Rabu, 05 April 2023

MENGGAPAI MIMPI

 


Pada tahun 1950an ada seorang pria setengah baya yang tak mempunyai tujuan yang jelas. Oleh karenanya ia mencoba berbagai pekerjaan. Mula-mula sebagai sopir ambulans, kemudian beralih menjadi penjual gelas kertas, lalu menjadi pemain piano, penjual perumahan, pemusik jazz dan penyiar radio. Terakhir dia bekerja sebagai penjual alat pembuat 'milkshake'.

Dia sempat berpikir bahwa dengan kemampuannya seharusnya ia harus memperoleh hasil yang lebih besar. Maka sambil bekerja ia tetap mencari peluang kesana-kemari.

Suatu saat waktu dia memasarkan dagangannya, pria itu melihat sebuah kedai kecil berukuran kurang dari 20m² yang dimiliki Maurice & Richard bersaudara.

Ia melihat makanan dikedai itu enak, pelayanannya memuaskan, namun tempatnya tidak nyaman dan dikelola tidak profesional. Ia berpikir andai warung itu dikelola dengan baik pasti dapat meraih banyak pelanggan, dan membuka lebih banyak cabang di Amerika.

Maka dibelilah kedai itu dan dikelola dengan baik sampai kemudian membuka cabang di beberapa tempat..

Kini warung itu sudah menjadi restoran burger besar dan bernama Mc.Donald  dengan lebih dari 31.000 cabang di 120 negara dan akan bertambah terus cabangnya.

Pria tadi bernama Ray Kroc adalah telah memberi contoh "bagaimana menggapai impian dengan mengambil peluang dalam hidupnya"[]

𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒔𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒍𝒖𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒆𝒘𝒂𝒕, 𝒂𝒅𝒂 𝒕𝒊𝒈𝒂 𝒑𝒊𝒍𝒊𝒉𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒂𝒎𝒃𝒊𝒍 :


Pertama:

𝒎𝒆𝒎𝒃𝒊𝒂𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒍𝒖𝒂𝒏𝒈 𝒊𝒕𝒖 𝒍𝒆𝒘𝒂𝒕 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒅𝒊𝒂𝒎𝒃𝒊𝒍 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏

Kedua;

𝑲𝒊𝒕𝒂 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕 𝒑𝒆𝒍𝒖𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂 '𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖𝒏𝒚𝒂' 𝒅𝒊𝒂𝒎𝒃𝒊𝒍 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒃𝒆𝒈𝒊𝒕𝒖 𝒔𝒂𝒋𝒂

Ketiga:

𝑲𝒊𝒕𝒂 𝒎𝒆𝒍𝒊𝒉𝒂𝒕,𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒓𝒋𝒂𝒌𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂, 𝒎𝒆𝒍𝒆𝒘𝒂𝒕𝒊 𝒌𝒆𝒔𝒖𝒍𝒊𝒕𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒎𝒃𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒂𝒌𝒉𝒊𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒘𝒂 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒃𝒂𝒊𝒌



Dari buku

SUCCESS JOURNEY

Selasa, 04 April 2023

KARENA TAKUT

 

"𝑹𝒂𝒔𝒂 𝒕𝒂𝒌𝒖𝒕 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒔𝒂 𝒅𝒆𝒑𝒂𝒏. 𝑵𝒂𝒎𝒖𝒏 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒂𝒌𝒂𝒊 𝒌𝒆𝒃𝒊𝒋𝒂𝒌𝒔𝒂𝒏𝒂𝒂𝒏 𝒌𝒊𝒕𝒂, 𝒌𝒊𝒕𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒍𝒂𝒓𝒖𝒕𝒌𝒂𝒏 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒕𝒂𝒌𝒖𝒕."


Ada seorang samanera (calon biksu) cilik yang hampir terlarut oleh rasa takut, namanya Si Belalang Kecil

Suatu hari, gurunya yang buta mengajak Si Belalang Kecil ke ruangan di belakang biara, yang biasanya terkunci. Di dalam ruangan itu terdapat kolam selebar enam meter, dengan sebuah papan sempit sebagai jembatan yang menghubungkan sisi yang satu dengan sisi seberangnya. Sang guru memperingatkan Si Belalang Kecil untuk tidak dekat-dekat dengan pinggir kolam, karena kolam itu bukan berisi air, melainkan berisi larutan asam yang sangat pekat.

"Tujuh hari lagi, kamu akan diuji untuk berjalan menyeberangi kolam asam ini dengan menjaga keseimbangan di atas papan kayu yang sempit itu. Tetapi hati-hati! Kamu lihat kan tulang-belulang di dasar kolam itu?" kata biksu tua

Si Belalang melongok was-was dari pinggir kolam, dan melihat banyak tulang-belulang di dasar kolam itu.

"Itu dulunya tulang samanera muda seperti kamu!"

Sang guru lantas mengajak Si Belalang keluar dari ruangan yang mengerikan itu, menuju halaman biara yang diterangi sinar mentari. Di sana, beberapa biksu senior telah memasang papan kayu dengan ukuran yang hampir sama dengan yang ada di kolam cairan asam, hanya saja, yang ini ditaruh di atas tanah dengan disangga oleh tumpukan dua batu bata. Selama tujuh hari berikutnya Si Belalang Kecil dibebaskan dari tugas-tugasnya untuk berlatih keseimbangan di atas papan itu.


Setelah beberapa kali berlatih dia dapat berjalan dengan keseimbangan sempurna, bahkan dengan mata tertutup sekalipun, menyeberangi papan di halaman biara.


Dan tibalah harinya ujian.

Si Belalang dibawa gurunya menuju ke ruangan dengan kolam asam. Tulang-belulang para samanera yang jatuh tampak putih berkilauan dari dasar kolam. Si Belalang naik ke ujung papan dan menoleh ke arah gurunya. "Jalan!" perintah sang guru.

Papan di atas kolam asam itu ternyata lebih sempit dari papan di halaman kuil. Si Belalang mulai melangkah, tetapi langkahnya goyah; dia mulai bergoyang-goyang. Bahkan belum setengah jalan, dia makin terhuyung-huyung. Kelihatannya dia akan segera jatuh ke kolam asam.

Tampak Si Belalang mulai kehilangan rasa percaya dirinya dan melangkah dengan gemetar, lalu limbung dan ...jatuh!


Guru tua yang buta tertawa terbahak-bahak ketika mendengar suara Si Belalang tercebur ke kolam. Itu bukan asam, itu cuma air. Tulang-belulang tua itu telah ditaruh di dalam kolam sebagai "tipuan khusus". Mereka telah mengakali Si Belalang Kecil.


"Apa yang membuatmu jatuh?" tanya sang guru dengan serius. "Rasa takutlah yang menjatuhkanmu, Belalang Kecil, hanya rasa takut...."[]


"𝐊𝐚𝐦𝐮 𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐤𝐥𝐮𝐤𝐤𝐚𝐧 𝐡𝐚𝐦𝐩𝐢𝐫 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐤𝐞𝐭𝐚𝐤𝐮𝐭𝐚𝐧 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐦𝐛𝐢𝐥 𝐤𝐞𝐩𝐮𝐭𝐮𝐬𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐤𝐮𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚. 𝐔𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐝𝐢𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭, 𝐤𝐞𝐭𝐚𝐤𝐮𝐭𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐝𝐚 𝐝𝐢 𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐩𝐮𝐧 𝐤𝐞𝐜𝐮𝐚𝐥𝐢 𝐝𝐢 𝐝𝐚𝐥𝐚𝐦 𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫𝐚𝐧."

(Dale Carnegie)


Dari buku 

"Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya"

Selasa, 28 Maret 2023

NAMA BAIK


Alkisah, angin, air dan nama baik berpergian bersama. Angin, seperti biasa, datang dengan terburu-buru seperti orang marah. Berputar kesana-kemari membawa debu dan kotoran. Sementara air berjalan bagai seorang putri dengan kendi di tangan, sambil meneteskan air nya ketanah. Nama baik? Dia berupa seorang pemuda tampan dengan sikap yang santun, namun sedikit pemalu.

Mereka saling menyukai, meski berbeda satu dengan lainnya. Ketika berpisah, mereka saling bertanya, "Kapan kita bisa bersama-sama lagi?"

Angin menjawab: "Engkau akan menemukanku di ketinggian gunung atau pada Savana yang luas"

Sedangkan air berjanji, "Aku juga akan selalu hadir. Kamu bisa mencariku di sungai, danau atau laut"

Apa jawaban nama baik?

"Kamu tidak akan menemukanku di gunung, padang rumput, sungai atau laut atau dimanapun. Siapa yang kehilangan aku tidak akan mendapatkan kembali".[]

"𝘔𝘦𝘴𝘬𝘪𝘱𝘶𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢𝘪 𝘦𝘮𝘢𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘨𝘶𝘯𝘶𝘯𝘨-𝘨𝘶𝘯𝘶𝘯𝘨, 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢 𝘢𝘳𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘶𝘬𝘢𝘪𝘮𝘶. 𝘋𝘢𝘯 𝘢𝘨𝘢𝘳 𝘥𝘪𝘴𝘶𝘬𝘢𝘪, 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘳𝘭𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘯𝘢𝘮𝘢 𝘣𝘢𝘪𝘬. 𝘋𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘯𝘢𝘮𝘢 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘱𝘦𝘳𝘭𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘣𝘢𝘪𝘬"


Dari buku

WHEN I AM GETTING OLDER

Senin, 27 Maret 2023

DERAP LANGKAH ULAT BULU

 











Seorang ahli serangga asal Prancis yang bernama Jean Henri Fabre sering kali melakukan penelitian di mana hasilnya mendatangkan inspirasi bagi perbaikan kehidupan banyak orang. Salah satu penelitian Jean yaitu mengamati derap langkah ulat bulu. Jean mengambil beberapa ekor ulat bulu (pemakan daun), dan diletakkan saling membelakangi berbaris membentuk lingkaran. Selanjutnya ulat-ulat tersebut berjalan melingkar dengan derap langkah yang konstan. Oleh Jean, di tengah-tengah lingkaran mereka berjalan, diletakkan daun-daun yang menjadi makanan kesukaan mereka. Ulat-ulat tersebut terus berjalan mengikuti teman-temannya, dan akhirnya mati tanpa menyentuh sedikit pun makanan yang ada di tengah-tengah mereka.


"Kematian Kreativitas"

Itulah yang terjadi pada barisan ulat bulu tadi. Saat mengikuti irama kerja yang rutin, minim inovasi, tidak kreatif, bahkan 'takut keluar jalur' maka akhirnya tidak akan menemukan peluang yang sebenarnya ada didepan mata.

Peluang bukan berada diluar diri seseorang sebagaimana ulat yang berbaris mengelilingi dadaunan tadi, tapi berada dalam cara pandang tiap-tiap orang. Jika seseorang mampu menangkap peluang dan memanfaatkannya maka dia tidak akan mati sia-sia seperti ulat yang mati didekat tumpukan daun sebagai makanannya.

"Kematian Kreativitas" juga akan mengingatkan jika Tuhan mengizinkan, masih ada hari tua untuk dinikmati sebagai penutup sebelum Dia memanggil.[]


"𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒌𝒆𝒈𝒂𝒊𝒓𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒚𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝒍𝒂𝒏𝒈𝒊𝒕 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒊𝒓𝒖. 𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒌𝒆𝒔𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒓𝒋𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒍-𝒉𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒑𝒖𝒏 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂𝒌𝒂𝒏. 𝑵𝒂𝒎𝒖𝒏, 𝒂𝒅𝒂 𝒌𝒆𝒑𝒖𝒂𝒔𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒎𝒂𝒏𝒊𝒔 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒅𝒊𝒂𝒎𝒃𝒊𝒍, 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒄𝒂𝒑𝒂𝒊 𝒕𝒖𝒋𝒖𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒄𝒂𝒑𝒂𝒊"

(Spirella)


Dari buku

SETENGAH PECAH SETENGAH UTUH

PERANG BATIN

 

Dari tumpukan dagangannya, aku mengambil sebuah patung kodok dari gerabah.

"Yang ini berapa harganya?" tanyaku

"Sepuluh ribu ,Pak" jawab pedagang itu.

"Saya ambil satu" kataku sambil merogoh saku dan menyerahkan uang.

"Tolong dibungkus, ya"

Ibu penjual itu menerima dan melihat uang yang kuberikan sambil memperlihatkan wajah yang bingung, heran dan salah tingkah, lalu menyuruh anaknya membungkus pesananku. Segera aku melupakan keheranan ibu penjual yang baru saja terjadi.

Setelah menerima barang, aku segera berlalu.

Saat berjalan cukup jauh, kudengar ibu penjual mainan tadi memanggilku.

"Ini kembaliannya" katanya sambil terengah sambil menyerahkan beberapa lembaran uang. "Uang yang bapak berikan tadi seratus ribu"

Aku benar-benar tidak tahu kalau telah memberikan uang ratusan ribu, bukan sepuluh ribu.

Segera aku teringat saat ibu penjual itu heran dan bingung saat menerima uang pembelianku.

Ternyata batinnya sedang berperang untuk jujur atau dusta, untuk serakah atau mengembalikan yang bukan haknya.

Meski sedikit terlambat, hatinya berpihak pada yang baik.


𝗢𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝘀𝗮𝗷𝗮 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝘁𝗮𝗵𝘂 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗲𝗿𝘁𝗶 𝘀𝗮𝗮𝘁 𝗸𝗮𝘂 𝗽𝗲𝗿𝗹𝗮𝗸𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗷𝗮𝗵𝗮𝘁 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝗯𝘂𝗿𝘂𝗸❟ 𝗻𝗮𝗺𝘂𝗻 𝗵𝗮𝘁𝗶𝗺𝘂 𝘀𝗲𝗹𝗮𝗹𝘂 𝘁𝗮𝗵𝘂


Dari buku

MEMBUKA MATA

288 Percikan Motivasi & Renungan Inspiratif

Minggu, 26 Maret 2023

SIAPA YANG MENGEPAK PARASUTMU?


"𝑩𝒖𝒌𝒂𝒏𝒌𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒋𝒂𝒌 𝒅𝒊𝒍𝒂𝒉𝒊𝒓𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈𝒈𝒂𝒍 𝒏𝒂𝒏𝒕𝒊 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒕𝒖𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒐𝒓𝒏𝒂𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏? 𝑴𝒂𝒌𝒂 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒊𝒕𝒖 𝒕𝒆𝒓𝒖𝒔𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒈𝒂 𝒉𝒖𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒂𝒎𝒂."

Setelah melakukan misi penyerangan sebanyak 75 kali, Charles Plumb, lulusan Akademi Angkatan Laut Amerika serikat mengalami musibah. Pesawat yang dipilotinya tertembak oleh misil darat ke udara, sehingga ia harus melepaskan kursi lontarnya dan jatuh di wilayah musuh. Ia lalu ditahan selama 6 tahun di penjara komunis Vietnam sampai akhirnya dibebaskan.

Suatu kali, bersama istrinya, Plumb sedang duduk disebuah Restoran untuk makan siang.

Tiba-tiba seorang pria menghampiri mereka. "Anda Charles Plumb? Yang menerbangkan pesawat tempur di Vietnam dari kapal induk Kittie Hawk dan tertembak musuh?"

"Anda tahu dari mana?" tanya Plumb.

"Aku yang  mengepak parasut Anda" jawab pria itu.

Terkejut Plumb, dan segera menyalaminya sambil mengucapkan terimakasih.

"Kurasa parasut itu bekerja dengan baik. Buktinya kita bisa bertemu disini"

Malam harinya Plumb merenung. Dia bayangkan pria itu berseragam kelasi, bekerja dengan tekun melipat parasut dalam perut kapal untuk menentukan nasib seseorang yang tidak dikenalnya.

Pada setiap pelatihan, Plumb sering menanyakan "Siapa yang mengepak parasut kalian?" untuk mengingatkan bahwa semua orang membutuhkan parasut.

Parasut itu adalah parasut fisik, parasut mental, parasut emosi dan spiritual untuk mencapai keselamatan.

Dan yang tidak boleh dilupakan adalah kenali orang-orang yang mengepak parasut Anda!"[]


 "𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘭𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘭 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯. 𝘛𝘦𝘳𝘬𝘢𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘭 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭 𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘢𝘮𝘱𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩 𝘥𝘪 𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢."


Dari buku

The Power of Motivation for Soul

56 kisah motivasi dan pengembangan Diri penyejuk jiwa

Rabu, 22 Maret 2023

MEMBERIKAN WAKTU

 


"𝑲𝒖𝒏𝒄𝒊𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒆𝒕𝒂𝒌 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒂𝒃𝒊𝒔𝒌𝒂𝒏 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖, 𝒏𝒂𝒎𝒖𝒏 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒏𝒗𝒆𝒔𝒕𝒂𝒔𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖𝒎𝒖."

(Stephen R. Covey)


Waktu sesungguhnya harta milik bersama yang berasal dari Tuhan. Namun begitu kita melakukan rutinitas melalui jadwal kerja yang padat dan menghasilkan keuntungan, maka waktu akan sayang kalau diberikan kepada orang lain dalam bentuk, misalnya, membesuk orang sakit, mengantar pemakaman,acara hajatan tetangga, semuanya menjadi sangat berharga karena dapat memberikan dukungan moral dan kebahagiaan bagi orang lain.


Sebuah kisah menarik tentang sedekah waktu datang dari seorang anak berusia 11 tahun, bernama Hanan.

Setelah mendengarkan khotbah mesjid bahwa setiap orang bisa menjadi dermawan dengan waktu yang dimilikinya, anak itu merasa cukup punya waktu dan bermaksud mendermakan waktunya untuk kebahagiaan orang lain.


Setelah mendapat persetujuan dari orangtuanya, ia memutuskan pergi ke rumah sakit. Di sana ternyata banyak orang yang terkena penyakit kanker yang sangat membutuhkan teman sekadar untuk menemaninya. Hanan memutuskan untuk menemani seorang perempuan tua yang tergolek di atas ranjang sendirian, karena sakit kanker dan sedang menunggu giliran operasi. Begitu Hanan datang kemudian duduk di sampingnya sekaligus menyampaikan maksud Hanan, perempuan tua itu mulai terisak-isak menangis.


"Kenapa Nenek menangis?" tanya Hanan. Perempuan itu menjawab,"Karena Tuhan telah mengabulkan doa-doaku.

Aku akan menjalani operasi kanker otak besok pagi. Operasi ini sangat berbahaya, tetapi aku tidak punya seorang pun untuk menemani sebelum dan sesudah operasi. Aku sangat cemas. Aku berdoa kepada Tuhan agar mengirim seorang anak yang dapat menemaniku dan menghiburku. Dan Tuhan telah mengirimkan kamu, Sayang." Hanan menangis terharu dan memberikan pelukan hangat kepada nenek itu.[]


"𝘚𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪, 𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘴𝘢𝘢𝘵-𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯, 𝘮𝘦𝘳𝘶𝘱𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘳𝘨𝘢, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘥𝘢."

(Ralph Waldo Emerson)



Dari buku

"EMBUN JIWA BIKIN HIDUP LEBIH HIDUP" Penjernih Pikiran dan Pencerah Jiwa Menuju Titik Tuhan

Edisi Hari Buku Nasional AYAH, AKU, DAN BUKU

Saat sudah bisa membaca, saya mendapat rak khusus berisi buku kanak-kanak dari Ayah.  Beliau tidak mau jika buku-buku saya tercecer. Oleh ka...