Kepemimpinan adalah mengkomunikasikan kepada orang lain nilai dan potensi mereka secara amat jelas sehingga mereka bisa melihat hal itu dalam diri mereka
(Stephen R Covey)
Kebijaksanaan Raja itu membuat apa yang diperintahkannya selalu dikerjakan para punggawanya. Namun para bawahannya banyak yang punya sifat mencari perhatian, menjilat dan mencari muka.
Kalau sedang berjalan beriringan, mereka selalu berlomba-lomba 'menyenangkan' hati raja dengan memuji-mujinya: Tuanku adalah Raja yang paling bijaksana; tak ada raja lain yang seperti Baginda. Yang lain tidak mau kalah: Kami bangga dengan kepemimpinan Tuanku, tak ada peperangan yang tidak Tuanku menangkan. Tak mau kalah dengan temannya, punggawa lain berkata: Berkat kepemimpinan Tuanku, negeri ini jadi adil dan makmur.
Makin lama sang Raja makin sebal dan muak dengan segala perlakuan tersebut dan menyusun rencana untuk memberi sebuah pelajaran.
Suatu hari, raja mengajak para punggawanya berjalan-jalan di pantai. Seperti biasa, para abdi itu kembali berlomba-lomba mengeluarkan pujian-pujian.
Raja mulai kehilangan kesabaran dan berkata "Kalian mengatakan aku adalah raja yang paling hebat di muka bumi, benarkah"
"Ya benar, Baginda. Itu jelas yang mulia, semut dan burungpun tahu. Apa yang Tuanku titahkan pasti terjadi" serentak mereka menjawab.
"Benarkah kalau aku perintahkan membayar pajak mereka akan mematuhinya?"
"Pasti Tuanku" kembali mereka menjawab serentak.
"Benarkah semua apa yang kuperintahkan semua makhluk mengikutinya?"
"Benar Baginda. Segala titah Tuanku pasti dituruti oleh apapun dan siapapun di muka bumi"
Tanpa disadari, mereka sudah menginjakkan kaki di bibir laut. Lalu raja bertanya "Apakah kalau aku perintahkan agar gelombang laut menari, gelombang laut akan menurut?"
Para punggawa itu tiba-tiba terdiam dan berangsur pucat.
Lalu dengan gaya yang gagah rajapun berseru "Wahai lautan yang luas, samudera yang biru, aku perintahkan kamu untuk untuk bergelora dan membentuk gelombang besar dan buatlah tarian untukku!"
Tetapi air laut ternyata tidak tunduk oleh perintahnya. Berkali-kali ia berseru, namun laut tetap seperti sedia kala. Gelombang laut tetap saja kecil dan lembut menghempas ke pantai.
Raja mengalihkan pandangannya ke para punggawanya. Mereka semua diam membisu karena malu.
"Wahai para abdi dan punggawaku, ternyata aku tidak sehebat seperti yang kalian sanjung selama ini. Lihatlah laut ini, mereka sama sekali tidak tunduk oleh perintahku. Aku ini manusia biasa saja rupanya seperti kalian, seorang anak manusia yang ditakdirkan menjadi raja. Raja maha perkasa seperti yang kalian katakan itu adalah Tuhan seru sekalian alam, sembahan kita semua. Untuk itu, aku perintahkan kalian: agar mulai sekarang jangan mendewa-dewakan aku lagi".[]
Kepemimpinan adalah sebuah seni yang harus dikuasai oleh seorang Pimpinan. Salah satu diantaranya adalah seni mendidik dan menegur dengan cara yang kreatif dan efektif
Dari buku
KAFE ETOS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar