Rabu, 02 Februari 2022

OPERASI PENGURANGAN DALAM AL-QUR'AN


 Pada tes tertulis penerimaan karyawan atau pegawai sering dijumpai soal-soal berikut:

10 - 1 = 19

10 - 2 = 28

10 - 3 = 37

10 - 4 = 46

10 - 5 = 55

Dengan menggunakan logika atau soal-soal sebelumnya, maka kita dapat melanjutkan soal berikutnya:

10 - 6 = 64

10 - 7 = 73

10 - 8 = 82

10 - 9 = 91

Secara matematis, tentunya tidak logis operasi pengurangan yang menghasilkan bilangan lebih besar.

Tapi menurut Al-Qur'an, itu adalah matematika yang sangat logis.

Kalau kita mempunyai 10 harta, kemudian kita sedekahkan satu, maka yang kita sedekahkan itu akan mendapatkan balasan sepuluh kali lipat. Ditambah dengan sembilan sisanya, maka jumlah harta setelah disedekahkan menjadi (10x1) + 9 = 19


مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ عَشْرُ اَمْثَالِهَا ۚوَمَنْ جَاۤءَ بِالسَّيِّئَةِ فَلَا يُجْزٰٓى اِلَّا مِثْلَهَا وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ


Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatannya. Mereka sedikit pun tidak dirugikan (dizalimi).

(QS Al-An'am [6]: 160)


Ditulis kembali dengan beberapa perubahan dari buku "Allah Maha Menyejahterakan

Minggu, 30 Januari 2022

PAK TUA BODOH YANG MEMINDAHKAN GUNUNG


Pak Tua bodoh dari Gunung Utara berusia lebih dari sembilan puluh tahun. Dia tinggal di antara dua gunung yang ketinggiannya seribu kaki di daerah seluas hampir tujuh puluh mil persegi.

Selain menghalangi pemandangan, kedua gunung itu memperpanjang jarak kalau bepergian, karena harus memutar.

Akhirnya Pak Tua bodoh mengumpulkan keluarganya untuk bermusyawarah guna memindahkan kedua gunung tersebut.

"Mari kita pindahkan gunung itu, kita gali batunya untuk meratakan tanah" kata Pak Tua Bodoh.

"Tidak mungkin!" kata seorang anggota keluarganya. "Bagaimana cara memindahkan dan onggokannya dibawa kemana?"

"Kita bawa ke Laut China Timur" jawab anggota keluarga yang lain dengan serempak. Maka bersama keluarganya, Pak Tua Bodoh mulai bekerja memindahkan gunung tersebut. Semua anak dan cucunya dikerahkan untuk memecah batu, menggali tanah dengan sekop dan pahat. Lumpur dan pecahan batu diletakkan dalam keranjang dan diangkut ke tepi laut setiap hari. Tak lama kemudian, anak tetangganya yang berusia tujuh tahun ikut membantu.

Suatu saat, dalam perjalanan ke tempat kerjanya, Pak Tua Bodoh berjumpa dengan Pak  Tua Bijak dari tikungan sungai.

"Berbuatlah sesuai dengan akal sehatmu, kawan" kata Pak Tua Bijak sambil mencibir. "Usiamu sudah cukup tua. Sebuah batu dari gunung cukup berat buatmu, apalagi lumpur dan tanah yang harus kau angkut".

" Saya khawatir, kamu terlalu picik" kata Pak Tua Bodoh sambil menghela nafas. "Tidakkah kau lihat kalau aku mati pekerjaan ini akan dilanjutkan oleh anakku? Dan kalau anakku nanti mati, cucuku akan meneruskan pekerjaan ini? Keluargaku akan melanjutkan pekerjaan ini terus-menerus, sementara gunung ini tidak akan tumbuh besar. Bagaimana kami tidak dapat melakukannya?"

Pak Tua Bijak menaikkan alis matanya. Dia tidak tahu harus berkata apa.

Rupanya percakapan mereka didengar oleh Dewa yang tergerak untuk membantu Pak Tua Bodoh. Dewa lalu menyuruh pembantunya untuk memindahkan gunung itu ke tempat lain.

Hikmah

Iman dapat memindahkan gunung. Maka Tuhan merendahkan orang bijak yang mulia dan meninggikan orang yang bodoh itu. Hidup Pak Tua Bodoh sangat terbatas, tetapi keyakinan atas keberhasilannya tidak ada batasnya.

Kepercayaan diri, ketetapan hati dan hanya memiliki satu tujuan utama adalah sangat penting untuk kesuksesan suatu usaha.


Dari buku

"Kisah-kisah Kebijaksanaan China Klasik"

Refleksi Bagi Para Pemimpin

Sabtu, 29 Januari 2022

KEKUATAN MOTIVASI


 Bila Anda memiliki alasan yang cukup kuat, Anda akan menemukan jalannya

Olimpiade Mexico 1968...

Stadion sudah mulai sepi, pembagian medali telah usai dan beberapa lampu dimatikan, meski masih ada beberapa pertandingan atletik yang lain.

Sejam kemudian, penonton dikejutkan oleh panitia yang mengumumkan ternyata pertandingan marathon belum usai. Masih ada seorang pelari yang akan memasuki stadion.

Gemuruh tepuk tangan membahana saat seorang pelari mulai memasuki stadion dengan langkah yang gontai. Para penonton memberikan standing ovation kepada pelari ke-57 , John Stephen Akhwari dari Tanzania.

Meski sebagai pelari terakhir (sebelas pelari lain menyerah) sejarah telah mencatat ia digelari "A King without Crown"(Raja tanpa Mahkota), karena pantang menyerah.

Saat bendera dikibarkan, Akhwari sudah terhadang dengan cedera. Pelari kelahiran Mbulu ,Tanzania itu terjatuh dan mengalami lepas engsel pada sendi akibatnya dia mengalami demam hebat dan panitia menyarankan agar tidak melanjutkan larinya. Namun dia tidak mau menyerah.

Setelah usai, Akhwari ditanya wartawan alasannya untuk menuntaskan larinya.

"Negaraku tidak mengirim aku sejauh 5000mil ke Mexico city tidak hanya untuk memulai perlombaan. Mereka mengirimkan aku untuk menyelesaikannya".

Dedikasi Akhwari membuat namanya digunakan oleh"John Stephen Akhwari Atletics Foundation", sebuah organisasi yang mendukung pelatihan atlet Tanzania untuk Olimpiade.

Akhwari juga diundang pada olimpiade 2000 di Sydney. Dia juga hadir di Beijing sebagai duta dalam persiapan Summer Olympics 2008.

Motivasi yang sesungguhnya adalah apa yang muncul dan menggelora dalam diri seseorang untuk mewujudkan segala apa yang dibayangkannya.

Motivasi akan mengarahkan orang untuk melakukan sesuatu sebagaimana yang dia impikan 


Dari buku

BELAJAR DENGAN HATI NURANI

DETERJEN 'INTERPERSONAL SKILL'


Dari selembar karton tipis dibuat potongan menyerupai penampang kapal yang meruncing pada ujung dan datar pada ujung yang lain.

Pada bagian tengah belakang dibuat sebuah lubang kecil. 'Kapal' itu diletakkan pelan-pelan pada permukaan air sehingga diam. Berikutnya ditaburkan bubuk deterjen pada lubang belakang 'kapal'. Tak lama kemudian 'kapal ' bergerak meluncur maju.

Pada permukaan air, sebenarnya terdapat lapisan tipis yang disebut lapisan semi permeabel. Lapisan ini terjadi karena adanya gaya kohesi antar moke air sehingga menghasilkan sebuah tegangan yang disebut "tegangan permukaan ".

Adanya tegangan permukaan ini membuat 'kapal' karton tadi diam tak bergerak. Taburan bubuk deterjen pada lubang dibelakang kapal ternyata memecahkan tegangan permukaan sehingga hambatannya hilang dan 'kapal' dapat meluncur.

Demikian pada kita. Terdapat hambatan dari dalam diri kita sehingga tidak dapat meluncur dengan baik. Kadang kita tidak sadar terdapat sikap dalam diri kita yang menghambat interaksi dengan orang lain.

Kecerdasan interpersonal (interpersonal skill) adalah sebuah kemampuan yang dimiliki seseorang sehingga bisa memahami perasaan, motivasi, karakter dari orang lain. Dengan demikian orang dengan kecerdasan interpersonal mampu bekerja sama, berkomunikasi dengan orang lain dengan mudah. Akibatnya adalah mudah bersosialisasi dengan orang lain (kecerdasan sosial).

Sering dijumpai seseorang dengan prestasi akademik yang gemilang, IQ tinggi, cerdas, namun kini mereka sulit mendapatkan pekerjaan, mudah bosan dengan pekerjaannya. Seperti ada jarak yang membentang antara potensi dirinya dan kesuksesan karir yang tidak juga diraih.

Bila seperti itu yang terjadi, maka terdapat hambatan pada tegangan permukaan. Pecahkan, gunakanlah deterjen interpersonal skill yang dapat mengubah sikap kaku dan angkuh tegangan permukaan, menjadi pribadi  hangat dan cair yang disukai orang.[]


Dari buku

MOBIL MOGOK ANGGOTA DEWAN

sebuah sainspirasi

Rabu, 26 Januari 2022

BUSHIDO

Bushido adalah filsafat yang menjadi pegangan kaum Samurai,atau Bushi(orang yang berperang/prajurit militer), demikian sebutan yang lazim untuk mereka.Bushido sering dibandingkan dengan kode keksatriaan yang dianut para ksatria Eropa.Mungkin tujuan Bushido sama,yaitu untuk menyediakan sebuah kode kehormatan dan aturan hidup bagi pasukan bersenjata di sebuah negeri.Namun Bushido itu khas timur.Ia lahir dari campuran Buddhisme,Chu - Tsu, Konfusius serta Shinto dan-walaupun secara resmi diperkenalkan pada abad ke-17 - telah mendarah daging dalam diri bushi semenjak awal mereka dilahirkan.

Berikut ini adalah delapan prinsip Bushido :

Jin: untuk mengembangkan pemahaman supaya bersimpati kepada orang lain

Gi: untuk menjaga etika yang benar

Chu: untuk menunjukkan kesetiaan kepada junjungan

Ko: untuk menghormati dan menyayangi orang tua

Rei: untuk menunjukkan hormat pada sesama

Chi: untuk meningkatkan kebijaksanaan dengan memperluas pengetahuan

Shin: untuk senantiasa jujur sepanjang waktu

Tei: untuk mencintai orang tua dan juga mereka yang patut dikasihani


Dari buku

HAGAKURE

the wisdom of Samurai

SEDEKAH BOCAH BELIA


Bayangan untuk segera sampai di rumah dan beristirahat akhirnya pudar melihat jalan yang menjadi ajang parade kendaraan bermotor roda dua maupun empat.

Aku segera menepikan kendaraanku ke sebuah ruko di Jalan Barito yang menuju jalan Radio Dalam untuk ikut menggunakan kamar kecilnya.

Selesai dengan urusan tersebut, kuputuskan untuk istirahat di sebuah kios sambil membeli minuman dan makanan kecil pengganjal perut. Pemilik kios yang ramah akhirnya mengajak ngobrol sambil menunggu kemacetan mencair.

Pada saat itu, tiba-tiba aku melihat sebuah sedan Mercedez-Benz tahun terbaru berhenti dekat kendaraanku. Sayang, aku tidak bisa melihat pengemudi dan penumpangnya dengan jelas karena kaca filmnya yang gelap dan hari yang mulai malam. 

Tiba-tiba dari pintu depannya yang terbuka keluar seorang anak laki-laki kecil berusia sekitar enam atau tujuh tahun berpakaian rapi.

Anak belia itu segera menyeberang jalan dan menuju ke sebuah gardu PLN. Aku heran, ada apa dia berjalan ke sana. Rupanya didekat gardu itu ada seorang wanita tua dengan buntalan besar disampingnya. Tak jauh darinya, dari keremangan lampu jalan nampak seekor kucing sedang tidur.

Dari jauh, aku melihat anak laki-laki itu merendahkan posisinya sehingga wajah mereka hampir berhadapan. Karena dari tempatku duduk jaraknya jauh, aku hanya bisa melihat mereka, tanpa mengetahui apa yang dibicarakan.

Tak lama kemudian, anak itu merogoh kantongnya celananya dan mengeluarkan sebuah amplop putih dan menyerahkannya kepada wanita tersebut. Ibu itu menerima amplop dengan terkejut dan menciumnya berulang-ulang.

Saat anak tadi akan beranjak pergi, tangan ibu itu menahannya. Kedua tangan ibu itu ditengadahkan keatas dengan kepala tertunduk. Anak belia itu melakukan hal yang sama. Setelah itu disalaminya anak itu sambil mengusap kepalanya.

Aku tertegun, rupanya ibu tua itu sedang mendoakan bocah belia itu atas sedekah yang diberikan. Mungkin ia memohon kepada Yang maha Kuasa agar diberikan imbalan terbaik kepada anak belia atas kebaikan yang ditanamkan pada malam itu.

Dari kendaraan yang dinaiki, pakaian yang dikenakan anak itu sudah terlihat bagaimana keadaan kehidupannya, sehingga wajar ia berbagi kepada yang tidak berpunya. Namun ada yang istimewa sehingga hampir membuatku tak percaya.

Anak itu pandai dan paham benar bagaimana adab sopan-santun memberi. Tak hanya belajar dari sekolah atau mengaji, namun dia melakukan dan mengalami sendiri betapa manisnya arti dari kata ketulusan dan keikhlasan. Itulah sebabnya, ia mengulurkan tangan tidak sambil berdiri. Falsafah 'berdiri sama tinggi, duduk sama rendah' dia lakukan untuk menjauhkan dari perbuatan sombong dan pamer.

Mungkin ini adalah yang dimaksud oleh sebuah ayat yang mengatakan "Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya, Maha Penyantun"

(QS Al-Baqarah [2]: 263)

Dari kejauhan aku melihat wanita tua itu masih terus mengangkat tangannya dengan wajah menengadah ke langit, meski anak itu sudah pergi jauh. Meski aku sendiri tidak mendengar apa yang diucapkannya, namun terasa ada yang mendorongku untuk mengaminkannya dengan penutup "Ya Allah, Ya Robb, masukkanlah laki-laki belia itu beserta orangtuanya ke dalam golongan orang-orang yang mulia".

Jalan sudah mulai lengang, aku pun bergegas untuk pulang ke rumah dengan membawa oleh-oleh pengalaman dan pelajaran manis tentang ketulusan, yang diajarkan oleh seorang bocah belia. []


Dari buku

VISA KE SURGA

Catatan Harian Inspiratif Tentang Indahnya Berbagi

EMPATI


Berasal dari bahasa Yunani Emphateia yang berarti suka dengan perasaan kasih sayang. Itulah sebabnya, empati ini sebenarnya adalah upaya membuka perasaan seseorang agar semakin peka dan tajam pada kondisi sosial dan emosional orang lain.

Saat berjalan dikawasan kumuh distrik Haarlem, New York bersama pengawal dan  wartawan, Muhammad Ali sang petinju besar menghampiri seorang tunawisma setelah memerintahkan rombongan agar menjauh. Ali kemudian mengajak tunawisma itu berbicara sebelum akhirnya memberikan sedekah dan berlalu.

Seorang wartawan sengaja menjauh dari rombongan dan menghampiri tunawisma tadi serta menanyakan apa yang dikatakan petinju besar itu.

"Ali memang hebat dan sangat baik!" kata pengemis itu. Penasaran , wartawan itu mengapa dia mengatakan seperti itu, apa karena jumlah uang yang diberikan kepadanya?

Pengemis itu menjawab "Bukan!, Ali hanya bertanya mengapa saya terdampar disini dan jadi pengemis. Lalu saya ceritakan jalan hidup saya yang menderita ini. Saat saya bercerita terlihat mata Ali berkaca-kaca dan ada genangan air mata dipelupuk matanya. Dia memang hebat. Ketika aku menangis dihadapannya, dia menangis untukku....."

Salah satu aspek yang menunjukkan kebesaran hati seseorang adalah pada saat dia rela bersama-sama dengan orang-orang yang tidak beruntung untuk berbagi kasih dan kepedulian 

Dari buku

FULFILLING LIFE 

merayakan hidup yang bukan main

ADA YANG LEBIH HEBAT

 “𝑺𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌-𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏.”  (Hadits Riway...