"𝔗𝔞𝔨 𝔰𝔢𝔬𝔯𝔞𝔫𝔤𝔭𝔲𝔫 𝔪𝔢𝔪𝔟𝔲𝔞𝔱 𝔄𝔫𝔡𝔞 𝔠𝔢𝔪𝔟𝔲𝔯𝔲, 𝔪𝔞𝔯𝔞𝔥, 𝔪𝔢𝔫𝔡𝔢𝔫𝔡𝔞𝔪, 𝔞𝔱𝔞𝔲 𝔯𝔞𝔨𝔲𝔰 -- 𝔨𝔢𝔠𝔲𝔞𝔩𝔦 𝔄𝔫𝔡𝔞𝔦 𝔪𝔢𝔫𝔤𝔦𝔧𝔦𝔫𝔨𝔞𝔫𝔫𝔶𝔞"
(Napoleon Hill)
Satwa bernama latin Nyticebus caucang ini hidup pada ketinggian 1.300 mdpl di Gunung Kinabalu, Sabah Malaysia. Primata mungil dengan berat badan kurang dari 1 kg ini bergerak sangat lamban dari dahan ke dahan dengan menggantung. Hidup sebagai binatang malam (nocturnal), pada siang hari tidur dengan menggulung kepalanya sehingga terletak diantara dua kakinya untuk mengindari musuh
Satu hal penting yang perlu kita pelajari dari kehidupan kukang adalah bagaimana kukang jantan berkompetisi untuk mendapatkan kukang betina. Kalau biasanya seekor binatang harus bertarung hingga berdarah-darah untuk memperebutkan betina seperti badak Sumatra yang harus bertarung hanya untuk bercinta, tetapi tidak untuk kehidupan kukang.
Mereka berlomba kecepatan untuk berlari sampai ke garis finis. Dan garis finisnya adalah dahan dimana sang betina bergelantung menanti kedatangan sang jantan. Dalam gerakannya yang sangat lamban itu, kukang berpacu dimana makhluk yang disebut silamban ini ukuran yang menentukan bukanlah kecepatan. Melainkan perhitungan naluri serta kecerdikan untuk menemukan dahan dan ranting yang akan menjadi penghubung dari satu pohon ke pohon lain hingga mereka sampai kehadapan sang puteri.
Ketika kukang jantan berhasil meraih ranting tempat sang puteri bersanding maka kukang jantan yang mengikuti pertandingan akan menghentikan perebutannya.
Mereka berbesar hati untuk mempersilakan sang pemenang menikmati kehidupan penuh privasi. Tanpa darah. Tanpa kekerasan. Tanpa hujatan. Tanpa balas dendam.[]
𝘖𝘳𝘢𝘯𝘨-𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘬𝘦𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘵𝘪, 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘪 𝘳𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘯𝘥𝘢𝘩. 𝘚𝘦𝘣𝘢𝘣 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘣𝘢𝘩𝘸𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘳𝘦𝘯𝘥𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘳𝘦𝘯𝘥𝘢𝘩
Dari buku
"Manusia Pembelajar Adalah Manusia Sukses"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar