Senin, 08 Juli 2024

MERDEKA DI DALAM

 

"𝙷𝚒𝚍𝚞𝚙𝚕𝚊𝚑 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚊𝚗𝚒 𝚍𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚝𝚊𝚙 𝚛𝚊𝚖𝚊𝚑 𝚔𝚎𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚊𝚒𝚗"


Vice Admiral James Stockdale adalah seorang pilot Angkatan Laut Amerika Serikat yang terjun di Perang Vietnam yang telah melakukan 150 misi terbang di atas wilayah musuh, Vietnam Utara.

Pada September 1965, pesawatnya ditembak jatuh di wilayah musuh. Stockdale berhasil menyelamatkan diri dengan terjun keluar menggunakan parasut. Stockdale akhirnya ditangkap oleh pihak musuh.

Sesudah ditangkap, Stockdale dikeroyok dan dipukuli oleh tentara musuh sedemikian rupa yang di kemudian hari menyebabkan ia berjalan pincang untuk seumur hidupnya. Stockdale ditahan sebagai tawanan perang selama 7,5 tahun, dan lebih dari 4 tahun dari masa itu dihabiskan dalam sel isolasi.

Selama ditawan, Stockdale disiksa selama 15 kali. Selama di tahanan itu juga, Stockdale berusaha mempertahankan moril tawanan yang lain dan menghibur mereka jika mereka akhirnya takluk di bawah penyiksaan fisik. Sesudah bertahun-tahun melalui isolasi, cedera permanen, sampai penyiksaan, akhirnya Stockdale dibebaskan dan kembali ke Amerika Serikat. Beliau kemudian menuliskan esai berjudul "Courage Under Fire:Testing Epictetus's Doctrines In A Laboratory of Human Behavior" (Keberanian Dalam Serangan: Menguji Doktrin Epictetus Di Dalam Laboratorium Perilaku Manusia).

Di semua situasi, bahkan saat kita merasa tidak ada kendali sekalipun, selalu ada bagian di dalam diri kita yang tetap merdeka, yaitu pikiran dan persepsi.

Inilah yang menjadikan Stockdale dapat bertahan situasi yang harusnya tidak mampu dia hadapi atau dia mendapatkan kemerdekaan didalam situasi yang bisa dikendalikannya.[]


"𝘚𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘱𝘶𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘪𝘯𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘩𝘢𝘭-𝘩𝘢𝘭 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘬𝘦𝘯𝘥𝘢𝘭𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳-𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘮𝘦𝘳𝘥𝘦𝘬𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘴𝘦𝘵𝘪𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪, 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘵𝘦𝘳𝘰𝘮𝘣𝘢𝘯𝘨-𝘢𝘮𝘣𝘪𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘦𝘳𝘦𝘵 𝘩𝘢𝘭-𝘩𝘢𝘭 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘦𝘣𝘶𝘵,"

(Epictetus dalam 'Discourses')


Dari buku.

"FILOSOFI TERAS" Filsafat Yunani- Romawi Kuno Untuk Mental Tangguh Masa Kini

Edisi Hari Buku Nasional 17 Mei 2024

 BAPAK DAN BUKU

"𝚂𝚊𝚢𝚊 𝚙𝚒𝚕𝚒𝚑 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚖𝚒𝚜𝚔𝚒𝚗 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚒𝚗𝚐𝚐𝚊𝚕 𝚍𝚒 𝚙𝚘𝚗𝚍𝚘𝚔 𝚙𝚎𝚗𝚞𝚑 𝚋𝚞𝚔𝚞 𝚍𝚊𝚛𝚒𝚙𝚊𝚍𝚊 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚛𝚊𝚓𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚊𝚔 𝚙𝚞𝚗𝚢𝚊 𝚑𝚊𝚜𝚛𝚊𝚝 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚌𝚊."

(Thomas B Macaulay

Membaca,

Saya tidak tahu persis siapa yang pertama kali mengajar saya untuk membaca. Yang teringat saat sekolah di TK saya sudah bisa membaca sedikit-sedikit. Mungkin lingkungan keluarga kami mendukung sehingga saya bisa membaca buku lebih awal.


Bapak,

Tak pernah beliau menyuruh membaca dengan serius. Hampir setiap pulang dari bertugas, beliau bawakan buku-buku bacaan yang menarik dari tempat dimana bertugas. Beliau letakkan saja buku tersebut, dan saya melihat buku-buku dengan sampul yang menarik sehingga saya tertarik untuk melihat lalu membacanya. Sepertinya buku-buku itu adalah buku cerita anak. Tidak terasa buku-buku tersebut selesai dibaca. Kembali bapak saya mengambil buku tersebut kemudian membawa buku-buku yang lain untuk kami. Dan saya akhirnya menikmati membaca buku.


Buku,

"Bumi Manusia" nampaknya menjadi buku pertama terbaik yang saya miliki, meski saya mendapatkan dengan cara yang tidak umum. Dan mulailah saya mengumpulkan buku satu demi satu untuk menambah koleksi. Sayang, daya beli dan minat baca sering berbanding terbalik sehingga saya harus mencari solusi untuk itu. Nampaknya yang paling mudah adalah membeli buku bekas yang masih layak baca. Atau pergi ke pameran buku dimana kadang diperoleh buku bagus dengan harga yang terjangkau. Sebuah seni tersendiri barangkali apabila mendapat buku yang langka dengan harga yang masih bisa diterima akal.


Perpustakaan,

Ini juga sebuah solusi bagi mereka yang menyukai buku, namun tidak (atau belum) mampu menganggarkan untuk membelinya. Saat bersekolah saya selalu memanfaatkan Perpustakaan sekolah untuk meminjam buku. Bahkan sekarang ada perpustakaan daerah di hampir setiap kota atau kabupaten. Tanpa terasa, setelah dihitung-hitung saya sudah menjadi anggota sebuah perpustakaan daerah selama dua puluh lima tahun, sebuah kurun waktu yang cukup panjang...[]


"𝑴𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂𝒊 𝒅𝒖𝒂 𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒋𝒂𝒓, 𝒔𝒂𝒕𝒖 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒄𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒕𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒖𝒎𝒑𝒖𝒍 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈-𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒑𝒊𝒏𝒕𝒂𝒓."

(Will Rogers)


"𝗦𝗲𝗹𝗮𝗺𝗮𝘁 𝗛𝗮𝗿𝗶 𝗕𝘂𝗸𝘂 𝗡𝗮𝘀𝗶𝗼𝗻𝗮𝗹"

Keterangan foto: sebagian dari buku yang saya koleksi



KATAK DAN LAUT

"𝐓𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐝𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐭𝐚𝐬𝐢 𝐤𝐞𝐜𝐞𝐫𝐝𝐚𝐬𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐢𝐧 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤𝐭𝐚𝐡𝐮𝐚𝐧; 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐝𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐮𝐦𝐛𝐮𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤𝐭𝐚𝐡𝐮𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐢𝐧 𝐩𝐞𝐧𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐧𝐝𝐢𝐫𝐢; 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐝𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐦𝐞𝐦𝐩𝐞𝐫𝐤𝐮𝐚𝐭 𝐨𝐩𝐢𝐧𝐢 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐢𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐨𝐥𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐥𝐢𝐡𝐚𝐭 𝐤𝐞𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚𝐚𝐧".

(Sheri S Tepper)


Ada seekor katak selama hidupnya tinggal di sebuah sumur. Suatu hari ia terkejut karena melihat ada katak lain di sana.

"Dari manakah asalmu?" dia bertanya.

"Aku datang dari laut. Di sanalah aku tinggal," jawab katak dari laut.

"Seperti apakah laut itu? Apakah sebesar sumur saya ini?"

Katak dari laut itu tertawa. "Sumur ini tidak ada apa-apanya dibandingkan laut. Laut tempat tinggalku sangat luas" katanya.

Katak sumur pura-pura tertarik akan apa yang dikatakan pendatang baru itu tentang laut. Tetapi ia berpikir, "Dari semua pembohong yang pernah saya ketahui selama hidup saya, dialah satu-satunya pembohong terbesar, dan tak tahu malu!"[]


"𝘒𝘪𝘵𝘢 𝘴𝘦𝘳𝘪𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘪𝘬𝘪𝘳 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘴𝘦𝘮𝘱𝘪𝘵, 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘬𝘢𝘵𝘢𝘬 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘴𝘢𝘳 𝘴𝘶𝘮𝘶𝘳 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘳𝘢 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘪𝘵 𝘪𝘵𝘶 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 𝘭𝘶𝘣𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘴𝘶𝘮𝘶𝘳. 𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘬𝘢𝘵𝘢𝘬 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘶𝘯𝘤𝘶𝘭 𝘬𝘦 𝘱𝘦𝘳𝘮𝘶𝘬𝘢𝘢𝘯, 𝘥𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘱𝘦𝘮𝘢𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘦𝘥𝘢."

(Mao Zedong)


Dari buku 

"DOA SANG KATAK 1" Meditasi dengan Cerita



BERANI BERCITA-CITA

SDS (Sekolah Dasar Swasta) Terang Agung, sejak berdiri hingga pertengahan tahun 2014, belum bisa menjadi sekolah negeri karena bangunan sekolahnya masih berdiri di atas lahan HTI (Hutan Tanaman Industri). 

Pada tahun ajaran 2013/2014, jumlah siswa di sekolah tersebut mencapai seratus dua puluhan. Sedangkan jumlah guru sebanyak enam orang, kesemuanya perempuan. Ditambah dengan kepala sekolah.

Jumlah ruang kelas hanya ada lima, sehingga kelas satu dan dua sering kali digabung menjadi satu kelas, atau bergantian, dalam proses pembelajaran. Biasanya kelas I masuk lebih dulu, baru setelah mereka selesai belajar, disambung dengan kelas II.

Sekolah yang didirikan pada tahun 2002 ini hampir seluruhnya dikelilingi oleh pohon karet dan singkong, dengan beberapa rumah kecil di sebelah kanannya. Meskipun cukup kokoh bangunannya, pihak sekolah harus siap sedia memperbaiki atapnya, karena kadangkala asbesnya terbang diporak-porandakan angin kencang. Kesederhanaan bangunan SDS Terang Agung tidak menyurutkan semangat anak untuk belajar dan mengejar cita-cita mereka demi masa depan yang lebih baik.

Ditengah keterbatasan fasilitas insan pendidikan disini tetap memiliki semangat dan cita-cita tinggi. Di sini belum ada listrik dan jalanan pun rusak, bahkan licin berlumpur di kala hujan karena belum diaspal. Truk-truk pengangkut singkong yang sering melewati jalan itu, menambah parah kondisi jalan. Jadi bukan sesuatu yang aneh apabila kebanyakan anak di dusun ini tidak masuk sekolah jika hujan deras. Jalannya memang sangat sulit ditempuh. Tidak jarang seorang guru harus pulang kembali ke rumah karena di tengah jalan terpeleset dan pakaiannya kotor oleh lumpur.

Sebuah ketangguhan diperlukan untuk menghadang banyaknya keterbatasan yang dimiliki. Perjuangan yang keras para guru untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak tercinta di sekolah ini. Anita Sari, contohnya Setiap hari dia harus menempuh jarak berkilo-kilometer untuk pergi ke sekolah, padahal dia hanya makan satu kali sehari, yaitu di waktu siang. Pagi, sore, dan malam, ia tidak makan.

Keikhlasan para guru di sekolah ini juga perlu mendapat acungan jempol. Mereka belum menjadi PNS dan gaji yang mereka terima tidak besar, tetapi mereka tetap bersemangat pergi ke sekolah setiap hari untuk mendidik dan mencerdaskan anak-anak. Namun, tidak dimungkiri bahwa kadang ada saja orang yang kurang menghargai apa yang telah diusahakan guru-guru-bertahun-tahun mendidik, masuk kelas setiap hari guna menemani anak-anak tanpa berkeluh kesah.

Selain mengajar, para guru di sini juga harus mencari tambahan penghasilan, kadang dengan cara menderes (mengambil getah karet) di kebun sebelum berangkat ke sekolah atau meleles (mencari sisa-sisa singkong hasil panen di kebun orang) sehabis mengajar. Waktu-waktu penuh kesibukan menyelimuti para guru setiap hari, tetapi hal itu tidak menyurutkan semangat mereka untuk mendidik para murid.

Rupanya dari sebuah pelosok negeri terdapat anak-anak yang hidup dalam kesederhanaan, namun mimpi-mimpi mereka harus tetap dirawat, bahkan harus didorong. Kalau umumnya mereka bercita-cita ingin menjadi dokter, polisi atau tentara, ada seorang anak yang bercita-cita ingin memerdekakan HTI, agar HTI bisa seperti dusun lain yang resmi menjadi tempat tinggal penduduk, karena "Rumah boleh dikampung, rumah boleh di Kepulauan, tapi mimpi (cita-cita) harus ditaruh di langit"[]


(Dikisahkan oleh M.Nurul Ikhsan Saleh, Pengajar Muda di SDS Terang Agung, Tulang Bawang Barat, Lampung dalam buku "Merajut Mimpi di Sudut Negeri")



Rabu, 01 Mei 2024

MISTERI SEDEKAH

"𝐁𝐞𝐫𝐢𝐤𝐚𝐧𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐝𝐞𝐤𝐚𝐡! 𝐊𝐚𝐫𝐞𝐧𝐚 𝐬𝐞𝐝𝐞𝐤𝐚𝐡 𝐢𝐭𝐮 𝐢𝐛𝐚𝐫𝐚𝐭 𝐬𝐮𝐧𝐠𝐚𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐥𝐢𝐫. 𝐊𝐚𝐦𝐮 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐮𝐬 𝐦𝐞𝐦𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐦𝐚𝐧𝐟𝐚𝐚𝐭 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐚𝐢𝐫 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡𝐧𝐲𝐚."


Ramadhan hari pertama,

Sungguh, ramadhan membawa berkah bagi semua. Budi saksikan sendiri dikantor. Beberapa hari sebelumnya ia sudah bilang kepada istrinya untuk membuat ta'jil yang akan dijual ke kantor. Kini suasana kantor menjelang tutup jadi meriah. Beberapa kawan ada yang menenteng kantong berisi makanan ta'jil yang dibeli di warung depan yang suasananya mirip pujasera saat bulan suci ini. Budipun tak kalah sigap untuk menawarkan dagangan yang dibawa dari rumah.

Nampaknya Budi salah strategi, terlihat teman-teman kantornya sudah ada yang beli diluar, ada juga yang dikasih teman lain.

Hari beranjak sore, sementara dagangannya baru laku 3 bungkus.

Dengan sisa dagangan yang masih banyak dia lalu pulang, setelah memberikan 5 bungkus dagangannya kepada sekuriti kantor.


Saat hampir sampai rumah, Budi mampir ke masjid untuk menyedekahkan semua dagangannya. Petugas masjid sempat menanyakan nama dan alamat, tapi Budi menolak. Karena Petugas harus membuat laporan ke masjid, Budi terpaksa memberikan nomor telponnya sebelum pulang.


Melihat sang suami pulang dengan tangan kosong, dengan senyum istrinya menyapa "Alhamdulillah, laku ya Mas, dagangannya?"

"Laku tiga bungkus" kata Budi mengangsurkan uang.

"Lho sisanya?" Istrinya mulai murung.

"Tak kasihkan Satpam 5 bungkus dan sisanya tak kasih ke mesjid depan sana"

Kembali istrinya sadar "Oh, rezeki buat mereka ya. Mudah-mudahan besok giliran kita dapat rezeki"

Budi segera mandi dan salat Maghrib.


Usai salat tarawih, sebuah panggilan masuk tak dikenal muncul di HP Budi.

"Waalaikum salam" jawab Budi

"Maaf Pak, Bapak tadi bersedekah ta'jil di masjid Darul Fikri?" tanya suara di seberang.

"Betul Pak, ada apa ya?"

"Saya tadi karena kesorean mampir kesana dan dapat ta'jil bubur sumsum, makan sedikit terus saya bawa pulang. Sampai di rumah istri saya ikut makan bubur yang saya bawa dan bilang enak sekali, gurih dan manisnya pas" 

"Alhamdulillah" kata Budi.

Hening sesaat

"Begini Pak" kata suara di seberang, "Bisakah Bapak buatkan bubur serupa sebanyak 300 porsi mulai besok sampai akhir Ramadhan?"

Deg....! Budi bersyukur dalam hati, rupanya dia tidak bermimpi. Sesaat kembali dia sadar

"Insha Allah bisa pak, tapi anggaran kami untuk pesanan dalam jumlah terbatas"

"Oh, gak papa. Dihitung saja total anggarannya dan nomor rekening bapak, nanti akan saya transfer semuanya. Jangan lupa alamat lengkapnya ya Pak. Nanti kami yang akan ambil tiap sore"

"Baik Pak" kata Budi "besok pagi akan saya kabari. Terimakasih"

Usai menutup pembicaraan, Budi duduk bersandar sambil memejamkan mata.

"Sudah Mas, kalau capek kita jualan lusa saja, besok rezeki yang lain lagi"

"Gak bisa Dik. Besok sampai akhir Ramadhan adalah rezeki kita. Barusan aku dapat order 300 porsi tiap sore sampai akhir Ramadhan. Sekarang aku mau buat anggarannya, besok mau tak kirim ke pemesan"

Subhanallah.... ramadhan benar-benar membawa berkah bagi mereka yang sabar dan tawakal.[]


وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

… 𝑫𝒂𝒏 𝑨𝒍𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒍𝒊𝒑𝒂𝒕 𝒈𝒂𝒏𝒅𝒂𝒌𝒂𝒏 (𝒈𝒂𝒏𝒋𝒂𝒓𝒂𝒏) 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒔𝒊𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝑫𝒊𝒂 𝒌𝒆𝒉𝒆𝒏𝒅𝒂𝒌𝒊…. 

(QS.Al Baqarah: 𝟐𝟔𝟏)



TURUN KELAS DENGAN MERENDAHKAN

 

"𝑲𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒂𝒌𝒊𝒕𝒊𝒎𝒖, 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒕𝒂 𝒃𝒖𝒓𝒖𝒌 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈𝒎𝒖, 𝒊𝒏𝒈𝒂𝒕𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒅𝒊𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒊𝒏𝒅𝒂𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒃𝒊𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒓𝒂 𝒊𝒕𝒖 𝒎𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒖𝒈𝒂𝒔𝒏𝒚𝒂. 𝑰𝒏𝒈𝒂𝒕𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏 𝒅𝒊𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒔𝒖𝒅𝒖𝒕 𝒑𝒂𝒏𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒊𝒕𝒂, 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒔𝒖𝒅𝒖𝒕 𝒑𝒂𝒏𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒂 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊. 𝑲𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂𝒏𝒚𝒂, 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒅𝒊𝒂 𝒎𝒆𝒍𝒂𝒌𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊, 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒊𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒓𝒖𝒈𝒊𝒌𝒂𝒏, 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒅𝒊𝒂 𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒊𝒑𝒖. 𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒔𝒆𝒔𝒆𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏𝒈𝒈𝒂𝒑 𝒌𝒆𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊 𝒔𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒌𝒆𝒍𝒊𝒓𝒖𝒂𝒏, 𝒌𝒆𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒊𝒕𝒖 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒓𝒖𝒈𝒊, 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒋𝒖𝒔𝒕𝒓𝒖 𝒅𝒊𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒊𝒑𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒓𝒖𝒈𝒊. 𝑫𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒓𝒊𝒏𝒔𝒊𝒑 𝒊𝒏𝒊, 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒆𝒏𝒅𝒂𝒉 𝒉𝒂𝒕𝒊 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈𝒈𝒖𝒏𝒈 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒊𝒏𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖, 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒄𝒖𝒌𝒖𝒑 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒕𝒂, 𝑰𝒕𝒖 𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒓𝒖𝒕 𝒅𝒊𝒂." 

(Epictetus dalam "Discourses") 


Frederick Douglass adalah seorang kulit hitam yang hidup di Amerika Serikat, di mana praktik perbudakan dan ketidakadilan terhadap kaum kulit hitam masih terjadi. Setelah melarikan diri dari perbudakan pada 1838, Douglass menjadi aktivis pejuang penghapusan perbudakan. la dianggap sebagai tokoh kulit hitam paling berpengaruh di masanya. 

Pada suatu saat, Douglass, yang melakukan perjalanan dengan angkutan umum, dipaksa untuk duduk di gerbong bagasi karena warna kulitnya. Padahal, ia membayar tiket sama dengan yang lain. Beberapa orang kulit putih yang mengenalnya dan simpati pada perjuangannya kemudian menghampirinya di gerbong bagasi untuk menghiburnya. Salah satu dari mereka berkata, "Saya turut menyesal Tuan Douglass, bahwa anda sudah direndahkan seperti ini." Mendengar ini, Frederick Douglass menjawab, "Mereka tidak bisa merendahkan seorang Frederick Douglass. Tidak ada seorang pun yang bisa merendahkan jiwa di dalam diri saya. Sesungguhnya bukan sayalah yang direndahkan dengan kejadian ini, tetapi justru mereka yang melakukan ini pada saya".


Douglass pun menunjukkan bahwa mereka yang rasis justru merendahkan diri mereka sendiri. Dengan bersifat diskriminatif dan menzalimi orang yang berbeda, justru merekalah yang "turun kelas", lebih rendah daripada yang terzalimi.[]


"𝙺𝚎𝚛𝚎𝚗𝚍𝚊𝚑𝚊𝚗𝚖𝚞 𝚝𝚒𝚍𝚊𝚔 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊𝚝 𝚍𝚎𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚛𝚎𝚗𝚍𝚊𝚑𝚔𝚊𝚗 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚊𝚒𝚗"

(K.H. Mustofa Bisri)


Dari buku

"FILOSOFI TERAS" Filsafat Yunani-Romawi Kuno untuk Mental Tangguh Masa Kini

BAYI

"𝐒𝐚𝐭𝐮-𝐬𝐚𝐭𝐮𝐧𝐲𝐚 𝐣𝐚𝐥𝐚𝐧 𝐤𝐞 𝐝𝐞𝐩𝐚𝐧, 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐢𝐧𝐠𝐤𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐮𝐚𝐥𝐢𝐭𝐚𝐬 𝐥𝐢𝐧𝐠𝐤𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧, 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐥𝐢𝐛𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠."

(Richard Rogers)


Di Kamar perawatan bayi sebuah Rumah Sakit terpampang sebuah tulisan indah yang berbunyi:

"ᴀʀᴛɪ sᴇᴏʀᴀɴɢ ʙᴀʏɪ"

"𝒀𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒓𝒖𝒎𝒂𝒉 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂, 𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒌𝒖𝒂𝒕, 𝒌𝒆𝒔𝒂𝒃𝒂𝒓𝒂𝒏 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓, 𝒕𝒂𝒏𝒈𝒊𝒔𝒂𝒏 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒔𝒖𝒃𝒖𝒉, 𝒎𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒑𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈, 𝒎𝒂𝒔𝒂 𝒍𝒂𝒍𝒖 𝒕𝒆𝒓𝒍𝒖𝒑𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒔𝒂 𝒅𝒆𝒑𝒂𝒏 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒄𝒆𝒓𝒂𝒉."


Kehadiran seorang bayi dalam rumah tangga merupakan saat-saat yang paling dinantikan. Bagi orangtua, kehadiran ini bagaikan terbitnya mentari yang akan membawa keluarga pada sukacita yang berkesinambungan. Bagi kakek-neneknya, kehadiran bayi dalam keluarga anaknya merupakan harapan yang dapat melupakan sejenak, betapa sudah lanjut usia mereka.

Tatapan seorang bayi merupakan tatapan yang penuh ketulusan dan kepolosan. Ketika orang dewasa melihat seolah-olah bayi tidak merespon canda, ucapan, maupun gurauan yang diberikan, sesungguhnya sang bayi sudah mampu mendengar, hanya butuh waktu untuk mengolah lebih lanjut.


Itulah sebabnya, hampir semua pengunjung rumah sakit bersalin akan tertawa, tersenyum bahkan enggan untuk beranjak ketika jam-jam besuk baby show di mulai. (Di mana semua bayi yang ada di rumah sakit tersebut diperlihatkan kepada seluruh pengunjung dalam suatu ruang kaca yang besar dan steril).

"Pupil mata seorang wanita akan membesar di kala melihat seorang bayi. Sekalipun belum pernah merawat seorang bayi, namun naluri keibuan akan melahirkan kompetensi tersendiri untuk merawatnya begitu bijak." begitu kata orang bijak 


Kenyataannya adalah, saat seorang bayi dilahirkan sebenarnya ia berjuang untuk bisa "hidup sendiri" tanpa membawa serta fasilitas yang digunakan selama dalam kandungan.

Ketika masih didalam kandungan, segalanya tersedia dengan aman dalam lingkungan yang kondusif. Suhu udara diatur, makanan selalu cukup, oksigen sangat memadai dan tingkat kebisingan pun terkendali karena peran ibu yang mengandung sangat besar disini.

Tiga puluh delapan minggu fasilitas terbaik dalam kandungan itu akhirnya dia tinggalkan. Perjuangan pun dimulai dengan tarikan nafas dan tangisan, kemudian berlanjut dengan berfungsinya organ-organ tubuh yang lainnya. Tak pelak lagi, dokter anak yang mendampingi dokter kandungan atau bidan dalam proses persalinan, biasanya langsung melakukan pengecekan dan observasi terhadap aktivitas organ-organ si bayi. Jika semua berada dalam kondisi normal, barulah dipantau dan diberi perlakuan tertentu yang akan membantu tumbuh kembangnya bayi tersebut.


Mengambil analogi dari bayi tersebut, kehidupan manusia pun ternyata memerlukan waktu dan upaya maksimal untuk menyesuaikan diri di tempat yang baru. Saat harus pergi merantau untuk bekerja atau mengikuti pendidikan, seseorang harus siap meninggalkan kenyamanan rumah yang selama ini dinikmati. Ia harus hidup dan menyesuaikan dengan lingkungan barunya. Hari-hari pertama dalam penyesuaian di tempat dan suasana yang baru akan menentukan bagaimana pertumbuhan selanjutnya. Ada yang begitu memasuki tantangan yang baru, selalu muncul keinginan untuk kembali pada nostalgia kenyamanan terdahulu yang pernah diperolehnya. Ada pula demi menjaga kenyamanan diri selalu menyertakan plasenta (fasilitas maupun rekan-rekannya) di tempat atau dalam suasananya yang baru.


Belajar dari sang bayi, setiap manusia dituntut untuk mandiri dan tidak bergantung atau bersandar kepada orang lain. Membangun tali silaturahmi dan jaringan adalah upaya yang efektif dalam rangka mengembangkan kompetensi. 

Bayi tidak selamanya minum ASI, dia akan berkembang makan bubur, nasi, dan makanan keras lainnya. Demikian pula manusia, setiap individu yang mandiri, ia tidak akan puas dengan tantangan pekerjaan yang biasa-biasa saja. Semakin hari semakin tumbuh, baik dari segi kompetensi maupun unjuk kerjanya.


Bertambah usia dan masa kerja adalah hal yang pasti dan tidak dapat dipungkiri lagi, namun terus tumbuh dan berkembang dalam peningkatan kualitas moral, spiritual, dan sosial, serta kompetensi adalah pilihan kita sendiri, karena: "Tua sudah pasti, dewasa adalah pilihan."[]


"𝙻𝚒𝚗𝚐𝚔𝚞𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚍𝚒 𝚜𝚎𝚔𝚒𝚝𝚊𝚛𝚖𝚞 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚎𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚍𝚒𝚛𝚒𝚖𝚞. 𝙱𝚊𝚐𝚊𝚒𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗𝚒 𝚔𝚎𝚊𝚍𝚊𝚊𝚗 𝚍𝚊𝚛𝚞𝚛𝚊𝚝 𝚊𝚝𝚊𝚞 𝚋𝚊𝚐𝚊𝚒𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚛𝚎𝚊𝚔𝚜𝚒𝚖𝚞 𝚜𝚊𝚊𝚝 𝚜𝚎𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚒𝚔𝚊𝚙 𝚔𝚊𝚜𝚊𝚛 𝚝𝚎𝚛𝚑𝚊𝚍𝚊𝚙𝚖𝚞, 𝚒𝚝𝚞 𝚍𝚒𝚛𝚒𝚖𝚞."

(Halsey) 


Dari buku: "Setengah kosong setengah isi"



ADA YANG LEBIH HEBAT

 “𝑺𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌-𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏.”  (Hadits Riway...