Selasa, 26 Maret 2024

PANGGIL KETANGGUHAN ANDA

"𝑲𝒆𝒈𝒊𝒈𝒊𝒉𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒖𝒂𝒕, 𝒌𝒆𝒓𝒂𝒔 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒆𝒍𝒂𝒏𝒋𝒖𝒕𝒂𝒏, 𝒌𝒆𝒎𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒕𝒆𝒓𝒂𝒑𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒔𝒆𝒈𝒆𝒍𝒊𝒏𝒕𝒊𝒓 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒎𝒑𝒊𝒓 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍 𝒎𝒆𝒏𝒄𝒂𝒑𝒂𝒊 𝒕𝒖𝒋𝒖𝒂𝒏, 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒃 𝒔𝒆𝒊𝒓𝒊𝒏𝒈 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒌𝒆𝒌𝒖𝒂𝒕𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒑𝒆𝒏𝒅𝒂𝒎 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒖𝒎𝒃𝒖𝒉 𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓 𝒕𝒂𝒏𝒑𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒅𝒊𝒃𝒆𝒏𝒅𝒖𝒏𝒈"

(Goethe)


Kemenangannya hampir setiap lomba dan pemecahan rekor, membuat Hayes Jones menjadi fenomena dalam lari gawang. Wajar saja kalau dia terpilih untuk mengikuti Olimpiade Roma 1960. Di sana dia mengikuti lomba lari gawang 110 meter ditengah harapan seluruh dunia mendapat medali emas.

Tapi yang terjadi adalah Hayes menempati urutan ke tiga. Yang ada dipikirannya saat kekecewaan itu melanda adalah "Lantas kenapa? Sekalian saja aku berhenti berlari". Olimpiade yang akan datang masih empat tahun lagi dan dia sudah memenangi semua kejuaraan lari gawang yang dia incar.

Tapi Hayes Jones menolak menerimanya. Maka ia mulai berlatih lagi, tiga jam sehari, tujuh hari seminggu. Dan dua tahun kemudian ia membuat rekor baru dalam lari gawang 55 meter dan 65 meter.

22 Februari 1964 kembali Hayes bertanding dalam lomba lari gawang 55 meter di Madison Square Garden.

Dia menang dan menyamai rekor terbaik yang dibuatnya selama ini. Saat para pelari menghilang di jalan landai untuk menghentikan larinya, Hayes kembali ke lintasan berdiri sejenak dengan kepala ditundukkan, menerima tepuk tangan. Dan tujuh belas ribu orang yang memadati Garden berdiri memberi penghormatan atas seorang pria yang pernah kalah masih bertahan disana. Dia tidak mau menyerah, dan para penggemar mencintainya untuk alasan itu.

Tahun yang sama Hayes Jones mengikuti Olimpiade Tokyo dan berlari gawang jarak 110 meter dalam 13,6 detik, menjadi pelari pertama yang melewati garis finish - memenangkan medali emas.[]


Dari buku

YOU CAN, IF YOU THINK YOU CAN

Keterangan foto: Hayes Jones



Kamis, 21 Maret 2024

GURU HEBAT DIBELAKANG ORANG HEBAT

 

"𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐡𝐞𝐛𝐚𝐭 𝐛𝐚𝐠𝐢 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐠𝐮𝐫𝐮 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐝𝐢𝐝𝐢𝐤, 𝐝𝐚𝐧 𝐫𝐞𝐤𝐫𝐞𝐚𝐬𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐚𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐢𝐧𝐝𝐚𝐡 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐣𝐚𝐫."

(Maimoen Zubair) 


Dikran Tahta,

Adalah sebuah nama yang cukup asing  kalangan ilmuwan.

Tapi begitu orang menyebut teori black hole, bing bang segera mengingat nama Stephen Hawking. Hawking adalah fisikawan jenius guru besar Universitas Cambridge. Meski fisiknya lumpuh akibat Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS), Stephen Hawking adalah ilmuwan terbesar setelah Sir Isaac Newton.


Dikran Tahta adalah guru matematika dari Stephen Hawking. Hawking tak mungkin hebat tanpa orang hebat di belakangnya. Dan orang hebat di belakangnya itu tak lain adalah guru matematikanya, Dikran Tahta, saat ia belajar di St Albans Hertfordshire, Inggris tahun 1950 an.


Ketika kecil, tulisan Hawking jelek sekali. Hawking juga pemalas. Dia bahkan bukan lulusan terbaik di universitasnya. Tetapi karena ia ditangani oleh guru terbaik, Hawking menemukan kecintaannya pada matematika.

Di kelas, Tahta bukan guru yang selalu benar, tetapi ia mendebatkan dan mendiskusikan segala hal yang berkaitan dengan pengetahuan. 

Tahta, menurut Hawking, ialah orang yang membuka matanya hingga 'ia jatuh cinta' dengan matematika--disiplin ilmu yang ia sebut sebagai 'cetak biru alam semesta'.

Hawking mengatakan, cara terbesar untuk mengungkap rahasia alam semesta adalah dengan matematika.

"Kalau setiap orang berpikir tentang apa yang harus dilakukannya dalam hidup, keinginan itu akan terwujud dengan adanya guru-guru hebat, karena guru-guru hebat ada dibelakang orang-orang hebat", tutur Hawking.[]


"𝑺𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒈𝒖𝒓𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒍𝒉𝒂𝒎𝒊 𝒉𝒂𝒓𝒂𝒑𝒂𝒏, 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒂𝒍𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒊𝒎𝒂𝒋𝒊𝒏𝒂𝒔𝒊, 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒏𝒂𝒎𝒌𝒂𝒏 𝒄𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒋𝒂𝒓."

(Brad Henry) 


Dari buku

" 200 Inspirasi dari Guru untuk Guru"

MENGADILI RASA MARAH


"𝐊𝐞𝐦𝐚𝐫𝐚𝐡𝐚𝐧, 𝐤𝐞𝐛𝐞𝐧𝐜𝐢𝐚𝐧, 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐜𝐞𝐦𝐛𝐮𝐫𝐮𝐚𝐧 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐮𝐛𝐚𝐡 𝐡𝐚𝐭𝐢 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐢𝐧, 𝐢𝐭𝐮 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐮𝐛𝐚𝐡 𝐝𝐢𝐫𝐢𝐦𝐮 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢."

(Shannon Alder) 


Dalam rangka mengungkapkan kemarahan Anda, pertama-tama Anda harus mencari pembenaran bagi diri Anda sendiri bahwa marah itu pantas, tepat dan benar.

Oleh karena itu perlu digelar persidangan dengan rasa marah sebagai terdakwa.


Terdakwa duduk di kursi  pengadilan dalam pikiran Anda. Anda adalah jaksa penuntutnya. Anda tahu mereka bersalah, tetapi supaya adil, Anda harus membuktikannya kepada hakim, kepada hati nurani Anda terlebih dahulu.

Anda menuduhkan segala jenis kedengkian, kebencian, dan niat buruk di balik semua perbuatan terdakwa. Anda mengungkit kembali semua "kejahatan" mereka pada masa silam untuk meyakinkan hati nurani Anda bahwa mereka tak pantas untuk dikasihani.

Pada akhir dakwaan, Anda menyimpulkan bahwa para terdakwa dinyatakan BERSALAH! 


Tunggu.....

Sebelum hakim menjatuhkan vonis kepada terdakwa, supaya adil harus diberi kesempatan kepada terdakwa untuk menyatakan pembelaan.

Sebagai jaksa, Anda harus memberi kesempatan kepada 'pengacara' yang akan membela terdakwa 

Renungkan alasan-alasan dan penjelasan yang masuk akal tentang perilaku terdakwa. Pemberian maaf adalah hal yang cukup bijak. Akhirnya suara hati tidak lagi membolehkan adanya putusan bersalah. Maka persidangan ditutup dengan pemberian maaf atas kemarahan.[]


"𝑴𝒂𝒂𝒇𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒊𝒏𝒈𝒈𝒖𝒏𝒈𝒎𝒖, 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂, 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒅𝒊𝒓𝒊𝒎𝒖 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊."

(Harriet Nelson)


Dari buku

"Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya"

REFLEKSI DARI BU PRANI

 

"𝑺𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒈𝒖𝒓𝒖 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒎𝒆𝒎𝒊𝒍𝒊𝒌𝒊 𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒓𝒆𝒂𝒕𝒊𝒇."

(Dr.APJ Abdul Kalam)


Namanya Bu Prani,

Adalah seorang guru Bimbingan dan Konseling sebuah SMA di pinggiran Yogya. Mungkin karena latar belakang pendidikannya (ada beberapa sekolah yang guru BKnya diampu oleh guru yang tidak sesuai dengan ijazahnya), cara menangani masalah siswanya baik sekali. Anggapan guru BK sebagai hakim yang akan memvonis kesalahan tidak dialami oleh siswa.

"Baik Bu, saya siap menerima hukuman" begitu umumnya siswa yang ketahuan melakukan pelanggaran.

Tidak dengan Bu Prani.

Kata 'hukuman' bagi wanita paruh baya pantang untuk diucapkan, karena identik dengan kesalahan fatal dan harus dikenakan sanksi dihukum.

"Ibu akan berikan kamu refleksi, sayang" begitu kata Bu Prani.

Ketika muridnya melakukan kesalahan, Bu Prani selalu menerapkan pola refleksi (penyebutan kata ganti hukuman). Tujuan refleksi ini adalah memberikan penyadaran kepada murid untuk memahami dampak buruk atau akibat dari kesalahan yang telah dilakukan sehingga berefek jera.

Refleksi yang diterapkan Bu Prani kepada anak didik saat melakukan kesalahan di sekolah penuh pesan moral. Seorang murid mampu menjalaninya dengan penuh kesadaran, bukan paksaan, atau beban hukuman.

Seorang siswa yang kepergok meludah sembarangan, beliau hampiri, kemudian disuruhnya anak mengambil sampel air ludah lalu dibawa ke laboratorium untuk diamati apa yang ada pada sampel tersebut. Tak sampai disitu, siswa disuruh menggambar apa yang dilihat dibawah mikroskop. Dan hasilnya adalah sebuah pola lukisan yang unik penuh warna. Sebuah pelanggaran yang ternyata membuahkan karya seni yang bagus.

Bu Prani adalah guru yang tahu ilmu mendidik, melakukan pendekatan yang disukai siswa dan menjadi teman yang akrab bagi siswa-siswanya.[]


 "𝙳𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚋𝚎𝚕𝚊𝚓𝚊𝚛 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚊𝚓𝚊𝚛, 𝚍𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚊𝚓𝚊𝚛 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚕𝚊𝚓𝚊𝚛."

(Phil Collins)


Sumber:

1.Film "Budi Pekerti"

2.https://guruinovatif.id/artikel/menjalin-hubungan-pertemanan-dengan-siswa-meningkatkan-efektivitas-pembelajaran?username=radenahmadhilmanhilmawan

Kamis, 15 Februari 2024

DARI ATAS ATAU DARI BAWAH?

 

"𝑯𝒊𝒅𝒖𝒑 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒆𝒓𝒔𝒆𝒑𝒔𝒊. 𝑷𝒐𝒔𝒊𝒕𝒊𝒇 𝒗𝒆𝒓𝒔𝒖𝒔 𝒏𝒆𝒈𝒂𝒕𝒊𝒇. 𝑨𝒑𝒂 𝒑𝒖𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒑𝒊𝒍𝒊𝒉 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒓𝒖𝒉𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒎𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓 𝒎𝒆𝒏𝒄𝒆𝒓𝒎𝒊𝒏𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍𝒎𝒖."

(Sonya Teclai)


Ketika menatap sepintas bagian kanan gambar diatas (yang ditandai dengan "i"), akan terlihat sebuah struktur tertutup dari bawah ke atas. Hal ini bisa diamati dari garis dari a hingga b yang tidak diperpanjang sampai ke c

Tetapi jika menatap bagian kiri bentuk tersebut (yang bertanda "ii") beberapa kali, akan menyimpulkan bahwa gambar itu kelihatannya terlihat dari atas ke bawah.


Fakta dari Persepsi (anggapan):

1.meski bukan realitas , persepsi tetap digunakan oleh manusia karena keterbatasannya


2.Setiap manusia cenderung mempunyai Persepsi yang tidak sama


Namun seringkali seseorang terjebak oleh persepsinya, dan meyakini sudut pandangnya adalah yang benar. Padahal ada orang lain yang mempunyai pendapat berbeda. Memaksakan sudut pandangnya hanya akan menimbulkan konflik yang berkepanjangan.


Sepanjang yang diperdebatkan adalah pendapat atau persepsi, sepanjang itu pula masih ada peluang untuk salah. Sudah banyak bukti beberapa teori (persepsi) lama gugur karena muncul teori baru.Tidak ada kebenaran mutlak selain dari Sang Maha Pencipta Segala sesuatu.

Seseorang yang berpegang teguh pada persepsinya, akan membuat sudut pandangnya sempit, cakrawala pengetahuan kita menjadi luas bila sudut pandangnya, persepsinya terbuka.


Bersikukuh dengan persepsi yang diyakininya, membuat seseorang tidak akan mendapat solusi, karena akan menegasikan (berlawanan) perspektif lain.[]


"𝐏𝐞𝐫𝐬𝐞𝐩𝐬𝐢𝐦𝐮, 𝐤𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐞𝐝𝐚 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐢𝐧, 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫𝐢𝐦𝐮 𝐤𝐞𝐦𝐚𝐦𝐩𝐮𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐥𝐢𝐡𝐚𝐭 𝐡𝐚𝐥-𝐡𝐚𝐥 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐝𝐢𝐥𝐢𝐡𝐚𝐭 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐢𝐧."

(Gerry Reiche)


Dari buku: "Mindful Learning" Membongkar 7 Mitos Pembelajaran yang Menyesatkan

Rabu, 14 Februari 2024

TIUP LUBANGNYA

"𝘒𝘦𝘨𝘢𝘨𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘦𝘯𝘵𝘪 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘬𝘦𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘴𝘪𝘭𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘵𝘶 𝘥𝘦𝘬𝘢𝘵."

(Thomas Alva Edison)


Jerman, penghujung musim dingin 2009


Pagi itu, Bowo ketinggalan bus yang biasa mengantarkan ke kampus. Segera ia mengambil sepedanya dan mengayuh dalam udara bertemperatur -14° agar tidak tertinggal kereta menuju Frankfurt.


Malam telah larut saat dia kembali ke stasiun untuk mengambil sepedanya.

Nahas, karena dinginnya udara gembok sepeda yang berupa spiral itu kehilangan elastisitasnya sehingga tidak bisa dibuka 

Di pelataran sepeda Bahnhof (Stasiun) Giessen yang gelap (Pukul 22:00), selama hampir seperempat jam dia cuma mencoba putar-memutar lubang kunci, tapi tidak berhasil, meskipun kuncinya sampai bengkok. Tiba-tiba, muncul seorang lelaki tegap berbadan besar berkulit gelap. Sambil tersenyum, pria itu berkata, "Tiup lubang kuncinya dengan hawa panas tubuh kita!"


Lalu, dia membungkuk dan mencontohkan caranya. Tanpa ragu, ia berjongkok dan meniup (lubang) gembok sepedanya berulangkali seolah penuh penghayatan. Bowo hanya terdiam dan berujar dalam hati, "Rupanya dia sudah berpengalaman." Dan, ketika diputar kuncinya, gembok itu langsung bisa dibuka.


Lalu, dengan senyum lebar bahagia, lelaki itu berucap, "Selamat mencoba dan semoga berhasil!"


Lelaki itu pergi dan berlalu dengan sepeda bututnya. Bowo pun mengucapkan terima kasih. Berkat tips lelaki asing itu, akhirnya gembok sepedanya juga bisa diputar. Padahal, sebelumnya kunci sudah bengkok dan hampir saja dia menyerah.


Selalu ada penyelesaian selama kita mau berusaha. Dari mana, oleh siapa dan bagaimana caranya penyelesaian itu karena kita tidak pernah sendiri. Dan sebuah kehangatan akan selalu memberikan efek positif sebuah penyelesaian.[]


"𝑲𝒆𝒃𝒆𝒓𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍𝒂𝒏 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒊𝒔𝒊 𝒍𝒂𝒊𝒏 𝒌𝒆𝒈𝒂𝒈𝒂𝒍𝒂𝒏. 𝑺𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒕𝒊𝒏𝒕𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒂𝒌 𝒅𝒊 𝒃𝒂𝒍𝒊𝒌 𝒂𝒘𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒓𝒂𝒈𝒖𝒂𝒏. 𝑫𝒂𝒏, 𝒌𝒂𝒖 𝒕𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒕𝒂𝒉𝒖𝒊 𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒅𝒂 𝒅𝒊 𝒃𝒂𝒍𝒊𝒌 𝒂𝒘𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒓𝒂𝒈𝒖𝒂𝒏. 𝑫𝒂𝒏, 𝒌𝒂𝒖 𝒕𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒕𝒂𝒉𝒖 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂 𝒅𝒆𝒌𝒂𝒕 𝒕𝒖𝒋𝒖𝒂𝒏𝒎𝒖. 𝑴𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏, 𝒌𝒆𝒃𝒆𝒓𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍𝒂𝒏 𝒊𝒕𝒖 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒅𝒆𝒌𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝒃𝒂𝒈𝒊𝒎𝒖 𝒕𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒋𝒂𝒖𝒉. 𝑴𝒂𝒌𝒂, 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒖𝒂𝒏𝒈, 𝒃𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝒉𝒂𝒏𝒕𝒂𝒎𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒎𝒂𝒌𝒊𝒏 𝒌𝒆𝒓𝒂𝒔. 𝑲𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝒔𝒆𝒈𝒂𝒍𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒂𝒎𝒑𝒂𝒌 𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒃𝒖𝒓𝒖𝒌, 𝒌𝒂𝒖 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒕𝒂𝒌 𝒃𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒃𝒆𝒓𝒉𝒆𝒏𝒕𝒊"

(Clinton Howell)


Dari buku "Berobat 20 juta Per Hari"




SIMBOL KEHIDUPAN MENJELANG KEMATIANNYA

"𝐒𝐞𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐩𝐮𝐧𝐲𝐚 𝐜𝐮𝐤𝐮𝐩 𝐰𝐚𝐤𝐭𝐮 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐦𝐚𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐞𝐫𝐚𝐩𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐢𝐤."

(Johann Wolfgang von Goethe)

Lahir dengan nama Randolph Frederick Pausch pada 23 Oktober 1960 di Baltimore, Maryland. Setelah lulus dari Oakland Mills High School di Columbia, Randy Pausch meraih gelar sarjana pada ilmu komputer dari Brown University pada bulan Mei 1982. Dan pada Agustus 1988 gelar doktornya ia raih dari Carnegie Mellon University  sambil bekerja paruh waktu di Xerox Palo Alto Research Center dan Adobe Systems.


Sejak 1988 hingga 1997, Pausch menjadi asisten dan associate professor di Department of Computer Science di University of Virginia's School of Engineering and Applied Science. Selama di sana, ia juga belajar di Walt Disney Imagineering and Electronic Arts (EA). Pada 1997, Pausch menjadi associate professor di Computer Science, Human-Computer Interaction and Design, Carnegie Mellon University (CMU).


Tahun 2006 dokter memvonis Pausch terkena kanker pankreas stadium lanjut dengan harapan hidup tiga sampai enam bulan kedepan.

Terserang penyakit mematikan tidak menjadikan Pausch tenggelam dalam depresi, tapi ia menggunakan pengalaman hidupnya sebagai bahan kuliah. Saat mengajar pun, ia tetap memperlihatkan penampilan yang seperti biasanya, yakni hangat dan penuh humor.


18 September 2007 Pausch memberikan kuliah umum terakhirnya dengan tajuk "Really Achieving You Childhood Dream" (Raih Impian Masa Kecilmu) di Carnegie Mellon University (CMU) Pittsburgh Amerika Serikat.

Kuliah umum tersebut menjadi salah satu sesi kuliah yang paling fenomenal dan inspiratif di Amerika dan juga di dunia. Dalam sesi yang berlangsung sekitar satu jam tersebut, Pausch mendorong para hadirin untuk tidak pernah menyerah terhadap halangan dalam kehidupan, yang ia sebut sebagai "dinding bata" (brick walls).

Dalam kuliah yang dibawakan dengan wajah yang ceria, penuh canda, dan diselingi dengan push-up, seakan menunjukkan bahwa ia segar bugar, Pausch juga menceritakan impian-impian masa kecilnya dan berusaha untuk membangkitkan orang lain untuk bermimpi dan mewujudkan mimpinya itu. Bagi sebagian orang, mungkin mimpi-mimpi itu hanyalah mimpi "kecil". Tapi kemudian justru mimpi-mimpi itulah yang mengubah kehidupan Pausch, menjadikannya manusia yang berbeda. Bagaimana ia berusaha untuk membantu setiap orang yang dikenalnya untuk dapat merealisasikan mimpi-mimpi masa kecil mereka, serta bagaimana kita dapat memaknai hidup bila kita tahu bahwa kita hanya punya sedikit kesempatan, dan kesempatan itu akan segera habis.


Kuliah terakhir Pausch memang sangat fenomenal. Bukan karena yang menyampaikannya adalah seorang yang sedang sekarat akibat kanker, melainkan karena apa yang disampaikannya benar-benar menginspirasi banyak orang.

Pausch sendiri merekam kuliah tersebut bukan.sekadar untuk kenangan, dan bukan untuk orang lain, melainkan untuk ketiga anaknya. la tahu bahwa kelak ketiga anaknya mungkin tidak akan ingat dengan jelas seperti apa sosok ayahnya. Mereka hanya akan mengenal ayahnya melalui foto dan cerita. Yang diinginkan Pausch adalah agar kelak anak-anaknya tidak hanya mengenangnya (melalui rekaman kuliah terakhir itu), tapi juga yakin bahwa ayah mereka selalu mencintai mereka.

Melalui rekaman kuliah terakhir itu, Pausch ingin

mengajarkan kepada anak-anaknya, "Bagaimana menjalani hidup dengan cara meraih impian-impian masa kecilmu."

Kuliah Pausch itu menjadi bahan utama buku yang kemudian diterbitkan dengan judul "The Last Lecture". Buku tersebut menjadi buku laris. Demikian juga video kuliahnya  yang diunggah ke You Tube, Google video, MySpace, dan Facebook, dan ditonton lebih dari satu juta orang hanya dalam sebulan pertama. Pausch juga tampil dalam Oprah Winfrey Show pada Oktober 2007. Pada 9 April 2008, jaringan ABC menayangkan kisah tentang Pausch dengan judul "The Last Lecture": A Love Story for Your Life.


Jum'at, 25 Juli 2008 Pausch menyerah pada penyakitnya. Empat hari kemudian ABC menayangkan acara khusus untuk mengenang kehidupan Pausch dan kuliah umumnya yang terkenal.


Pausch telah meninggalkan warisan yang besar, tidak hanya untuk anak-anaknya, tetapi juga untuk semua orang yang mengenalnya (meski hanya melalui buku dan rekaman kuliah terakhirnya), tentang bagaimana memaknai hidup dan kehidupan, bagaimana membuat mimpi menjadi nyata, dan pelajaran tentang harapan.

la menjadi simbol kehidupan, sekaligus menjelang kematian.[]


𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒔𝒆𝒓𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒃𝒆𝒈𝒊𝒕𝒖 𝒔𝒂𝒋𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒖𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒔𝒚𝒖𝒌𝒖𝒓𝒊, 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒔𝒊𝒔𝒂 𝒔𝒆𝒅𝒊𝒌𝒊𝒕 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊, 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓-𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒎𝒆𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒕𝒊𝒂𝒑 𝒎𝒐𝒎𝒆𝒏 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍 𝒎𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏.


Dari buku "HAPPINESS CAFE" Kisah Inspiratif Orang-orang yang Bahagia


Keterangan foto: Randy Pausch saat memberikan kuliah November 2007



ADA YANG LEBIH HEBAT

 “𝑺𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌-𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏.”  (Hadits Riway...