Kamis, 16 Maret 2023

ANTARA PEMIMPIN DAN BOS


Pada tahun 1929, adalah masa-masa terburuk ekonomi dunia. Itu adalah saat dimana terjadi 'Depresi Ekonomi Global'. Saham-saham Wall Street turun tajam. Bahkan banyak surat saham yang kemudian nilainya tidak lebih seperti kertas biasa.

Saat itu, General Motor terpaksa mem PHK setengah dari 92.829 karyawannya. Perusahaan besar maupun kecil bangkrut. Jutaan orang menganggur, kelaparan. Daya beli turun bersama harga dan lowongan pekerjaan.

Konosuke Matsushita yang perusahaannya memproduksi peralatan listrik merek National juga terkena imbasnya. Kondisi tubuhnya mulai rapuh, karena masa kecilnya yang kurang gizi, saat merintis usaha gajinya kecil, bekerja 18 jam sehari, 7 hari sepekan selama 12 tahun.

Dia sedang bersandar ke tembok sambil mendengarkan laporan kondisi perekonomian yang tidak berhenti memburuk dari manajemen yang datang menjenguk kerumahnya. Setelah laporan itu selesai, dia berpikir sejenak.

"Kurangi produksi sampai separuhnya, tapi jangan memecat karyawan. Kita akan mengurangi produksi bukan dengan merumahkan mereka, tetapi dengan meminta mereka untuk bekerja di pabrik hanya setengah hari. Kita akan tetap membayar upah seperti yang mereka terima sekarang, tetapi kita akan menghapus semua hari libur. Kita akan meminta semua pekerja untuk bekerja sebaik mungkin dan berusaha menjual semua barang yang ada di gudang".

Itu adalah perintah yang aneh. Sangat tidak masuk akal. Dalam masa seperti itu, keputusan yang paling tepat bagi para pebisnis adalah mengurangi jumlah karyawan demi efisiensi. Keyakinan Matsushita sudah mantap. Dia tetap memerintahkan manajemennya untuk melakukan apa yang dia minta.

Akhirnya, pelan-pelan, krisis berlalu, dan masa depresi pun berakhir.

Hal itu kemudian memberikan kebaikan juga kepada Matsushita dan perusahaannya. 16 tahun kemudian, saat Perang dunia II berakhir, Jenderal Douglas Mc Arthur memenangkan perang. Dia kemudian menangkapi semua pengusaha Jepang untuk diadili karena keterlibatan mereka selama perang. Tetapi sebenarnya para pengusaha pun terpaksa melakukannya karena dibawah tekanan rezim militer Jepang agar memproduksi senjata dan logistik militer lain. Dan Matsushita termasuk salah satu yang ditangkap.

Pada saat itu, 15.000 karyawan Matsushita membubuhkan tandatangan petisi untuk pembelaan terhadap Matsushita. Jenderal Mc Arthur pun dibuat tercengang oleh petisi tersebut. Kenapa hanya Matsushita yang mendapatkannya? Pada akhirnya Matsushita dibebaskan. Tidak ada pemilik usaha dan pimpinan industri yang diizinkan Mc Arthur kembali ke usahanya, selain Matsushita.

Matsushita kemudian terus memimpin perusahaannya sampai menjadi raksasa elektronik dunia. Dia baru pensiun pada 1989 saat berusia 94 tahun. Ketika meninggal pada tahun 1990, tidak hanya para pebisnis yang berduka cita, bahkan presiden Amerika saat itu, George Bush pun turut berdukacita

Matsushita adalah seorang pemimpin sejati. Dia bisa saja pada saat itu menggunakan strategi yang sama, yaitu mengurangi jumlah karyawan. Tetapi dia sendiri mengerti, bahwa situasi sedang sulit. Akhirnya, saat dia butuh bantuan, semua karyawannya membantu.

Itu sebuah pelajaran.[]

๐‘ฉ๐’†๐’…๐’‚๐’Œ๐’‚๐’ ๐’‚๐’๐’•๐’‚๐’“๐’‚ ๐‘ท๐’†๐’Ž๐’Š๐’Ž๐’‘๐’Š๐’ (๐‘ณ๐’†๐’‚๐’…๐’†๐’“) ๐’…๐’‚๐’ ๐‘ฉ๐’๐’”


๐‘ท๐’†๐’Ž๐’Š๐’Ž๐’‘๐’Š๐’ ๐’Ž๐’†๐’๐’ˆ๐’Š๐’๐’‰๐’‚๐’Ž๐’Š, ๐’Ž๐’†๐’๐’ˆ๐’Š๐’๐’”๐’‘๐’Š๐’“๐’‚๐’”๐’Š. ๐‘ฉ๐’๐’” ๐’Ž๐’†๐’Ž๐’†๐’“๐’Š๐’๐’•๐’‚๐’‰, ๐’Ž๐’†๐’๐’‚๐’Œ๐’–๐’•๐’Š. ๐‘ท๐’†๐’Ž๐’Š๐’Ž๐’‘๐’Š๐’ ๐’Ž๐’†๐’๐’ˆ๐’‚๐’‹๐’‚๐’Œ ๐’–๐’๐’•๐’–๐’Œ ๐’Ž๐’‚๐’‹๐’– ๐’…๐’‚๐’ ๐’ƒ๐’†๐’”๐’‚๐’“ ๐’ƒ๐’†๐’“๐’”๐’‚๐’Ž๐’‚. ๐‘ฉ๐’๐’” ๐’Ž๐’†๐’Ž๐’†๐’๐’•๐’Š๐’๐’ˆ๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Œ๐’†๐’‘๐’†๐’๐’•๐’Š๐’๐’ˆ๐’‚๐’ ๐’”๐’†๐’๐’…๐’Š๐’“๐’Š. ๐‘ท๐’†๐’Ž๐’Š๐’Ž๐’‘๐’Š๐’ ๐’‚๐’Œ๐’‚๐’ ๐’…๐’Š๐’•๐’‚๐’‚๐’•๐’Š, ๐’…๐’Š๐’‰๐’๐’“๐’Ž๐’‚๐’•๐’Š ๐’…๐’‚๐’ ๐’ƒ๐’‚๐’‰๐’Œ๐’‚๐’ ๐’‚๐’Œ๐’‚๐’ ๐’…๐’Š๐’…๐’–๐’Œ๐’–๐’๐’ˆ ๐’”๐’‚๐’‚๐’• ๐’Ž๐’†๐’๐’†๐’“๐’Š๐’Ž๐’‚ ๐’Œ๐’†๐’”๐’–๐’๐’Š๐’•๐’‚๐’. ๐‘ฉ๐’๐’” ๐’‰๐’‚๐’๐’š๐’‚ ๐’…๐’Š๐’•๐’‚๐’Œ๐’–๐’•๐’Š, ๐’…๐’‚๐’ ๐’Ž๐’–๐’๐’ˆ๐’Œ๐’Š๐’ ๐’•๐’Š๐’…๐’‚๐’Œ ๐’‚๐’Œ๐’‚๐’ ๐’…๐’Š๐’ƒ๐’‚๐’๐’•๐’– ๐’”๐’‚๐’‚๐’• ๐’Ž๐’†๐’๐’ˆ๐’‰๐’‚๐’…๐’‚๐’‘๐’Š ๐’Œ๐’†๐’”๐’–๐’๐’Š๐’•๐’‚๐’.


Dari buku

"Buku untuk Dibaca"

Selasa, 14 Maret 2023

BERMAIN BIOLA DENGAN TIGA SENAR


18 November 1995

Untuk sampai di atas panggung konser,bagi Itzhak Perlman bukan hal yang mudah.Dia berjalan selangkah demi selangkah dengan menggunakan alat penyangga di kedua kakinya dan dengan bantuan kruk.Melihat dia melintasi panggung dengan rasa sakit dan perlahan merupakan suatu pemandangan yang sangat mengagumkan.

Setelah duduk dengan perlahan,dia letakkan kruknya di lantai,melepas ikatan gesper pada kakinya, melipat satu kali ke belakang dan menjulurkan kaki yang lain kedepan, barulah ia mengambil biola dan meletakkannya di bawah dagu serta mengangguk pada konduktor.

Pada saat ini, penonton sudah terbiasa dengan ritual tersebut dan menunggu sampai ia siap bermain.

Saat menyelesaikan beberapa irama pertama,salah satu senar biolanya putus.Setiap orang bisa mendengar putusnya senar itu karena mengeluarkan suara seperti letusan senjata api.

Para penonton cemas  membayangkan dia mengenakan gesper kakinya, mengambil kruk dan turun dari panggung.Tapi dia tak melakukannya.Itzhak menunggu sebentar, memejamkan matanya lalu memberi isyarat pada konduktor untuk mulai lagi.Orkestra mulai lagi dan ia bermain dengan penuh hasrat,penuh kekuatan dan penuh kemurnian yang penonton tidak pernah dengar sebelumnya.

Tentu saja setiap orang tahu bahwa tidaklah mungkin memainkan suatu simponi hanya dengan tiga senar,tapi malam itu Itzhak Perlman menolak anggapan tersebut.Setiap orang bisa melihat ia memodulasi, mengubah dan menyusun kembali simponi di kepalanya.Di satu titik,ia kedengaran seperti sedang menyetel senar senarnya untuk mendapatkan suara-suara baru dari senar-senar yang tidak pernah senar tersebut hasilkan sebelumnya.

Saat selesai,ada suatu keheningan di ruangan.Kemudian orang-orang bersorak-sorai.Ada ledakan tepuk tangan yang luar biasa dari setiap sudut auditorium.Semua penonton berdiri menunjukkan betapa mereka menghargai apa yang telah dilakukan Itzhak.

Itzhak tersenyum dan menyeka keringat dari alis matanya, mengangkat alat gesek biolanya dan berkata dengan tenang, tafakur dan takzim:

"Kalian tahu, kadang-kadang tugas seorang musisi adalah mencari tahu berapa banyak musik yang masih bisa ia buat dengan apa yang masih tersisa pada dirinya"

Inilah orang yang telah mempersiapkan seluruh hidupnya membuat musik dengan biola empat senar, yang tiba-tiba ditengah konser, mendapati dirinya bermain biola hanya dengan tiga senar,maka ia membuat musik dengan tiga senar dan musik yang ia buat malam itu dengan hanya tiga senar ternyata lebih cantik, lebih murni dan lebih bisa dikenang daripada musik yang pernah ia buat sebelumnya dengan empat senar.


"๐™ฐ๐š๐šŠ๐š•๐šŠ๐š‘ ๐š๐šž๐š๐šŠ๐šœ ๐š”๐š’๐š๐šŠ ๐šž๐š—๐š๐šž๐š” ๐š–๐šŽ๐š–๐š‹๐šž๐šŠ๐š ๐š–๐šž๐šœ๐š’๐š”, ๐š™๐šŽ๐š›๐š๐šŠ๐š–๐šŠ ๐š๐šŽ๐š—๐š๐šŠ๐š— ๐šœ๐šŽ๐š–๐šž๐šŠ ๐šข๐šŠ๐š—๐š ๐š”๐š’๐š๐šŠ ๐š–๐š’๐š•๐š’๐š”๐š’,๐š•๐šŠ๐š•๐šž ๐šœ๐šŠ๐šŠ๐š ๐š‘๐šŠ๐š• ๐š’๐š๐šž ๐š๐š’๐š๐šŠ๐š” ๐š–๐šŽ๐š–๐šž๐š—๐š๐š”๐š’๐š—๐š”๐šŠ๐š—, ๐š–๐šŽ๐š–๐š‹๐šž๐šŠ๐š ๐š–๐šž๐šœ๐š’๐š” ๐š๐šŽ๐š—๐š๐šŠ๐š— ๐šŠ๐š™๐šŠ ๐šข๐šŠ๐š—๐š ๐š–๐šŠ๐šœ๐š’๐š‘ ๐š๐šŽ๐š›๐šœ๐š’๐šœ๐šŠ ๐š™๐šŠ๐š๐šŠ ๐š๐š’๐š›๐š’ ๐š”๐š’๐š๐šŠ."


Dari buku

KOIN EMAS DI TEPI JALAN


' T U L I '

"๐‘ฑ๐’‚๐’๐’ˆ๐’‚๐’ ๐’‰๐’Š๐’“๐’‚๐’–๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Œ๐’‚๐’•๐’‚ ๐’๐’“๐’‚๐’๐’ˆ. ๐‘บ๐’–๐’Œ๐’”๐’†๐’” ๐’‚๐’…๐’‚๐’๐’‚๐’‰ ๐’Ž๐’Š๐’๐’Š๐’Œ ๐’Ž๐’†๐’“๐’†๐’Œ๐’‚ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’Ž๐’†๐’๐’…๐’†๐’๐’ˆ๐’‚๐’“๐’Œ๐’‚๐’ ๐’”๐’–๐’‚๐’“๐’‚ ๐’‰๐’‚๐’•๐’Š ๐’…๐’‚๐’ ๐’•๐’†๐’“๐’–๐’” ๐’ƒ๐’†๐’“๐’‹๐’‚๐’๐’‚๐’"

"Apa kamu sudah gila? Sudah banyak orang mati gara-gara nekad ingin terbang.Bantu ayah saja menebang kayu di hutan, daripada sibuk mengejar impian mu itu"

Demikian kata ayah Edward saat dia menyampaikan keinginannya membuat pesawat terbang.Dia mencoba untuk 'Tuli' (tutup telinga) atas protes ayahnya,meski tetap menuruti kemauan sang Ayah untuk menebang kayu.

Suatu saat Edward membaca pengumuman tentang demo pesawat terbang.Segera dia pergi kesana dan terkagum-kagum melihat pesawat sedang terbang di angkasa.Lalu dia mendekati pilotnya dan menyatakan keinginannya untuk belajar pada mereka.

"Apa kerjamu?" Tanya sang pilot

"Tukang Kayu"

"Mana mungkin seorang tukang kayu jadi pilot, apalagi membuat pesawat terbang"

Kembali Edward bersikap'Tuli' dan terus membawa obsesi nya untuk belajar mengoperasikan dan membuat pesawat terbang.Dia yakin,meski seorang tukang kayu suatu saat akan menjadi ahli pesawat.Karena itu dia mendaftar ke sebuah universitas yang menyediakan mata kuliah penerbangan.

Lulus kuliah, Edward kembali menjadi tukang kayu dan memajukan bisnis perkayuan milik ayahnya.Saat bisnisnya berhasil,dia mulai mengucurkan dana untuk membuat pesawat impiannya.

"Kamu buang-buang uang saja untuk sebuah impian yang mustahil"ujar mereka.Kembali dia menutup telinga,dan bersama seorang partner dia mulai merancang tubuh pesawat.Merancang,gagal,merancang lagi,gagal lagi dan seterusnya.Sampai akhirnya partnernya pun menyerah dan berkata "Aku akan berhenti dari pekerjaan yang sia-sia ini".

Edward sedih karena harus meneruskan percobaannya sendiri, tanpa teman, tanpa dukungan.Tapi dia terus berusaha, meski tekanan dan cemoohan terus berdatangan.Dan...dengan segala jerih payah akhirnya pesawat pertamanya berhasil diterbangkan,saat itu usia William Edward Boeing 35 tahun.

Berkat sikap 'Tuli' nya terhadap omongan orang,Boeing menjadi rajanya pesawat terbang.Selama 100 tahun, perusahaannya telah berhasil menciptakan berbagai model pesawat mutakhir,baik tempur maupun komersil.


Dari buku

NEVER GIVE UP




GELAS YANG (TIDAK) TERISI PENUH

Saat seorang Direktur mengundurkan diri dari sebuah perusahaan, Komisaris perusahaan tersebut mencoba untuk mencari tahu alasan pengunduran dirinya.

Dengan mengalah ia datangi Ibu direktur itu dan jelaskan betapa dibutuhkannya beliau dan pentingnya keberadaannya di perusahaan.Setelah menerima penjelasan itu,Ibu itu mengambil sebuah gelas besar dari belakang meja kerjanya.

Berikutnya dia mengambil tiga buah bola golf (saat muda ibu tersebut adalah pemain golf yang handal) dan memasukkannya kedalam gelas sehingga tidak muat lagi.

"Apakah gelas ini sudah penuh,Pak?" Tanya ibu itu ke Komisaris

"Nampaknya demikian,Bu, Sudah tidak bisa dimasuki lagi gelasnya"jawab Komisaris setengah penasaran, tidak tahu mau dibawa kemana pertanyaannya.

Kemudian ibu itu mengambil kotak kecil dari mejanya dan menuangkan isi nya berupa paper clip kedalam gelas tadi sehingga tidak ada celah diantara bola-bola golf tadi.

"Sudah penuh sekarang,Pak?" 

Komisaris itu menjawab dengan pendek, karena mulai kurang sabar,"Iya Bu, sekarang sudah penuh".

Tak sampai disitu,ibu itu kemudian mengambil air putih yang ada dimeja kerjanya dan menuangkan kedalam gelas yang berisi bola golf dan paper clip tadi, ternyata masih cukup diisi dengan air.Melihat hal itu, Komisaris tadi melihat jam tangannya seolah memberikan isyarat tidak punya waktu lagi.Ibu Direktur itu tanggap dan segera menjelaskan.

"Adapun tiga bola golf tadi suami dan dua anak laki-laki saya.Merekalah yang penting untuk mengisi hidup saya (yang seperti gelas tadi).Bila masih ada rongga, maka baru diisi dengan hal-hal lain yang berarti misalnya pertemanan, persaudaraan dan yang lain yang diwakili oleh paper clip.Sedangkan pekerjaan adalah hal terakhir yang diwakili oleh sir putih tadi".

Jadi, kata dia melanjutkan,"Air tadi hanya dimasukkan secukupnya, tidak boleh membuat paper clip dan bola golf keluar dari gelas.Pekerjaan atau karier saya, tidak boleh mengalahkan pertemanan, persaudaraan, apalagi keluarga saya"

Sang komisaris mulai paham, karena saat itu dia mengetahui bahwa suami direktur itu sedang sakit keras dan meninggal dunia tak lama kemudian.Tak lama kemudian sang istri yang menderita penyakit yang sama menyusul berpulang ke Rahmatullah dan dimakamkan di liang lahat yang sana di pemakaman  Karet.Menjelang akhir hayatnya,sang Komisaris sempat hadir dan membacakan surat Yasin sampai selesai dan mengantarkannya ke peristirahatan terakhirnya.

Sang Komisaris itu mendapat pelajaran berharga dari direkturnya mengenai prioritas antara keluarga, persahabatan dan pekerjaan.

Bahwa pekerjaan tidak boleh mengalahkan persahabatan apalagi keluarga.

Wa Allahu A'lam


Dari buku

INSPIRING ONE



Senin, 13 Maret 2023

MELUPAKAN KEBAIKAN

"๐Š๐ž๐›๐š๐ข๐ค๐š๐ง ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ค๐ข๐ญ๐š ๐ฅ๐š๐ค๐ฎ๐ค๐š๐ง ๐ก๐š๐ซ๐ข ๐ข๐ง๐ข, ๐ฆ๐ฎ๐ง๐ ๐ค๐ข๐ง ๐ฌ๐š๐ฃ๐š ๐›๐ž๐ฌ๐จ๐ค ๐ฌ๐ฎ๐๐š๐ก ๐๐ข๐ฅ๐ฎ๐ฉ๐š๐ค๐š๐ง ๐จ๐ซ๐š๐ง๐ . ๐๐š๐ฆ๐ฎ๐ง, ๐›๐š๐ ๐š๐ข๐ฆ๐š๐ง๐š๐ฉ๐ฎ๐ง ๐ค๐ข๐ญ๐š ๐ก๐š๐ซ๐ฎ๐ฌ ๐ญ๐ž๐ญ๐š๐ฉ ๐›๐ž๐ซ๐›๐ฎ๐š๐ญ ๐›๐š๐ข๐ค."


Tahun 1938,

Saat akan ke Swiss untuk bermain ski, Nicholas Winton mendapat kabar terjadi peristiwa yang disebut dengan Kristallnacht (malam pembantaian terhadap orang Yahudi).


Pada saat itu terjadi serangan massal yang dilakukan terhadap bangsa Yahudi di seluruh Jerman. Rumah, rumah sakit, dan sekolah Yahudi dijarah serta dibakar. Lebih dari 1.000 gereja Yahudi dan 7.000 usaha dihancurkan. Hampir 100 orang dibunuh dan 30.000 orang ditangkap serta dikirim ke kamp konsentrasi. 

Cekoslovakia akan menjadi sasaran genosida berikut. Nicholas segera menghubungi temannya yang ada di Praha untuk melakukan penyelamatan.

Pemerintah Inggris mengizinkan pengungsian terhadap anak-anak Yahudi tersebut . Hanya diperlukan 50 pound dan tempat untuk tinggal bagi mereka dan  Nicholas Winton segera bertindak.

Dia mendirikan kantor di ruang makan hotelnya di Praha dan membuat daftar berisi ratusan anak yang akan dia bantu melarikan diri dari Nazi.

Kemudian dia kembali ke Inggris untuk menggalang dana dan mengatur tempat tinggal dan mengatur pelarian 669 anak ke Inggris menyusul orang tua mereka yang dibawa ke kamp konsentrasi.


Nicholas Winton berusaha melupakan dan tidak pernah menyinggung hal ini kepada siapa-siapa karena dia frustrasi karena tidak bisa berbuat lebih banyak sampai istrinya menemukan sebuah scrapbook 

(buku kliping) yang didalamnya berisi ratusan nama dan alamat di loteng rumah mereka.


Limapuluh tahun kemudian,

Pada suatu acara televisi, Nicholas diundang diperkenalkan dengan seorang wanita di sebelahnya oleh pembawa acara. Wanita itu, yang kini berusia lima puluhan, adalah salah satu anak yang diselamatkan Nicholas. Wanita itu mengucapkan terima kasih berulang kali. Dia mencium tangan Nicholas dan mengucapkan banyak terimakasih. Nicholas harus menghapus air matanya karena kebaikan yang dia lakukan menjadi nyata baginya dari sisi kemanusiaan. Pembawa acara lalu bertanya apakah ada orang lain di antara hadirin yang berutang nyawa pada Nicholas Winton. Semua hadirin berdiri. Orang-orang yang telah mempunyai keluarga sendiri: istri, suami, anak, cucu.

Nicholas Winton tidak terlalu yakin apa yang terjadi. Dia melihat ke satu sisi, sisi lain, lalu ke belakang. Lalu dia berdiri dan melihat sekelilingnya.

Seluruh hadirin, setiap orang di studio TV tersebut, berdiri, tersenyum,dan mengucapkan terima kasih kepadanya. Barulah kemudian Nicholas Winton akhirnya memahaminya bahwa apa yang dilakukannya adalah sangat berarti bagi mereka.[]

๐‘ฉ๐’‚๐’๐’š๐’‚๐’Œ ๐’‰๐’‚๐’ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’Ž๐’†๐’๐’…๐’๐’“๐’๐’๐’ˆ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’–๐’๐’•๐’–๐’Œ ๐’ƒ๐’†๐’“๐’ƒ๐’–๐’‚๐’• ๐’ƒ๐’‚๐’Š๐’Œ ๐’•๐’†๐’“๐’‰๐’‚๐’…๐’‚๐’‘ ๐’”๐’†๐’”๐’‚๐’Ž๐’‚, ๐’”๐’‚๐’๐’‚๐’‰ ๐’”๐’‚๐’•๐’–๐’๐’š๐’‚ ๐’Œ๐’‚๐’“๐’†๐’๐’‚ ๐’ƒ๐’†๐’๐’‚๐’” ๐’Œ๐’‚๐’”๐’Š๐’‰๐’‚๐’ ๐’Œ๐’‚๐’“๐’†๐’๐’‚ ๐’‰๐’‚๐’ ๐’Š๐’•๐’– ๐’Ž๐’†๐’๐’–๐’๐’‹๐’–๐’Œ๐’Œ๐’‚๐’ ๐’ƒ๐’‚๐’‰๐’˜๐’‚ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’‘๐’–๐’๐’š๐’‚ ๐’‰๐’‚๐’•๐’Š ๐’๐’–๐’“๐’‚๐’๐’Š.

๐‘ต๐’‚๐’Ž๐’–๐’ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’๐’†๐’ƒ๐’Š๐’‰ ๐’‘๐’†๐’๐’•๐’Š๐’๐’ˆ ๐’‚๐’…๐’‚๐’๐’‚๐’‰ ๐’Ž๐’†๐’๐’‹๐’‚๐’…๐’Š๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Œ๐’†๐’ƒ๐’‚๐’Š๐’Œ๐’‚๐’ ๐’”๐’†๐’ƒ๐’‚๐’ˆ๐’‚๐’Š ๐’•๐’‚๐’๐’ˆ๐’ˆ๐’–๐’๐’ˆ ๐’‹๐’‚๐’˜๐’‚๐’ƒ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’Ž๐’–๐’๐’Š๐’‚


Dari buku

"SATU + SATU = TIGA" Belajar Kreatif Dari Karya-karya Masterpiece Dunia






Rabu, 08 Maret 2023

MESKIPUN


"๐˜‰๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ซ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ค๐˜ช๐˜ฏ๐˜ต๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ข๐˜จ๐˜ข๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ช๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ต๐˜ข๐˜ณ๐˜ช๐˜ฌ ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฎ๐˜ถ, ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ-๐˜ฐ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ด๐˜ช๐˜ฉ๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ช๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฌ.”

(Kahlil Gibran)


Pada saat mengerjakan karyanya tahun 1898, Jesรนs Fructuoso Contreras mengalami kecelakaan.

Pematung kenamaan dari Meksiko itu kehilangan lengan kanannya karena harus diamputasi.

Musibah itu tidak menyurutkan untuk menyelesaikan karyanya hingga selesai. Kini patung hasil karyanya berupa wanita yang berjuang melepaskan dari rantai itu menghiasi Alameda Central Mexico city. Sebagai kenangan akan perjuangan pematungnya, patung itu diberi nama "Malgrรฉ Tout" dalam bahasa Prancis atau "Nevertheless" atau "In spite everything" yang berarti "Meskipun".


Istilah "meskipun" sebenarnya menegaskan bahwa setiap manusia masih memiliki potensi dan harapan yang lebih baik meski dalam kekurangan yang amat sangat. Istilah "meskipun" juga, dapat diartikan sebagai upaya membantah setiap  kelemahan diri dan mengubah cara pandang untuk menjadikan setiap kelemahan itu menjadi peluang untuk maju.[]


"๐š‚๐šŠ๐šข๐šŠ ๐š–๐šŽ๐š•๐šŠ๐š”๐šž๐š”๐šŠ๐š— ๐šข๐šŠ๐š—๐š ๐š๐šŽ๐š›๐š‹๐šŠ๐š’๐š” ๐šข๐šŠ๐š—๐š ๐šœ๐šŠ๐šข๐šŠ ๐š๐šŠ๐š‘๐šž. ๐š‚๐šŠ๐šข๐šŠ ๐š–๐šŽ๐š•๐šŠ๐š”๐šž๐š”๐šŠ๐š— ๐šข๐šŠ๐š—๐š ๐šœ๐šŠ๐š—๐š๐šŠ๐š ๐š‹๐šŠ๐š’๐š” ๐šข๐šŠ๐š—๐š ๐šœ๐šŠ๐šข๐šŠ ๐š‹๐š’๐šœ๐šŠ. ๐š‚๐šŠ๐šข๐šŠ ๐š‹๐šŽ๐š›๐š–๐šŠ๐š”๐šœ๐šž๐š ๐š–๐šŽ๐š•๐šŠ๐š”๐šž๐š”๐šŠ๐š— ๐šข๐šŠ๐š—๐š ๐š๐šŽ๐š›๐š‹๐šŠ๐š’๐š” ๐šœ๐šŠ๐š–๐š™๐šŠ๐š’ ๐šŠ๐š”๐š‘๐š’๐š›๐š—๐šข๐šŠ."

(Abraham Lincoln).


Dari buku

"FULFILLING LIFE" Merayakan Hidup Yang Bukan Main

SEDEKAH TRAVELING DIBAYAR TRAVELING


 "๐‘บ๐’†๐’”๐’–๐’๐’ˆ๐’ˆ๐’–๐’‰๐’๐’š๐’‚ ๐’๐’“๐’‚๐’๐’ˆ-๐’๐’“๐’‚๐’๐’ˆ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’ƒ๐’†๐’“๐’”๐’†๐’…๐’†๐’Œ๐’‚๐’‰ ๐’ƒ๐’‚๐’Š๐’Œ ๐’๐’‚๐’Œ๐’Š-๐’๐’‚๐’Œ๐’Š ๐’Ž๐’‚๐’–๐’‘๐’–๐’ ๐’‘๐’†๐’“๐’†๐’Ž๐’‘๐’–๐’‚๐’ ๐’…๐’‚๐’ ๐’Ž๐’†๐’Ž๐’Š๐’๐’‹๐’‚๐’Ž๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Œ๐’†๐’‘๐’‚๐’…๐’‚ ๐‘จ๐’๐’๐’‚๐’‰ ๐’…๐’†๐’๐’ˆ๐’‚๐’ ๐’‘๐’Š๐’๐’‹๐’‚๐’Ž๐’‚๐’ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’ƒ๐’‚๐’Š๐’Œ, ๐’‚๐’Œ๐’‚๐’ ๐’…๐’Š๐’๐’Š๐’‘๐’‚๐’•๐’ˆ๐’‚๐’๐’…๐’‚๐’Œ๐’‚๐’ (๐’ƒ๐’‚๐’๐’‚๐’”๐’‚๐’๐’๐’š๐’‚) ๐’ƒ๐’‚๐’ˆ๐’Š ๐’Ž๐’†๐’“๐’†๐’Œ๐’‚; ๐’…๐’‚๐’ ๐’Ž๐’†๐’“๐’†๐’Œ๐’‚ ๐’‚๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Ž๐’†๐’๐’…๐’‚๐’‘๐’‚๐’• ๐’‘๐’‚๐’‰๐’‚๐’๐’‚ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’Ž๐’–๐’๐’Š๐’‚." 

(QS Al Hadid ayat 18)

Saat ada seorang teman berulang tahun pada akhir tahun, Rizki, seorang teman mengatakan minggu depan akan traveling ke Singapura.

Kebetulan beberapa saat sebelumnya saya juga sempat backpacking ke Singapura dan Malaysia. 

Jadilah saya bagikan pengalaman traveling saya kepada Rizki untuk referensi dan pengalaman.

Pada saat itu dia bertanya tentang penukaran uang, seketika saya ingat masih memiliki beberapa Dollar Singapura, tidak banyak hanya U$ Sin 3 namun recehan semua. Ya, saya bilang pada Rizki pentingnya membayar dengan uang pas, terutama kalau naik bus umum.


Di dompet saya pun masih terdapat Ez-link card, kartu elektronik yang dapat digunakan untuk pembayaran transportasi disana, dan di dalamnya masih terdapat saldo beberapa dolar. Selain itu, saya masih memiliki sebuah converter lisktrik karena di Singapura plug-in listriknya berbentuk pipih kaki 3.


Tadinya 3 benda tersebut rencananya akan selalu saya simpan karena memiliki kenangan tersediri bagi saya. Disamping itu, siapa tahu saya bisa memiliki kesempatan ke Singapura lagi, sehingga tidak perlu beli lagi. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, 3 benda itu tidak akan membawa manfaat jika hanya didiamkan begitu saja.


Akhirnya saya tawarkan kepada Rizki untuk memiliki benda-benda tersebut, lumayan dia bisa mengirit pengeluaran & tidak perlu repot-repot membeli ez-link card dan converter listrik. Walaupun sebenarnya dia mampu untuk membelinya.


Malam sebelum keberangkatan Rizki ke Singapura, dia datang ke rumah saya. Kami mengobrol beberapa saat tentang serunya berpetualang disana. Sekaligus saya memberikan dolar, ez-link card, dan converter listrik.

Pada saat memberikan properti tersebut, saya niatkan dalam hati memberikan dengan ikhlas untuk mendapat ridho Allah.


Sepulang Rizki, saat saya buka komputer terdapat chat dari tetangga sebelah rumah. Beliau minta tolong untuk dibuatkan presentasi untuk tiga hari yang akan datang. Karena saya banyak waktu luang, maka saya bersedia membantunya, toh hanya membuat disain presentasi sekalian mempererat silaturahmi dengan tetangga.

Besoknya beliau mengajak saya datang ke kantornya dengan menggunakan taksi. Sepanjang perjalanan kami berdiskusi banyak hal, sampai pada akhirnya beliau bilang kalau anaknya ingin ikut ke Bali, tapi tidak ada teman selama beliau bertugas disana. Dan muncullah kejutan dari Allah di pagi hari itu. "Chan, kamu mau gak ikut Bali?"


Beberapa saat saya terdiam, merasa takjub Allah membalas sedekah saya dalam waktu yang begitu cepat, dengan jumlah balasan jauh berkali-kali lipat lebih besar. Salah satu hobi saya adalah traveling dan memang belum pernah ke Bali sebelumnya. Tanpa pikir panjang, saya langsung menyetujuinya.


Memang benar apa yang tertulis dalam Al-Quran bahwa balasan orang yang bersedekah itu jauh lebih besar berkali-kali lipat. Saya traveling di Bali seperti naik kelas. Maksudnya kalau sebelumnya traveling nginap di hostel, makan cari yang paling murah, naik angkutan yang paling murah juga. Disini saya nginap di hotel, makan enak, dan lebih sering naik taksi.[]


Dari buku

"SEDEKAH SUPER STORIES 1"

ADA YANG LEBIH HEBAT

 “๐‘บ๐’†๐’ƒ๐’‚๐’Š๐’Œ-๐’ƒ๐’‚๐’Š๐’Œ ๐’Ž๐’‚๐’๐’–๐’”๐’Š๐’‚ ๐’‚๐’…๐’‚๐’๐’‚๐’‰ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’‘๐’‚๐’๐’Š๐’๐’ˆ ๐’ƒ๐’†๐’“๐’Ž๐’‚๐’๐’‡๐’‚๐’‚๐’• ๐’ƒ๐’‚๐’ˆ๐’Š ๐’๐’“๐’‚๐’๐’ˆ ๐’๐’‚๐’Š๐’.”  (Hadits Riway...