Senin, 26 September 2022

RENDAH HATI, BUKAN RENDAH DIRI



"𝐑𝐞𝐧𝐝𝐚𝐡 𝐡𝐚𝐭𝐢 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐫𝐞𝐟𝐥𝐞𝐤𝐬𝐢𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐡𝐰𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐫𝐞𝐧𝐝𝐚𝐡 𝐝𝐢𝐫𝐢. 𝐑𝐞𝐧𝐝𝐚𝐡 𝐡𝐚𝐭𝐢 𝐦𝐞𝐫𝐮𝐩𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐰𝐮𝐣𝐮𝐝 𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐬𝐲𝐮𝐤𝐮𝐫."

Seorang filsuf bergegas menaiki sebuah kapal kecil menuju ke suatu tempat yang berada di seberang. Waktu tempuh perjalanan yang diperlukan lebih kurang empat puluh menit lamanya. Setelah beberapa lama kapal itu beranjak dari tempatnya bersandar, tiba-tiba filsuf itu merasakan bosan sehingga ia pun bergegas keluar dari ruang penumpang menuju ke atas kapal untuk melihat-lihat pemandangan sekaligus mencari teman untuk berbincang. la pun mendapati seseorang di atas geladak kapal yang ternyata salah seorang awak kapal yang melaut itu.

Setelah keduanya saling memperkenalkan diri, di tengah perbincangan sang filsuf bertanya kepada awak kapal, "Apakah Anda mengerti tentang filosofi?" "Mohon maaf, Pak, saya tidak mengerti apa itu filosofi," jawab awak kapal. "Oh, ya? Wah, sayang sekali ... jika demikian berarti Anda telah kehilangan setengah dari seluruh kehidupan Anda," ucap sang filsuf. Kemudian filsuf itu melanjutkan pertanyaannya, "Apakah Anda mengerti ilmu matematika?" "Saya tidak mengerti, Pak," jawab awak kapal tersebut. Mendengar jawaban itu, sang filsuf menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berkata, "Sayang sekali, saya sangat menyayangkan bahkan Anda tidak mengerti akan matematika. Berarti Anda telah kehilangan lagi setengah dari kehidupan Anda." Awak kapal itu pun semakin tidak mengerti apa gerangan maksud dari filsuf itu menanyakan pertanyaan-pertanyaan itu kepadanya.

Suasana pun hening beberapa saat. Kemudian, awak bertanya kapal  itu  kepada sang filsuf. "Maaf, Pak, tadi Anda bertanya dua hal kepada saya dan saya tidak bisa menjawabnya karena keterbatasan saya. Sekarang bolehkah saya bertanya kepada Anda?" ucap awak kapal itu ketika menyadari bahwa ada beberapa bagian kapal itu yang mulai terendam air akibat hantaman ombak yang kencang. Filsuf itu tidak menyadari akan hal itu. Dengan gagahnya sang filsuf berkata, "Oh, tentu boleh dan saya akan menjawabnya."

"Pak ... apakah Bapak bisa berenang?" tanya awak kapal. "Sepertinya kapal ini akan tenggelam, Pak ..., ? lanjut awak kapal sembari menunjukkan ke bagian kapal yang mulai tergenang air. Dengan cepat sang filsuf menggelengkan kepalanya. Seketika itu juga ia ketakutan bukan main dan berkata, "Saya tidak bisa berenang, cepat tolonglah saya." Melihat kejadian itu, awak kapal menertawakan sang filsuf dan berkata, "Sayang sekali, Pak, berenang saja Anda tidak bisa. Itu artinya Anda akan kehilangan seluruh kehidupan Anda sekarang."[]

"𝑲𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒏𝒈𝒖𝒏 𝒌𝒆𝒔𝒖𝒌𝒔𝒆𝒔𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖𝒊 𝒇𝒐𝒏𝒅𝒂𝒔𝒊 𝒌𝒆𝒔𝒐𝒎𝒃𝒐𝒏𝒈𝒂𝒏; 𝒌𝒆𝒓𝒆𝒏𝒅𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒕𝒊 𝒎𝒆𝒓𝒖𝒑𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒇𝒐𝒏𝒅𝒂𝒔𝒊 𝒔𝒖𝒌𝒔𝒆𝒔 𝒊𝒕𝒖 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒌𝒂𝒏𝒅𝒖𝒏𝒈 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒚𝒖𝒌𝒖𝒓 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎."
(Davit Setiawan)

Dari buku
"I Believe I Can Fly!"
150 Kisah Inspirasional yang Membuat Kesuksesan Berlari Menuju Anda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ADA YANG LEBIH HEBAT

 “𝑺𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌-𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏.”  (Hadits Riway...