Dari tumpukan dagangannya, aku mengambil sebuah patung kodok dari gerabah.
"Yang ini berapa harganya?" tanyaku
"Sepuluh ribu ,Pak" jawab pedagang itu.
"Saya ambil satu" kataku sambil merogoh saku dan menyerahkan uang.
"Tolong dibungkus, ya"
Ibu penjual itu menerima dan melihat uang yang kuberikan sambil memperlihatkan wajah yang bingung, heran dan salah tingkah, lalu menyuruh anaknya membungkus pesananku. Segera aku melupakan keheranan ibu penjual yang baru saja terjadi.
Setelah menerima barang, aku segera berlalu.
Saat berjalan cukup jauh, kudengar ibu penjual mainan tadi memanggilku.
"Ini kembaliannya" katanya sambil terengah sambil menyerahkan beberapa lembaran uang. "Uang yang bapak berikan tadi seratus ribu"
Aku benar-benar tidak tahu kalau telah memberikan uang ratusan ribu, bukan sepuluh ribu.
Segera aku teringat saat ibu penjual itu heran dan bingung saat menerima uang pembelianku.
Ternyata batinnya sedang berperang untuk jujur atau dusta, untuk serakah atau mengembalikan yang bukan haknya.
Meski sedikit terlambat, hatinya berpihak pada yang baik.
𝗢𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝘀𝗮𝗷𝗮 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝘁𝗮𝗵𝘂 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗲𝗿𝘁𝗶 𝘀𝗮𝗮𝘁 𝗸𝗮𝘂 𝗽𝗲𝗿𝗹𝗮𝗸𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗷𝗮𝗵𝗮𝘁 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝗯𝘂𝗿𝘂𝗸❟ 𝗻𝗮𝗺𝘂𝗻 𝗵𝗮𝘁𝗶𝗺𝘂 𝘀𝗲𝗹𝗮𝗹𝘂 𝘁𝗮𝗵𝘂
Dari buku
MEMBUKA MATA
288 Percikan Motivasi & Renungan Inspiratif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar