Seorang ahli serangga asal Prancis yang bernama Jean Henri Fabre sering kali melakukan penelitian di mana hasilnya mendatangkan inspirasi bagi perbaikan kehidupan banyak orang. Salah satu penelitian Jean yaitu mengamati derap langkah ulat bulu. Jean mengambil beberapa ekor ulat bulu (pemakan daun), dan diletakkan saling membelakangi berbaris membentuk lingkaran. Selanjutnya ulat-ulat tersebut berjalan melingkar dengan derap langkah yang konstan. Oleh Jean, di tengah-tengah lingkaran mereka berjalan, diletakkan daun-daun yang menjadi makanan kesukaan mereka. Ulat-ulat tersebut terus berjalan mengikuti teman-temannya, dan akhirnya mati tanpa menyentuh sedikit pun makanan yang ada di tengah-tengah mereka.
"Kematian Kreativitas"
Itulah yang terjadi pada barisan ulat bulu tadi. Saat mengikuti irama kerja yang rutin, minim inovasi, tidak kreatif, bahkan 'takut keluar jalur' maka akhirnya tidak akan menemukan peluang yang sebenarnya ada didepan mata.
Peluang bukan berada diluar diri seseorang sebagaimana ulat yang berbaris mengelilingi dadaunan tadi, tapi berada dalam cara pandang tiap-tiap orang. Jika seseorang mampu menangkap peluang dan memanfaatkannya maka dia tidak akan mati sia-sia seperti ulat yang mati didekat tumpukan daun sebagai makanannya.
"Kematian Kreativitas" juga akan mengingatkan jika Tuhan mengizinkan, masih ada hari tua untuk dinikmati sebagai penutup sebelum Dia memanggil.[]
"𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒌𝒆𝒈𝒂𝒊𝒓𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒑𝒆𝒍𝒂𝒚𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝒍𝒂𝒏𝒈𝒊𝒕 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒊𝒓𝒖. 𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒌𝒆𝒔𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒓𝒋𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒍-𝒉𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒑𝒖𝒏 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂𝒌𝒂𝒏. 𝑵𝒂𝒎𝒖𝒏, 𝒂𝒅𝒂 𝒌𝒆𝒑𝒖𝒂𝒔𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒎𝒂𝒏𝒊𝒔 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒅𝒊𝒂𝒎𝒃𝒊𝒍, 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒄𝒂𝒑𝒂𝒊 𝒕𝒖𝒋𝒖𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒄𝒂𝒑𝒂𝒊"
(Spirella)
Dari buku
SETENGAH PECAH SETENGAH UTUH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar