒋𝒂 𝒌𝒆 𝒎𝒂𝒓𝒊 𝒃𝒆𝒔𝒆𝒓𝒕𝒂 𝒕𝒐𝒑𝒍𝒆𝒔𝒏𝒚𝒂." 

"𝑩𝒂𝒊𝒌, 𝒀𝒂𝒉," ujar sang anak dengan santun.

Tidak berapa lama kemudian, anaknya sudah membawa dua cangkir kopi yang masih hangat, gula di dalam toples, dan sendok kecil.

"𝑪𝒐𝒃𝒂 𝒄𝒊𝒄𝒊𝒑, 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒌𝒐𝒑𝒊𝒎𝒖,𝑵𝒂𝒌?" tanya ayahnya "

𝑷𝒂𝒉𝒊𝒕 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊, 𝒀𝒂𝒉."

Ayahnya kembali memberikan perintah dengan lembut,

"𝑻𝒖𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒏𝒅𝒐𝒌 𝒈𝒖𝒍𝒂 𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒂𝒅𝒖𝒌𝒍𝒂𝒉. 𝑲𝒊𝒏𝒊, 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂𝒏𝒚𝒂?"

"𝑵𝒂𝒉, 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒖𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒑𝒂𝒉𝒊𝒕𝒏𝒚𝒂," jawab anaknya 

Ayah tersebut berkata kembali, "𝑻𝒖𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒏𝒅𝒐𝒌 𝒈𝒖𝒍𝒂 𝒍𝒂𝒈𝒊, 𝒂𝒅𝒖𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝒄𝒊𝒄𝒊𝒑𝒊".

Anak itu pun menjawab, "𝑺𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒖𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒑𝒂𝒉𝒊𝒕𝒏𝒚𝒂, 𝒀𝒂𝒉."

Kembali ayahnya berkata, "𝑻𝒖𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒏𝒅𝒐𝒌 𝒈𝒖𝒍𝒂 𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒂𝒅𝒖𝒌𝒍𝒂𝒉. 𝑲𝒊𝒏𝒊, 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂𝒏𝒚𝒂?"

"𝑹𝒂𝒔𝒂 𝒎𝒂𝒏𝒊𝒔 𝒎𝒖𝒍𝒂𝒊 𝒕𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂, 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒑𝒂𝒉𝒊𝒕 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒔𝒆𝒅𝒊𝒌𝒊𝒕 𝒕𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒋𝒖𝒈𝒂, 𝒀𝒂𝒉," ucap sang anak. 

"𝑲𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒃𝒆𝒈𝒊𝒕𝒖, 𝒕𝒖𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒏𝒅𝒐𝒌 𝒈𝒖𝒍𝒂, 𝒂𝒅𝒖𝒌 𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒄𝒊𝒄𝒊𝒑𝒊. 𝑲𝒊𝒏𝒊, 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂𝒏𝒚𝒂?" tanya ayahnya.

Anaknya menjawab , "𝒎𝒂𝒏𝒊𝒔 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊, 𝒀𝒂𝒉."

Kembali ayahnya mengeluarkan perintah yang sama seperti perintah sebelumnya,

"𝑻𝒖𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒏𝒅𝒐𝒌 𝒈𝒖𝒍𝒂 𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒂𝒅𝒖𝒌𝒍𝒂𝒉. 𝑲𝒊𝒏𝒊, 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂𝒏𝒚𝒂?"

Sang anak menjawab dengan cepat, "𝑻𝒆𝒓𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒎𝒂𝒏𝒊𝒔, 𝒎𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒆𝒏𝒂𝒌, 𝒀𝒂𝒉."

"𝑻𝒖𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒏𝒅𝒐𝒌 𝒈𝒖𝒍𝒂 𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒂𝒅𝒖𝒌𝒍𝒂𝒉. 𝑲𝒊𝒏𝒊, 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂𝒏𝒚𝒂?" kembali ayahnya berkata. 

"𝑹𝒂𝒔𝒂 𝒌𝒐𝒑𝒊 𝒊𝒏𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒆𝒏𝒂𝒌. 𝑳𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒆𝒏𝒂𝒌 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒂𝒅𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒑𝒂𝒉𝒊𝒕 𝒌𝒐𝒑𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒏𝒊𝒔 𝒈𝒖𝒍𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒎𝒂-𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂, 𝒀𝒂𝒉," ujar anaknya seraya menutup mulut.

Ayah tersebut berhenti memberikan perintah. la mulai menjelaskan dengan tutur kata yang lembut, "𝑲𝒆𝒕𝒂𝒉𝒖𝒊𝒍𝒂𝒉, 𝑵𝒂𝒌, 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒋𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒅𝒊𝒂𝒎𝒃𝒊𝒍 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒄𝒐𝒏𝒕𝒐𝒉 𝒊𝒏𝒊 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒑𝒂𝒉𝒊𝒕 𝒌𝒐𝒑𝒊 𝒊𝒃𝒂𝒓𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒎𝒊𝒔𝒌𝒊𝒏𝒂𝒏 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑, 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒎𝒂𝒏𝒊𝒔 𝒈𝒖𝒍𝒂 𝒊𝒃𝒂𝒓𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒌𝒂𝒚𝒂𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒓𝒕𝒂."

Ayah itu bertanya,"𝑴𝒆𝒏𝒖𝒓𝒖𝒕𝒎𝒖, 𝒌𝒆𝒏𝒊𝒌𝒎𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌𝒏𝒚𝒂, 𝑵𝒂𝒌?"

Sang anak termenung sejenak lalu menjawab, "𝒀𝒂, 𝒀𝒂𝒉, 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈, 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒎𝒖𝒍𝒂𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒓𝒕𝒊. 𝑲𝒆𝒏𝒊𝒌𝒎𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒉𝒊𝒅𝒖𝒑 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒍𝒖𝒏𝒚𝒂, 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒍𝒂𝒎𝒑𝒂𝒖𝒊 𝒃𝒂𝒕𝒂𝒔. 𝑻𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂 𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒂𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒋𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒊, 𝒀𝒂𝒉."

Ayahnya lalu tersenyum lebar sambil berkata, "𝑵𝒂𝒉, 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒄𝒂𝒎𝒑𝒖𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒐𝒑𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒊 𝒈𝒖𝒍𝒂 𝒕𝒂𝒅𝒊 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒐𝒑𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒊 𝒈𝒖𝒍𝒂. 𝑲𝒆𝒎𝒖𝒅𝒊𝒂𝒏, 𝒂𝒅𝒖𝒌𝒍𝒂𝒉 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒖𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒄𝒂𝒏𝒈𝒌𝒊𝒓 𝒊𝒏𝒊. 𝑴𝒂𝒓𝒊, 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒔𝒂𝒎𝒂-𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒌𝒎𝒂𝒕𝒊 𝒔𝒆𝒄𝒂𝒏𝒈𝒌𝒊𝒓 𝒌𝒐𝒑𝒊 𝒊𝒏𝒊."

 Sang anak mengerjakan perintah ayahnya. Setelah itu, kembali ayahnya bertanya,"𝑩𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂𝒏𝒚𝒂?"

Anaknya menjawab mantap, "𝑻𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒏𝒊𝒌𝒎𝒂𝒕, 𝒀𝒂𝒉."

Ayahnya lalu memberikan pesan penutup dengan kalimat yang indah, "𝑩𝒆𝒈𝒊𝒕𝒖 𝒑𝒖𝒍𝒂, 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒊 𝒌𝒆𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒓𝒕𝒂, 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒏𝒊𝒌𝒎𝒂𝒕 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒆𝒏𝒈𝒌𝒂𝒖 𝒎𝒂𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈-𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒆𝒓𝒍𝒖𝒌𝒂𝒏."[]

"𝙻𝚒𝚑𝚊𝚝𝚕𝚊𝚑 𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚛𝚎𝚗𝚍𝚊𝚑 𝚍𝚊𝚛𝚒𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞, 𝚍𝚊𝚗 𝚓𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗𝚕𝚊𝚑 𝚖𝚎𝚕𝚒𝚑𝚊𝚝 𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚝𝚒𝚗𝚐𝚐𝚒 𝚍𝚊𝚛𝚒𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚔𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚎𝚖𝚒𝚔𝚒𝚊𝚗 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚕𝚊𝚢𝚊𝚔 𝚊𝚐𝚊𝚛 𝚔𝚊𝚕𝚒𝚊𝚗 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚖𝚎𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚗𝚒𝚔𝚖𝚊𝚝 𝙰𝚕𝚕𝚊𝚑"

(HR al-Bukhari dan Muslim)


Dari Buku

"Dari Kuntum Menjadi Bunga" Jilid 2

Seri Kumpulan Kisah Inspirasi

𝗟𝗜𝗠𝗔𝗣𝗨𝗟𝗨𝗛 𝗗𝗘𝗧𝗜𝗞 𝗧𝗔𝗞 𝗧𝗘𝗥𝗟𝗨𝗣𝗔𝗞𝗔𝗡


Yasuhiro Yamashita sudah meraih sabuk hitam Judo pada saat SMP, dan menjadi juara Jepang pada usia 19 tahun, saat ia kuliah di Universitas Tokai. Ia pernah menjadi juara Jepang sembilan tahun berturut-turut, juara dunia tiga kali yang kemudian membawanya ke Olimpiade.


Los Angeles, Amerika serikat 1984

Pada perempat final Yasuhiro Yamashita berhadapan dengan Arthur Schnabel dari Jerman. Kemenangannya itu harus ditebus dengan cideranya otot betis. Namun dia tidak mau membuat malu negaranya sehingga memutuskan untuk maju ke semifinal.

Laurent del Colombo sudah menunggu Yamashita di babak tersebut. Dan tigapuluh detik kemudian Yamashita terbanting di matras. Tak lama kemudian ia berhasil mengimbangi sehingga skornya seri. Dan dengan susah payah akhirnya Yamashita memenangkan pertandingan tersebut. Namun ia harus menebusnya dengan sobekan otot betisnya semakin melebar. Kembali dia maju ke babak final.

Mohammed Ali Rashwan dari Mesir sudah menunggunya di babak final. Dengan berjalan sambil menyeret kakinya Yamashita berdiri didepan Ali Rashwan.

Pertarungan kedua Judoka tangguh itu rupanya dalam posisi bergumul diatas matras (ne waza). Pada detik ke limapuluh wasit menghentikan pertandingan setelah Yamashita melakukan kuncian yang membuat Ali Rashwan tak berkutik. Yamashita memenangkan babak final dengan nilai mutlak.


Olimpiade telah usai, namun di Alexandria, Mesir Ali Rashwan masih merasakan peristiwa itu.

Setiap kali melihat rekaman pertandingan final antara dirinya dan Yamashita, matanya berkaca-kaca. Sebuah rasa haru yang memang sudah pada tempatnya sebagaimana ungkapannya, "𝑷𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏𝟏𝟗𝟖𝟒, 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒑𝒊𝒍𝒊𝒉 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒘𝒂𝒌𝒊𝒍𝒊 𝒏𝒆𝒈𝒂𝒓𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒅𝒊 𝒐𝒍𝒊𝒎𝒑𝒊𝒂𝒅𝒆 𝒅𝒊 𝑳𝒐𝒔 𝑨𝒏𝒈𝒆𝒍𝒆𝒔. 𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒂𝒉𝒖 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒌𝒂𝒕𝒆𝒈𝒐𝒓𝒊 𝒔𝒂𝒚𝒂, 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒅𝒊𝒌𝒂𝒍𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒀𝒂𝒔𝒖𝒉𝒊𝒓𝒐 𝒀𝒂𝒎𝒂𝒔𝒉𝒊𝒕𝒂, 𝒅𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒊𝒎𝒑𝒊 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒆𝒎𝒖 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒊 𝒇𝒊𝒏𝒂𝒍 𝒐𝒍𝒊𝒎𝒑𝒊𝒂𝒅𝒆. 𝑺𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒓𝒖𝒏𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒍𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂. 𝒍𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒊𝒌𝒐𝒏 𝒔𝒆𝒋𝒂𝒕𝒊 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒋𝒖𝒅𝒐𝒌𝒂 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒔𝒂𝒂𝒕 𝒊𝒕𝒖."

Para wartawan bertanya apakah Rashwan tidak tahu bahwa Yamashita sudah cedera parah pada kaki kanannya? Jadi, Rashwan secara taktis bisa memusatkan serangan pada kaki terlemah dan memenangi perlombaan, serta merenggut medali kebanggaan setiap atlet dari seluruh negara, yakni medali emas olimpiade.

Rashwan menjawab,

"𝑺𝒆𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂, 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒎𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒊𝒕𝒖. 𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 𝒉𝒂𝒓𝒊, 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈-𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒀𝒂𝒎𝒂𝒔𝒉𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒖𝒌𝒂. 𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒓𝒊𝒎𝒂 𝒉𝒂𝒍 𝒕𝒆𝒓𝒔𝒆𝒃𝒖𝒕 𝒅𝒆𝒎𝒊 𝒅𝒊𝒓𝒊 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊."


Jiwa sportivitas Rashwan menolak untuk menyerang kaki Yamashita yang pasti akan memperburuk koyakan lukanya. Rashwan memilih bertanding dengan cara ne waza, yaitu bergumul di bawah sebab dengan cara tersebut maka kaki Yamashita akan berkurang bebannya. Sebaliknya, cengkeraman, pitingan, dan kuncian tangan akan lebih dimaksimalkan. Namun, pilihan yang diambilnya salah.


Mata Rashwan berkaca-kaca, tetapi bukan karena penyesalan akibat pilihan "salah" yang diambilnya saat final. Sekalipun ia pulang dengan merelakan medali emas kepada Yamashita, Rashwan membawa pulang sebuah medali lain yang dikeluarkan oleh International Fair Committee, yakni medali emas fair play atas jiwa sportivitas Rashwan pada babak final olimpiade. Medali puncak kebanggaan setiap atlet yang mengetahui persis arti dari kejujuran dan keadilan dalam setiap pertandingan.


Ali Rashwan hanya seorang laki-laki sederhana yang dikenal ramah-tamah kepada siapa pun. Akan tetapi, keteladanan yang dimilikinya telah membuat Rashwan menjadi figur yang sangat dihormati, bahkan secara rutin dia diundang ke Jepang sebagai tamu kehormatan oleh Federasi Judo Jepang.[]


Dari buku

"Dari Kuntum Menjadi Bunga" Jilid 2.

Seri Kumpulan Kisah Inspiratif

𝘽𝙀𝙍𝘽𝙀𝙎𝘼𝙍 𝙃𝘼𝙏𝙄 𝙎𝙀𝙋𝙀𝙍𝙏𝙄 𝙆𝙀𝙃𝙄𝘿𝙐𝙋𝘼𝙉 𝙆𝙐𝙆𝘼𝙉𝙂


"𝔗𝔞𝔨 𝔰𝔢𝔬𝔯𝔞𝔫𝔤𝔭𝔲𝔫 𝔪𝔢𝔪𝔟𝔲𝔞𝔱 𝔄𝔫𝔡𝔞 𝔠𝔢𝔪𝔟𝔲𝔯𝔲, 𝔪𝔞𝔯𝔞𝔥, 𝔪𝔢𝔫𝔡𝔢𝔫𝔡𝔞𝔪, 𝔞𝔱𝔞𝔲 𝔯𝔞𝔨𝔲𝔰 -- 𝔨𝔢𝔠𝔲𝔞𝔩𝔦 𝔄𝔫𝔡𝔞𝔦 𝔪𝔢𝔫𝔤𝔦𝔧𝔦𝔫𝔨𝔞𝔫𝔫𝔶𝔞"

(Napoleon Hill)


Satwa bernama latin Nyticebus caucang ini hidup pada ketinggian 1.300 mdpl di Gunung Kinabalu, Sabah Malaysia. Primata mungil dengan berat badan kurang dari 1 kg ini bergerak sangat lamban dari dahan ke dahan dengan menggantung. Hidup sebagai binatang malam (nocturnal), pada siang hari tidur dengan menggulung kepalanya sehingga terletak diantara dua kakinya untuk mengindari musuh


Satu hal penting yang perlu kita pelajari dari kehidupan kukang adalah bagaimana kukang jantan berkompetisi untuk mendapatkan kukang betina. Kalau biasanya seekor binatang harus bertarung hingga berdarah-darah untuk memperebutkan betina seperti badak Sumatra yang harus bertarung hanya untuk bercinta, tetapi tidak untuk kehidupan kukang. 

Mereka berlomba kecepatan untuk berlari sampai ke garis finis. Dan garis finisnya adalah dahan dimana sang betina bergelantung menanti kedatangan sang jantan. Dalam gerakannya yang sangat lamban itu, kukang berpacu dimana makhluk yang disebut silamban ini ukuran yang menentukan bukanlah kecepatan. Melainkan perhitungan naluri serta kecerdikan untuk menemukan dahan dan ranting yang akan menjadi penghubung dari satu pohon ke pohon lain hingga mereka sampai kehadapan sang puteri.


Ketika kukang jantan berhasil meraih ranting tempat sang puteri bersanding maka kukang jantan yang mengikuti pertandingan akan menghentikan perebutannya.


Mereka berbesar hati untuk mempersilakan sang pemenang menikmati kehidupan penuh privasi. Tanpa darah. Tanpa kekerasan. Tanpa hujatan. Tanpa balas dendam.[]



𝘖𝘳𝘢𝘯𝘨-𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘬𝘦𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘵𝘪, 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘳𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘯𝘥𝘢𝘩. 𝘚𝘦𝘣𝘢𝘣 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘳𝘦𝘯𝘥𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘳𝘦𝘯𝘥𝘢𝘩



Dari buku

"Manusia Pembelajar Adalah Manusia Sukses"

Senin, 04 Juli 2022

𝐏𝐄𝐍𝐉𝐔𝐀𝐋 𝐏𝐈𝐒𝐀𝐍𝐆 𝐆𝐎𝐑𝐄𝐍𝐆 𝐌𝐄𝐍𝐂𝐀𝐑𝐈 𝐓𝐔𝐇𝐀𝐍


Warung itu terletak tidak jauh dari kompleks perhotelan yang mewah.

kedatangan saya diwarungnya disambut dengan senyum ramah sambil menyodorkan pisang goreng dan menanyakan minuman yang saya pesan.

Pemilik warung itu bernama Sudiro, tapi akrab dipanggil dengan Wak Diro. Dari obrolan dengannya saya mengetahui ia adalah perantau asal Kudus yang sudah 16 tahun menjual gorengan pisang.


Dalam satu hari ia bisa menghabiskan satu tandan besar dan hasil penjualannya bisa menyekolahkan keempat anaknya hingga menjadi sarjana. Wak Diro rupanya pernah kuliah di fakultas teknik universitas negeri di Yogyakarta, walau ia hanya bisa sampai semester 5. Kenapa tidak bisnis yang lain Wak? Atau menjadi pegawai negeri? Tanya seseorang menyelidik. Belum sempat ia menjawab, ia minta permisi karena datang satu mobil Kijang Inova baru yang mendekat. Ternyata mobil itu dikemudikan oleh istrinya yang mengantarkan sesuatu. Pikiran saya berputar tak tentu, "𝑺𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍 𝒑𝒊𝒔𝒂𝒏𝒈 𝒈𝒐𝒓𝒆𝒏𝒈 𝒎𝒂𝒎𝒑𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒖𝒍𝒊𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕 𝒂𝒏𝒂𝒌𝒏𝒚𝒂 𝒉𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒔𝒂𝒓𝒋𝒂𝒏𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒊𝒏𝒊 𝒅𝒊𝒅𝒆𝒑𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒕𝒂 𝒔𝒂𝒚𝒂, 𝒔𝒊 𝑰𝒔𝒕𝒓𝒊 𝒅𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒎𝒐𝒃𝒊𝒍 𝒃𝒂𝒓𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒖𝒓𝒂𝒉 𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂𝒏𝒚𝒂".

Penasaran, saya mencoba untuk mengamati semua sudut warung kecil itu. Penataan dagangan lumayan menarik, tetapi tidak istimewa. Kualitas produknya berupa gorengan juga terasa sama seperti pisang goreng ditempat lain. Atmosfir warung juga sama seperti warung-warung lain, walau yang ini terlihat lebih bersih dan terjaga. Sarana promosi sangat sederhana, hanya tulisan Pisang Goreng Panas yang ditulis tangan dengan kuas biasa. Daftar harga tercetak di selembar kertas terlaminasi yang ditempel didinding sebelah kiri. Ada dua orang pegawai yang membantu menggoreng, membuat minuman dan melayani pelanggan sekaligus. Tetapi jumlah pembelinya tiada henti seperti air mengalir. Tak lama kemudian istri Wak Diro pergi, kata Wak Diro, istrinya harus mengantar beberapa kertas tisue ke lima cabangnya yang lain. Rahasia bisnisnya yang ajaib itu makin membuat saya penasaran 

"𝑴𝒂𝒔, 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒚𝒂𝒏 𝒂𝒑𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒄𝒂𝒚𝒂 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑮𝒖𝒔𝒕𝒊 𝑨𝒍𝒍𝒂𝒉?, Wak Diro melontarkan pertanyaan kepada saya. Sebuah pertanyaan yang sulit untuk dijawab, karena saya tidak bisa memperkirakan kemana arah pemikirannya. Lalu tanpa menunggu jawaban saya, Wak Diro menjelaskan bahwa dalam 8 tahun terakhir la tidak lagi mencari uang semata, tapi ia mencari Tuhan. "𝑼𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒃𝒐𝒏𝒖𝒔 𝒂𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒏𝒄𝒂𝒓𝒊𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒂𝒃𝒅𝒊𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒌𝒆 𝑮𝒖𝒔𝒕𝒊 𝑨𝒍𝒍𝒂𝒉". Ia meyakini bahwa hanya Tuhan yang sanggup mengarahkan dirinya kepada kondisi apapun. "𝑴𝒂𝒔, 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒑𝒊𝒔𝒂𝒏𝒈 𝒈𝒐𝒓𝒆𝒏𝒈 𝒍𝒉𝒐" aku Wak Diro, "𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒊𝒏𝒊 𝒔𝒆𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒏𝒕𝒖 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈-𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒈𝒂𝒓 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒊𝒃𝒂𝒅𝒂𝒉 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒊𝒌".

"𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒊𝒏𝒊 𝒔𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒏𝒕𝒖 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒈𝒂𝒏𝒋𝒂𝒍 𝒑𝒆𝒓𝒖𝒕𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒈𝒂𝒓 𝒊𝒃𝒂𝒅𝒂𝒉 𝒔𝒉𝒂𝒍𝒂𝒕 𝑨𝒔𝒉𝒂𝒓 𝒅𝒂𝒏 𝑴𝒂𝒈𝒉𝒓𝒊𝒃-𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒊𝒌, 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒋𝒂𝒎 𝒎𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒃𝒊𝒂𝒔𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝑺𝒉𝒂𝒍𝒂𝒕 𝑰𝒔𝒚𝒂" terang Wak Diro. 

Saya mulai memahami apa maksud kalimat Wak Diro sebelumnya, "𝑼𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒃𝒐𝒏𝒖𝒔 𝒂𝒕𝒂𝒔 𝒑𝒆𝒏𝒄𝒂𝒓𝒊𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒂𝒃𝒅𝒊𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒌𝒆 𝑮𝒖𝒔𝒕𝒊 𝑨𝒍𝒍𝒂𝒉".

Kini saya paham, mengapa ia begitu ramah menyambut tamu-tamunya, kualitas gorengan tetap terjaga baik ukuran maupun takarannya dan ruangan kedai ini tetap terjaga kebersihannya. Jelas bukan karena sekadar mencari uang, tetapi Wak Diro sedang beribadah. Mencari keridhaan Tuhan.

Wak Diro sudah menemukan kunci dasar sukses bisnis. la tidak sekadar menjual jajanan, ia muncul dengan alasan yang lebih mulia. Pisang goreng hanya media mendapatkan ridha Sang Khalik. semua bentuk kerja dan bisnis dikerjakannya dengan menghadirkan batin, tulus dan ikhlas.[]



Dari buku

"Manusia Pembelajar Adalah Manusia Sukses"

Sabtu, 02 Juli 2022

𝙈𝙀𝙉𝙂𝙃𝙀𝙉𝙏𝙄𝙆𝘼𝙉 𝙃𝘼𝙈𝘽𝘼𝙏𝘼𝙉


"𝑲𝒆𝒍𝒆𝒎𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒓𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒆𝒓𝒂𝒉. 𝑪𝒂𝒓𝒂 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒔𝒖𝒌𝒔𝒆𝒔 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒄𝒐𝒃𝒂 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊 𝒍𝒂𝒈𝒊. ”

(Thomas A. Edison)


Kathryn Stockett menulis novel "The Help" selama 5 tahun sejak th 2001.

Setelah selesai,dia kemudian menawarkan untuk diterbitkan dan langsung ditolak.Beberapa bulan kemudian Stockett merevisi dan kembali menawarkan.Hasilnya,kembali ditolak.Begitu berulang sampai 15 kali oleh pelbagai penerbit.

Karena penasaran, Stockett memberikan "The Help" kepada beberapa temannya untuk dikomentari.Kebanyakan dari mereka justru menyarankan agar ia menulis novel lain saja.Namun Stockett bersikeras dengan mengatakan bahwa ia akan menulis novel lain kalau "The Help" sudah diterbitkan.

Suatu saat Stockett mengikuti  seminar yg dihadiri seorang penulis yg naskahnya pernah ditolak 14 kali.Mendengar itu Stockett bersemangat dengan naskahnya yg sudah ditolak lebih dari 40 kali.Akhirnya Stockett kembali merevisi draft novel tersebut.Bahkan saat menjelang melahirkan anak pertamanya,dia masih memperbaiki naskahnya.Kalau tidak ditegur oleh perawat barangkali dia akan melahirkan sambil mengedit "The Help".

Dengan berat hati draft itu dititipkan kepada suaminya.

Selang lima hari setelah melahirkan,ia menginap di sebuah hotel dan menulis ulang "The Help". Setelah selesai,ia kembali mengirimkan ke penerbit melalui agen naskah.Dan pada penawaran ke 61,barulah novel itu mendapat respon yg positif.Ketika pada akhirnya diterbitkan, novel tersebut mendapat predikat best seller dan terjual sampai 5 juta kopi.


"𝓗𝓪𝓶𝓫𝓪𝓽𝓪𝓷 𝓽𝓲𝓭𝓪𝓴 𝓫𝓲𝓼𝓪 𝓶𝓮𝓷𝓰𝓱𝓮𝓷𝓽𝓲𝓴𝓪𝓷 𝓐𝓷𝓭𝓪

𝓞𝓻𝓪𝓷𝓰 𝓵𝓪𝓲𝓷 𝓽𝓲𝓭𝓪𝓴 𝓫𝓲𝓼𝓪 𝓶𝓮𝓷𝓰𝓱𝓮𝓷𝓽𝓲𝓴𝓪𝓷 𝓐𝓷𝓭𝓪

𝓗𝓪𝓷𝔂𝓪 𝓐𝓷𝓭𝓪 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓫𝓲𝓼𝓪 𝓶𝓮𝓷𝓰𝓱𝓮𝓷𝓽𝓲𝓴𝓪𝓷 𝓐𝓷𝓭𝓪"

(Jeffrey Gitomer)


Dari buku

The Tsunami Effect

Rabu, 29 Juni 2022

𝘼𝙂𝙀𝙉 𝙋𝙀𝙍𝙐𝘽𝘼𝙃𝘼𝙉 𝙄𝙆𝘼𝙉 𝙎𝘼𝙇𝙈𝙊𝙉

 



Sebenarnya, ikan salmon adalah ikan air tawar, sebab ia ditetaskan dan dibesarkan di lingkungan sungai. Ikan salmon lalu tumbuh dan berkembang di sekitar area sungai tempat ia menetas. Namun, setelah dewasa ikan salmon akan memulai petualangannya untuk melihat dunia yang lebih luas, yaitu lautan yang tak terbatas. 
Tak mudah untuk mencapai lautan, sebab harus menempuh jarak puluhan kilometer dengan segala risikonya. Dan, yang paling hebat adalah kemampuan beradaptasinya di lingkungan baru, yaitu lautan yang berair asin.

Setelah sekian lama ikan salmon tinggal di dunia barunya yang sangat luas, ia akan kembali lagi ke sungai di mana ia ditetaskan dan tumbuh kembang dulu. Maka dimulailah perjalanan panjang yang membahayakan untuk kembali pulang. Hal yang sama dilakukan oleh ikan salmon betina yang telah dibuahi dan siap bertelur.

Tak mudah bagi ikan salmon betina untuk bisa bertelur dan menghasilkan keturunan yang baru. Dia harus berenang melawan arus, siap diterkam oleh beruang dan berang-berang, harus berlompatan menghindari batu dan jeram. Tak sedikit memang ikan salmon yang akhirnya mati di tengah jalan.

Induk salmon yang berhasil mencapai kampung halaman, akan bertelur, menetaskan ratusan ikan salmon generasi baru yang siap menggantikan pendahulunya yang telah gugur di perjalanan pulang.
Siklus hidup ikan salmon yang unik ini mencerminkan sosok agen perubahan.

Seorang agen perubahan (Agent of Change) harus mempunyai karakter yang unik juga, diantaranya adalah: 

𝚂𝚊𝚗𝚐𝚐𝚞𝚙 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚍𝚊𝚙𝚝𝚊𝚜𝚒 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚐𝚊𝚕𝚊 𝚖𝚊𝚌𝚊𝚖 𝚕𝚒𝚗𝚐𝚔𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗.

𝚃𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚙𝚞𝚊𝚜 𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚍𝚒 𝚝𝚎𝚖𝚙𝚊𝚝 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚜𝚊𝚖𝚊, 𝚝𝚎𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚖𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒𝚔𝚒 𝚙𝚎𝚗𝚐𝚊𝚕𝚊𝚖𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚊𝚜 𝚍𝚒 𝚜𝚎𝚖𝚞𝚊 𝚝𝚊𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 

𝙱𝚎𝚛𝚊𝚗𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚊𝚖𝚋𝚒𝚕 𝚛𝚒𝚜𝚒𝚔𝚘 𝚍𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚕𝚊𝚠𝚊𝚗 𝚊𝚛𝚞𝚜, 𝚋𝚒𝚕𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒𝚢𝚊𝚔𝚒𝚗𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚜𝚎𝚋𝚞𝚝 𝚖𝚎𝚛𝚞𝚙𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚔𝚎𝚋𝚎𝚗𝚊𝚛𝚊𝚗.

𝚁𝚎𝚕𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚔𝚘𝚛𝚋𝚊𝚗 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚎𝚖𝚙𝚞𝚑 𝚙𝚎𝚛𝚓𝚊𝚕𝚊𝚗𝚊𝚗 𝚓𝚊𝚞𝚑 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚑𝚊𝚢𝚊𝚔𝚊𝚗.

𝙼𝚎𝚖𝚒𝚕𝚒𝚔𝚒 𝚍𝚊𝚢𝚊 𝚒𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚞𝚊𝚛 𝚋𝚒𝚊𝚜𝚊, 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚝𝚒 𝚜𝚊𝚕𝚖𝚘𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚑𝚊𝚏𝚊𝚕 𝚛𝚞𝚝𝚎 𝚙𝚞𝚕𝚊𝚗𝚐-𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒𝚗𝚢𝚊.[]

Dari buku
"Sainspirasi"
Inspirasi Kehidupan Berdasarkan Fenomena Sains

Keterangan foto: Ikan Salmon berenang melawan arus kembali ke tempat asalnya

Minggu, 26 Juni 2022

𝙎𝙀𝙏𝙀𝙏𝙀𝙎 𝙀𝙈𝘽𝙐𝙉


Dikisahkan, setetes embun terjatuh dari daun sebuah pohon yang rindang. Daun itu semakin merunduk tidak kuat menahan butiran embun bening yang dingin di pagi hari.


Butiran embun itu menetes ke atas bebatuan, dan ternyata setiap hari bebatuan itu basah terkena tetesan embun segar dari dedaunan pepohonan yang ada.


Angin yang segar mengalun mengiringi terbangnya embun di udara sebelum terjatuh di batu yang besar. Menetesnya air di bebatuan perlahan menggoreskan garis basah di batu itu. Di sepanjang garis basah itu tumbuhlah lumut.


Seiring waktu yang  berlalu, tampak burung-burung kecil mulai hinggap di bebatuan. Dan ternyata, di balik bebatuan itu tumbuh sarang semut merah yang merupakan makanan yang disukai burung-burung. Setiap hari, jumlah burung yang menghampiri bebatuan itu semakin banyak, dan seakan tidak ada habisnya sumber makanan untuk burung-burung itu.


Bebatuan yang awalnya gersang, kini ditumbuhi oleh rumput-rumput kecil, sehingga mulai tumbuh sebuah habitat baru yang berkembang menjadi komunitas, dan kemudian berkembang menjadi sebuah ekosistem.


Proses rantai makanan terjadi di ekosistem tersebut, dan menjadikan kehidupan semakin bervariasi. Setetes embun pagi dapat menjadi berkat untuk kehidupan banyak makhluk hidup.


Kehidupan manusia bagaikan setetes embun yang membasahi batu. Air mengalir yang berasal dari embun yang menetes di atas sebuah batu menjadi tempat bertumbuhnya lumut, rumput hijau dan kemudian menjadi sebuah ekosistem yang mampu menjadi berkah bagi makhluk hidup yang lain.


Kita adalah embun-embun kehidupan. Kita diciptakan untuk menjadi embun yang memberi kesejukan kepada sesama, bukan menjadi bencana. Jika embun kecil itu saja bisa menciptakan kehidupan dan bermanfaat untuk makhluk hidup lain, mengapa kita tidak? Hidup akan lebih berarti ketika kita bisa bermanfaat bagi sesama kita. 

Jadilah embun-embun kehidupan.[]


"𝚂𝚊𝚊𝚝 𝚔𝚎𝚔𝚊𝚢𝚊𝚊𝚗 𝚑𝚒𝚕𝚊𝚗𝚐, 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚊𝚍𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚎𝚗𝚢𝚊𝚙

𝚂𝚊𝚊𝚝 𝚔𝚎𝚜𝚎𝚑𝚊𝚝𝚊𝚗 𝚑𝚒𝚕𝚊𝚗𝚐, 𝚊𝚍𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚎𝚗𝚢𝚊𝚙

𝚂𝚊𝚊𝚝 𝚔𝚎𝚙𝚛𝚒𝚋𝚊𝚍𝚒𝚊𝚗 𝚑𝚒𝚕𝚊𝚗𝚐, 𝚕𝚎𝚗𝚢𝚊𝚙 𝚜𝚎𝚐𝚊𝚕𝚊𝚗𝚢𝚊"

(Anonim)


Dari buku

"I Believe I Can Fly"

50 Kisah Inspirasional Yang Membuat Kesuksesan Berlari Menuju Anda

Edisi Hari Buku Nasional AYAH, AKU, DAN BUKU

Saat sudah bisa membaca, saya mendapat rak khusus berisi buku kanak-kanak dari Ayah.  Beliau tidak mau jika buku-buku saya tercecer. Oleh ka...