Minggu, 26 Maret 2023

SIAPA YANG MENGEPAK PARASUTMU?


"𝑩𝒖𝒌𝒂𝒏𝒌𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒋𝒂𝒌 𝒅𝒊𝒍𝒂𝒉𝒊𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍 𝒏𝒂𝒏𝒕𝒊 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒕𝒖𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒐𝒓𝒏𝒂𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏? 𝑴𝒂𝒌𝒂 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒊𝒕𝒖 𝒕𝒆𝒓𝒖𝒔𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒈𝒂 𝒉𝒖𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒂𝒎𝒂."

Setelah melakukan misi penyerangan sebanyak 75 kali, Charles Plumb, lulusan Akademi Angkatan Laut Amerika serikat mengalami musibah. Pesawat yang dipilotinya tertembak oleh misil darat ke udara, sehingga ia harus melepaskan kursi lontarnya dan jatuh di wilayah musuh. Ia lalu ditahan selama 6 tahun di penjara komunis Vietnam sampai akhirnya dibebaskan.

Suatu kali, bersama istrinya, Plumb sedang duduk disebuah Restoran untuk makan siang.

Tiba-tiba seorang pria menghampiri mereka. "Anda Charles Plumb? Yang menerbangkan pesawat tempur di Vietnam dari kapal induk Kittie Hawk dan tertembak musuh?"

"Anda tahu dari mana?" tanya Plumb.

"Aku yang  mengepak parasut Anda" jawab pria itu.

Terkejut Plumb, dan segera menyalaminya sambil mengucapkan terimakasih.

"Kurasa parasut itu bekerja dengan baik. Buktinya kita bisa bertemu disini"

Malam harinya Plumb merenung. Dia bayangkan pria itu berseragam kelasi, bekerja dengan tekun melipat parasut dalam perut kapal untuk menentukan nasib seseorang yang tidak dikenalnya.

Pada setiap pelatihan, Plumb sering menanyakan "Siapa yang mengepak parasut kalian?" untuk mengingatkan bahwa semua orang membutuhkan parasut.

Parasut itu adalah parasut fisik, parasut mental, parasut emosi dan spiritual untuk mencapai keselamatan.

Dan yang tidak boleh dilupakan adalah kenali orang-orang yang mengepak parasut Anda!"[]


 "𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘭𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘭 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯. 𝘛𝘦𝘳𝘬𝘢𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘭 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭 𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘢𝘮𝘱𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩 𝘥𝘪 𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢."


Dari buku

The Power of Motivation for Soul

56 kisah motivasi dan pengembangan Diri penyejuk jiwa

Rabu, 22 Maret 2023

MEMBERIKAN WAKTU

 


"𝑲𝒖𝒏𝒄𝒊𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒆𝒕𝒂𝒌 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒂𝒃𝒊𝒔𝒌𝒂𝒏 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖, 𝒏𝒂𝒎𝒖𝒏 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒏𝒗𝒆𝒔𝒕𝒂𝒔𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖𝒎𝒖."

(Stephen R. Covey)


Waktu sesungguhnya harta milik bersama yang berasal dari Tuhan. Namun begitu kita melakukan rutinitas melalui jadwal kerja yang padat dan menghasilkan keuntungan, maka waktu akan sayang kalau diberikan kepada orang lain dalam bentuk, misalnya, membesuk orang sakit, mengantar pemakaman,acara hajatan tetangga, semuanya menjadi sangat berharga karena dapat memberikan dukungan moral dan kebahagiaan bagi orang lain.


Sebuah kisah menarik tentang sedekah waktu datang dari seorang anak berusia 11 tahun, bernama Hanan.

Setelah mendengarkan khotbah mesjid bahwa setiap orang bisa menjadi dermawan dengan waktu yang dimilikinya, anak itu merasa cukup punya waktu dan bermaksud mendermakan waktunya untuk kebahagiaan orang lain.


Setelah mendapat persetujuan dari orangtuanya, ia memutuskan pergi ke rumah sakit. Di sana ternyata banyak orang yang terkena penyakit kanker yang sangat membutuhkan teman sekadar untuk menemaninya. Hanan memutuskan untuk menemani seorang perempuan tua yang tergolek di atas ranjang sendirian, karena sakit kanker dan sedang menunggu giliran operasi. Begitu Hanan datang kemudian duduk di sampingnya sekaligus menyampaikan maksud Hanan, perempuan tua itu mulai terisak-isak menangis.


"Kenapa Nenek menangis?" tanya Hanan. Perempuan itu menjawab,"Karena Tuhan telah mengabulkan doa-doaku.

Aku akan menjalani operasi kanker otak besok pagi. Operasi ini sangat berbahaya, tetapi aku tidak punya seorang pun untuk menemani sebelum dan sesudah operasi. Aku sangat cemas. Aku berdoa kepada Tuhan agar mengirim seorang anak yang dapat menemaniku dan menghiburku. Dan Tuhan telah mengirimkan kamu, Sayang." Hanan menangis terharu dan memberikan pelukan hangat kepada nenek itu.[]


"𝘚𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪, 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘴𝘢𝘢𝘵-𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯, 𝘮𝘦𝘳𝘶𝘱𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘳𝘨𝘢, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘥𝘢."

(Ralph Waldo Emerson)



Dari buku

"EMBUN JIWA BIKIN HIDUP LEBIH HIDUP" Penjernih Pikiran dan Pencerah Jiwa Menuju Titik Tuhan

MENEMUKAN JATI DIRI


"𝚄𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚌𝚊𝚔𝚊𝚙 𝚖𝚎𝚗𝚒𝚕𝚊𝚒 𝚜𝚎𝚜𝚞𝚊𝚝𝚞,𝚖𝚊𝚖𝚙𝚞 𝚋𝚎𝚛𝚙𝚒𝚔𝚒𝚛 𝚍𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚖𝚊𝚓𝚞, 𝚝𝚎𝚛𝚔𝚊𝚍𝚊𝚗𝚐 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒𝚋𝚞𝚝𝚞𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚑𝚊𝚗𝚢𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚖𝚎𝚗𝚎𝚖𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚓𝚊𝚝𝚒 𝚍𝚒𝚛𝚒"


Pemuda ini, seorang siswa SMA, sinis, apatis dan murung. Nampaknya dia mempunyai sangat banyak masalah dan konflik yang tak terpecahkan. Dia menjerumuskan dirinya kesuatu masalah sehingga dipanggil kepala sekolahnya.

Dia duduk dengan muram, dan berkesan menantang karena berpikir akan "dimarahi habis-habisan oleh orang tua brengsek ini"

Tetapi Kepala sekolah itu adalah seorang pria yang santai. Dia duduk bersandar di kursinya dengan ekspresi ramah, tetapi serius, seraya mengamati pemuda galau didepannya.

Akhirnya dia berkata,"Mike, perlihatkan tanganmu". Terkejut,Mike mengulurkan tangannya.

Kepala sekolah melihat tangan Mike penuh selidik, kemudian merenung dengan suara keras "Tangan yang kuat, sensitif-- tangan seorang ahli bedah"

Kemudian dia berkata,"Kau tahu Mike? Mungkin kau terlahir untuk menjadi ahli bedah. Mungkin ada seorang Ahli bedah dalam dirimu. Kita akan bertemu lagi, Mike. Sampai ketemu lagi".

Mike tercengang. Dia merasa terkesan diperlakukan seperti itu. Kebingungan,dia keluar dan menuruni tangga. Dia berhenti dan menatap tangannya.Kemudian dia mendapat salah satu pengalaman luar biasa dan tak tertandingi. Dia mengalami 'terobosan'. Saat itu dia memutuskan bahwa dia bisa menjadi ahli bedah dan dia akan mewujudkannya. Dia memiliki intuisi batin mendalam akan kualitas personal yang sebelumnya tidak pernah dipertimbangkan.

Sungguh Kepala sekolah yang hebat!. Betapa cerdik,betapa pengertian. Pekerjaanya adalah untuk membuat seorang pecundang menjadi pria dewasa, untuk membantu anak-anak mengetahui potensi mereka yang sesungguhnya, pengelolaan yang sesungguhnya...[]


Dari buku

You can if you think you can

Minggu, 19 Maret 2023

ANAK SEKOLAH BUKAN UNTUK DIUSIR

 

"Biang Ribut" begitu mereka memberikan julukan padaku. Aku dianggap sebagai anak yang sering membuat kegaduhan di kelas, berkelahi dengan teman, mengeluarkan kata-kata kotor yang aku sendiri tidak tahu apa sebenarnya yang kukatakan.

Aku hanya ikut-ikutan teman lainnya. Dan karena postur tubuhku paling besar, maka pukulan yang kulakukan tentunya paling keras, sehingga aku satu-satunya anak yang dikeluarkan dari sekolah. Sebenarnya, aku melakukan itu karena dipancing oleh anak lain. Semua mata tertuju hanya padaku, dan tidak ada lagi kebaikan yang bersisa padaku. Nakal, kasar, perusak, tidak sopan dan semua sebutan yang negatif dan akhirnya berujung pada kesimpulan sekolah tidak sanggup mendidikku lagi.

Seorang wali murid yang anaknya ku pukul mengadu ke kepala sekolah dan mengancam akan memperkarakan hal ini jika aku tidak dikeluarkan. Maka ibuku pun akhirnya dipanggil oleh kepala sekolah, dan beliau hanya bisa menangis, karena sekolah meminta Ibu membawaku keluar dari sekolah secepatnya.

Dalam usia 9 tahun, sebagai siswa kelas 3 SD aku tidak paham akan hal itu. Yang kutahu aku tidak boleh lagi bersekolah disini karena semua guru, kepala sekolah dan teman-teman membenciku. Padahal tidak semua. Ada beberapa anak yang masih peduli. Ada beberapa anak yang menganggap aku anak yang baik. Ada guru yang paham tentang mendidik anak bahwa itu adalah kenakalan yang biasa.

Ibuku juga sudah membawaku ke psikolog, dan hasi tes mengatakan bahwa usia mentalku setara dengan anak umur 7 tahun, sedangkan secara kronologis umurku adalah 9 tahun. Aku tidak suka matematika, tapi menyukai puisi, menggambar dan pelajaran IPA. Aku mengalami gangguan fokus dan konsentrasi dibanding teman sekelasku. Aku berada pada peringkat 14 dari 22 siswa sekelas. Kekuranganku adalah kadang tidak bisa mengontrol emosi saat ada anak lain memancing keributan.

Ibu hanya bisa menangis saat pulang sekolah. Ibu sakit hati karena anaknya tidak boleh bersekolah lagi. Padahal ibuku adalah ibu yang luar biasa. Beliau rela menjagaku agar aku tidak menyakiti orang lain. Namun malah disuruh pergi, karena hal itu akan membuat siswa lain iri. Ibu adalah satu-satunya orang yang memahami ku. Ibu hebat yang rela mengorbankan segalanya untuk anaknya.

Tak ada pilihan lain bagi sekolah selain mengeluarkanku dari sekolah yang kubanggakan.

Saat terakhir, didepan kelas aku berkata

"Teman-teman, maafkan saya jika selama ini melakukan kesalahan dan menyakiti kalian. Mulai hari ini saya tidak akan ada di kelas ini lagi. Jadi teman-teman tidak usah takut saya sakiti lagi"

Ruangan hening. Semua tertunduk sedih. Ada 4 atau 5 anak dari 22 siswa yang sering bertengkar dan memancing kemarahanku yang terlihat bersikap acuh.

Ibu memelukku didepan kelas dan kami keluar diantar dengan puluhan pasang mata yang basah.

Aku berjalan tegak meninggalkan sekolah yang kusayangi. Aku berjanji kelak sekolah ini akan mengundangku sebagai orang yang sukses. Lihatlah, aku adalah pribadi yang unik. Pribadi yang menyenangkan dan anak yang penyayang. Ada jiwa lembut dibalik besarnya tubuhku. Aku tahu bahwa aku harus keluar dari sekolah ini, tetapi ada jalan lain yang akan kulalui.

Ada sekolah lain yang mau dengan senang hati menerimaku dengan segala kelebihan dan kekuranganku. Sekolah yang mau memahami anak berkebutuhan khusus sepertiku. Secercah harapan untuk masa depan bahwa apa yang terjadi padaku hari ini, bukanlah sebuah akhir tapi awal dari perjuanganku. Akan ku buktikan bahwa siswa yang diusir dari sekolahnya itu akan menjadi siswa yang dinantikan dan dibicarakan prestasinya pada suatu hari nanti.[]


Ditulis kembali dengan beberapa perubahan dari buku "Bukan untuk Dibaca 3"

 BOCAH KECIL DAN SEKOLAHNYA 


 "𝐊𝐞𝐦𝐚𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐥𝐚𝐢𝐧 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐬𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐣𝐚𝐝𝐢 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐛𝐚𝐢𝐤."

(Albert Camus)


Seorang bocah kecil laki-laki masuk sekolah untuk pertama kalinya datang ke sekolahnya.


Meskipun sekolahnya besar, bocah itu dengan mudah menuju ke kelasnya karena adanya jalan lurus dari pintu luar yang langsung menuju ke kelasnya.


Ketika bocah laki-laki kecil itu sudah bersekolah beberapa lama, suatu pagi gurunya berkata:

"Hari ini kita akan melukis"

"Bagus!" pikir bocah laki-laki kecil.

Dia gemar menggambar apa saja: kuda, harimau, sepeda motor, mobil.


Dia mengeluarkan alat lukisnya dan mulai menggambar.

Tetapi gurunya berkata:

"Tunggu! Belum waktunya untuk memulai!"


Dan guru itu menunggu sampai setiap anak tampak siap.

"Sekarang kita akan melukis bunga."

"Bagus!" pikir bocah laki-laki itu.

Dan mulailah dia menggambar kembang-kembang yang indah berwarna merah jambu, oranye dan biru.


Tetapi gurunya berkata,

"Tunggu! Saya akan menunjukkan kepada kalian bagaimana cara melukisnya."


Dan ia menggambar sekuntum bunga di papan tulis. Warnanya merah, dengan tangkai hijau

"Begini. Sekarang kalian dapat memulai."


Bocah laki-laki kecil itu memandang gambar bunga gurunya dan membandingkan dengan lukisannya. Dia lebih menyukai bunganya ketimbang bunga gurunya.

Tetapi dia tidak mengatakannya dan segera membalik kertasnya untuk melukis bunga seperti petunjuk gurunya 


Pada hari lain, saat bocah laki-laki kecil telah dapat membuka sendiri pintu kelasnya dari luar, Gurunya berkata,

"Hari ini kita akan membuat sesuatu dengan tanah liat." 

"Bagus!" pikir bocah laki-laki kecil. Dia suka membuat mainan dari tanah liat: gajah, kuda, kereta api, mobil.


Dan dia mulai mendorong dan menarik bola lempungnya

Tetapi gurunya berkata 

"Tunggu! Belum saatnya mulai". Dan gurunya menunggu sampai semuanya siap

"Nah," kata gurunya, "Kita akan membuat piring."

"Bagus!" pikir bocah laki-laki. Dia mulai membuat beberapa piring dengan bentuk dan ukuran yang berbeda.


Tetapi gurunya berkata, 

"Tunggu! Saya akan memperlihatkan kepada kalian bagaimana cara membuatnya."

Dan ia memeragakan bagaimana cara membuat sebuah piring yang cekung.


"Begini," kata gurunya, "Sekarang giliran kalian membuat" 


Bocah laki-laki kecil itu menatap piring gurunya 

Kemudian melihat piringnya sendiri, dia lebih menyukai piring-piringnya daripada piring gurunya. Tetapi dia tidak mengatakannya, kembali dia  menggulung lempungnya menjadi bola, dan membuat sebuah piring seperti piring gurunya yang bentuknya cekung.


Dan dalam waktu singkat, bocah laki-laki kecil itu belajar untuk menunggu dan membuat karya-karya yang persis dengan yang dibuat gurunya.

Dan dalam waktu singkat dia tidak pernah lagi membuat karya-karyanya sendiri.


Kemudian terjadilah itu

Bocah laki-laki kecil itu dan keluarganya pindah rumah di kota lain.


Dia harus pergi ke sekolah barunya 

Sekolahnya sekarang lebih besar dari sekolah yang terdahulu.


Untuk menuju ke kelasnya tidak ada pintu lurus dari luar dan harus menaiki beberapa anak tangga serta berjalan menuruni suatu lorong yang panjang untuk sampai ke ruangannya.


Dan pada hari pertama di kelas, gurunya berkata,

"Hari ini kita akan membuat lukisan"

"Bagus!" pikir bocah laki-laki kecil, 


Dan dia menunggu gurunya memberitahu apa yang harus dia lakukan.

Tetapi gurunya tidak mengatakan apa pun. Ia hanya berjalan mengelilingi ruangan.

Ketika ia menghampiri bocah laki-laki kecil itu, la berkata,

"Apakah kamu tidak ingin membuat sebuah gambar?" 

"Ya," jawab bocah laki-laki kecil

"Apa yang harus kami lukis?"

"Aku tidak tahu sampai kamu sendiri membuatnya,"kata gurunya.

"Bagaimana aku membuatnya?" tanya bocah laki-laki kecil itu.

"Bagaimana? Bagaimanapun yang kamu suka," kata gurunya.

"Dan warna apa pun?" tanya bocah laki-laki kecil.

"Warna apa pun," kata gurunya. Lalu, "Kalau setiap orang membuat gambar yang sama dan memakai warna yang sama, bagaimana aku bisa tahu siapa membuat apa, dan mana yang disebut mana?"

"Aku tidak tahu," kata bocah laki-laki kecil.

Dan dia mulai melukis bunga-bunga berwarna merah jambu, oranye dan biru. 


Dia menyenangi sekolah barunya, sekalipun tidak mempunyai pintu yang menuju kelasnya langsung dari luar.[]


"𝙼𝚎𝚗𝚐𝚊𝚓𝚊𝚛𝚒 𝚜𝚎𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚊𝚐𝚊𝚒𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚍𝚊𝚙𝚊𝚝 𝚋𝚎𝚕𝚊𝚓𝚊𝚛 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚝𝚞𝚖𝚋𝚞𝚑 𝚜𝚎𝚌𝚊𝚛𝚊 𝚖𝚊𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒, 𝚍𝚊𝚗 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚍𝚒𝚛𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚗𝚍𝚒𝚛𝚒, 𝚋𝚊𝚛𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚕𝚒 𝚖𝚎𝚛𝚞𝚙𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚕𝚊𝚢𝚊𝚗𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚋𝚎𝚜𝚊𝚛 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚊𝚙𝚊𝚝 𝚍𝚒𝚕𝚊𝚔𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚘𝚕𝚎𝚑 𝚜𝚎𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐."

(Benjamin Jowett)


Dari buku

"CHICKEN SOUP FOR THE SOUL". Menjadi "Kaya" dan Bahagia





DIBALIK SEBUAH MUSIBAH


"𝑲𝒆𝒔𝒆𝒍𝒂𝒎𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒈𝒂𝒏𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂 𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓 𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓𝒊 𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏. 𝑺𝒆𝒃𝒂𝒃 𝒊𝒕𝒖 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒘𝒂𝒋𝒊𝒃 𝒃𝒆𝒓𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒔𝒆𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒔𝒆𝒈𝒂𝒍𝒂 𝒔𝒊𝒔𝒊 𝒂𝒈𝒂𝒓𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓𝒊 𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕."

(Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid.)



Anthony Burgess berusia 40 tahun ketika dia diberitahu kalau dirinya menderita tumor otak yang akan mengakhiri hidupnya dalam waktu setahun.

"Menurut perkiraan dokter, saya hanya mempunyai waktu satu kali musim dingin, satu kali musim semi, satu kali musim panas, untuk menjalani kehidupan saya. Kemudian pada musim gugur saya akan meninggal" demikian tutur Burgess

Vonis itu membuatnya tersadar, bahwa melawan keadaan itu dia harus berjuang sendiri. Sebelumnya Burgess tidak pernah menulis, namun dia mengetahui bahwa dirinya mempunyai potensi untuk menjadi penulis. Karena itu, agar istrinya dapat menikmati royalti dari hasil karyanya, dia segera memasukkan sehelai kertas ke dalam mesin ketiknya dan mulai menulis. Dia tidak yakin apakah bukunya dapat diterbitkan, namun dia tidak melihat ada pilihan lain, dan juga memang ia tak tertarik melakukan pekerjaan selain menulis.


Dalam perjalanan hidupnya yang panjang, kankernya mulai sembuh dan pada akhirnya hilang sama sekali. Sebagai penulis novel, dia telah menulis lebih dari 70 buku. Bukunya "A Clock Work Orange" membuat dirinya dikenal banyak orang.

Rupanya vonis mati karena kanker yang diterimanya membuat dia bangkit dan menjadikan dirinya seorang penulis.


Kita sebenarnya tidak perlu menunggu sampai ada kejadian tragis atau berbahaya yang menyerang kita,  untuk kemudian mau melangkah. Kebanyakan kita, tidak memandang diri sebagai orang kreatif.

Padahal sebenarnya kita adalah orang yang kreatif.[]


Dari buku

"GURU, BAWA AKU KE PINTU TERDEPAN" Menjadi Guru Paling Sukses dan Bahagia

Kamis, 16 Maret 2023

TEBARKAN KATA KATA POSITIF

"𝐒𝐚𝐭𝐮 𝐤𝐚𝐭𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠𝐮𝐧 𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐠𝐚 𝐛𝐮𝐥𝐚𝐧 𝐦𝐮𝐬𝐢𝐦 𝐝𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧"

(Pepatah Jepang)

Mei 1940

Pasukan Inggris kalah telak oleh serangan Hitler dan anak buahnya.Mereka dipukul mundur sampai ke pantai Dunkirk,Perancis.

Tekanan pasukan Jerman ini memaksa Inggris kembali melalui jalur laut dan meninggalkan peralatan perangnya di Perancis.

Usai kekalahan itu mereka pulang dengan putus asa . Rasanya perlu waktu yang lama untuk membangun pasukan tempur yang berani dan tangguh.

Namun Sang Perdana Menteri Winston Churchill menyambut kedatangan mereka dengan pidato yang membakar semangat

"Kita akan berjuang terus,kita akan kembali bertempur di Perancis, kita akan bertempur di segala lautan,kita akan mempertahankan pulau ini, berapapun harganya, kita akan bertempur di ladang, di pelosok jalan, kita tak akan menyerah................"

Churchill tahu seni menolong orang yang sedang terkapar, dan menyalakan semangat yang redup.Dan, akhirnya seluruh dunia tahu bahwa pasukan Inggris menjadi pasukan yang handal dan menjadi salah satu pilar pasukan Sekutu yang tangguh..[]


Betapa luar biasanya dampak dari kata-kata yang membangun. Perkataan yang membangun akan memberi rasa percaya diri dan menolong masa depan seseorang.

Berilah sukses, maka Anda akan diberi sukses

Berilah kebahagiaan,maka Anda akan mendapat kebahagiaan

Jadi, berilah pujian dan tebarkanlah kata-kata positif,maka dunia di sekeliling kita pasti akan berubah dan kita sendiri akan menikmati manfaatnya.......


Dari buku

INSPIRASI 5 MENIT



ADA YANG LEBIH HEBAT

 “𝑺𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌-𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏.”  (Hadits Riway...