Minggu, 31 Juli 2022

𝗦𝗘𝗟𝗙 𝗛𝗘𝗔𝗟𝗜𝗡𝗚

"𝑨𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒓𝒂𝒔𝒂𝒌𝒂𝒏, 𝑴𝒂𝒔?" tanya dr. Paulus.

Aku bercerita tentang penyakit yang kualami sejak tahun 2013 hingga saat ini, mulai dari pertama kali merasakan sakit mag, kejadian kram di perut, ambruk berkali-kali, gejala dan vonis tifus, pengalaman opname dan endoskopi,  hingga tentang radang duodenum dan praktik tata pola makan food combining yang kulakoni.


"𝑲𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒌𝒓𝒂𝒎 𝒑𝒆𝒓𝒖𝒕, 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒍𝒂𝒈𝒊, 𝑫𝒐𝒌. 𝑵𝒂𝒎𝒖𝒏, 𝒔𝒆𝒏𝒔𝒂𝒔𝒊 𝒑𝒂𝒏𝒂𝒔 𝒅𝒊 𝒅𝒂𝒅𝒂 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒕𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂, 𝒔𝒆𝒓𝒕𝒂 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒑𝒂𝒏𝒊𝒌, 𝒄𝒆𝒎𝒂𝒔, 𝒎𝒖𝒍𝒂𝒔, 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒖𝒂𝒍. 𝑲𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒕𝒆𝒍𝒂𝒕 𝒎𝒂𝒌𝒂𝒏,𝒎𝒂𝒈 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒃𝒖𝒉. 𝑨𝒑𝒂𝒍𝒂𝒈𝒊, 𝒃𝒆𝒃𝒆𝒓𝒂𝒑𝒂 𝒃𝒖𝒍𝒂𝒏, 𝒑𝒐𝒍𝒂 𝒎𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒌𝒂𝒄𝒂𝒖 𝒍𝒂𝒈𝒊."

"𝑲𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒑𝒖𝒂𝒔𝒂, 𝒌𝒖𝒂𝒕, 𝒚𝒂?" tanya dr. Paulus.

"𝑲𝒖𝒂𝒕, 𝑫𝒐𝒌,", jawabku.

Dokter berkata kembali, "𝑲𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒖𝒂𝒕 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒖𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒆𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔𝒏𝒚𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒌𝒆𝒏𝒂 𝒎𝒂𝒈." Aku termangu menunggu penjelasannya.

"𝑨𝒔𝒂𝒎 𝒍𝒂𝒎𝒃𝒖𝒏𝒈," terang dr.Paulus, "𝒅𝒊𝒂𝒌𝒕𝒊𝒇𝒌𝒂𝒏 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒊𝒏𝒔𝒕𝒓𝒖𝒌𝒔𝒊 𝒐𝒕𝒂𝒌 𝒌𝒊𝒕𝒂. 𝑲𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒐𝒕𝒂𝒌 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒏𝒅𝒂𝒍𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒔𝒆𝒑𝒔𝒊, 𝒂𝒔𝒂𝒎 𝒍𝒂𝒎𝒃𝒖𝒏𝒈 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒖𝒓𝒖𝒕 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊. 𝑯𝒂𝒍 𝒊𝒏𝒊 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒅𝒊𝒍𝒂𝒌𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈-𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒖𝒂𝒔𝒂."

"𝑴𝒂𝒌𝒔𝒖𝒅 𝑫𝒐𝒌𝒕𝒆𝒓?" tanyaku heran.

"𝑶𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒖𝒂𝒔𝒂, 𝒌𝒂𝒏, 𝒎𝒂𝒍𝒂𝒎𝒏𝒚𝒂 𝒘𝒂𝒋𝒊𝒃 𝒏𝒊𝒂𝒕, 𝐭𝐡𝐨?" tanya balik sang dokter.

Aku menjawab, "𝐍𝐣𝐢𝐡, 𝑫𝒐𝒌."

"𝑵𝒂𝒉, 𝒏𝒊𝒂𝒕 𝒊𝒏𝒊𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒌𝒐𝒏𝒕𝒓𝒐𝒍 𝒐𝒕𝒂𝒌 𝒂𝒕𝒂𝒔 𝒂𝒔𝒂𝒎 𝒍𝒂𝒎𝒃𝒖𝒏𝒈. 𝑲𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝑴𝒂𝒔 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒆𝒌𝒂𝒅 𝒌𝒖𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒃𝒆𝒔𝒐𝒌 𝒎𝒂𝒖 𝒑𝒖𝒂𝒔𝒂, 𝒃𝒆𝒔𝒐𝒌 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒋𝒂𝒌 𝒔𝒖𝒃𝒖𝒉 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊 𝒎𝒂𝒈𝒓𝒊𝒃, 𝒊𝒏𝒊 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒐𝒕𝒂𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒊𝒏𝒔𝒕𝒓𝒖𝒌𝒔𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒇𝒊𝒔𝒊𝒌 𝒂𝒈𝒂𝒓 𝒌𝒖𝒂𝒕, 𝒅𝒂𝒏 𝒂𝒔𝒂𝒎 𝒍𝒂𝒎𝒃𝒖𝒏𝒈𝒑𝒖𝒏 𝒕𝒆𝒓𝒌𝒆𝒏𝒅𝒂𝒍𝒊. 𝒀𝒂, 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒔𝒆𝒏𝒔𝒂𝒔𝒊 𝒍𝒂𝒑𝒂𝒓 𝒎𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒂𝒅𝒂 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒏𝒂𝒎𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒋𝒖𝒈𝒂 𝒑𝒖𝒂𝒔𝒂. 𝑨𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒊, 𝒂𝒔𝒂𝒎 𝒍𝒂𝒎𝒃𝒖𝒏𝒈 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒏𝒂𝒊𝒌, 𝒂𝒑𝒂𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊 𝒑𝒂𝒓𝒂𝒉. 𝑺𝒚𝒂𝒓𝒂𝒕𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝑴𝒂𝒔 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝒎𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒎𝒆𝒎𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒂𝒕𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒏𝒕𝒂𝒑. 𝑲𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒖 𝒑𝒖𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒅𝒊 𝒎𝒖𝒍𝒖𝒕, 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒉𝒂𝒕𝒊 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒕𝒂𝒑,𝒚𝒂 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒌𝒖𝒂𝒕.𝑱𝒂𝒅𝒊, 𝒏𝒊𝒂𝒕 𝒊𝒕𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒌𝒆𝒘𝒂𝒋𝒊𝒃𝒂𝒏, 𝒌𝒂𝒏?" tutur dr Paulus. 


Dr.Paulus lalu menunjukkan sebuah buku tentang enzim panjang umur lalu berkata, "𝑻𝒖𝒃𝒖𝒉 𝒌𝒊𝒕𝒂, 𝑴𝒂𝒔, 𝒅𝒊𝒃𝒆𝒓𝒊 𝒌𝒆𝒎𝒂𝒎𝒑𝒖𝒂𝒏 𝒐𝒍𝒆𝒉 𝑨𝒍𝒍𝒂𝒉 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒈𝒆𝒏𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊 𝒔𝒆𝒍-𝒔𝒆𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒓𝒖𝒔𝒂𝒌 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒏𝒕𝒖𝒂𝒏 𝒆𝒏𝒛𝒊𝒎 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒆𝒏𝒕𝒖. 𝑬𝒏𝒛𝒊𝒎 𝒊𝒏𝒊 𝒑𝒐𝒑𝒖𝒍𝒆𝒓 𝒅𝒊𝒔𝒆𝒃𝒖𝒕 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒆𝒏𝒛𝒊𝒎 𝒑𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈 𝒖𝒎𝒖𝒓. 𝑺𝒆𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒂𝒍𝒂, 𝒔𝒆𝒍-𝒔𝒆𝒍 𝒃𝒂𝒓𝒖 𝒕𝒆𝒓𝒃𝒆𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒎𝒂 𝒅𝒊𝒃𝒖𝒂𝒏𝒈. 𝑲𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓𝒂𝒏 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒑𝒐𝒔𝒊𝒕𝒊𝒇 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒔𝒆𝒎𝒃𝒖𝒉, 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒃𝒖𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒖𝒏 𝒔𝒆𝒍-𝒔𝒆𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒌𝒆𝒏𝒂 𝒑𝒆𝒏𝒚𝒂𝒌𝒊𝒕. 𝑴𝒆𝒏𝒖𝒓𝒖𝒕 𝒑𝒆𝒏𝒆𝒍𝒊𝒕𝒊𝒂𝒏, 𝒆𝒏𝒛𝒊𝒎 𝒊𝒏𝒊 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒃𝒆𝒌𝒆𝒓𝒋𝒂 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒓𝒊𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒍𝒂𝒑𝒂𝒓 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒕𝒊𝒈𝒂 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒂𝒊 𝒆𝒎𝒑𝒂𝒕 𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊."

Dokter Paulus menatapku seakan mengharapkan agar aku menyimpulkan sendiri.

"𝑷𝒖𝒂𝒔𝒂?" tebakku.

"𝒀𝒂," jawab dr. Paulus.

"𝑺𝒆𝒏𝒊𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝑲𝒂𝒎𝒊𝒔?" tebakku lagi.

"𝑻𝒆𝒑𝒂𝒕 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊. 𝑲𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝒑𝒖𝒂𝒔𝒂, 𝒓𝒆𝒈𝒆𝒏𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊 𝒔𝒆𝒍 𝒃𝒆𝒓𝒍𝒂𝒏𝒈𝒔𝒖𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒐𝒑𝒕𝒊𝒎𝒂𝒍. 𝑶𝒍𝒆𝒉 𝒌𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒊𝒕𝒖, 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒖𝒂𝒔𝒂 𝒔𝒆𝒃𝒖𝒍𝒂𝒏 𝒑𝒖𝒏 𝒔𝒆𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔𝒏𝒚𝒂 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒅𝒆𝒕𝒐𝒌𝒔𝒊𝒇𝒊𝒌𝒂𝒔𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒎𝒑𝒖𝒉 𝒕𝒆𝒓𝒉𝒂𝒅𝒂𝒑 𝒃𝒆𝒓𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊 𝒑𝒆𝒏𝒚𝒂𝒌𝒊𝒕," jawab dr. Paulus mantap. Lagi-lagi, aku manggut-manggut. Tak asing dengan teori ini.

"𝑷𝒐𝒌𝒐𝒌𝒏𝒚𝒂, 𝑴𝒂𝒔 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒏𝒈𝒔𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉 𝒂𝒈𝒂𝒓 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒆𝒎𝒃𝒖𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒊𝒓𝒊 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊. 𝑱𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒕𝒆𝒓𝒈𝒂𝒏𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒐𝒃𝒂𝒕. 𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒍𝒖 𝒎𝒊𝒏𝒖𝒎 𝒔𝒖𝒑𝒍𝒆𝒎𝒆𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒈𝒊𝒕𝒖 𝒅𝒊𝒃𝒖𝒕𝒖𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉. 𝑴𝒊𝒏𝒖𝒎 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌, 𝒔𝒆𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒅𝒖𝒂 𝒍𝒊𝒕𝒆𝒓 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒍𝒆𝒃𝒊𝒉 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝑴𝒂𝒔 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒆𝒓𝒊𝒏𝒈𝒂𝒕, 𝒕𝒆𝒓𝒈𝒂𝒏𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒌𝒆𝒃𝒖𝒕𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒔𝒂𝒋𝒂. 𝑷𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂𝒂𝒏 𝒈𝒆𝒎𝒃𝒊𝒓𝒂, 𝒕𝒆𝒓𝒕𝒂𝒘𝒂 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒍𝒆𝒑𝒂𝒔 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒏𝒈𝒔𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌𝒔𝒊 𝒆𝒏𝒅𝒐𝒓𝒑𝒉𝒊𝒏 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒉𝒐𝒓𝒎𝒐𝒏 𝒌𝒆𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒑𝒆𝒓𝒄𝒆𝒑𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒔𝒆𝒎𝒃𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒏𝒚𝒂𝒌𝒊𝒕

𝑴𝒂𝒔 𝒎𝒆𝒎𝒑𝒖𝒏𝒚𝒂𝒊 𝒓𝒂𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒖𝒔𝒖𝒔, 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒄𝒆𝒎𝒂𝒔 𝒅𝒂𝒏 𝒌𝒉𝒂𝒘𝒂𝒕𝒊𝒓 𝒕𝒆𝒓𝒖𝒔, 𝒚𝒂, 𝒔𝒖𝒔𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒎𝒃𝒖𝒉, 𝒕𝒆𝒓𝒎𝒂𝒔𝒖𝒌 𝒂𝒔𝒂𝒎 𝒍𝒂𝒎𝒃𝒖𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒆𝒓𝒊𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒑𝒂𝒏𝒂𝒔 𝒅𝒊𝒅𝒂𝒅𝒂," ucap dr.Paulus. Aku terus menyimak baik baik anjuran dr. Paulus, sambil mengelus perutku yang tak lagi terasa begah. Aneh.

Dokter Paulus masih melanjutkan, "𝑵𝒂𝒎𝒖𝒏, 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒖 𝒔𝒂𝒋𝒂 𝒔𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒔𝒂𝒓𝒂𝒏𝒌𝒂𝒏, 𝑴𝒂𝒔 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑 𝒕𝒆𝒓𝒂𝒕𝒖𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒂𝒈𝒂𝒓 𝒂𝒔𝒂𝒎 𝒍𝒂𝒎𝒃𝒖𝒏𝒈 𝒃𝒊𝒔𝒂 𝒅𝒊𝒋𝒂𝒈𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒂𝒕𝒖𝒓 𝒋𝒖𝒈𝒂. 𝑲𝒆𝒕𝒊𝒌𝒂 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒖𝒏 𝒕𝒊𝒅𝒖𝒓, 𝒉𝒆𝒏𝒅𝒂𝒌𝒍𝒂𝒉 𝒎𝒊𝒏𝒖𝒎 𝒂𝒊𝒓 𝒉𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒅𝒖𝒂 𝒈𝒆𝒍𝒂𝒔 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒑𝒆𝒓𝒖𝒕 𝒅𝒊𝒂𝒔𝒖𝒑𝒊 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏. 𝑰𝒏𝒊 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒗𝒊𝒕𝒂𝒎𝒊𝒏 𝒔𝒂𝒋𝒂 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝑴𝒂𝒔, 𝒔𝒆𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒎𝒊𝒏𝒖𝒎 𝒔𝒂𝒕𝒖 𝒔𝒂𝒋𝒂. 𝑰𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒚𝒂, 𝑴𝒂𝒔, 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒖𝒕𝒂𝒎𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒎𝒂𝒏𝒕𝒂𝒑𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒕𝒊, 𝒚𝒂𝒌𝒊𝒏 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒕𝒖𝒃𝒖𝒉 𝑴𝒂𝒔 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒑𝒂-𝒂𝒑𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊 𝒔𝒆𝒎𝒃𝒖𝒉."


Demikianlah, perkiraanku sebelumnya bahwa aku akan diberi berbagai macam jenis obat pun ternyata keliru. Hanya 20 set tablet vitamin biasa dan obivit (suplemen makanan) yang tak berkaitan dengan asam lambung. Hampir satu jam kami mengobrol di ruang praktik sang dokter. Tentu saja ini pengalaman yang tak biasa. Ini terasa seperti berkonsultasi dengan dokter pribadi saja, padahal saat keluar kulihat masih ada dua pasien lagi yang tampak sudah begitu jengah menunggu.

"𝑯𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒑𝒆𝒏𝒕𝒊𝒏𝒈 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓𝒂𝒏 𝑴𝒂𝒔 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒅𝒊𝒌𝒆𝒏𝒅𝒂𝒍𝒊𝒌𝒂𝒏, 𝒕𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈, 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂 𝒔𝒂𝒋𝒂, 𝒚𝒂," ucap dr. Paulus sambil menyalamiku ketika hendak pamit.

Sungguh, jujur saja, aku pulang dalam keadaan bugar, sama sekali tak merasa mual, mulas, dan lain-lainnya. Terima kasih dr. Paulus.[]




Dari buku

"Dari Kuntum Menjadi Bunga" jilid 2

Seri Kumpulan Kisah Inspirasi

Sabtu, 30 Juli 2022

𝐉𝐄𝐍𝐃𝐄𝐑𝐀𝐋 𝐇𝐔𝐎


 "𝐊𝐞𝐛𝐞𝐫𝐚𝐧𝐢𝐚𝐧 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐤𝐞𝐤𝐮𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐭𝐢𝐧𝐝𝐚𝐤 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫 𝐛𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐚𝐭 𝐦𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐭𝐚𝐤𝐮𝐭 𝐬𝐞𝐭𝐞𝐧𝐠𝐚𝐡 𝐦𝐚𝐭𝐢"

(Jend.Omar Bradley)


Enam murid sedang dalam perjalanan menuju ibukota untuk mengikuti ujian negara. Saat mereka berjalan menelusuri sungai Bian pada suatu sore, tiba-tiba muncul sekelompok perampok yang biasa menghadang para pejalan. Para murid sangat ketakutan, tapi seorang dari mereka yang berbadan tinggi dan besar bernama Huo maju. Kepandaian Huo yang pintar berkelahi membuat dia mendapat julukan Jenderal Huo.

Huo meminta agar teman-temannya tidak panik dan berdiri dibelakangnya dan dia akan menghadapi para perampok itu. Huo bertarung tanpa rasa takut, memukul lutut setiap perampok itu dengan tongkat dan mematahkan kaki mereka. Tidak berapa lama kemudian, semua perampok itu terkapar. Para murid itu lalu melaporkan kejadian itu ke petugas keamanan terdekat yang segera mengamankan mereka.

Kelima murid itu sangat berterima kasih kepada Huo. "𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒔𝒂𝒎𝒂𝒎𝒖 𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊 𝒌𝒂𝒎𝒊 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒔𝒖𝒍𝒊𝒕𝒂𝒏" kata salah seorang dari mereka.

"𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊" kata Huo. "𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊𝒂𝒏, 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒎𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒆𝒍𝒂𝒉𝒊 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂.𝑫𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒚𝒂𝒌𝒊𝒏𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒅𝒊𝒓𝒊 𝒅𝒊 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒌𝒂𝒏𝒈𝒌𝒖, 𝒂𝒌𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒌𝒉𝒂𝒘𝒂𝒕𝒊𝒓 𝒅𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒌𝒊𝒏. 𝑴𝒆𝒔𝒌𝒊𝒑𝒖𝒏 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒊𝒌𝒖𝒕 𝒃𝒆𝒓𝒌𝒆𝒍𝒂𝒉𝒊, 𝒌𝒆𝒃𝒆𝒓𝒂𝒅𝒂𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒍𝒊𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒆𝒓𝒊 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒌𝒆𝒃𝒆𝒓𝒂𝒏𝒊𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂𝒌𝒖. 𝑰𝒕𝒖𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒃𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒍𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂".[]

"𝑺𝒊𝒎𝒑𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒕𝒂𝒌𝒖𝒕𝒎𝒖 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒅𝒊𝒓𝒊 𝒔𝒆𝒏𝒅𝒊𝒓𝒊, 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒃𝒂𝒈𝒊𝒍𝒂𝒉 𝒌𝒆𝒃𝒆𝒓𝒂𝒏𝒊𝒂𝒏𝒎𝒖 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏"

(Robert Louis Stevenson)


Dari buku

Kisah-kisah Kebijaksanaan China Klasik

Rabu, 27 Juli 2022

𝙆𝘼𝙇𝙐𝙉𝙂 𝘿𝘼𝙇𝘼𝙈 𝙎𝙐𝙉𝙂𝘼𝙄


Suatu hari seorang pelayan sedang berjalan di pinggir sungai. Tiba-tiba ia melihat sesuatu yang berkilau didalam sungai dan nampak seuntai kalung berlian. Ia lalu teringat beberapa saat sebelumnya Raja mengatakan kehilangan kalung berlian yang yang dicuri oleh seekor burung dan siapa yang bisa menemukan akan memperoleh hadiah besar.

Bergegas pelayan itu menjulurkan tangannya ke sungai untuk mengambil kalung itu. Tapi kalung itu tak bisa dijangkau, masih ditempat yang sama.

Penasaran, ia lalu kembali menggapai kalung itu dengan masuk kedalam sungai yang kotor dan hitam. Ternyata kalung itu masih berada ditempatnya dan tidak dapat dijangkau.

Akhirnya pelayan itu nekad menceburkan dirinya ke sungai itu, sehingga badannya kotor dan gagal pula kalung itu diraih.

Tak lama kemudian, lewatlah seorang bijak dan menghampiri pelayan itu serta menanyakan apa yang terjadi.

Pelayan itu enggan bercerita dengan orang bijak karena tidak ingin rahasia tentang kalung di sungai itu sampai diketahuinya. Karena berjanji tidak akan menceritakan kepada orang lain, akhirnya pelayan itu mempercayai orang bijak tersebut.

Ia memberitahu bahwa gagal mendapatkan kalung permata yang ada di sungai itu meskipun berulang kali mencobanya.

Kemudian orang bijak itu berkata kepada pelayan sebaiknya ia melihat keatas, pada cabang-cabang pohon diatas sungai tersebut, bukan pada air sungai yang hitam. Pelayan itu lalu melihat keatas dan benar,pada salah satu cabang kalung itu menjuntai.Rupanya ia selama ini berusaha menangkap bayangan kalung permata itu...[]


𝘒𝘦𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘵𝘦𝘳𝘪 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘢𝘪𝘳 𝘴𝘶𝘯𝘨𝘢𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘰𝘵𝘰𝘳 𝘥𝘢𝘯 𝘩𝘪𝘵𝘢𝘮, 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘵𝘦𝘳𝘪 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘫𝘢𝘵𝘪 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘴𝘱𝘪𝘳𝘪𝘵𝘶𝘢𝘭

𝐀𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐥𝐢𝐡𝐚𝐭 𝐤𝐞𝐚𝐭𝐚𝐬,𝐩𝐚𝐝𝐚 𝐓𝐮𝐡𝐚𝐧, 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐞𝐫𝐮𝐩𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐮𝐦𝐛𝐞𝐫 𝐤𝐞𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐣𝐚𝐭𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐞𝐧𝐭𝐢𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐞𝐣𝐚𝐫 𝐛𝐚𝐲𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚𝐚𝐧 𝐝𝐮𝐧𝐢𝐚 𝐦𝐚𝐭𝐞𝐫𝐢.𝐊𝐞𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚𝐚𝐧 𝐬𝐩𝐢𝐫𝐢𝐭𝐮𝐚𝐥 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐭𝐮-𝐬𝐚𝐭𝐮𝐧𝐲𝐚 𝐡𝐚𝐥 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐦𝐞𝐦𝐮𝐚𝐬𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐬𝐞𝐜𝐚𝐫𝐚 𝐮𝐭𝐮𝐡.


Dari buku

KOIN EMAS DI TEPI JALAN

𝗧𝗜𝗚𝗔 𝗦𝗔𝗥𝗜𝗡𝗚𝗔𝗡 𝗦𝗢𝗖𝗥𝗔𝗧𝗘𝗦

Suatu saat seseorang datang menemui Socrates dan berkata, "𝑨𝒑𝒂𝒌𝒂𝒉 𝑨𝒏𝒅𝒂 𝒕𝒂𝒉𝒖 𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒓𝒖 𝒔𝒂𝒋𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒓 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏 𝑨𝒏𝒅𝒂?"

"𝑻𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖 𝒔𝒆𝒃𝒆𝒏𝒕𝒂𝒓," Socrates menyela ."𝑺𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 𝒑𝒂𝒅𝒂𝒌𝒖, 𝒂𝒌𝒖 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒍𝒆𝒘𝒂𝒕𝒊 𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 𝒉𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒔𝒆𝒃𝒖𝒕 𝑻𝒊𝒈𝒂 𝒔𝒂𝒓𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏"

"𝑻𝒊𝒈𝒂 𝒔𝒂𝒓𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏?"

"𝑩𝒆𝒏𝒂𝒓," lanjut Socrates "𝑺𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒃𝒊𝒄𝒂𝒓𝒂 𝒑𝒂𝒅𝒂𝒌𝒖 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏𝒌𝒖, 𝒎𝒖𝒏𝒈𝒌𝒊𝒏 𝒊𝒏𝒊 𝒊𝒅𝒆 𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒎𝒆𝒍𝒖𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒅𝒊𝒌𝒊𝒕 𝒘𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒚𝒂𝒓𝒊𝒏𝒈 𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒌𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏. 𝑰𝒕𝒖𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒃𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒊𝒔𝒆𝒃𝒖𝒕 𝒕𝒊𝒈𝒂 𝒔𝒂𝒓𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏. 

𝑺𝒂𝒓𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒕𝒂𝒎𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝐊𝐞𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫𝐚𝐧. 𝑨𝒑𝒂𝒌𝒂𝒉 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒚𝒂𝒌𝒊𝒏 𝒃𝒂𝒉𝒘𝒂 𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒌𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒊𝒕𝒖 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓?"

"𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌," jawab laki-laki itu "𝑺𝒆𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒓 𝒉𝒂𝒍 𝒊𝒕𝒖..."

𝑩𝒂𝒊𝒌𝒍𝒂𝒉," kata Socrates ."𝑱𝒂𝒅𝒊 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒔𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖𝒉 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒕𝒂𝒉𝒖 𝒂𝒑𝒂𝒌𝒂𝒉 𝒊𝒕𝒖 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉. 𝑺𝒆𝒌𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒄𝒐𝒃𝒂 𝒔𝒂𝒓𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒅𝒖𝒂, 𝒔𝒂𝒓𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏 𝐊𝐞𝐛𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧 . 𝑨𝒑𝒂𝒌𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒌𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂𝒌𝒖 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏𝒌𝒖 𝒊𝒕𝒖 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒊𝒌?"

"𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌,𝒎𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒍𝒊𝒌𝒏𝒚𝒂"

"𝑱𝒂𝒅𝒊," lanjut Socrates, "𝑲𝒂𝒎𝒖 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂𝒌𝒖 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒖𝒓𝒖𝒌 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏𝒌𝒖, 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒚𝒂𝒌𝒊𝒏 𝒉𝒂𝒍 𝒊𝒕𝒖 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓. 𝑺𝒆𝒌𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒎𝒆𝒍𝒆𝒘𝒂𝒕𝒊 𝒔𝒂𝒓𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒕𝒊𝒈𝒂 𝒔𝒂𝒓𝒊𝒏𝒈𝒂𝒏 𝐌𝐚𝐧𝐟𝐚𝐚𝐭 . 𝑨𝒑𝒂𝒌𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒌𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏𝒌𝒖 𝒊𝒕𝒖 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒊𝒌𝒖?"

𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌... 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒋𝒖𝒈𝒂..."

"𝑩𝒂𝒊𝒌𝒍𝒂𝒉," Socrates menyimpulkan, "𝑱𝒊𝒌𝒂 𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒊𝒏𝒈𝒊𝒏 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒌𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒂𝒅𝒂𝒌𝒖 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒓, 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒋𝒖𝒈𝒂 𝒃𝒂𝒊𝒌, 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕, 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒑𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂 𝒑𝒂𝒅𝒂𝒌𝒖?"

Inilah mengapa Socrates dianggap sebagai filsuf agung dari Yunani.[]


Dari buku

KOIN EMAS DI TEPI JALAN



Senin, 25 Juli 2022

𝗘𝗙𝗘𝗞 𝗞𝗨𝗣𝗨-𝗞𝗨𝗣𝗨 𝗟𝗢𝗥𝗘𝗡𝗧𝗭


 Edward Lorentz, seorang ahli Geofisika cuaca mengembangkan hipotesis yang menyatakan, bahwa sekecil apapun perubahan yang terjadi, dampak yang ditimbulkan akan semakin meningkat magnitudenya.

Suatu saat Lorentz melakukan peramalan cuaca dengan menyelesaikan 12 persamaan diferensial non-linier dengan komputer. Hasil perhitungannya kemudian digambarkan dalam bentuk kurva yang dicetak pada sehelai kertas. Awalnya, Lorentz mencetak kurva dalam format enam angka dibelakang koma (...,506127). Kemudian, karena ingin menghemat waktu dan kertas, ia memasukkan tiga angka dibelakang koma (...,506) dan cetakan berikutnya diulangi pada kertas sama sama yang sudah berisi hasil cetakan tadi. Satu jam kemudian, Lorentz dikagetkan dengan hasil yang sangat berbeda dengan yang diharapkan. Pada awalnya kedua kurva tersebut memang berimpitan, tetapi sedikit demi sedikit bergeser sampai membentuk corak yang sama sekali berbeda. Inilah yang kemudian dikenal dengan nama "Efek Kupu-kupu" (Butterfly Effect). Hal ini bisa dianalog kan kepakan sayap kupu-kupu di Jakarta (setara dengan pengabaian angka..,000127) akan mampu memicu terjadinya badai Tsunami di Jayapura beberapa bulan kemudian.

Konsep ini memberi pelajaran kepada kita bahwa untuk berhati-hati dalam berpikir, berkata dan bertindak. 𝑰𝒅𝒆 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒊𝒌, 𝒑𝒆𝒓𝒃𝒖𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒊𝒌, 𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒍-𝒉𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒊𝒌. 𝑺𝒆𝒃𝒂𝒍𝒊𝒌𝒏𝒚𝒂, 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒃𝒖𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒖𝒓𝒖𝒌 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒘𝒂 𝒌𝒆𝒃𝒖𝒓𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒉𝒔𝒚𝒂𝒕 𝒅𝒊𝒎𝒂𝒔𝒂 𝒅𝒆𝒑𝒂𝒏. 

Hal yang sama juga diturunkan oleh Newton dalam hukum aksi dan reaksinya, dimana setiap aksi yang dilakukan akan menimbulkan reaksi dan kita tinggal mengakumulasikan saja.[]


𝐋𝐢𝐝𝐚𝐡 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐜𝐞𝐫𝐝𝐚𝐬 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐝𝐚 𝐝𝐢 𝐛𝐞𝐥𝐚𝐤𝐚𝐧𝐠 𝐡𝐚𝐭𝐢𝐧𝐲𝐚: 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐝𝐢𝐚 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐢𝐜𝐚𝐫𝐚, 𝐝𝐢𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐝𝐚𝐡𝐮𝐥𝐮. 𝐉𝐢𝐤𝐚 𝐤𝐚𝐭𝐚-𝐤𝐚𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐦𝐚𝐧𝐟𝐚𝐚𝐭 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐤𝐞𝐛𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚, 𝐝𝐢𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚, 𝐝𝐚𝐧 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐦𝐞𝐫𝐮𝐠𝐢𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚, 𝐝𝐢𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐢𝐜𝐚𝐫𝐚. 

𝐒𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐡𝐚𝐭𝐢 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐨𝐝𝐨𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐝𝐚 𝐝𝐢 𝐛𝐞𝐥𝐚𝐤𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐢𝐝𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚: 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐝𝐢𝐚 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮, 𝐝𝐢𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐞𝐠𝐢𝐭𝐮 𝐬𝐚𝐣𝐚, 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐩𝐞𝐝𝐮𝐥𝐢 𝐚𝐩𝐚𝐤𝐚𝐡 𝐢𝐭𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐦𝐚𝐧𝐟𝐚𝐚𝐭 𝐚𝐭𝐚𝐮𝐤𝐚𝐡 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤.

(Hasan Al-Bashri)


Dari buku

AJAIB bin ANEH

𝗙𝗜𝗦𝗜𝗞𝗔 𝗠𝗔𝗜𝗡-𝗠𝗔𝗜𝗡

"𝙎𝙖𝙩𝙪-𝙨𝙖𝙩𝙪𝙣𝙮𝙖 𝙝𝙖𝙡 𝙙𝙞 𝙙𝙪𝙣𝙞𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙥𝙖𝙩𝙪𝙩 𝙙𝙞𝙨𝙚𝙧𝙞𝙪𝙨𝙞 𝙖𝙙𝙖𝙡𝙖𝙝 "𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙨𝙚𝙧𝙞𝙪𝙨"

Dr. Richard Feynman merasa bosan. Dia mengajar fisika di Universitas Cornell, namun dia merasa tidak bisa lagi menghasilkan apapun yang berarti dalam soal teori fisika.

Dr.Feynman lalu memutuskan untuk melakukan kegiatan fisika untuk bersenang-senang. Dia akan bermain-main dengan fisika kapanpun ia mau tanpa merisaukan mendapatkan hasil yang berarti atau tidak.

Suatu saat, ia melihat seorang mahasiswa bertindak iseng di kantin, melemparkan piringnya ke udara. Dr.Feynman memperhatikan piring ini terhuyung-huyung dan logo Cornell yang berwarna merah pada piring bergerak lebih cepat dari piring itu.

Karena tidak ada tugas yang harus diselesaikan, dia mulai mengkalkulasi hubungan antara huyungan piring dan rotasinya. Hasilnya adalah suatu persamaan yang cukup rumit.

Lalu Dr.Feynman menunjukkan perhitungan tadi kepada koleganya yang menanyakan apa pentingnya perhitungan itu. Dengan enteng, Dr.Feynman menjawab kalau perhitungan itu memang tidak ada pentingnya. Dia melakukan untuk bersenang-senang.

"𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒌𝒆𝒎𝒖𝒅𝒊𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒆𝒓𝒖𝒔𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒆𝒓𝒋𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒔𝒂𝒎𝒂𝒂𝒏 𝒉𝒖𝒚𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒅𝒊. 𝑳𝒂𝒍𝒖 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒃𝒆𝒓𝒑𝒊𝒌𝒊𝒓 𝒕𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒈𝒂𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒐𝒓𝒃𝒊𝒕 𝒆𝒍𝒆𝒌𝒕𝒓𝒐𝒏 𝒎𝒖𝒍𝒂𝒊 𝒃𝒆𝒓𝒈𝒆𝒓𝒂𝒌 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒓𝒆𝒍𝒂𝒕𝒊𝒗𝒊𝒕𝒂𝒔. 𝑳𝒂𝒍𝒖 𝒍𝒂𝒉𝒊𝒓𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒆𝒓𝒔𝒂𝒎𝒂𝒂𝒏 𝑫𝒊𝒓𝒂𝒄 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒕𝒆𝒐𝒓𝒊 𝑬𝒍𝒆𝒌𝒕𝒓𝒐𝒅𝒊𝒏𝒂𝒎𝒊𝒌𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒏𝒋𝒖𝒕𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒖𝒏𝒄𝒖𝒍 𝒆𝒍𝒆𝒌𝒕𝒓𝒐𝒅𝒊𝒏𝒂𝒎𝒊𝒌𝒂 𝒌𝒖𝒂𝒏𝒕𝒖𝒎. 𝑺𝒆𝒎𝒖𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒖𝒍𝒖 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒓𝒎𝒂𝒊𝒏𝒂𝒏..."

"𝑰𝒕𝒖 𝒕𝒆𝒓𝒋𝒂𝒅𝒊 𝒏𝒚𝒂𝒓𝒊𝒔 𝒕𝒂𝒏𝒑𝒂 𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂. 𝑴𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒔𝒆𝒌𝒂𝒍𝒊 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒊𝒏-𝒎𝒂𝒊𝒏 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒊𝒕𝒖. 𝑺𝒆𝒑𝒆𝒓𝒕𝒊 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒌𝒂 𝒕𝒖𝒕𝒖𝒑 𝒃𝒐𝒕𝒐𝒍. 𝑺𝒆𝒎𝒖𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒍𝒊𝒓 𝒃𝒆𝒈𝒊𝒕𝒖 𝒔𝒂𝒋𝒂 𝒕𝒂𝒏𝒑𝒂 𝒅𝒊𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂𝒌𝒂𝒏. 𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒏𝒚𝒂𝒓𝒊𝒔 𝒎𝒆𝒏𝒄𝒐𝒃𝒂 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒆𝒏𝒕𝒊𝒌𝒂𝒏𝒏𝒚𝒂! 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒊𝒕𝒖 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒆𝒏𝒕𝒊𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒂𝒑𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒍𝒂𝒌𝒖𝒌𝒂𝒏, 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒕𝒆𝒓𝒏𝒚𝒂𝒕𝒂 𝒂𝒅𝒂. 𝑫𝒊𝒂𝒈𝒓𝒂𝒎 𝒅𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒍𝒖𝒓𝒖𝒉 𝒖𝒔𝒂𝒉𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒎𝒆𝒎𝒑𝒆𝒓𝒐𝒍𝒆𝒉 𝑯𝒂𝒅𝒊𝒂𝒉 𝑵𝒐𝒃𝒆𝒍 𝒅𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒓𝒊 𝒊𝒔𝒆𝒏𝒈-𝒊𝒔𝒆𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒊𝒓𝒊𝒏𝒈 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒕𝒆𝒓𝒉𝒖𝒚𝒖𝒏𝒈-𝒉𝒖𝒚𝒖𝒏𝒈".[]

"𝚂𝚎𝚋𝚊𝚐𝚒𝚊𝚗 𝚙𝚎𝚗𝚎𝚖𝚞𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚋𝚞𝚔𝚊𝚗 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚎𝚗𝚞𝚑𝚒 𝚔𝚎𝚙𝚎𝚛𝚕𝚞𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚝𝚎𝚗𝚝𝚞, 𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚔𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚝𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚜𝚒 𝚙𝚎𝚗𝚎𝚖𝚞 𝚝𝚊𝚔 𝚙𝚎𝚛𝚗𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚞 𝚍𝚒𝚊𝚖 𝚊𝚝𝚊𝚞 𝚔𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚔𝚎𝚜𝚎𝚗𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚊𝚛𝚒 𝚜𝚘𝚕𝚞𝚜𝚒"


Dari buku

MALAS TAPI SUKSES


Dr.Richard Feyman





𝟳 𝘅 𝟰 = 𝟮𝟵

 


"𝚂𝚒𝚊𝚙𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜-𝚖𝚎𝚗𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚍𝚊𝚗 𝚝𝚎𝚛𝚋𝚒𝚊𝚜𝚊 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚎𝚛𝚒, 𝚛𝚊𝚜𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚜𝚞𝚗𝚐𝚔𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚐𝚒 𝚍𝚒𝚛𝚒𝚗𝚢𝚊 𝚓𝚒𝚔𝚊 𝚑𝚊𝚛𝚞𝚜 𝚖𝚎𝚗𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊. 𝙼𝚎𝚛𝚎𝚔𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚝𝚎𝚛𝚋𝚒𝚊𝚜𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚞𝚜-𝚖𝚎𝚗𝚎𝚛𝚞𝚜 𝚖𝚎𝚗𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊, 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚞𝚕𝚒𝚝 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚎𝚛𝚒"

Yan Hui, seorang murid kesayangan Konfusius, suatu hari sedang berjalan disebuah pasar saat melihat dua orang sedang bertengkar. Rupanya mereka adalah seorang penjual jeruk dan pembelinya. Pembeli membayar 7 buah jeruk dengan harga 28 Yuan, karena harga sebutir jeruk adalah 4 Yuan. Tapi penjual bersikukuh harga 7 jeruk itu adalah 29 Yuan.

Yan Hui segera menghampiri mereka. "𝑲𝒂𝒓𝒆𝒏𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂 𝟏 𝒋𝒆𝒓𝒖𝒌 𝟒 𝒀𝒖𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝟕 𝒋𝒆𝒓𝒖𝒌 𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂𝒏𝒚𝒂 𝟐𝟖 𝒀𝒖𝒂𝒏, 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒑𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒌𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂𝒏𝒚𝒂 𝟐𝟗 𝒀𝒖𝒂𝒏?"tanya Yan Hui kepada penjual jeruk.

"𝑻𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒊𝒔𝒂, 𝒑𝒐𝒌𝒐𝒌𝒏𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂𝒏𝒚𝒂 𝟐𝟗 𝒀𝒖𝒂𝒏. 𝑲𝒂𝒖 𝒕𝒂𝒉𝒖 𝒂𝒑𝒂 𝒂𝒏𝒂𝒌 𝒎𝒖𝒅𝒂? 𝑰𝒏𝒊 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒓𝒖𝒔𝒂𝒏𝒎𝒖. 𝑲𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒑𝒆𝒓𝒄𝒂𝒚𝒂 𝒎𝒂𝒓𝒊 𝒌𝒊𝒕𝒂 𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝑮𝒖𝒓𝒖 𝑲𝒐𝒏𝒇𝒖𝒔𝒊𝒖𝒔, 𝒔𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒔𝒆𝒍𝒆𝒔𝒂𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒈𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒊𝒏𝒊" seru pedagang membela diri.

Dalam perjalanan ke rumah sang Guru, pedagang itu memasang taruhan  "𝑱𝒊𝒌𝒂 𝑮𝒖𝒓𝒖 𝑲𝒐𝒏𝒇𝒖𝒔𝒊𝒖𝒔 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝟕 𝒌𝒂𝒍𝒊 𝟒 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝟐𝟗, 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒌𝒂𝒖 𝒉𝒂𝒓𝒖𝒔 𝒎𝒆𝒍𝒆𝒕𝒂𝒌𝒌𝒂𝒏 𝒋𝒂𝒃𝒂𝒕𝒂𝒏𝒎𝒖. 𝑵𝒂𝒎𝒖𝒏 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝑮𝒖𝒓𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒂𝒕𝒂𝒌𝒂𝒏 𝟐𝟖 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝟕 𝒌𝒂𝒍𝒊 𝟒 𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒓𝒂𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒍𝒂𝒌𝒖 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂𝒎𝒖. Yan Hui menyanggupi.

Di rumah Guru Konfusius, mereka mengutarakan masalahnya termasuk soal taruhan tadi. Setelah mendengarkan ceritanya, Konfusius berkata kepada muridnya "𝒀𝒂𝒏 𝑯𝒖𝒊, 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏 𝒋𝒂𝒃𝒂𝒕𝒂𝒏𝒎𝒖 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒅𝒂 𝒑𝒆𝒅𝒂𝒈𝒂𝒏𝒈 𝒊𝒏𝒊" Yan Hui mematuhi perintah gurunya.

Beberapa saat kemudian Yan Hui menghadap Gurunya untuk minta izin cuti guna menemui istri dan keluarganya di kampung. Gurunya mengizinkan sambil berpesan "𝑫𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒑𝒆𝒓𝒋𝒂𝒍𝒂𝒏𝒂𝒏𝒎𝒖 𝒏𝒂𝒏𝒕𝒊, 𝒋𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒓𝒕𝒆𝒅𝒖𝒉 𝒅𝒊𝒃𝒂𝒘𝒂𝒉 𝒑𝒐𝒉𝒐𝒏 𝒃𝒆𝒔𝒂𝒓 𝒅𝒂𝒏 𝒋𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒈𝒖𝒏𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒅𝒂𝒏𝒈𝒎𝒖 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒏𝒖𝒉" .Meski ragu dan tidak mengerti maksud Gurunya, Yan Hui mengangguk dan berangkat.

Dalam perjalanan turun hujan, saat melihat sebuah pohon besar Yan Hui berniat berteduh, tapi ingat pesan gurunya dia membatalkan niatnya. Tak lama kemudian dia melihat pohon tadi tumbang karena disambar petir.

Sampai dirumah, dilihatnya dari belakang isterinya sedang berbicara dengan seorang laki-laki. Segera ia mencabut pedangnya. Kembali ia ingat nasihat gurunya dan membatalkan niatnya. Ketika dua orang itu menengok nampak seorang yang bicara dengan isterinya adalah saudara perempuannya yang potongan tubuhnya seperti laki-laki.

Saat kembali dari cutinya, Yan Hui menghadap gurunya dan menceritakan yang dialaminya. Dengan bijak gurunya mengatakan setelah hari panas biasanya akan turun hujan dan badai, makanya ia melarang berteduh dibawah pohon besar.

Mengenai pedang, Konfusius berkata  "𝑺𝒂𝒚𝒂 𝒕𝒂𝒉𝒖, 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖𝒉𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒑𝒖𝒍𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒍𝒊𝒃𝒖𝒓, 𝒕𝒆𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒔𝒂 𝒎𝒂𝒍𝒖 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒓𝒂𝒉 𝒂𝒌𝒊𝒃𝒂𝒕 𝒕𝒂𝒓𝒖𝒉𝒂𝒏. 𝑰𝒕𝒖 𝒔𝒆𝒃𝒂𝒃𝒏𝒚𝒂 𝒂𝒌𝒖 𝒎𝒆𝒍𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒈𝒖𝒏𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒎𝒃𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏"

Kemudian Guru Konfusius melanjutkan "𝑴𝒖𝒓𝒊𝒅𝒌𝒖, 𝒕𝒂𝒓𝒖𝒉𝒂𝒏𝒎𝒖 𝒕𝒆𝒎𝒑𝒐 𝒉𝒂𝒓𝒊 𝒔𝒂𝒏𝒈𝒂𝒕 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕. 𝑨𝒏𝒅𝒂𝒊 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒉, 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒉𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒆𝒉𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒋𝒂𝒃𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒅𝒂𝒏 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒆𝒏𝒈𝒌𝒂𝒖 𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒎𝒃𝒂𝒍𝒊 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒃𝒆𝒍𝒂𝒋𝒂𝒓 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒋𝒊𝒏. 𝑵𝒂𝒎𝒖𝒏 𝒌𝒂𝒍𝒂𝒖 𝒎𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈, 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒑𝒆𝒅𝒂𝒈𝒂𝒏𝒈 𝒊𝒕𝒖 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒉𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒏𝒚𝒂𝒘𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒅𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒂𝒕 𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒈𝒂𝒏𝒚𝒂 𝒌𝒆𝒉𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒌𝒆𝒑𝒂𝒍𝒂 𝒌𝒆𝒍𝒖𝒂𝒓𝒈𝒂𝒏𝒚𝒂!"

Mendengar penjelasan yang bijaksana dari gurunya tadi Yan Hui pun yakin bahwa semua itu membuat dirinya dan hubungan dengan orang lain semakin baik.[]


𝐒𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐚𝐭𝐮 𝐜𝐢𝐫𝐢 𝐬𝐞𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐩𝐞𝐦𝐢𝐦𝐩𝐢𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐦𝐛𝐢𝐥 𝐤𝐞𝐩𝐮𝐭𝐮𝐬𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐨𝐫𝐛𝐚𝐧𝐤𝐚𝐧 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐢𝐧 (𝐚𝐩𝐚𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐡𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚 𝐧𝐲𝐚𝐰𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚) 𝐝𝐚𝐧 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐦𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐢𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧 𝐡𝐮𝐛𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚 𝐩𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐞𝐫𝐦𝐚𝐧𝐟𝐚𝐚𝐭 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐢𝐧 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐭𝐢𝐧𝐝𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐛𝐚𝐢𝐤.


𝘋𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘭𝘢𝘩 (𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳), 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪 𝘬𝘦𝘴𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘮𝘢𝘵𝘪 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘢𝘯, 𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘳𝘵𝘪 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘮𝘣𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘳𝘨𝘢 𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘴𝘦𝘵𝘪𝘢𝘱 𝘩𝘢𝘳𝘪. 𝘚𝘢𝘭𝘥𝘰 𝘵𝘢𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘳𝘨𝘢 𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘪𝘳𝘪𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘱𝘶𝘵𝘶𝘴𝘢𝘯-𝘬𝘦𝘱𝘶𝘵𝘶𝘴𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯


Ditulis kembali dengan beberapa perubahan dari buku "SETENGAH PECAH SETENGAH UTUH"

ADA YANG LEBIH HEBAT

 “𝑺𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌-𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒑𝒂𝒍𝒊𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏.”  (Hadits Riway...