Edward Lorentz, seorang ahli Geofisika cuaca mengembangkan hipotesis yang menyatakan, bahwa sekecil apapun perubahan yang terjadi, dampak yang ditimbulkan akan semakin meningkat magnitudenya.
Suatu saat Lorentz melakukan peramalan cuaca dengan menyelesaikan 12 persamaan diferensial non-linier dengan komputer. Hasil perhitungannya kemudian digambarkan dalam bentuk kurva yang dicetak pada sehelai kertas. Awalnya, Lorentz mencetak kurva dalam format enam angka dibelakang koma (...,506127). Kemudian, karena ingin menghemat waktu dan kertas, ia memasukkan tiga angka dibelakang koma (...,506) dan cetakan berikutnya diulangi pada kertas sama sama yang sudah berisi hasil cetakan tadi. Satu jam kemudian, Lorentz dikagetkan dengan hasil yang sangat berbeda dengan yang diharapkan. Pada awalnya kedua kurva tersebut memang berimpitan, tetapi sedikit demi sedikit bergeser sampai membentuk corak yang sama sekali berbeda. Inilah yang kemudian dikenal dengan nama "Efek Kupu-kupu" (Butterfly Effect). Hal ini bisa dianalog kan kepakan sayap kupu-kupu di Jakarta (setara dengan pengabaian angka..,000127) akan mampu memicu terjadinya badai Tsunami di Jayapura beberapa bulan kemudian.
Konsep ini memberi pelajaran kepada kita bahwa untuk berhati-hati dalam berpikir, berkata dan bertindak. 𝑰𝒅𝒆 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒊𝒌, 𝒑𝒆𝒓𝒃𝒖𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒊𝒌, 𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒏𝒈𝒉𝒂𝒔𝒊𝒍𝒌𝒂𝒏 𝒉𝒂𝒍-𝒉𝒂𝒍 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒂𝒊𝒌. 𝑺𝒆𝒃𝒂𝒍𝒊𝒌𝒏𝒚𝒂, 𝒔𝒆𝒎𝒖𝒂 𝒑𝒆𝒓𝒃𝒖𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒖𝒓𝒖𝒌 𝒂𝒌𝒂𝒏 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒂𝒘𝒂 𝒌𝒆𝒃𝒖𝒓𝒖𝒌𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒂𝒉𝒔𝒚𝒂𝒕 𝒅𝒊𝒎𝒂𝒔𝒂 𝒅𝒆𝒑𝒂𝒏.
Hal yang sama juga diturunkan oleh Newton dalam hukum aksi dan reaksinya, dimana setiap aksi yang dilakukan akan menimbulkan reaksi dan kita tinggal mengakumulasikan saja.[]
𝐋𝐢𝐝𝐚𝐡 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐜𝐞𝐫𝐝𝐚𝐬 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐝𝐚 𝐝𝐢 𝐛𝐞𝐥𝐚𝐤𝐚𝐧𝐠 𝐡𝐚𝐭𝐢𝐧𝐲𝐚: 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐝𝐢𝐚 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐢𝐜𝐚𝐫𝐚, 𝐝𝐢𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫 𝐭𝐞𝐫𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐝𝐚𝐡𝐮𝐥𝐮. 𝐉𝐢𝐤𝐚 𝐤𝐚𝐭𝐚-𝐤𝐚𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐦𝐚𝐧𝐟𝐚𝐚𝐭 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐤𝐞𝐛𝐚𝐢𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚, 𝐝𝐢𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚, 𝐝𝐚𝐧 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐦𝐞𝐫𝐮𝐠𝐢𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚, 𝐝𝐢𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐛𝐢𝐜𝐚𝐫𝐚.
𝐒𝐞𝐦𝐞𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐡𝐚𝐭𝐢 𝐨𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐛𝐨𝐝𝐨𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐝𝐚 𝐝𝐢 𝐛𝐞𝐥𝐚𝐤𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐢𝐝𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚: 𝐤𝐞𝐭𝐢𝐤𝐚 𝐝𝐢𝐚 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐩𝐢𝐤𝐢𝐫 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐚𝐭𝐮, 𝐝𝐢𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐭𝐚𝐤𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐞𝐠𝐢𝐭𝐮 𝐬𝐚𝐣𝐚, 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐩𝐞𝐝𝐮𝐥𝐢 𝐚𝐩𝐚𝐤𝐚𝐡 𝐢𝐭𝐮 𝐛𝐞𝐫𝐦𝐚𝐧𝐟𝐚𝐚𝐭 𝐚𝐭𝐚𝐮𝐤𝐚𝐡 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤.
(Hasan Al-Bashri)
Dari buku
AJAIB bin ANEH
Tidak ada komentar:
Posting Komentar