Selasa, 27 Desember 2022

TIDAK BOLEH ADA KATA LELAH


“๐‘ด๐’‚๐’”๐’‚ ๐’…๐’†๐’‘๐’‚๐’ ๐’‚๐’…๐’‚๐’๐’‚๐’‰ ๐’Ž๐’Š๐’๐’Š๐’Œ ๐’Ž๐’†๐’“๐’†๐’Œ๐’‚ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’‘๐’†๐’“๐’„๐’‚๐’š๐’‚ ๐’‚๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Œ๐’†๐’Š๐’๐’…๐’‚๐’‰๐’‚๐’ ๐’Ž๐’Š๐’Ž๐’‘๐’Š ๐’Ž๐’†๐’“๐’†๐’Œ๐’‚.”

(Eleanor Roosevelt)


Sebuah kecelakaan saat usia 3 tahun, membuat Qiang Hongyan kehilangan kedua kakinya. Karena kemiskinannya, kedua orang tuanya tidak mampu membelikan alat bantu yang memadai. Untuk mempermudah berjalan, digunakanlah setengah bola basket sebagai pengganti kaki dan dua alat untuk dipegang agar mudah bergerak.


Meskipun Qian harus tumbuh dengan segala keterbatasan, Qian selalu berusaha untuk membuktikan bahwa dunia belumlah tamat bagi dirinya. la berhasil tumbuh seperti gadis-gadis pada umumnya. la masih tetap ramah, sopan, dan juga periang.Ia tidak mau bila kekurangan yang dimilikinya, membuatnya lemah dan selalu bergantung kepada orang lain. "Dia tetap lincah dan seperti anak normal." Jelas kedua orang tuanya.


Tekad Qian pun akhirnya diwujudkan juga. la mendaftarkan dirinya dalam sebuah klub renang khusus. Qian selalu menyempatkanl dirinya untuk latihan. "Untuk menjadi seorang pemenang, maka tidak boleh ada kata lelah." Itulah yang selalu ia tanamkan di dalam dirinya.


Adalah Zhang Honghu, seorang pelatih renang yang cukup profesional dan sering melatih orang-orang cacat untuk menjadi seorang pemenang. Kepadanyalah Qian tekun berlatih dan penuh semangat.

Bakat dan semangat Qian pun ternyata sanggup memikat hati Zhang Honghu. Maka, ia pun memberikan porsi latihan khusus bagi Qian agar lebih mampu menyeimbangkan kedua bahu dan lengannya. "Saya kagum dengan semangatnya, dan saya yakin bahwa Qian bisa menjadi seorang perenang yang sukses suatu hari nanti."


Qian tak pernah sekali pun mengeluh. Dia merasa puas dengan kegigihan sang pelatih. Setiap detik dalam latihannya, ia selalu tersenyum. Tidak pernah terlihat ada kerut di wajahnya yang mengekspresikan kekecewaan, rasa letih dan sebagainya. "Dalam sehari, setidaknya ia bisa menempuh jarak 2000 meter untuk melatih kekuatan otot-ototnya" Jelas Zhang, sang pelatih. Selain berlatih renang di dalam air, Qian pun juga berlatih sit-up, mengangkat beban dan latihan fisik yang lain.


Tidak sia-sia,  Qian Hongyang menggemparkan publik China pada 2009. Kali ini, dia muncul sebagai juara pada kompetisi renang paralimpik tingkat nasional di China. Nama Hongyang semakin harum hingga ke manca negara. Dia kembali menorehkan prestasi cemerlang, meraih medali emas di cabang renang gaya dada dalam kejuaran paralimpik Provinsi Yunnan yang digelar September 2014.[]


“๐šƒ๐šŽ๐š›๐š’๐š–๐šŠ ๐š๐šŠ๐š—๐š๐šŠ๐š—๐š๐šŠ๐š— ๐šŠ๐š๐šŠ๐š› ๐š”๐šŠ๐š–๐šž ๐š๐šŠ๐š™๐šŠ๐š ๐š–๐šŽ๐š›๐šŠ๐šœ๐šŠ๐š”๐šŠ๐š— ๐š—๐š’๐š”๐š–๐šŠ๐š๐š—๐šข๐šŠ ๐š”๐šŽ๐š–๐šŽ๐š—๐šŠ๐š—๐š๐šŠ๐š—-”

(George S Patton)

Sumber:

1.Buku "The True Story of Success Strong Ambition"

LURUHNYA PERBEDAAN


"๐Š๐ข๐ญ๐š ๐ฆ๐ฎ๐ง๐ ๐ค๐ข๐ง ๐ฆ๐ž๐ฆ๐ข๐ฅ๐ข๐ค๐ข ๐š๐ ๐š๐ฆ๐š ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐›๐ž๐ซ๐›๐ž๐๐š, ๐›๐š๐ก๐š๐ฌ๐š ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐›๐ž๐ซ๐›๐ž๐๐š, ๐ฐ๐š๐ซ๐ง๐š ๐ค๐ฎ๐ฅ๐ข๐ญ ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐›๐ž๐ซ๐›๐ž๐๐š, ๐ญ๐ž๐ญ๐š๐ฉ๐ข ๐ค๐ข๐ญ๐š ๐ฌ๐ž๐ฆ๐ฎ๐š ๐ฆ๐ข๐ฅ๐ข๐ค ๐ฌ๐š๐ญ๐ฎ ๐ซ๐š๐ฌ ๐ฆ๐š๐ง๐ฎ๐ฌ๐ข๐š." 

(Kofi.Annan)


Tahun 1971 T.C. Williams High School diharuskan menerapkan desegregasi. Artinya sekolah tersebut dibuka tidak hanya untuk warga kulit putih saja, tetapi wajib menerima juga siswa kulit berwarna, terutama warga Afro-Amerika.


Alexandria, Virginia tempat sekolah itu berada, pada saat itu rentan terhadap konflik antarras.

Penembakan remaja kulit hitam oleh seorang penjaga toko hampir memicu kerusuhan massal kalau tidak segera dicegah. Tujuh tahun sebelumnya pembunuhan tiga orang aktivis yang salah satunya kulit hitam masih belum hilang dari ingatan warga Amerika.


Akibat dari kebijakan desegregasi di T.C. Williams ini adalah perubahan struktur kepengurusan sekolah. Demikian pula pada struktur kepelatihan tim football sekolah tersebut. Perubahan struktur kepelatihan ini mengusik kepengurusan lama yang semuanya berkulit putih.


Pelatih lama tim, Bill Yoast, yang telah meraih sejumlah gelar bersama The Titans, julukan tim football Alexandria, harus digantikan oleh pelatih dengan level reputasi lebih rendah bernama Herman Boone, seorang kulit hitam. Bill Yoast pun harus rela posisinya bergeser menjadi staf Boone. Keputusan ini membuat pemain lama cemas akan posisi mereka. Prasangka rasial menyeruak ketika itu. Teriakan boikot pun terdengar dari sudut-sudut kemarahan dan prasangka.


Herman Boone memiliki karakter yang keras. la dikenal sebagai aktivis yang mengagumi pemikiran Martin Luther King Jr. Kehadirannya di tim T.C. Williams memberikan harapan pada warga kulit hitam agar anak-anak mereka bisa bermain dalam olahraga bergengsi tersebut.


Untuk mengatasi kesulitan terhadap penyesuaian dan prasangka yang terus-menerus timbul dalam tim tersebut. Boone pun memutuskan untuk menggelar latihan pra-musim di sebuah kamp pelatihan di Gettysburg, Pennsylvania. 

Gettysburg merupakan saksi bisu ketika kebencian serta prasangka ras membuat manusia saling membinasakan. Tempat itu adalah lokasi pertempuran besar dalam perang saudara Amerika Serikat. Tercatat hampir 50 ribu korban tewas, luka, dan hilang dalam pertempuran yang terjadi pada Juli 1863 tersebut.


Selama menjalani pelatihan pra-musim, Boone dan Yoast berusaha merekatkan anak didik mereka. Selama dua minggu, mereka "mencuci otak" anak didik mereka untuk melawan prasangka ras dan kebencian terhadap perbedaan. Dua ikon atlet terbaik tim itu, Gerry Bertier dan Julius Campbell, adalah inspirasi bagi kawan-kawan mereka. Alhasil, tim football itu menjadi inspirasi bagi desegregasi.


Kebersamaan itu pula yang dibawa tim ini hingga ke lapangan hijau. Tim besutan Boone dan Yoast berhasil meraih musim yang sempurna tanpa kekalahan. Pemandangan di arena stadion pun berubah. Tak ada lagi bangku pemisah antara penonton berkulit hitam dan kulit putih.[]


"๐‘ฒ๐’†๐’Ž๐’‚๐’Ž๐’‘๐’–๐’‚๐’ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’–๐’๐’•๐’–๐’Œ ๐’Ž๐’†๐’๐’„๐’‚๐’‘๐’‚๐’Š ๐’Œ๐’†๐’”๐’‚๐’•๐’–๐’‚๐’ ๐’…๐’‚๐’๐’‚๐’Ž ๐’Œ๐’†๐’ƒ๐’†๐’“๐’‚๐’ˆ๐’‚๐’Ž๐’‚๐’ ๐’‚๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Ž๐’†๐’๐’‹๐’‚๐’…๐’Š ๐’Œ๐’†๐’Š๐’๐’…๐’‚๐’‰๐’‚๐’ ๐’…๐’‚๐’ ๐’–๐’‹๐’Š๐’‚๐’ ๐’ƒ๐’‚๐’ˆ๐’Š ๐’‘๐’†๐’“๐’‚๐’…๐’‚๐’ƒ๐’‚๐’ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚." 

(Mahatma Gandhi)

Dari buku

"Ayo Merawat Indonesia"

SNORKELING

 

"๐๐ž๐›๐ž๐ซ๐š๐ฉ๐š ๐จ๐ซ๐š๐ง๐  ๐ฉ๐ž๐ซ๐œ๐š๐ฒ๐š ๐›๐š๐ก๐ฐ๐š ๐›๐ž๐ซ๐ฉ๐ž๐ ๐š๐ง๐ ๐š๐ง ๐๐š๐ง ๐›๐ž๐ซ๐ญ๐š๐ก๐š๐ง ๐š๐๐š๐ฅ๐š๐ก ๐ญ๐š๐ง๐๐š-๐ญ๐š๐ง๐๐š ๐ค๐ž๐ค๐ฎ๐š๐ญ๐š๐ง ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐›๐ž๐ฌ๐š๐ซ. ๐๐š๐ฆ๐ฎ๐ง, ๐š๐๐š ๐ค๐š๐ฅ๐š๐ง๐ฒ๐š ๐๐ข๐›๐ฎ๐ญ๐ฎ๐ก๐ค๐š๐ง ๐ฅ๐ž๐›๐ข๐ก ๐›๐š๐ง๐ฒ๐š๐ค ๐ค๐ž๐ค๐ฎ๐š๐ญ๐š๐ง ๐ฎ๐ง๐ญ๐ฎ๐ค ๐ฆ๐ž๐ง๐ ๐ž๐ญ๐š๐ก๐ฎ๐ข ๐ค๐š๐ฉ๐š๐ง ๐ก๐š๐ซ๐ฎ๐ฌ ๐ฆ๐ž๐ฅ๐ž๐ฉ๐š๐ฌ๐ค๐š๐ง ๐๐š๐ง ๐ค๐ž๐ฆ๐ฎ๐๐ข๐š๐ง ๐ฆ๐ž๐ฅ๐š๐ค๐ฎ๐ค๐š๐ง๐ง๐ฒ๐š."

(Ann Landers)

Selain sebagai olahraga laut, Snorkeling juga memberikan tantangan yang begitu menakjubkan, yaitu menikmati eksotisme pemandangan alam bawah laut. 

Olahraga ini biasanya dilakukan dengan membawa orang ketengah laut, lalu membuat area yang dibatasi oleh tambang berbentuk lingkaran mulai dari ujung depan kapal dan berakhir di buritan.

Namun bagi yang belum terbiasa berenang di laut akan sedikit terkejut, karena tak lama setelah terjun ke laut, arus laut yang kuat akan menyeret peserta.

Suatu saat, karena kuatnya arus laut, seorang peserta wanita tak mampu lagi menarik dirinya menuju kapal, meski tinggal 3 meter jaraknya. Kemudian ia berteriak-teriak minta diangkat oleh pelatih snorkeling.

Dengan tersenyum sang pelatih itu berteriak, "Kalau tidak kuat, lepaskan tangan Anda dari tambang itu, nanti ada kapal yang akan menjemput Anda." Mendengar instruksi itu, bukannya wanita tersebut menurutinya tapi justru semakin mengeraskan pegangannya pada tali dan tidak mau melepaskannya karena di luar tali itu merupakan hamparan laut bebas yang terlihat tidak ada batasnya. Wanita itu terus berteriak meminta tolong namun sang pelatih bersikeras meminta wanita itu melepaskan pegangan talinya. Makin lama pegangan wanita itu makin lemah, namun teriakannya semakin keras. Wanita itu merasa bahwa pelatih tersebut begitu jahat tidak mau menyelamatkan dirinya. Akhirnya, karena tak kuasa memegang tali dengan arus ombak yang begitu deras, wanita itu pun hanyut bersama pelampung di badannya dan hanya dalam hitungan lima detik kemudian kapal penyelamat pun datang menjemput dan menolongnya.[]


๐‘บ๐’†๐’“๐’Š๐’๐’ˆ ๐’Œ๐’‚๐’๐’Š ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’Ž๐’†๐’Ž๐’†๐’ˆ๐’‚๐’๐’ˆ ๐’”๐’†๐’”๐’–๐’‚๐’•๐’– ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’•๐’‚๐’Ž๐’‘๐’‚๐’Œ ๐’•๐’‚๐’๐’‘๐’‚ ๐’Ž๐’‚๐’Ž๐’‘๐’– ๐’Ž๐’†๐’๐’Š๐’‰๐’‚๐’• ๐’Œ๐’†๐’”๐’†๐’Ž๐’‘๐’‚๐’•๐’‚๐’ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’•๐’Š๐’…๐’‚๐’Œ ๐’•๐’‚๐’Ž๐’‘๐’‚๐’Œ. ๐‘ฉ๐’†๐’ˆ๐’Š๐’•๐’– ๐’ƒ๐’‚๐’๐’š๐’‚๐’Œ ๐’๐’‚๐’”๐’Š๐’‰๐’‚๐’• ๐’…๐’‚๐’“๐’Š ๐’๐’“๐’‚๐’๐’ˆ ๐’ƒ๐’Š๐’‹๐’‚๐’Œ ๐’Ž๐’†๐’Ž๐’Š๐’๐’•๐’‚ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’–๐’๐’•๐’–๐’Œ "๐’Ž๐’†๐’๐’†๐’‘๐’‚๐’”๐’Œ๐’‚๐’" ๐’‰๐’‚๐’-๐’‰๐’‚๐’ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’”๐’†๐’๐’‚๐’Ž๐’‚ ๐’Š๐’๐’Š ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’‘๐’Š๐’Œ๐’Š๐’“ ๐’”๐’†๐’ƒ๐’‚๐’ˆ๐’‚๐’Š ๐’”๐’†๐’”๐’–๐’‚๐’•๐’– ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’•๐’†๐’“๐’ƒ๐’‚๐’Š๐’Œ ๐’…๐’‚๐’ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’•๐’†๐’“๐’–๐’” ๐’ƒ๐’†๐’“๐’•๐’‚๐’‰๐’‚๐’ ๐’…๐’†๐’๐’ˆ๐’‚๐’ ๐’‘๐’†๐’๐’…๐’Š๐’“๐’Š๐’‚๐’ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚. ๐‘ฏ๐’Š๐’๐’ˆ๐’ˆ๐’‚ ๐’‘๐’‚๐’…๐’‚ ๐’‚๐’Œ๐’‰๐’Š๐’“๐’๐’š๐’‚ ๐’Œ๐’†๐’•๐’Š๐’Œ๐’‚ ๐’Ž๐’†๐’๐’†๐’‘๐’‚๐’”๐’Œ๐’‚๐’ ๐’”๐’†๐’Ž๐’–๐’‚๐’๐’š๐’‚, ๐’Œ๐’†๐’Ž๐’–๐’…๐’Š๐’‚๐’ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’ƒ๐’‚๐’“๐’– ๐’”๐’‚๐’…๐’‚๐’“ ๐’‚๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Œ๐’†๐’”๐’†๐’Ž๐’‘๐’‚๐’•๐’‚๐’ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’๐’†๐’ƒ๐’Š๐’‰ ๐’ƒ๐’‚๐’Š๐’Œ ๐’Š๐’•๐’–.


Dari buku

"WARRIOR" The Art of Winning The Battle of Success

Rabu, 14 Desember 2022

MANUSIA TIPE BAJA BJ 55


๐‘ผ๐’‹๐’Š๐’‚๐’ ๐’ƒ๐’‚๐’ˆ๐’Š ๐’”๐’†๐’”๐’†๐’๐’“๐’‚๐’๐’ˆ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’”๐’–๐’Œ๐’”๐’†๐’” ๐’ƒ๐’–๐’Œ๐’‚๐’๐’๐’‚๐’‰ ๐’‘๐’‚๐’…๐’‚ ๐’Œ๐’†๐’Ž๐’‚๐’Ž๐’‘๐’–๐’‚๐’๐’๐’š๐’‚ ๐’–๐’๐’•๐’–๐’Œ ๐’Ž๐’†๐’๐’„๐’†๐’ˆ๐’‚๐’‰ ๐’Ž๐’–๐’๐’„๐’–๐’๐’๐’š๐’‚ ๐’Ž๐’‚๐’”๐’‚๐’๐’‚๐’‰, ๐’•๐’†๐’•๐’‚๐’‘๐’Š ๐’‘๐’‚๐’…๐’‚ ๐’˜๐’‚๐’Œ๐’•๐’– ๐’Ž๐’†๐’๐’ˆ๐’‰๐’‚๐’…๐’‚๐’‘๐’Š ๐’…๐’‚๐’ ๐’Ž๐’†๐’๐’š๐’†๐’๐’†๐’”๐’‚๐’Š๐’Œ๐’‚๐’ ๐’”๐’†๐’•๐’Š๐’‚๐’‘ ๐’Œ๐’†๐’”๐’–๐’๐’Š๐’•๐’‚๐’ ๐’”๐’‚๐’‚๐’• ๐’Ž๐’‚๐’”๐’‚๐’๐’‚๐’‰ ๐’Š๐’•๐’– ๐’•๐’†๐’“๐’‹๐’‚๐’…๐’Š.

(David J Schwartz)


Baja adalah material yang kuat dalam menerima beban tekanan. Namun pada suatu saat, baja akan mengalami kondisi yang disebut dengan "titik leleh" atau yield stress. Yield stress adalah titik di mana baja akan mengalami deformasi plastis akibat diberi beban (tarik) terus-menerus. 

Pada awalnya memang akan sangat sulit bergerak dan berubah bentuk, seakan gaya tarik yang diberikan tak berpengaruh apa-apa. Namun bila sudah mencapai titik yield stress-nya, maka baja akan langsung mulur dengan begitu mudahnya, hingga akhirnya putus atau patah.


Karakteristik baja ini sepertinya sama dengan manusia. Bila diberi ujian kehidupan yang mudah seperti terlihat tangguh dan pantang menyerah. Namun bila ujian yang datang tersebut terus-menerus dirasakan maka runtuhlah benteng pertahanannya. Manusia yang telah mencapai titik yield stress-nya adalah manusia yang kalah, karena ia telah menyerah pada kehidupan, bersikap idealis sesaat, namun akhirnya realistis dan pragmatis juga.


Manusia pemenang ibarat baja BJ 55, salah satu jenis baja terkuat di dunia yang baru akan meleleh saat ditarik dengan beban 410 Mpa (410.000.000 kg/m2) dan baru akan putus saat bebannya 550 MPa (550.000.000 kg/m2). Artinya, semua beban dan ujian kehidupan tidak mudah membuatnya meleleh dan tidak gampang membuatnya putus. Tekanan tidak membuatnya takut, di saat meleleh pun masih melawan. la kuat memegang prinsip, cerdas dalam setiap tindakan, tetap kritis di saat sulit, berani menyampaikan kebenaran, seandainya nanti menjadi pemimpin maka ia pasti pemimpin yang elegan[].


Dari buku

"MOBIL MOGOK ANGGOTA DEWAN"  Sebuah Sainspirasi

Selasa, 06 Desember 2022

KALAH JADI PAHLAWAN

Kamis, 27 September 2012

tigaratus detik setelah pertandingan berjalan, striker kesebelasan Lazio, Miroslav Klose berhasil membobol gawang Napoli.Wasit Luca Banti menyatakan gol itu sah.Ribuan suporter tuan rumah tercengang oleh gemuruh kecil pendukung Lazio..

Alih-alih merayakan gol yang dicetaknya, Klose justru mendekati wasit Banti dan mengaku bahwa sudah terjadi handball sebelum gol terjadi. Dan wasitpun menganulir gol dini Klose.

Tim Napoli segera bangkit kembali dan melakukan serangan balik sehingga pertandingan seri A liga Italia itu berakhir dengan kemenangan Napoli 3-0.

Vladimir Petkovic, pelatih Lazio tak menyesali kejujuran Klose bahkan menilai Klose adalah pesepakbola sejati dan layak disebut pahlawan.


Mexico city, 22 juni 1986

Karena kalah tinggi dalam duel udara di depan gawang Peter Shilton, Diego Maradona menyentuhkan tangannya ke bola sehingga masuk ke gawang Inggris.Wasit Tunisia mengesahkan gol itu yang mengantar Argentina ke babak final Piala Dunia.

Sembilan belas tahun kemudian, barulah Maradona mengakui kecurangannya itu sebagai "gol tangan Tuhan"


20 November 2009

Kapten Timnas Perancis Thierry Henry sengaja menyentuh bola sehingga memungkinkan dia mengumpankan kepada William Gallas yang menjadikannya gol.

Henry mengakui kecurangannya, walau tak sengaja."Saya memegang bola itu. Saya tidak pernah berbuat curang. Itu merupakan reaksi terhadap bola yang bergerak cepat di kotak pinalti" akunya. Dia meminta maaf dan mendukung langkah Irlandia-lawannya-menuntut pertandingan ulang, tapi FIFA tak mengabulkan. Henry kemudian dicap sebagai perampok curang.


Sungguh, Miroslav Klose berbeda dengan yang lain.

Klose segera mengaku salah dilapangan saat pertandingan masih berlangsung sehingga mengubah keputusan wasit.

Henry memang mengaku salah dan mendukung pertandingan ulang. Namun semua itu dilakukan setelah pertandingan usai.

Maradona barangkali lebih pengecut sampai membawa-bawa nama Tuhan 

Namun, risiko pengorbanan itu diambil Klose. Dia mengorbankan diri dan timnya demi sebuah nilai : kejujuran atau Fair Play

Klose bukan pemain sepakbola muslim. Namun, dia sudah mengamalkan pesan Al Qu'ran: ู‚ู„ ุงู„ุญَู‚َّ ูˆَู„َูˆْ ูƒَุงู†َ ู…ُุฑًّุง

"katakan kebenaran walau pahit,walau menyakitkan..."

Kita...?


Dari buku

HADIAH DARI SANG GURU

Keterangan foto: Miroslav Klose mengakui handball yang dibuatnya kepada wasit Luca Banti


Senin, 05 Desember 2022

JENDERAL DAN TUKANG SAMPAH

 


"Apa maksudmu? Menyuruh saya mengangkat sampah ini? Tahukah kamu siapa saya?" Dengan suara meninggi, pria itu membentak.

Perempuan tua itu terperangah. Tapi segera ia menukas "Saya tidak tahu, Tuan. Saya hanya ingin tahu, apakah Tuan bersedia membantu saya membuang sampah ini ke tong yang besar itu"

Semua orang di stasiun kereta itu mengenal perempuan tua yang bertugas sebagai pegawai kebersihan yang bertanggung jawab. Hanya saja sore itu badannya sedang tidak sehat sehingga tidak kuat memindahkan sampah ke tempat yang lebih besar, sehingga ia minta tolong kepada Perwira itu yang kebetulan melintas didepannya.

"Memangnya Tuan siapa, sehingga tidak bersedia menolong saya?" Jawab perempuan itu dengan jengkel dan mempersempit jarak keduanya.

"Baiklah, asal kamu tahu. Saya adalah Kolonel Brown pada unit 35 dibawah Presiden George Washington. Puas?"

Pada saat itu, melintas dihadapan mereka seorang pria lain. Perempuan itu kembali mencegat dan meminta pertolongannya. Tanpa banyak bicara, pria itu mengangkat sampah dan memindahkan ke tong.

Dengan senang hati perempuan itu meninggalkan sang Kolonel dan menghampiri pria baik hati yang menolongnya tadi. 

"Terimakasih Tuan,Anda begitu baik. Boleh saya tahu siapa Anda?"

Pria penolong tadi tersenyum dan menjawab "Lupakan saja Bu. Itu pekerjaan sepele, dan saya hanya orang yang ingin membantu Anda membuang sampah"

"Ya Tuan. Tapi tolonglah, saya ingin tahu siapakah orang gagah yang telah sudi menolong saya" perempuan itu terus mendesak.

Pria penolong tadi tidak punya pilihan lain. Iapun menjawab "Nama saya George Washington"[]

๐——๐—ฒ๐—ป๐—ด๐—ฎ๐—ป ๐—บ๐—ฒ๐—บ๐—ฎ๐—ต๐—ฎ๐—บ๐—ถ ๐—ฏ๐—ฎ๐—ต๐˜„๐—ฎ ๐—ฝ๐—ฒ๐—น๐—ฎ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ฎ๐—ป ๐—ฎ๐—ฑ๐—ฎ๐—น๐—ฎ๐—ต ๐—ฒ๐˜€๐—ฒ๐—ป๐˜€๐—ถ ๐—ฝ๐—ฒ๐—ป๐˜๐—ถ๐—ป๐—ด ๐—ฑ๐—ฎ๐—น๐—ฎ๐—บ ๐˜€๐—ฒ๐˜๐—ถ๐—ฎ๐—ฝ ๐—ฝ๐—ฒ๐—ธ๐—ฒ๐—ฟ๐—ท๐—ฎ๐—ฎ๐—ป❟ ๐—ท๐—ฒ๐—น๐—ฎ๐˜€๐—น๐—ฎ๐—ต ๐—ฏ๐—ฎ๐—ต๐˜„๐—ฎ ๐˜€๐—ถ๐—ธ๐—ฎ๐—ฝ ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐—ฝ๐—ฒ๐—ฟ๐—ถ๐—น๐—ฎ๐—ธ๐˜‚ ๐—บ๐—ฒ๐—น๐—ฎ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ถ ๐—บ๐—ฒ๐—ป๐—ท๐—ฎ๐—ฑ๐—ถ ๐˜€๐—ฎ๐—น๐—ฎ๐—ต ๐˜€๐—ฎ๐˜๐˜‚ ๐—ฝ๐—ฒ๐—ป๐—ฎ๐—ป๐—ฑ๐—ฎ ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—ธ๐—ต๐—ฎ๐˜€ ๐—ฏ๐—ฎ๐—ด๐—ถ ๐—ผ๐—ฟ๐—ฎ๐—ป๐—ด-๐—ผ๐—ฟ๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—ฑ๐—ถ๐˜€๐—ฒ๐—ฏ๐˜‚๐˜ ๐˜€๐—ฒ๐—ฏ๐—ฎ๐—ด๐—ฎ๐—ถ ๐—ฝ๐—ฟ๐—ผ๐—ณ๐—ฒ๐˜€๐—ถ๐—ผ๐—ป๐—ฎ๐—น ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐—ฝ๐—ฟ๐—ถ๐—ฏ๐—ฎ๐—ฑ๐—ถ ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—ฏ๐—ฒ๐—ฟ๐—ธ๐˜‚๐—ฎ๐—น๐—ถ๐˜๐—ฎ๐˜€


Dari buku

KAFE ETOS

8X8 kisah inspirasional 8 Kerja Profesional

BUAH DARI BICARA POSITIF


 

"Warwick pasti bisa mengeluarkan mobil Anda yg terperosok dari lumpur ini" kata petani itu sambil menunjuk seekor keledai tua yg sedang berdiri di ladang.

Meski ragu, pemilik kendaraan itu berpikir tak ada salahnya mencoba.

Petani tua itu kemudian membawa keledai tua itu dan mengikatkan tali kekang ke mobil. Selanjutnya dia berteriak "TarikFred! Tarik Jack!Tarik Ted! Tarik Warwick!..."

Dan keluarlah mobil itu dari kubangan. Pemilik mobil mengangguk kagum.

Sambil mengucapkan terimakasih,dia bertanya "Kenapa Anda memanggil nama nama lain sebelum menyebut nama Warwick?"

Petani itu tersenyum dan berkata "Warwick tua ini buta. Saat ia yakin bahwa ia bagian dari sebuah tim,ia akan bersemangat dan merasa mudah untuk menarik"[]


๐™ฑ๐šž๐šŠ๐š๐š•๐šŠ๐š‘ ๐š”๐šŠ๐š๐šŠ-๐š”๐šŠ๐š๐šŠ ๐™ฐ๐š—๐š๐šŠ ๐š™๐š˜๐šœ๐š’๐š๐š’๐š, ๐š”๐šŠ๐š›๐šŽ๐š—๐šŠ ๐š”๐šŠ๐š๐šŠ-๐š”๐šŠ๐š๐šŠ ๐™ฐ๐š—๐š๐šŠ ๐šŠ๐š”๐šŠ๐š— ๐š–๐šŽ๐š—๐š“๐šŠ๐š๐š’ ๐š๐š’๐š—๐š๐šŠ๐š”๐šŠ๐š— ๐™ฐ๐š—๐š๐šŠ

๐™ฑ๐šž๐šŠ๐š๐š•๐šŠ๐š‘ ๐š๐š’๐š—๐š๐šŠ๐š”๐šŠ๐š— ๐™ฐ๐š—๐š๐šŠ ๐š™๐š˜๐šœ๐š’๐š๐š’๐š, ๐š”๐šŠ๐š›๐šŽ๐š—๐šŠ ๐š๐š’๐š—๐š๐šŠ๐š”๐šŠ๐š— ๐™ฐ๐š—๐š๐šŠ ๐šŠ๐š”๐šŠ๐š— ๐š–๐šŽ๐š—๐š“๐šŠ๐š๐š’ ๐š”๐šŽ๐š‹๐š’๐šŠ๐šœ๐šŠ๐šŠ๐š— ๐™ฐ๐š—๐š๐šŠ

๐™ฑ๐šž๐šŠ๐š๐š•๐šŠ๐š‘ ๐š”๐šŽ๐š‹๐š’๐šŠ๐šœ๐šŠ๐šŠ๐š— ๐™ฐ๐š—๐š๐šŠ ๐š™๐š˜๐šœ๐š’๐š๐š’๐š, ๐š”๐šŠ๐š›๐šŽ๐š—๐šŠ ๐š”๐šŽ๐š‹๐š’๐šŠ๐šœ๐šŠ๐šŠ๐š— ๐™ฐ๐š—๐š๐šŠ ๐šŠ๐š”๐šŠ๐š— ๐š–๐šŽ๐š—๐š“๐šŠ๐š๐š’ ๐š๐šŠ๐šข๐šŠ ๐š‘๐š’๐š๐šž๐š™ ๐™ฐ๐š—๐š๐šŠ

๐™ฑ๐šž๐šŠ๐š๐š•๐šŠ๐š‘ ๐š๐šŠ๐šข๐šŠ ๐š‘๐š’๐š๐šž๐š™ ๐™ฐ๐š—๐š๐šŠ ๐š™๐š˜๐šœ๐š’๐š๐š’๐š, ๐š”๐šŠ๐š›๐šŽ๐š—๐šŠ ๐š๐šŠ๐šข๐šŠ ๐š‘๐š’๐š๐šž๐š™ ๐™ฐ๐š—๐š๐šŠ ๐šŠ๐š”๐šŠ๐š— ๐š–๐šŽ๐š—๐š“๐šŠ๐š๐š’ ๐š๐šŠ๐š”๐š๐š’๐š› ๐™ฐ๐š—๐š๐šŠ.......


Ditulis kembali dari buku

MANISNYA KOPI ASIN

Kamis, 24 November 2022

Edisi menyambut Hari Guru Nasional SURAT CINTA DARI PUTRI


  


Namanya Putri, seorang anak perempuan berambut panjang yang selalu dikuncir satu di belakang, berkulit sawo matang, serta bermata bulat, tegas, namun sendu. Tidak pernah tersenyum dan cenderung kaku. Putri tidak pernah berkata-kata, selalu menghindar saat bertemu denganku. Diapun tidak pernah menatapku balik ketika aku menatapnya, tidak pernah menjawab ketika kutanya.

Jika dia melihatku berjalan kearahnya, ia memilih jalan lain. Dia selalu berusaha untuk tidak terlihat terlebih-lebih olehku. Tapi selalu kutunggu surat-surat cintanya yang dia titipkan di akhir jam sekolah. 

Aku mengetahui bahwa Putri adalah anak yang sangat cemerlang, baik hati, namun sangat pemalu, saat aku mulai menjadi wali kelasnya saat kelas V. Semakin hari aku jadi semakin tertarik oleh sosok anak ini. Aku sempat berpikir bahwa Putri bersama dua sahabatnya adalah anak yang biasa-biasa saja. 

Karena penasaran, aku memutuskan untuk berkunjung ke rumah mereka. Jarak rumah mereka ke sekolah sekitar satu kilometer dan kutempuh dengan berjalan kaki. Medan yang dilewati sangat tidak mudah. Namun, rasa lelah segera terbayar oleh pemandangan yang elok dan sambutan yang hangat bersahabat dari Putri serta beberapa teman sekelasnya yang juga tinggal di dusun itu.


Tujuanku adalah ingin mengenal keluarga Putri dan dua sahabatnya yang membuatku penasaran. Seperti sebuah anomali, dusun mereka bukanlah termasuk pedalaman, ada listrik dan sinyal yang memadai untuk dusun yang didiami oleh tidak lebih dari 17 kepala keluarga ini, namun hampir semua keluarga yang tinggal di situ sangat pemalu dan pasif. Rupanya hal inilah yang mempengaruhi tabiat Putri dan beberapa temannya.

Putri adalah seorang anak yang bisa menarik perhatianku untuk terus memperhatikannya walaupun dia tidak berusaha untuk mencari perhatianku sama sekali. Sorot mata berbinar yang kucoba curi-curi pandang saat kami bertemu, membuatku ingin sekali mengajaknya berbincang berdua, untuk mengingatkannya bahwa menjadi pemalu itu tak ada gunanya. Namun aku tahu hal itu akan sia-sia. Setiap hari, aku mencari cara untuk membuat rasa percaya diri Putri tumbuh. Aku mencoba berbagai cara pendekatan seperti mengajak bermain dan membagi anak-anak ke dalam tim yang menitikberatkan pada persamaan daripada perbedaan. Mengajak anak-anak bernyanyi dan bermain drama, di mana Putri kutempatkan dalam tim yang berbeda dari sahabat karibnya.


Waktu berlalu, tugasku tinggal tiga bulan lagi bersama mereka. Namun aku yakin, dalam diamnya dia selalu memanjatkan doa untukku.

Dan itu terbukti...

Kembali sepucuk 'surat cinta' dia selipkan saat bersalaman pulang. Doa inilah yang selalu membuatku terharu sampai menangis, bahkan meski kubaca berkali-kali 

 

๐‘ฐ๐’ƒ๐’– ๐’‰๐’‚๐’“๐’Š ๐’Š๐’๐’Š ๐’‚๐’Œ๐’– ๐’”๐’‚๐’๐’ˆ๐’‚๐’• ๐’”๐’†๐’๐’ˆ ๐’Œ๐’‚๐’“๐’๐’‚ ๐’Š๐’ƒ๐’– ๐‘ถ๐’‹๐’‚ ๐’Ž๐’†๐’๐’ˆ๐’‚๐’‹๐’‚๐’“ ๐’Œ๐’‚๐’Ž๐’Š ๐’‰๐’‚๐’“๐’Š ๐‘บ๐’†๐’๐’‚๐’”๐’‚ ๐’…๐’‚๐’ ๐’‰๐’‚๐’“๐’Š ๐‘ฒ๐’‚๐’Ž๐’Š ๐’Š๐’•๐’–๐’๐’‚๐’‰ ๐’‰๐’‚๐’“๐’Š ๐’š๐’ˆ ๐’‘๐’‚๐’๐’Š๐’๐’ˆ ๐’Š๐’๐’…๐’‚๐’‰ ๐’ƒ๐’–๐’‚๐’• ๐’‚๐’Œ๐’– ๐’Œ๐’‚๐’“๐’๐’‚ ๐’‚๐’…๐’‚ ๐’‚๐’ˆ๐’‚๐’Ž๐’‚ ๐’Œ๐’‚๐’“๐’๐’‚ ๐’‚๐’Œ๐’– ๐’”๐’‚๐’๐’ˆ๐’‚๐’• ๐’Š๐’๐’ˆ๐’Š๐’ ๐’ƒ๐’†๐’๐’‚๐’‹๐’‚๐’“ ๐’ƒ๐’†๐’“๐’”๐’‚๐’Ž๐’‚ ๐’Š๐’ƒ๐’– ๐‘ถ๐’‹๐’‚

๐‘จ๐’Œ๐’– ๐’”๐’‚๐’๐’ˆ๐’‚๐’• ๐’”๐’‚๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’”๐’‚๐’Ž๐’‚ ๐’ƒ๐’– ๐‘ถ๐’‹๐’‚ ๐’”๐’†๐’๐’‚๐’Ž๐’‚ ๐’Š๐’๐’Š ๐’‚๐’Œ๐’– ๐’”๐’†๐’๐’‚๐’๐’– ๐’๐’–๐’๐’ˆ๐’ˆ๐’– ๐’–๐’๐’•๐’–๐’Œ ๐’Ž๐’†๐’๐’ˆ๐’‚๐’‹๐’‚๐’“ ๐’Œ๐’‚๐’Ž๐’Š. ๐‘บ๐’†๐’•๐’†๐’๐’‚๐’‰ ๐‘ท๐’–๐’•๐’“๐’Š ๐’”๐’–๐’…๐’‚๐’‰ ๐’๐’‚๐’Ž๐’‚ ๐’๐’–๐’๐’ˆ๐’ˆ๐’– ๐’‚๐’Œ๐’‰๐’Š๐’“๐’๐’š๐’‚ ๐’‰๐’‚๐’“๐’Š ๐‘บ๐’†๐’๐’‚๐’”๐’‚ ๐’Š๐’๐’Š ๐’Š๐’ƒ๐’– ๐’‘๐’–๐’ ๐’…๐’‚๐’•๐’‚๐’๐’ˆ ๐’‚๐’Œ๐’– ๐’”๐’‚๐’๐’ˆ๐’‚๐’• ๐’ƒ๐’‚๐’‰๐’‚๐’ˆ๐’Š๐’‚ ๐’Ž๐’†๐’๐’Š๐’‰๐’‚๐’• ๐’”๐’†๐’๐’•๐’–๐’‰๐’‚๐’ ๐’˜๐’‚๐’‹๐’‚๐’‰ ๐’Š๐’ƒ๐’– ๐’˜๐’‚๐’๐’‚๐’–๐’‘๐’–๐’ ๐’Š๐’ƒ๐’– ๐’ƒ๐’Š๐’๐’‚๐’ ๐’Š๐’ƒ๐’– ๐’”๐’†๐’๐’‚๐’๐’– ๐’Ž๐’‚๐’“๐’‚๐’‰ ๐’”๐’‚๐’Ž๐’‚ ๐’Œ๐’‚๐’Ž๐’Š ๐’•๐’‚๐’‘๐’Š ๐’Œ๐’†๐’„๐’‚๐’๐’•๐’Š๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Š๐’ƒ๐’– ๐’•๐’Š๐’…๐’‚๐’Œ ๐’‚๐’Œ๐’‚๐’ ๐’‘๐’†๐’“๐’๐’‚๐’‰ ๐’๐’†๐’‘๐’‚๐’” ๐’…๐’‚๐’ ๐’Œ๐’†๐’ƒ๐’‚๐’Š๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Š๐’ƒ๐’– ๐’‰๐’‚๐’“๐’Š ๐’Œ๐’‚๐’Ž๐’Š๐’” ๐’๐’‚๐’๐’•๐’Š ๐’‚๐’Œ๐’– ๐’‚๐’Œ๐’‚๐’ ๐’•๐’–๐’๐’ˆ๐’ˆ๐’– ๐’…๐’Š ๐’”๐’Š๐’๐’Š ๐‘ฒ๐’‚๐’Ž๐’Š ๐’”๐’‚๐’๐’ˆ๐’‚๐’• ๐’”๐’‚๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’”๐’‚๐’Ž๐’‚ ๐’Š๐’ƒ๐’– ๐’”๐’‚๐’Ž๐’‘๐’‚๐’Š ๐’Œ๐’‚ ๐’‘๐’‚๐’ ๐’‘๐’–๐’ ๐’Š๐’ƒ๐’– ๐’‚๐’…๐’‚๐’๐’‚๐’‰ ๐’ˆ๐’–๐’“๐’– ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’”๐’‚๐’๐’ˆ๐’‚๐’• ๐’ƒ๐’‚๐’Š๐’Œ ๐’”๐’†๐’‘๐’†๐’“๐’•๐’Š ๐’•๐’–๐’‰๐’‚๐’ ๐’˜๐’‚๐’๐’‚๐’–๐’‘๐’–๐’ ๐’Š๐’ƒ๐’– ๐’Ž๐’†๐’“๐’‚๐’”๐’‚ ๐’”๐’†๐’๐’‚๐’๐’– ๐’Ž๐’‚๐’“๐’‚๐’‰ ๐’”๐’‚๐’Ž๐’‚ ๐’Œ๐’‚๐’Ž๐’Š ๐’Œ๐’‚๐’“๐’๐’‚ ๐’Š๐’ƒ๐’– ๐’”๐’†๐’๐’‚๐’๐’– ๐’ƒ๐’†๐’“๐’Š ๐’”๐’†๐’๐’š๐’–๐’Ž๐’‚๐’ ๐’ƒ๐’–๐’‚๐’• ๐’Œ๐’‚๐’Ž๐’Š

๐’€๐’‚ ๐’‚๐’๐’๐’‚๐’‰ ๐’”๐’†๐’Ž๐’๐’ˆ๐’‚ ๐’Š๐’ƒ๐’– ๐‘ถ๐’‹๐’‚ ๐’”๐’†๐’๐’‚๐’๐’– ๐’”๐’†๐’‰๐’‚๐’• ๐’…๐’‚๐’ ๐’ƒ๐’‚๐’‰๐’‚๐’ˆ๐’Š๐’‚ ๐’”๐’†๐’๐’‚๐’๐’– ๐’”๐’‚๐’Ž๐’‘๐’‚๐’Š ๐’‚๐’Œ๐’‰๐’Š๐’“ ๐’‰๐’Š๐’…๐’–๐’‘๐’๐’š๐’‚ ๐’•๐’†๐’“๐’Š๐’Ž๐’‚ ๐’Œ๐’‚๐’”๐’Š๐’‰ ๐’Š๐’ƒ๐’– ๐‘ถ๐’‹๐’‚ ๐’Œ๐’‚๐’“๐’๐’‚ ๐’”๐’–๐’…๐’‚๐’‰ ๐’Ž๐’‚๐’– ๐’‹๐’‚๐’–๐’‰-๐’‹๐’‚๐’–๐’‰ ๐’…๐’‚๐’“๐’Š ๐’‚๐’„๐’†๐’‰ ๐’Œ๐’† ๐’”๐’†๐’Œ๐’๐’๐’‚๐’‰ ๐’Œ๐’‚๐’Ž๐’Š ๐’–๐’๐’•๐’–๐’Œ ๐’Ž๐’†๐’๐’ˆ๐’‚๐’‹๐’‚๐’“ ๐’Œ๐’‚๐’Ž๐’Š


๐‘ท๐’–๐’•๐’“๐’Š-๐‘ณ๐’๐’—๐’†- ๐’Š๐’ƒ๐’– ๐‘ถ๐’‹๐’‚


๐‘ฎ๐’–๐’“๐’–๐’Œ๐’– ๐’‹๐’Š๐’Œ๐’‚ ๐’Š๐’ƒ๐’–

๐‘บ๐’–๐’…๐’‚๐’‰ ๐’‘๐’–๐’๐’‚๐’๐’ˆ

๐‘ฑ๐’‚๐’๐’ˆ๐’‚๐’ ๐’๐’–๐’‘๐’‚๐’Œ๐’‚๐’ ๐’‚๐’Œ๐’–


Aku pernah berpikir bahwa aku telah gagal sebagai seorang guru. Nyatanya, aku guru yang paling berbahagia saat ini. Guru yang yakin memiliki anak yang sangat tulus dan akan sukses di masa depan. Aku yakin mereka akan bertumbuh menjadi anak-anak yang baik, tidak terkecuali Putri. Aku tidak bisa memaksa dia untuk tampil dan terlihat. Mungkin saat ini dia perlu waktu untuk tetap menjadi anak yang santun dan rendah hati. Anak yang cemerlang walaupun tidak terlihat. Anak yang darinya aku belajar bahwa "untuk diakui orang lain, kita tidak perlu terlalu terlihat; cukup tunjukkan kemampuan dan kerendahan hati, maka orang lain akan menemukanmu dan mengakuimu". Untuk hal inilah Putri menjadi salah seorang yang spesial di hatiku. Untuk sebuah penghargaan betapa aku dicintai dan disayangi sebagai seorang guru. Untuk sebuah semangat yang mendorongku untuk terus bekerja maksimal. Untuk sebuah keputusan yang tidak akan pernah kusesali. Untuk sebuah masa depan yang akan kujalani dengan penuh percaya diri. Untuk sebuah kalimat yang dengan bangga kukatakan di hadapan orang-orang nanti bahwa "aku bangga menjadi GURU". Hanya karena sebuah surat cinta dari muridku yang luar biasa. Terima kasih, anak-anak. Terima kasih, Putri.


Teruslah panjatkan doa untuk Ibu. Karena sejauh apa pun jarak kita, doa akan tetap sampai.[]


(Diceritakan oleh Raudatul Akmal, Pengajar Muda di SDN 25 Inp.Apoang,Majene, Sulawesi Barat dalam buku "Merajut Mimpi di Sudut Negeri")

NURMI, MENDIDIK DENGAN HATI


Kebutuhan biaya untuk pengobatan sang adik membuat Nurmi 'mencukupkan' kuliahnya sampai semester 7 Universitas Muhammadiyah Makassar.

Minat wanita itu terhadap pendidikan lalu mengantarkannya ke dusun Tatibajo, Majene, Sulawesi barat untuk mengabdikan diri sebagai tenaga pengajar sukarela.

Sedikit pun tak ada keraguan dalam diri Nurmi saat ia mengajukan diri sebagai tenaga pengajar. Asluddin, kepala sekolah saat itu, sudah mengingatkan ihwal ketiadaan honorarium bagi tenaga pengajar tambahan (sukarela). Namun, perempuan, ini mantap dengan tekadnya untuk mengajar.


"Sewaktu saya menyampaikan niat ingin mengajar di sekolah, Bapak Kepala Sekolah bilang tidak ada honor yang bisa dibayarkan. Saya katakan bahwa hal itu tidak jadi soal karena memang niat saya ikhlas untuk memberi," kata perempuan gigih ini.


Suatu ketika, secara tak terduga Nurmi menerima "honor" yang jumlahnya tidak lebih dari Rp 20 ribu. Masih jelas dalam ingatannya mengenai pemberian honor tersebut.


"Honor itu merupakan sumbangan warga. Mereka merasa saya pantas menerimanya karena bersedia hadir dan mengajar anak-anak," jelas Nurmi.

Untuk menuju sekolah tempat ia mengajar, Nurmi harus berjalan kaki. Selain menelusuri jalan setapak, ia mesti tiga-empat kali menyeberangi sungai. Jika debit aliran sungai meningkat drastis ia terpaksa absen mengajar.


"Suatu ketika air sungai mengalir sangat deras sehingga tidak bisa diseberangi. Saya hanya bisa melambaikan tangan kepada anak-anak yang sudah menanti di sisi lain sungai. Akhirnya, mereka saya suruh pulang saja," kenang Nurmi.

Berawal dari proses belajar mengajar di surau dan kolong rumah warga, dengan siswa sejumlah tidak sampai 30 orang, tempat belajar itu lalu berkembang menjadi SDN 27 Titibajo.

Untuk mengasah kemampuannya mengajar, usai menyelesaikan D2 PGSD Universitas Terbuka, Nurmi melanjutkan studinya ke program S1.


Adalah sebuah anomali ketika Nurmi yang masih berstatus guru honorer (sejak 2004) memiliki jam terbang pelatihan yang hampir sama dengan guru PNS di lingkungannya, mulai pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Pelatihan kurikulum 2013 sampai  Kursus Mahir Dasar Pramuka. Nurmi mengungkapkan bahwa tidak sedikit guru yang justru khawatir untuk mengikuti pelatihan, dengan alasan mereka khawatir kemampuan mengajar mereka dilihat oleh penguji ataupun oleh rekan guru lainnya.


"Banyak guru justru tidak ingin ikut pelatihan karena takut diuji. Kalau memang sudah jadi guru, kenapa mesti takut. Saya yang hanya berstatus honerer saja lebih antusias untuk ikut," ungkapnya.


Meskipun kesempatan meningkatkan kemampuan mengajar tentu akan lebih besar jika ia berada di kota karena ketersediaan akses dan fasilitas pengajaran yang lebih memadai, Nurmi tetap mengabdikan diri di desa. la mengakui bahwa kesanggupannya bertahan sebagai tenaga honorer adalah karena ia ingin dapat terus belajar.


"Mendidik itu memang tidak mudah. Sejauh ini, saya dapat bertahan karena keinginan untuk terus belajar. Yang lebih penting, saya merasa masih ada panggilan hati untuk terus memberi dengan jalan mengajar," ungkapnya.


Dengan keberadaan dua pasang anak dalam keluarganya, Nurmi terkadang berhadapan dengan situasi di mana urusan keluarga perlu diprioritaskan.


"Saya selalu berpikir, seandainya saya tidak hadir di sekolah, bagaimana nasib anak-anak. Tetapi, sering kali pula saya tidak bisa meninggalkan hal-hal yang berkaitan dengan keluarga dan sifatnya mendesak," kata Nurmi.


Menurut Nurmi, pendidikan saat ini dan di masa depan mestinya bisa terus membaik. la menegaskan bahwa para pendidik khususnya guru di sekolah wajib meningkatkan kemampuan mengajar. Menurutnya, seorang guru mestinya tidak hanya menjalankan tugas dengan mengajar di kelas. Lebih dari pada itu, guru harus bisa menjadi teman bagi murid-muridnya.


"Awali mendidik dengan hati, baru mau mengajar. Mulailah dengan niat ikhlas untuk memberi dan bermanfaat," pesan Nurmi.[]


(Dikisahkan oleh Hari Triwibowo, Pengajar Muda Dusun Tatibajo, Kabupaten Majene, Sulawesi barat dalam buku "Merajut Mimpi di Sudut Negeri)


Keterangan foto: Bu Guru Nurmi bersama murid-muridnya

Senin, 14 November 2022

DAUN-DAUN YANG GUGUR

Suatu saat, seorang biksu sedang bermeditasi di pondoknya di tengah hutan. Tiba-tiba turun hujan deras dan datang angin topan yang dahsyat.

Sang biksu segera sadar bahwa pondok jeraminya tak akan sanggup melindunginya. Jika sebuah pohon tumbang menimpa pondoknya, atau meskipun cuma sebuah dahan besar, pondoknya akan rata dengan tanah dan meremukkannya sampai mati. Dia tidak tidur sepanjang malam karena suasana yang mencekam.


Beberapa jam sebelum fajar menyingsing, secepat datangnya, begitu pula badai itu berlalu. Pada dini hari, sang biksu keluar dari pondoknya untuk memeriksa kerusakan yang terjadi. Banyak dahan besar dan dua pohon berukuran lumayan yang luput mengenai pondoknya. Dia merasa beruntung masih hidup. Apa yang tiba-tiba menarik perhatiannya, bukanlah pohon yang tumbang  dan dahan-dahan patah yang berserakan di mana-mana, tetapi dedaunan yang sekarang tersebar menyelimuti lantai hutan.


Seperti dugaannya, kebanyakan dedaunan yang berguguran adalah daun-daun yang berwarna cokelat tua dan kering seperti pada umumnya. Di antara dedaunan yang berwarna cokelat terdapat banyak daun yang kuning. Bahkan terdapat pula beberapa daun yang hijau. Dan daun-daun yang berwarna hijau itu masih segar dan cerah, sehingga sang biksu tahu bahwa dedaunan itu baru saja jatuh dari pucuknya. Pada saat itulah hati sang biksu memahami sifat kematian sebagaimana adanya.


Dia ingin menguji kebenaran dari pengetahuan yang baru saja dipahaminya, lalu dia mendongak ke arah dahan-dahan pohon itu. Cukup meyakinkan, hampir sebagian besar dedaunan yang tertinggal di pohonnya adalah dedaunan hijau yang sehat segar. Namun, meskipun banyak dedaunan muda yang gugur di atas tanah, ada sebagian daun berwarna cokelat tua  dan keriting yang tetap bertahan di dahannya. 

Sang biksu tersenyum


Ketika badai kematian datang menghempaskan keluarga kita, badai itu biasanya mengambil orang-orang yang sudah tua, dedaunan yang cokelat dan kering. Badai itu juga mengambil orang-

orang yang paruh baya, seperti daun-daun kuning di pohon. Kadang, anak-anak belia pun meninggal juga, seperti halnya dedaunan yang berwarna hijau.

Inilah sifat hakiki dari kematian dalam kehidupan kita, sebagaimana hakikat badai di sebuah hutan.


Tak seorang pun yang perlu disalahkan dan tak seorang pun yang harus merasa bersalah atas kematian seseorang. Inilah sifat alami dari segala sesuatu. Siapa yang bisa menyalahkan badai? Hal ini dapat membantu kita untuk menjawab pertanyaan mengapa kematian bisa menghampiri anak-anak, orang belia, atau orang yang sudah tua. Jawabnya sama dengan mengapa tidak hanya daun yang tua dan kering saja yang  berguguran dalam sebuah badai.[]


"๐™ท๐š’๐š๐šž๐š™ ๐š๐šŠ๐š— ๐š–๐šŠ๐š๐š’ ๐šŠ๐š๐šŠ๐š•๐šŠ๐š‘ ๐šœ๐šŠ๐š๐šž ๐š‹๐šŽ๐š—๐šŠ๐š—๐š, ๐š๐šŠ๐š›๐š’๐šœ ๐šข๐šŠ๐š—๐š ๐šœ๐šŠ๐š–๐šŠ ๐š๐š’๐š•๐š’๐š‘๐šŠ๐š ๐š๐šŠ๐š›๐š’ ๐šœ๐š’๐šœ๐š’ ๐šข๐šŠ๐š—๐š ๐š‹๐šŽ๐š›๐š‹๐šŽ๐š๐šŠ."

(Lao Tzu)


Dari buku

"Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya"



Minggu, 06 November 2022

NILAI DIRI


"๐™ณ๐š’๐š›๐š’ ๐šœ๐šŽ๐š“๐šŠ๐š๐š’๐š–๐šž ๐š–๐šž๐š—๐š๐š”๐š’๐š— ๐š‹๐šŽ๐š›๐šœ๐šŽ๐š–๐š‹๐šž๐š—๐šข๐š’ ๐š๐š’ ๐šœ๐šž๐šŠ๐š๐šž ๐š๐šŽ๐š–๐š™๐šŠ๐š, ๐šŒ๐šŠ๐š›๐š’๐š•๐šŠ๐š‘ ๐š๐š’ ๐š๐šŠ๐š•๐šŠ๐š–, ๐š”๐šŽ๐š๐š’๐š”๐šŠ ๐š”๐šŠ๐š–๐šž ๐š–๐šŽ๐š—๐šŽ๐š–๐šž๐š”๐šŠ๐š— ๐š๐š’๐š›๐š’๐š–๐šž, ๐š”๐šŠ๐š–๐šž ๐š๐šŠ๐š™๐šŠ๐š ๐š๐šŽ๐š—๐š๐šŠ๐š— ๐š‹๐šŽ๐š‹๐šŠ๐šœ ๐š–๐šŽ๐š—๐š“๐šŠ๐š๐š’ ๐šŠ๐š™๐šŠ ๐šข๐šŠ๐š—๐š ๐š”๐šŠ๐š–๐šž ๐š’๐š—๐š๐š’๐š—๐š”๐šŠ๐š—."

(Michael Bassey Johnson)


Saat bertemu dengan sebuah sungai yang lebar, sekelompok anak muda memutuskan untuk menyeberanginya. Sebelumnya, sang ketua kelompok mengumpulkan para anggotanya dan berkata, "Jumlah kita ada 10 orang. Aku harap semuanya selamat. Oleh sebab itu masing-masing harus menyeberang dengan hati-hati."


Para anggota mematuhi nasihat ketua mereka. Satu per satu menyeberangi sungai dengan sangat hati-hati. Mereka menggunakan cara sendiri-sendiri untuk menyelamatkan diri dari arus sungai yang deras yang di dalamnya terdapat batu-batu kali yang tajam. Tak lama kemudian, semua anggota kelompok sampai di seberang sungai. Sang ketua  lalu mengumpulkan anggotanya dan mulai menghitung, memastikan jumlah mereka masih utuh, yakni 10 orang.

Namun alangkah kaget ketika dia mendapati kelompok itu hanya ada 9 orang. "Salah satu dari kita telah lenyap," ujar sang ketua, membuat panik kelompok itu. Dengan wajah tegang, semua orang di kelompok itu mulai menghitung. Memang benar, mereka hanya ada 9 orang. "Mungkin dia terbawa arus sungai," duga sang ketua. "Ayo kita cari dia secepatnya," perintahnya kepada seluruh anak buahnya yang masih tersisa.


Semua orang pun sibuk mencari di sepanjang sisi sungai. Mereka berjalan dari ujung satu sampai ujung yang lain, mengamati setiap hal dengan teliti. Namun setelah sekian lama, tak seorangpun menemukan teman mereka yang hilang. Tak ada orang hanyut, tak ada jasad tersangkut, juga tak ada mayat mengambang. Dengan wajah putus asa merekapun kembali ke tempat semula. Sang ketua mulai menghitung lagi, dan mendapati jumlah mereka masih 9 orang.


Di tengah kebingungan dan kepanikan itu, seorang pemancing melihat mereka. "Aku lihat kalian sedang bingung. Apa yang terjadi dengan kalian?"


Sang ketua menjelaskan kejadian yang menimpa mereka kepada pemancing itu. "Sebelum menyeberang jumlah kami ada 10 orang" katanya. "Tapi kini tinggal 9. Kami sudah mencari sepanjang sungai tapi tak menemukan teman kami yang hilang itu."


Pemancing itu diam mengamati, memandang mereka satu per satu. Lalu tiba-tiba tertawa. "Jumlah kalian 10 orang ," ujarnya. "Jumlah kalian berkurang satu karena kalian tidak menghitung diri sendiri." 

Semua orang di kelompok itu pun terbengong-bengong.[]


๐Œ๐ž๐ง๐ ๐ž๐ง๐š๐ฅ ๐๐ข๐ซ๐ข ๐ฌ๐ž๐ง๐๐ข๐ซ๐ข ๐ฆ๐ž๐ซ๐ฎ๐ฉ๐š๐ค๐š๐ง ๐ฉ๐ซ๐จ๐ฌ๐ž๐ฌ ๐ฎ๐ง๐ญ๐ฎ๐ค ๐ฆ๐ž๐ฆ๐š๐ก๐š๐ฆ๐ข ๐ค๐ž๐ฅ๐ž๐›๐ข๐ก๐š๐ง ๐๐š๐ง ๐ค๐ž๐ค๐ฎ๐ซ๐š๐ง๐ ๐š๐ง ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐š๐๐š ๐ฉ๐š๐๐š ๐๐ข๐ซ๐ข ๐ฌ๐ž๐ฌ๐ž๐จ๐ซ๐š๐ง๐ . ๐ƒ๐ž๐ง๐ ๐š๐ง ๐ฆ๐ž๐ง๐ ๐ž๐ง๐š๐ฅ ๐๐ข๐ซ๐ข ๐ฌ๐ž๐ง๐๐ข๐ซ๐ข ๐ฌ๐ž๐ฌ๐ž๐จ๐ซ๐š๐ง๐  ๐š๐ค๐š๐ง ๐ฆ๐ž๐ฆ๐ฉ๐ž๐ซ๐ก๐š๐ญ๐ข๐ค๐š๐ง ๐ฌ๐ž๐ญ๐ข๐š๐ฉ ๐ฉ๐จ๐ฅ๐š ๐ฉ๐ข๐ค๐ข๐ซ๐š๐ง, ๐ฉ๐ž๐ซ๐š๐ฌ๐š๐š๐ง, ๐๐š๐ง ๐ญ๐ข๐ง๐๐š๐ค๐š๐ง ๐๐š๐ง ๐š๐ค๐š๐ง ๐ฆ๐ž๐ฆ๐ฉ๐ž๐ง๐ ๐š๐ซ๐ฎ๐ก๐ข ๐ค๐ž๐ฉ๐š๐๐š ๐ฌ๐ž๐ญ๐ข๐š๐ฉ ๐ค๐ž๐ฉ๐ฎ๐ญ๐ฎ๐ฌ๐š๐ง ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐๐ข๐›๐ฎ๐š๐ญ.*


Dari buku

"NEVER GIVE UP"

LUPA

"๐™Ž๐™–๐™ฉ๐™ช-๐™จ๐™–๐™ฉ๐™ช๐™ฃ๐™ฎ๐™– ๐™˜๐™–๐™ง๐™– ๐™๐™ช๐™๐™–๐™ฃ ๐™™๐™–๐™ฅ๐™–๐™ฉ ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™ช๐™ฃ๐™Ÿ๐™ช๐™ ๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™ ๐™š๐™ฅ๐™–๐™™๐™– ๐™ ๐™ž๐™ฉ๐™– ๐™—๐™–๐™๐™ฌ๐™– ๐˜ฟ๐™ž๐™– ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™œ๐™š๐™ฃ๐™™๐™–๐™ก๐™ž๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™–๐™™๐™–๐™ก๐™–๐™ ๐™™๐™š๐™ฃ๐™œ๐™–๐™ฃ ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™š๐™ข๐™ฅ๐™–๐™ฉ๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™ ๐™ž๐™ฉ๐™– ๐™™๐™–๐™ก๐™–๐™ข ๐™จ๐™ž๐™ฉ๐™ช๐™–๐™จ๐™ž ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ฉ๐™ž๐™™๐™–๐™  ๐™™๐™–๐™ฅ๐™–๐™ฉ ๐™ ๐™ž๐™ฉ๐™– ๐™ ๐™š๐™ฃ๐™™๐™–๐™ก๐™ž๐™ ๐™–๐™ฃ。"


Seorang murid mendapat ajaran dari guru spiritualnya bahwa "Tuhan ada dalam segala sesuatu".


Ketika berjalan di tepi hutan, ia mendengar kegaduhan. Orang-orang berlarian dan berteriak bahwa seekor gajah mengamuk, dan sedang menuju ke arah si murid.


Namun si murid tenang.


"Tuhan ada dalam segala sesuatu. Tuhan ada di dalam gajah. Tuhan ada di dalam diriku," batinnya, "Mana mungkin Tuhan bisa melukai Tuhan!"


Gajah makin mendekat. Di atasnya seorang penunggang berusaha mengendalikan, meski terlihat sia-sia. "Minggir...!, ayo minggir," teriak si penunggang.


Si murid tetap tenang.


Saat gajah hampir menubruk, tiba-tiba ia menyorongkan belalainya, mengibas ke tubuh si murid dan menjungkalkannya ke samping.


Malam hari ia menceritakan kejadian itu kepada gurunya, dan menyimpulkan, "Ajaran Guru keliru! Jika Tuhan ada dalam segala sesuatu, tentu Dia ada dalam diriku dan di dalam gajah. Jadi bagaimana mungkin Tuhan melukai Tuhan ? "


Sang guru dengan ringan menjawabnya, "Benar sekali, tapi mengapa kau tidak mendengar Tuhan yang ada pada si penunggang gajah, yang menyuruhmu menyingkir?"[]


๐šƒ๐šž๐š‘๐šŠ๐š— ๐š‹๐šŽ๐š›๐šŠ๐š๐šŠ ๐š๐šŽ๐š”๐šŠ๐š ๐šœ๐šŽ๐š”๐šŠ๐š•๐š’ ๐š๐šŽ๐š—๐š๐šŠ๐š— ๐š๐š’๐š›๐š’๐š–๐šž. ๐šƒ๐šŠ๐š™๐š’ ๐š•๐šŠ ๐šœ๐šŽ๐š—๐šŠ๐š—๐š ๐šœ๐šŽ๐š”๐šŠ๐š•๐š’ ๐š‹๐šŽ๐š›๐š–๐šŠ๐š’๐š— ๐š™๐šŽ๐š๐šŠ๐š” ๐šž๐š–๐š™๐šŽ๐š, ๐š๐šŠ๐š— ๐š”๐šŠ๐š›๐šŽ๐š—๐šŠ ๐š•๐šŠ ๐™ผ๐šŠ๐š‘๐šŠ ๐™ป๐šž๐šŠ๐š› ๐™ฑ๐š’๐šŠ๐šœ๐šŠ, ๐š•๐šŠ ๐š•๐šŽ๐š‹๐š’๐š‘ ๐šœ๐šž๐š•๐š’๐š ๐š๐š’๐š๐šŽ๐š–๐šž๐š”๐šŠ๐š— ๐š๐šŠ๐š•๐šŠ๐š– ๐š‘๐šŠ๐š•-๐š‘๐šŠ๐š• ๐š‹๐š’๐šŠ๐šœ๐šŠ ๐šข๐šŠ๐š—๐š ๐šœ๐šŽ๐šŒ๐šŠ๐š›๐šŠ ๐š๐šŽ๐š•๐šŠ๐š—๐š“๐šŠ๐š—๐š ๐š–๐šŠ๐š๐šŠ ๐š”๐š’๐š๐šŠ ๐šœ๐šŠ๐š”๐šœ๐š’๐š”๐šŠ๐š—!



Dari buku

MEMBUKA MATA

288 Percikan Motivasi & Renungan Inspiratif

๐—๐—”๐—ก๐—š๐—”๐—ก ๐—ง๐—”๐—ž๐—จ๐—ง❟ ๐—๐—”๐—ก๐—š๐—”๐—ก ๐— ๐—˜๐—ก๐—ฌ๐—˜๐—ฆ๐—”๐—Ÿ


Ada seorang anak muda yang ingin meninggalkan kampung halamannya untuk pergi ke kotam engadu nasib.Sebelum berangkat, beliau berkunjung ke kediaman seorang Guru Zen di desa itu. Setibanya di tempat tinggal Guru Zen tersebut, sang guru terlihat sedang latihan menulis. Beliau menggunakan sebatang pena bambu untuk menulis di lantai. Ketika mendengar permintaan pemuda itu akan nasihat darinya, beliau langsung menulis dua kata di atas lantai: "Jangan takut."


Lalu, Guru Zen itu berkata: "Saya mempunyai empat kata rahasia kehidupan. Hari ini saya berikan kepada kamu separuhnya. Itu sudah sangat memadai untuk dipakai setengah hayatmu." Lalu, Guru Zen pun meneruskan latihan menulisnya.


Merasa tidak diperhatikan, pemuda tersebut lalu meninggalkan tempat itu.


Tiga puluh tahun berlalu. Pemuda tadi sudah berhasil dan kebetulan sedang mengalami masalah dalam hidupnya. Beliau kemudian pergi untuk bertemu dengan Guru Zen itu lagi. Akan tetapi, ketika tiba di kediaman sang guru, ia mendapat kabar bahwa Guru Zen itu sudah meninggal dunia. Salah seorang murid Guru Zen tersebut memberikan sepucuk surat kepada pemuda itu.


"Surat ini khusus ditujukan untuk Anda," kata murid tersebut. Pemuda itu membuka suratnya dan di dalamnya tertulis dua kata: "Jangan Menyesal."


Pemuda itu merenungkan empat kata rahasia kehidupan "Jangan Takut, Jangan Menyesal". Pemuda itu baru menyadari bahwa sepanjang proses perjuangannya, ia tidak pernah keluar dari empat kata ini. Ia telah mempraktikkannya.[]


PESAN:

๐‘ซ๐’Š๐’‘๐’†๐’“๐’๐’–๐’Œ๐’‚๐’ ๐’”๐’–๐’‚๐’•๐’– ๐’Œ๐’†๐’ƒ๐’†๐’“๐’‚๐’๐’Š๐’‚๐’ ๐’–๐’๐’•๐’–๐’Œ ๐’Ž๐’†๐’Ž๐’‘๐’†๐’“๐’‹๐’–๐’‚๐’๐’ˆ๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Œ๐’‚๐’“๐’Š๐’†๐’“, ๐’–๐’”๐’‚๐’‰๐’‚, ๐’‚๐’•๐’‚๐’– ๐’Ž๐’‚๐’”๐’‚ ๐’…๐’†๐’‘๐’‚๐’ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’๐’†๐’ƒ๐’Š๐’‰ ๐’ƒ๐’‚๐’Š๐’Œ. ๐‘ฑ๐’‚๐’๐’ˆ๐’‚๐’ ๐’•๐’‚๐’Œ๐’–๐’• ๐’Ž๐’†๐’Ž๐’–๐’๐’‚๐’Š ๐’”๐’†๐’”๐’–๐’‚๐’•๐’– ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’Š๐’๐’ˆ๐’Š๐’ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’๐’‚๐’Œ๐’–๐’Œ๐’‚๐’ ๐’…๐’‚๐’๐’‚๐’Ž ๐’‰๐’Š๐’…๐’–๐’‘ ๐’Š๐’๐’Š. ๐‘ฑ๐’‚๐’๐’ˆ๐’‚๐’ ๐’•๐’‚๐’Œ๐’–๐’• ๐’ˆ๐’‚๐’ˆ๐’‚๐’ ๐’Œ๐’‚๐’“๐’†๐’๐’‚ ๐’Š๐’•๐’– ๐’‚๐’…๐’‚๐’๐’‚๐’‰ ๐’”๐’†๐’ƒ๐’‚๐’ˆ๐’Š๐’‚๐’ ๐’…๐’‚๐’“๐’Š ๐’”๐’†๐’ƒ๐’–๐’‚๐’‰ ๐’Œ๐’†๐’”๐’–๐’Œ๐’”๐’†๐’”๐’‚๐’. ๐‘ต๐’Š๐’Œ๐’Ž๐’‚๐’•๐’Š๐’๐’‚๐’‰ ๐’”๐’†๐’ˆ๐’‚๐’๐’‚ ๐’‘๐’“๐’๐’”๐’†๐’” ๐’‘๐’†๐’“๐’‹๐’–๐’‚๐’๐’ˆ๐’‚๐’ ๐’Š๐’๐’Š, ๐’‹๐’‚๐’๐’ˆ๐’‚๐’ ๐’Ž๐’†๐’“๐’‚๐’”๐’‚ ๐’•๐’‚๐’Œ๐’–๐’• ๐’–๐’๐’•๐’–๐’Œ ๐’Ž๐’†๐’๐’‹๐’‚๐’๐’‚๐’๐’Š๐’๐’š๐’‚. ๐‘ฑ๐’‚๐’๐’ˆ๐’‚๐’ ๐’‹๐’–๐’ˆ๐’‚ ๐’Ž๐’†๐’๐’š๐’†๐’”๐’‚๐’๐’Š ๐’‘๐’“๐’๐’”๐’†๐’”๐’๐’š๐’‚ ๐’Œ๐’‚๐’“๐’†๐’๐’‚ ๐’”๐’†๐’ƒ๐’‚๐’ˆ๐’‚๐’Š ๐’Ž๐’‚๐’๐’–๐’”๐’Š๐’‚ ๐’ƒ๐’Š๐’‚๐’”๐’‚, ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’•๐’Š๐’…๐’‚๐’Œ ๐’ƒ๐’Š๐’”๐’‚ ๐’•๐’Š๐’…๐’‚๐’Œ ๐’ƒ๐’†๐’“๐’ƒ๐’–๐’‚๐’• ๐’”๐’‚๐’๐’‚๐’‰ ๐’‚๐’•๐’‚๐’– ๐’Ž๐’†๐’๐’‚๐’Œ๐’–๐’Œ๐’‚๐’ ๐’”๐’†๐’”๐’–๐’‚๐’•๐’– ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’Ž๐’†๐’๐’š๐’‚๐’Œ๐’Š๐’•๐’Š ๐’‰๐’‚๐’•๐’Š ๐’๐’“๐’‚๐’๐’ˆ ๐’๐’‚๐’Š๐’ ๐’…๐’†๐’๐’ˆ๐’‚๐’ ๐’•๐’Š๐’…๐’‚๐’Œ ๐’”๐’†๐’๐’ˆ๐’‚๐’‹๐’‚. ๐‘ซ๐’‚๐’๐’‚๐’Ž ๐’‰๐’‚๐’ ๐’Š๐’๐’Š, ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’‘๐’‚๐’๐’Š๐’๐’ˆ ๐’‘๐’†๐’๐’•๐’Š๐’๐’ˆ ๐’‚๐’…๐’‚๐’๐’‚๐’‰ ๐’Ž๐’†๐’๐’‹๐’‚๐’๐’‚๐’๐’Š ๐’‰๐’Š๐’…๐’–๐’‘ ๐’Š๐’๐’Š ๐’‚๐’‘๐’‚ ๐’‚๐’…๐’‚๐’๐’š๐’‚. ๐‘ฏ๐’Š๐’…๐’–๐’‘ ๐’‚๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Ž๐’†๐’๐’‹๐’‚๐’…๐’Š ๐’๐’†๐’ƒ๐’Š๐’‰ ๐’Ž๐’–๐’…๐’‚๐’‰.


Dari buku

"Simplify Your Life With Zen"

Senin, 24 Oktober 2022

PERBEDAAN HATI

 

Thich Quang Do, mengenakan pakaian cokelat pertapa Buddha Vietnam, menyambut hangat tamunya. Rezim komunis Vietnam beberapa kali memenjarakannya. la hanya dapat menerima telpon masuk.

"Engkau bahagia sekali," komentar jurnalis yang mewawancarainya.

"Mereka tidak dapat memenjarakan pikiranku. Aku mengatupkan mataku dan pikiranku terbang kemana pun aku menghendakinya."

"Mengapa engkau sedemikian peduli dengan rakyat?" 

Thich Quang Do hening sejenak untuk merangkai pikirannya.

"Aku seorang pertapa Buddha. Aku peduli dengan kebahagiaan rakyat Vietnam."

"Banyak pertapa bungkam. Engkau bersuara," tanggap jurnalis.

"Perbedaannya pada hati yang berbela rasa.Kebanyakan berpikir tentang kebahagiaan tubuhnya sendiri. Mereka jarang berpikir tentang kebahagiaan dan penderitaan sesamanya."

"Agama Buddha memiliki tradisi bela rasa, hormat akan hak asasi manusia, dan kebebasan. Rezim komunis melucuti perasaan relijius dari pikiran rakyat. Mereka merampas Pagoda dan menjadikannya gudang beras dan pupuk, bahkan kandang ayam."

"Namun mereka gagal menghancurkannya," ujar jurnalis.

"Rezim tidak dapat melakukan segala yang disukainya, meskipun mengira dapat melakukannya."[]


"๐Œ๐ž๐ง๐ ๐š๐ฉ๐š ๐ฌ๐š๐ฒ๐š ๐ก๐š๐ซ๐ฎ๐ฌ ๐ฉ๐ž๐๐ฎ๐ฅ๐ข ๐ค๐ž๐ญ๐ข๐ค๐š ๐ญ๐ข๐๐š๐ค ๐š๐๐š ๐จ๐ซ๐š๐ง๐  ๐ฅ๐š๐ข๐ง ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ฉ๐ž๐๐ฎ๐ฅ๐ข? ๐”๐ง๐ญ๐ฎ๐ค ๐š๐ฅ๐š๐ฌ๐š๐ง ๐ฌ๐ž๐๐ž๐ซ๐ก๐š๐ง๐š ๐›๐š๐ก๐ฐ๐š ๐ฐ๐š๐ค๐ญ๐ฎ ๐ฉ๐š๐ฅ๐ข๐ง๐  ๐ค๐ซ๐ข๐ญ๐ข๐ฌ ๐ฎ๐ง๐ญ๐ฎ๐ค ๐ฉ๐ž๐๐ฎ๐ฅ๐ข ๐š๐๐š๐ฅ๐š๐ก ๐ค๐ž๐ญ๐ข๐ค๐š ๐ญ๐ข๐๐š๐ค ๐š๐๐š ๐จ๐ซ๐š๐ง๐  ๐ฅ๐š๐ข๐ง ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ฆ๐ž๐ฅ๐š๐ค๐ฎ๐ค๐š๐ง๐ง๐ฒ๐š." 

(Craig D. Lounsbrough)


Dari buku

"JUST FOR YOU "

๐๐„๐‘๐๐ˆ๐Š๐ˆ๐‘ ๐†๐€๐†๐€๐‹

"๐•ถ๐–†๐–‘๐–†๐–š ๐–๐–Ž๐–™๐–† ๐–™๐–Ž๐–‰๐–†๐– ๐–‡๐–Ž๐–˜๐–† ๐–’๐–Š๐–“๐–Œ๐–š๐–†๐–˜๐–†๐–Ž ๐–‰๐–Ž๐–—๐–Ž, ๐–๐–Ž๐–™๐–† ๐–†๐–๐–†๐–“ ๐–‰๐–Ž๐–๐–š๐–†๐–˜๐–†๐–Ž ๐–”๐–‘๐–Š๐– ๐–‡๐–Š๐–—๐–‡๐–†๐–Œ๐–†๐–Ž ๐–๐–†๐–‘"

Mรฉdiocre adalah pribadi yang berpikir sangat sederhana, tidak punya target, bertindak biasa-biasa saja, mencari aman.

Kebalikan dengan Achiever adalah pribadi yang ingin mencapai lebih, berprestasi, memiliki impian dan sasaran jelas, punya keinginan kuat untuk maju, tidak puas dengan keadaan sekarang, mengalahkan kesulitan untuk meraih sesuatu.


Karl Wallenda adalah artis pejalan di atas tali yang sangat terkenal kehebatannya. Namun, keahlian itu juga yang menewaskan dirinya. Wallenda meninggal pada 22 Maret 1978 karena tergelincir dari tali kabel setinggi 22,5 meter di puncak kota San Juan, Puerto Rico. 

Banyak spekulasi beredar akan tragedi itu, bahwa kegagalannya pasti karena tiupan angin kencang menghempasnya jatuh. Ada juga yang katakan cuaca dingin saat itu, telah melicinkan bentangan tali yang dilaluinya.

Isteri Wallenda, Helen Kreis, mengatakan pertunjukkan terakhir almarhum suaminya itu mungkin memang pertunjukkan yang paling berbahaya sepanjang kariernya. Namun, inilah untuk pertama kalinya suaminya berpikir tentang jatuh. "yang dipikirkan Karl selama tiga bulan terus-menerus hanyalah tentang jatuh. Padahal selama ini hal tersebut tidak pernah terlintas di pikirannya. Karl sepertinya mengerahkan seluruh tenaganya untuk tidak jatuh dan bukan untuk berjalan di atas tali, " tutur Ny. Wallenda.


Ketika Karl berkonsentrasi agar tidak jatuh dan bukan untuk berjalan di atas tali, sesungguhnya ia sudah ditakdirkan untuk gagal.


Inilah yang kerap menjadi gaya pemikiran seorang mediocre, yaitu terlalu takut, memikirkan kegagalan, dan membayangkan hal-hal buruk. Mereka bukannya memusatkan perhatian dan pikiran pada hal-hal yang dinginkan, tetapi malah memilih mengisi otaknya dengan hal-hal yang sebenarnya tak ingin dialami. Dan ternyata apa yang ia takutilah yang menimpanya.

 

Seorang achiever mengerti bahwa pencapaian dimulai dari pikiran. Bila di dalam pikiran kita saja sudah tidak benar, merasa kalah, merasa tidak mampu berbuat banyak, cepat atau lambat dunia seolah memenuhi keinginan pikiran kita tersebut. Oleh sebab itu, seorang achiever selalu berupaya mengelola pikirannya. la masukkan ke dalam otaknya sesuatu yang baik, yang benar, yang positif, dan yang membangkitkan semangat hidup karena ia yakin bila ia memberi input yang baik, output-nya pun tidak akan jauh berbeda dengan apa yang dimasukkan.[]


"๐˜’๐˜ฆ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜จ๐˜ช๐˜ข๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ช, ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ต๐˜ข-๐˜ฎ๐˜ข๐˜ต๐˜ข ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ช๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ"

(Dale Carnegie)


Dari buku

"Of You Believe You Can Achieve"



Minggu, 23 Oktober 2022

MENGHIDUPKAN VISI


 "Setiap pria dan wanita sukses adalah pemimpi-pemimpi besar. Mereka berimajinasi tentang masa depan mereka, berbuat sebaik mungkin dalam setiap hal, dan bekerja setiap hari menuju visi jauh ke depan yang menjadi tujuan mereka"

(Brian Tracy)


Ada dua orang kakak beradik yang hidup di sebuah dusun bersama seorang ayah mereka. Pada suatu hari, sang ayah memanggil kedua anaknya dan berkata, "Wahai anakku, nampaknya kalian semakin hari semakin bertambah dewasa. Aku ingin kedewasaan usia kalian juga diikuti oleh kedewasaan cara berpikir kalian. Oleh sebab itu, pergilah merantau ke manapun kau ingin, perkayalah hidup kalian dengan pengalaman dan jangan kembali bila kalian belum merasa cukup untuk kembali." Mendengar tutur sang ayah, kakak beradik itu saling pandang. Sang kakak tampak sangat gembira dan berkata, "Terima kasih ayah, akhirnya engkau memberiku kesempatan. Aku memang ingin merantau demi meraih cita-cita yang sudah kupendam sejak lama."


"Apa cita-citamu, Anakku?" tanya sang ayah kepada anak sulungnya dengan penasaran.


"Sederhana sekali ayah, aku hanya ingin mengenal dunia beserta isinya, kemudian memimpinnya. Aku ingin menjadi seorang raja."


"Bagus," kata sang ayah. "Kau pasti bisa berhasil jika berteguh hati untuk meraihnya." Lalu sang ayah menatap anak bungsunya dan bertanya, "Kalu apa cita-citamu, Nak?"


Sang adik menghela nafasnya dan berkata. "Aku tidak mau muluk-muluk seperti kakakku, Ayah. Sejujurnya aku belum punya cita-cita. Mungkin nanti di perjalanan aku akan menemukannya."


"Bagus," ujar sang ayah. "Kau juga pasti menjadi orang yang berhasil setelah menemukan cita-citamu."


Maka berangkatlah kedua orang kakak beradik itu meninggalkan desa dan ayah mereka. 

Waktu berlalu. 

Sang kakak terus mengejar cita-citanya untuk menjadi seorang raja. Dia terus berjuang dan tak kenal menyerah. Sementara itu sang adik belum juga menemukan cita-citanya. Dia tidak pernah puas dengan semua yang dikerjakannya. Setiap kali menemukan kesulitan pada sebuah pekerjaan, ia menyerah dan mencari pekerjaan lain yang kelihatannya jauh lebih menyenangkan. Namun ternyata memang tak ada pekerjaan yang benar-benar menyenangkan. Setiap pekerjaan memiliki kesulitan tersendiri.


Waktu terus berlalu. Suatu hari kakak beradik itu bertemu kembali di desa mereka, hendak berkumpul


kembali dengan ayah mereka. Sang ayah merasa gembira melihat kedua anaknya telah berubah dari sejak perpisahan mereka. Yang sulung telah menjadi seorang raja. Dia datang bersama kereta kencana diiringi puluhan pengawal. Sementara itu yang bungsu datang dengan sebuah buntalan kumal di pundak. Dia berjalan kaki sendirian dengan wajah yang tampak tua.


Sang ayah mengamati kedua sosok anaknya dengan tatap muka penasaran. Dia meminta kedua anaknya menuturkan pengalaman mereka masing-masing selama mengembara.


Setelah mendengarkan kisah keduanya, sang ayah tersenyum gembira. "Akhirnya kalian berdua sama-sama berhasil,"ujarnya. "Anak pertamaku, kau telah berhasil mewujudkan cita-citamu menjadi seorang raja. Dan kau, anak keduaku, kau telah berhasil mendapat pengalaman hidup bahwa jika kau tak punya cita-cita yang kaupegang teguh secara konsisten maka kau tak akan mencapai apa-apa."[]


Hidup tanpa visi ibarat berlayar tanpa tahu pelabuhan mana yang kau tuju. Sedikit saja ada angin meliukkan perahumu, kau ikut mengayuh dan tanpa sadar terdampar di sebuah pulau asing yang mengerikan.




Dari buku

"NEVER GIVE UP"

REAKSI KESETIMBANGAN SEDIH SENANG

 

Pada saat air dipanaskan dalam panci tertutup,uap air terhalang oleh tutup panci sehingga uap air tadi mengembun dan jatuh lagi kembali menjadi air.

Terjadi proses perubahan air--uap--embun-- dan kembali ke air pada saat yang bersamaan.Inilah yang disebut dengan reaksi kesetimbangan.

Pada saat air menguap dan kehilangan sebagian massanya,embun yang jatuh dari tutup panci menambah air dalam panci, sehingga massa air sebenarnya tidak berubah...

Pada saat kehilangan, sebenarnya kita juga sedang mendapat kesenangan, demikian pula saat kita mendapat kesenangan, hanya saja bentuk, waktu dan caranya terkadang yang tidak kita pahami. Saat kita rutin dan bosan bekerja,kita kehilangan kreativitas dan tantangan.

Pada saat kita mendapat limpahan harta kekayaan berlebihan, maka kita akan kehilangan rasa aman. Saat kita menjadi sosok yang populer, maka privasi kita juga tersita.

Sebaliknya, jika kita mendapat pekerjaan yang penuh dengan tantangan dan kreativitas, kita akan kehilangan suasana yang membosankan di zona aman. Bila ingin privasi kita tak terganggu, buanglah kepopuleran, membaurlah dengan orang kebanyakan.


Steve Job adalah pendiri Apple Inc. Namun setelah Apple membesar, justru ia dipecat dengan alasan berbeda visi dengan rekannya yang dianggap lebih kompeten. Jobs merasa terpukul, dipecat dan dipermalukan. Sebuah kehilangan besar.Jobs memutuskan untuk mulai lagi dari awal dengan mendirikan NeXT computer dan perusahaan film animasi Pixar. Selama lima tahun berkreasi, akhirnya ia membuat film Toy Story, sebuah film pertama dan tersukses di dunia animasi.

Sebaliknya, sepeninggal Jobs, Apple justru diambang kebangkrutan. Aplle kemudian mengakuisisi NeXT. Kembalinya Jobs ternyata dapat mengangkat kembali Apple ke jajaran produsen alat teknologi papan atas, sekaligus mematahkan dominasi Bill Gates dengan Microsoftnya.

Steve Jobs telah membuktikan, dengan kehilangan pekerjaan justru mendatangkan kesempatan untuk jauh lebih berkembang. Ia telah menyambut tantangan dan menjawabnya dengan gilang gemilang. Seandainya Jobs tidak dipecat,mungkin ia tidak sukses seperti sekarang.


Senang--sedih, memberi--menerima , anugerah--bencana pada dasarnya adalah relatif belaka.Bergantung sudut pandang kita melihat...


Ditulis kembali dari buku

MOBIL MOGOK ANGGOTA DEWAN

Selasa, 18 Oktober 2022

KENAPA JADI PENYIAR?


Secara anatomis sudah nampak. Otak letaknya lebih tinggi dibandingkan dengan hati. Otak terlindung dalam tengkorak yang sangat keras, hati berada disekitar perut diantara tulang² yang memagarinya. Dari keadaan ini terlihat bahwa pikiran lah yang mengendalikan perasaan. Penerimaan penyiar radio tidak seketat seperti seleksi penyiar televisi.Di stasiun Radio pun tak tersedia fasilitas periasan untuk penyiarnya. Setiap siaran, suara yg terdengar dari penyiar nya selalu dalam 'mood' yang baik. Apa benar demikian? Suatu ketika, seorang penyiar radio dalam keadaan yang tidak menyenangkan hatinya,namun begitu berhadapan dengan mikrofon, dia langsung berbicara dengan riang sehingga suaranya terdengar ke seluruh penjuru. Saat ditanyakan mengapa dia bisa secepat itu mengubah suasana hatinya,dia menjawab "suara saya akan didengarkan banyak orang,kalau suasana hati saya tidak baik, maka itu akan mempengaruhi suara saya, dan pendengar akan tidak menyukai saya lagi. Kalau pendengar tidak menyukai saya,maka suasana hati saya akan bertambah buruk lagi". Rupanya penyiar tadi mempunyai otak yang mengendalikan hati, pikiran yang mengendalikan perasaan sehingga apapun situasi buruk yang menimpa,maka perlu mengendalikan sikap supaya tidak semakin buruk.Terutama kalau sampai menyalahkan orang lain. 

Jadi.....kenapa kita tidak jadi penyiar?


Disederhanakan dari buku 

LITTLE NOTES FOR BIG SUCCESS

๐—•๐—˜๐—Ÿ๐—”๐—๐—”๐—ฅ ๐— ๐—˜๐— ๐—”๐—ก๐—”๐—›


 "๐™ฐ๐š—๐š๐šŠ ๐š‘๐šŠ๐š›๐šž๐šœ ๐š”๐šŽ๐š™๐šŠ๐š๐šŠ ๐š๐š’๐š›๐š’ ๐šœ๐šŽ๐š—๐š๐š’๐š›๐š’ ๐š”๐šŽ๐š๐š’๐š”๐šŠ ๐š˜๐š›๐šŠ๐š—๐š ๐š•๐šŠ๐š’๐š— ๐š๐š’๐š๐šŠ๐š” ๐š–๐šŽ๐š–๐šŽ๐š›๐šŒ๐šŠ๐šข๐šŠ๐š’๐š—๐šข๐šŠ.๐™ธ๐š๐šž๐š•๐šŠ๐š‘ ๐šœ๐šŽ๐š‹๐šŽ๐š—๐šŠ๐š›๐š—๐šข๐šŠ ๐š”๐šž๐š—๐šŒ๐š’ ๐š”๐šŽ๐š‹๐šŽ๐š›๐š‘๐šŠ๐šœ๐š’๐š•๐šŠ๐š— ๐šข๐šŠ๐š—๐š ๐š–๐šŽ๐š—๐š“๐šŠ๐š๐š’๐š”๐šŠ๐š— ๐š๐š’๐š›๐š’๐š–๐šž ๐šœ๐šŽ๐š‹๐šŠ๐š๐šŠ๐š’ ๐šœ๐šŽ๐š˜๐š›๐šŠ๐š—๐š ๐š™๐šŽ๐š–๐šŽ๐š—๐šŠ๐š—๐š"

(Venus Williams)


Dikisahkan ketika sedang berjalan-jalan di tepi pantai, Guru Zen Haideng melihat seorang wanita dan putranya yang berusia sekitar 10 tahun. Guru Zen melihat wanita itu dengan sabar membimbing anaknya memanah sasaran sebuah botol kaca yang berjarak sekitar lima meter. Sang guru melihat bidikan anak yang menggunakan anak panah itu selalu meleset jauh dari sasaran. Dalam hati ia membatin, "Payah sekali tekniknya memanah!"

Guru Zen tak sabar dan ingin segera mengajari anak itu teknik memanah sasaran dengan tepat. "Maaf Bu, kalau boleh saya ingin mengajari anak Ibu teknik memanah dengan tepat," kata Guru dengan Zen sopan. Anak itu berhenti membidik, tetapi matanya tetap fokus pada sasaran. Sedangkan ibunya berkata, "Terimakasih atas kebaikan Guru, tetapi, biar saya saja yang mengajarinya karena ia tidak dapat melihat."

Guru Zen terkejut, tetapi segera dapat mengendalikan diri. Ia buru-buru minta maaf. "Maafkan saya. Saya benar-benar tidak tahu. Tapi, kalau boleh saya tahu kenapa dia ingin belajar memanah?" tanya sang guru.

"Karena anak yang lain juga bisa melakukannya, "jawab sang ibu optimis.

"Tapi, bagaimana ia dapat membidik sasaran?" tanya Guru Zen.

Wanita itu menjelaskan, "Saya hanya meyakinkan anak saya bahwa dia pasti berhasil membidik sasaran dengan tepat asal tidak berhenti berlatih. Jadi, kuncinya adalah memulainya."

Guru Zen menyaksikan ketekunan anak kecil itu menyesuaikan posisi dengan sasaran yang akan ia bidik. Sementara sang ibu dengan sabar memberikan dukungan dan mengumpulkan anak panah di sampingnya. Guru Zen kemudian memutuskan pulang ketika hari beranjak senja. Sesaat setelah pamit dan meninggalkan pasangan ibu dan anak itu, sang guru mendengar suara botol pecah terkena anak panah di belakang punggungnya.[]

"๐‘บ๐’†๐’ƒ๐’–๐’‚๐’‰ ๐’•๐’‚๐’Œ๐’…๐’Š๐’“ ๐’Ž๐’–๐’๐’ˆ๐’Œ๐’Š๐’ ๐’•๐’Š๐’…๐’‚๐’Œ ๐’ƒ๐’Š๐’”๐’‚ ๐’…๐’Š๐’–๐’ƒ๐’‚๐’‰, ๐’๐’‚๐’Ž๐’–๐’ ๐’‰๐’‚๐’ ๐’Š๐’•๐’– ๐’ƒ๐’Š๐’”๐’‚ ๐’…๐’Š๐’‹๐’‚๐’…๐’Š๐’Œ๐’‚๐’ ๐’”๐’†๐’ƒ๐’‚๐’ˆ๐’‚๐’Š ๐’”๐’–๐’Ž๐’ƒ๐’†๐’“ ๐’”๐’†๐’Ž๐’‚๐’๐’ˆ๐’‚๐’• ๐’–๐’๐’•๐’–๐’Œ ๐’ƒ๐’†๐’“๐’๐’‚๐’•๐’Š๐’‰ ๐’‚๐’ˆ๐’‚๐’“ ๐’Ž๐’†๐’๐’‹๐’‚๐’…๐’Š ๐’Ž๐’‚๐’๐’–๐’”๐’Š๐’‚ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’Ž๐’†๐’Ž๐’Š๐’๐’Š๐’Œ๐’Š ๐’๐’Š๐’๐’‚๐’Š ๐’๐’†๐’ƒ๐’Š๐’‰ ๐’…๐’Š๐’ƒ๐’‚๐’๐’…๐’Š๐’๐’ˆ๐’Œ๐’‚๐’ ๐’…๐’†๐’๐’ˆ๐’‚๐’ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’๐’‚๐’Š๐’"


Dari buku

"Unleash Your Inner Power with Zen" 50 Kisah Zen untuk memaksimalkan Potensi Diri

Senin, 17 Oktober 2022

SAMURAI TAK PERNAH BERHENTI BELAJAR


 Seorang yang pernah menjadi Samurai berkata:

"๐‘ฒ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’Ž๐’†๐’๐’†๐’Ž๐’–๐’Œ๐’‚๐’ ๐’ƒ๐’†๐’“๐’ƒ๐’‚๐’ˆ๐’‚๐’Š ๐’•๐’Š๐’๐’ˆ๐’Œ๐’‚๐’•๐’‚๐’ ๐’Œ๐’†๐’•๐’†๐’“๐’‚๐’Ž๐’‘๐’Š๐’๐’‚๐’ ๐’…๐’Š ๐’”๐’†๐’‘๐’‚๐’๐’‹๐’‚๐’๐’ˆ ๐’Œ๐’†๐’‰๐’Š๐’…๐’–๐’‘๐’‚๐’ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚. ๐‘ท๐’‚๐’…๐’‚ ๐’•๐’Š๐’๐’ˆ๐’Œ๐’‚๐’• ๐’‚๐’˜๐’‚๐’, ๐’ƒ๐’‚๐’ˆ๐’Š ๐’๐’“๐’‚๐’๐’ˆ ๐’…๐’‚๐’ ๐’…๐’Š๐’“๐’Š ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’”๐’†๐’๐’…๐’Š๐’“๐’Š ๐’ƒ๐’‚๐’‰๐’˜๐’‚ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’ƒ๐’–๐’“๐’–๐’Œ ๐’”๐’†๐’Œ๐’‚๐’๐’Š. ๐‘ฐ๐’๐’Š ๐’Œ๐’‚๐’“๐’†๐’๐’‚ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’ƒ๐’‚๐’“๐’– ๐’Ž๐’–๐’๐’‚๐’Š ๐’Ž๐’†๐’๐’†๐’Ž๐’‘๐’–๐’‰ ๐’‹๐’‚๐’๐’‚๐’ ๐’…๐’‚๐’ ๐’ƒ๐’†๐’๐’–๐’Ž ๐’ƒ๐’†๐’๐’‚๐’‹๐’‚๐’“ ๐’ƒ๐’‚๐’๐’š๐’‚๐’Œ. ๐‘ท๐’‚๐’…๐’‚ ๐’•๐’Š๐’•๐’Š๐’Œ ๐’Š๐’๐’Š ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’ƒ๐’†๐’๐’–๐’Ž ๐’ƒ๐’Š๐’”๐’‚ ๐’‚๐’‘๐’‚-๐’‚๐’‘๐’‚, ๐’•๐’‚๐’‘๐’Š ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’•๐’†๐’๐’ˆ๐’‚๐’‰ ๐’ƒ๐’†๐’๐’‚๐’‹๐’‚๐’“.

"๐‘ต๐’‚๐’๐’•๐’Š๐’๐’š๐’‚, ๐’”๐’†๐’•๐’†๐’๐’‚๐’‰ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’Ž๐’†๐’Ž๐’‘๐’†๐’๐’‚๐’‹๐’‚๐’“๐’Š ๐’”๐’†๐’…๐’Š๐’Œ๐’Š๐’• ๐’Œ๐’†๐’•๐’†๐’“๐’‚๐’Ž๐’‘๐’Š๐’๐’‚๐’, ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’Ž๐’‚๐’”๐’Š๐’‰ ๐’ƒ๐’†๐’๐’–๐’Ž ๐’ƒ๐’Š๐’”๐’‚ ๐’Ž๐’†๐’Ž๐’‘๐’“๐’‚๐’Œ๐’•๐’†๐’Œ๐’Œ๐’‚๐’๐’๐’š๐’‚, ๐’๐’‚๐’Ž๐’–๐’ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’Ž๐’–๐’๐’‚๐’Š ๐’ƒ๐’†๐’๐’‚๐’‹๐’‚๐’“ ๐’Ž๐’†๐’๐’Š๐’‰๐’‚๐’• ๐’Œ๐’†๐’๐’†๐’Ž๐’‚๐’‰๐’‚๐’-๐’Œ๐’†๐’๐’†๐’Ž๐’‚๐’‰๐’‚๐’ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’…๐’‚๐’ ๐’‹๐’–๐’ˆ๐’‚ ๐’Œ๐’†๐’๐’†๐’Ž๐’‚๐’‰๐’‚๐’-๐’Œ๐’†๐’๐’†๐’Ž๐’‚๐’‰๐’‚๐’ ๐’๐’“๐’‚๐’๐’ˆ ๐’๐’‚๐’Š๐’.

"๐‘ซ๐’Š ๐’•๐’Š๐’๐’ˆ๐’Œ๐’‚๐’• ๐’”๐’†๐’๐’‚๐’๐’‹๐’–๐’•๐’๐’š๐’‚, ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’•๐’†๐’๐’‚๐’‰ ๐’Ž๐’†๐’๐’ˆ๐’–๐’‚๐’”๐’‚๐’Š ๐’ƒ๐’†๐’ƒ๐’†๐’“๐’‚๐’‘๐’‚ ๐’‰๐’‚๐’ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’๐’‚๐’Š๐’ ๐’…๐’‚๐’ ๐’Š๐’๐’ˆ๐’Š๐’ ๐’Ž๐’†๐’๐’๐’๐’๐’๐’ˆ ๐’Ž๐’†๐’“๐’†๐’Œ๐’‚. ๐‘ซ๐’Š๐’”๐’Š๐’๐’Š ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’Ž๐’–๐’๐’‚๐’Š ๐’Ž๐’†๐’๐’‹๐’‚๐’…๐’Š ๐’๐’“๐’‚๐’๐’ˆ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’ƒ๐’†๐’“๐’ˆ๐’–๐’๐’‚.

"๐‘ท๐’‚๐’…๐’‚ ๐’•๐’Š๐’๐’ˆ๐’Œ๐’‚๐’• ๐’•๐’†๐’“๐’•๐’Š๐’๐’ˆ๐’ˆ๐’Š, ๐’๐’“๐’‚๐’๐’ˆ ๐’๐’‚๐’Ž๐’‘๐’‚๐’Œ๐’๐’š๐’‚ ๐’•๐’Š๐’…๐’‚๐’Œ ๐’•๐’‚๐’‰๐’– ๐’‚๐’‘๐’‚-๐’‚๐’‘๐’‚, ๐’Œ๐’‚๐’“๐’†๐’๐’‚ ๐’”๐’†๐’ˆ๐’‚๐’๐’‚ ๐’”๐’†๐’”๐’–๐’‚๐’•๐’– ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’Š๐’‚ ๐’๐’‚๐’Œ๐’–๐’Œ๐’‚๐’ ๐’”๐’†๐’‘๐’†๐’“๐’•๐’Š๐’๐’š๐’‚ ๐’•๐’Š๐’…๐’‚๐’Œ ๐’Ž๐’†๐’Ž๐’†๐’“๐’๐’–๐’Œ๐’‚๐’ ๐’–๐’‘๐’‚๐’š๐’‚ ๐’”๐’†๐’…๐’Š๐’Œ๐’Š๐’•๐’‘๐’–๐’. ๐‘ซ๐’Š๐’”๐’Š๐’๐’Š๐’๐’‚๐’‰ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’ƒ๐’†๐’“๐’–๐’‘๐’‚๐’š๐’‚ ๐’Œ๐’†๐’“๐’‚๐’” ๐’•๐’Š๐’‚๐’‘ ๐’‰๐’‚๐’“๐’Š ๐’–๐’๐’•๐’–๐’Œ ๐’Ž๐’†๐’๐’Š๐’๐’ˆ๐’Œ๐’‚๐’•๐’Œ๐’‚๐’ ๐’Œ๐’–๐’‚๐’๐’Š๐’•๐’‚๐’”, ๐’…๐’‚๐’ ๐’”๐’†๐’Ž๐’‚๐’Œ๐’Š๐’ ๐’ƒ๐’‚๐’๐’š๐’‚๐’Œ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’ƒ๐’†๐’๐’‚๐’‹๐’‚๐’“, ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’”๐’†๐’Ž๐’‚๐’Œ๐’Š๐’ ๐’Ž๐’†๐’๐’š๐’‚๐’…๐’‚๐’“๐’Š ๐’ƒ๐’‚๐’‰๐’˜๐’‚ ๐’Œ๐’Š๐’•๐’‚ ๐’•๐’Š๐’…๐’‚๐’Œ ๐’•๐’‚๐’‰๐’– ๐’‚๐’‘๐’‚-๐’‚๐’‘๐’‚"

Yagyu Sensei mengatakan :"๐‘ซ๐’Š ๐’”๐’†๐’‘๐’‚๐’๐’‹๐’‚๐’๐’ˆ ๐’‘๐’†๐’Ž๐’ƒ๐’†๐’๐’‚๐’‹๐’‚๐’“๐’‚๐’, ๐’”๐’‚๐’š๐’‚ ๐’•๐’Š๐’…๐’‚๐’Œ ๐’‘๐’†๐’“๐’๐’‚๐’‰ ๐’ƒ๐’†๐’๐’‚๐’‹๐’‚๐’“ ๐’Ž๐’†๐’๐’ˆ๐’‚๐’๐’‚๐’‰๐’Œ๐’‚๐’ ๐’๐’“๐’‚๐’๐’ˆ ๐’๐’‚๐’Š๐’, ๐’•๐’†๐’•๐’‚๐’‘๐’Š ๐’…๐’Š ๐’•๐’Š๐’๐’ˆ๐’Œ๐’‚๐’• ๐’•๐’†๐’“๐’•๐’Š๐’๐’ˆ๐’ˆ๐’Š, ๐’”๐’‚๐’š๐’‚ ๐’Ž๐’†๐’Ž๐’‚๐’‰๐’‚๐’Ž๐’Š ๐’ƒ๐’‚๐’ˆ๐’‚๐’Š๐’Ž๐’‚๐’๐’‚ ๐’Ž๐’†๐’๐’ˆ๐’‚๐’๐’‚๐’‰๐’Œ๐’‚๐’ ๐’…๐’Š๐’“๐’Š ๐’”๐’‚๐’š๐’‚ ๐’”๐’†๐’๐’…๐’Š๐’“๐’Š"[]


๐™ฑ๐šŽ๐š›๐šž๐šœ๐šŠ๐š‘๐šŠ๐š•๐šŠ๐š‘ ๐šœ๐šŽ๐š•๐šŠ๐š•๐šž ๐š–๐šŠ๐š“๐šž.๐™ฑ๐šŽ๐š›๐š“๐šž๐šŠ๐š—๐š๐š•๐šŠ๐š‘ ๐š๐šŽ๐š–๐š’ ๐š–๐šŽ๐š—๐šŒ๐šŠ๐š™๐šŠ๐š’ ๐š™๐šŽ๐š—๐šŒ๐šŽ๐š›๐šŠ๐š‘๐šŠ๐š— ๐šข๐šŠ๐š—๐š ๐š•๐šŽ๐š‹๐š’๐š‘ ๐š๐š’๐š—๐š๐š๐š’ ๐šœ๐šŽ๐š๐š’๐šŠ๐š™ ๐š‘๐šŠ๐š›๐š’๐š—๐šข๐šŠ ๐š–๐šŽ๐š›๐šŽ๐š”๐šŠ

๐™น๐šŠ๐š—๐š๐šŠ๐š— ๐š™๐šŽ๐š›๐š—๐šŠ๐š‘ ๐š‹๐šŽ๐š›๐š‘๐šŽ๐š—๐š๐š’.


Dari buku

HAGAKURE

The Wisdom of Samurai

TENGKORAK TERSAMBUNG KEMBALI

 


Purwosari, Jum'at, 10 Desember 2010

Tiba-tiba dari arah Malang sebuah truk nyelonong menghantam mobil yang saya kendarai tepat pada bagian depan.

Sebelum semuanya menjadi gelap, saya sempat memberikan nomor kontak kantor dan keluarga untuk dikabari.

Ketika sadar, saya sudah berada di RS Saiful Anwar Malang. Luka yang saya alami cukup parah; tengkorak muka remuk dan kedua tulang tangan kanan saya patah sama sekali. 


Di rumah sakit, saya ditangani dokter spesialis syaraf yaitu Dr. Widodo, dengan tim medis yang terdiri 7 dokter syaraf, bedah syaraf, bedah tulang, bedah kosmetik,internist,mata, dan dokter THT.


Sebelum kecelakaan, saya sudah menderita diabetes.Jadi, saya tidak bisa langsung dioperasi untuk memperbaiki tulang-tulang tengkorak muka dan lengan. Sebab, kata dokter, kadar gula darah saya masih tinggi sehingga harus diturunkan dan distabilkan dulu.


Sepekan kemudian, pada 17 Desember 2010, akhirnya dokter memutuskan saya bisa menjalani operasi bedah tulang dan kosmetik.


Dua hari jelang operasi, istri saya berkeliling rumah sakit dan pasar di dekat situ untuk bersedekah. Dia bagikan uang kepada orang-orang tua dan para pasien di IRD yang tidak memiliki biaya untuk berobat, sambil meminta doa untuk kesembuhan saya.


Sehari jelang operasi, tulang tengkorak wajah saya difoto rontgen oleh dokter bedah plastik. Hasilnya, Subhanallah, Allahuakbar, hampir seluruh tengkorak muka saya sudah tersambung kembali dengan sendirinya! Sehingga menurut dokter, hanya diperlukan pemasangan satu pen di pipi kanan saya.

Untuk tulang lengan saya yang patah, masih tetap harus dioperasi untuk memasang pen.

Setelah kesadaran saya membaik,saya ditangani oleh dokter syaraf. Waktu diperiksa olehnya, saya tidak sanggup melakukan gerakan-gerakan sederhana seperti memegang telinga kiri dengan tangan kanan, menulis satu kalimat sederhana, membedakan bentuk-bentuk sederhana seperti bola,kubus,piramid, dan lain-lain. Bahkan, saya tidak bisa mengingat nama benda-benda di sekitar saya!

Dengan hasil pemerikasaan seperti itu, dokter syaraf menyampaikan kabar seram pada istri saya, bahwa saya akan kehilangan 50% memori ingatan saya. Dan, biasanya perlu beberapa bulan perawatan untuk memulihkannya.

Namun, baru 2 minggu menjalani rawat inap, saya sudah boleh pulang. Kondisi saya secara umum sudah baik, walau memori otak saya belum 100% pulih.

Kenyataan ini betul-betul mengherankan dokter syaraf yang menangani saya. Sebab, katanya, dia pernah memiliki pasien yang kondisinya mirip saya dan harus dirawat di RS sampai 7 bulan lamanya.

Rawat jalan di rumah, saya masih belum bisa mengingat beberapa nama benda di sekitar saya. Secara berkala, saya masih tetap harus kontrol ke dokter, terutama untuk kesehatan syaraf dan internist.

Alhamdulillah, sekitar 2 bulan di rumah, memori saya terus membaik. Dan yang luar biasa lagi, menurut dokter internist yang menangani saya, diabetes saya dinyatakan sembuh!

Allahuakbar!

Untuk mengatasi sakit kepala dan pusing (vertigo), saya juga berobat dengan akupunktur (tusuk jarum). Pengobatan alternatif ini cukup efektif, sehingga rasa sakit terus berkurang.

Menjawab keheranan tim medis maupun sanak-saudara yang membesuk atas "keajaiban" kesembuhan saya, terus terang saya pun belum menemukan jawaban yang pas.

Namun setelah merenungi semuanya, jawaban atas keajaiban itu tak lain adalah sedekah.Baik yang dilakukan istri saya ketika di rumah sakit, maupun yang saya lakukan sebelum kecelakaan.


Ya, dua hari sebelum ditabrak truk, saya mengajak anak-anak penghuni Panti Asuhan Nurul Hayat Malang makan disebuah resto cepat saji dari Amerika. Sebelumnya, mereka pun pernah saya traktir makan di sebuah resto makanan Italia.

Bukan apa-apa, saya sekadar ingin memberi pengalaman mereka makan di rumah makan waralaba mancanegara. Sehingga, meskipun tinggal di asrama yatim-piatu, mereka bisa "mengimbangi" cerita pengalaman serupa teman-teman mereka dari keluarga mampu.

Duh, betapa bahagia saya menyaksikan binar bahagia di wajah mereka tatkala makan di resto tersebut. Saya yakin, itu jadi pengalaman luar biasa dalam hidup mereka.

Maka ketika saya mendapat musibah kecelakaan, doa mereka usai shalat fardhu dan tahajud terpanjatkan untuk kesembuhan saya. Begitulah yang saya dengar dari pengasuh mereka.

Sebagai tanda rasa terima kasih sekaligus syukuran, setelah lumayan sembuh saya ajak mereka makan di sebuah resto cepat saji yang lain lagi. Biar lebih lengkaplah pengalaman anak-anak dhuafa tersebut.

Dari pengalaman ini, sekarang saya hampir tak berpikir panjang untuk bersedekah kepada orang-orang yang membutuhkan. Tentu, juga diiringi dengan meningkatkan amal ibadah yang lain seperti shalat fardhu tepat waktu dan berjamaah, shalat rawatib, dhuha, tahajud, taubat, hajat, puasa sunnah, dan lain-lain.[]


Bersedekah ibarat menanam bibit tetumbuhan. Agar bibit tumbuh subur dan berbuah manis, harus rajin dirawat, dipupuk, dan disirami. Pun begitu dengan sedekah, yang harus dilengkapi dengan amalan-amalan ibadah sunah.


Dari buku

"CATATAN SEJUTA KEAJAIBAN"

Sabtu, 15 Oktober 2022

TANGAN PEMBALASAN

 "Saat kamu memulai perjalanan balas dendam, mulailah dengan menggali dua kuburan: satu untuk musuhmu, dan satu untuk dirimu sendiri."

(Jodi Picoult)

 

Pada tahun 1994 di Rwanda terjadi kekerasan yang menimbulkan banyak sekali korban dan banyak pula yang mengungsi untuk menyelamatkan diri dari pembunuhan masal.

Sebuah peristiwa kecil terjadi ditengah tragedi itu.


...................

Kepada jurnalis yang meliput kekerasan di Rwanda, Franรงois berkata "Lihat dia". 

Seorang laki-laki berperawakan kecil berjalan terbungkuk-bungkuk dengan tas besar di pundaknya. la satu di antara pengungsi yang melewati perbatasan masuk Rwanda.


"Aku yakin sekali ia pembunuh tetanggaku," ujar Franรงois sambil memicingkan penglihatannya. 


Franรงois kehilangan delapan anggota keluarganya akibat pembantaian milisi Hutu di Gisenyi. la selamat karena pada saat itu berkunjung ke rumah tetangga


"Apa yang akan engkau perbuat jika menemukan pembantai keluargamu?" tanya jurnalis.

Franรงois mengingat paras mereka yang membantai keluarganya.


"Sejauh ini aku belum menemukan mereka di antara para pengungsi yang kembali," jawabnya sambil melemparkan pandangannya ke arah kerumunan.


"Apa yang akan engkau perbuat jika engkau menemukan mereka?" desak sang jurnalis


Franรงois ambil nafas panjang. Campuran emosi melukis parasnya. la menggali jawaban dari kedalaman hatinya.


"Seluruh keluargaku akan tetap berbaring di kubur jika tanganku melampiaskan pembalasan terhadap pembantai keluargaku. Jawabannya terletak pada keadilan dan Tuhan."[]


Kekerasan membiakkan kekerasan yang lain. Sebaliknya, kasih terhadap mereka yang memusuhi kita melahirkan pengampunan


Dari buku

"JUST FOR YOU"

Selasa, 04 Oktober 2022

THE SUPER FAMILY


"Seorang pahlawan adalah manusia biasa yang menemukan kekuatan untuk bertahan dan bertahan meskipun menghadapi banyak rintangan."

(Christopher Reeve)


Kebanyakan orang yakin bahwa seorang Christopher Reeve  bukanlah Superman. Namun, dugaan banyak orang ini ternyata meleset, Christopher Reeve adalah sosok manusia yang jauh lebih kuat daripada karakter yang diperankannya dalam film Superman. 

Ketika berperan sebagai Superman, sosok Clark Kent dianugerahi kekuatan tanpa batas secara lahiriah yang tidak dimiliki manusia biasa, dan ketika mendapat peran ini pun Christopher merasa bahwa kekuatan ini hanyalah suatu karakter yang dibuat oleh produser. la bahkan tidak pernah bermimpi mempunyai kekuatan yang lebih besar daripada Superman.


Mei 1995, Christopher Reeve mengalami cedera saat perlombaan olahraga berkuda lintas alam di Virginia.

Reeve terjatuh dan sempat tak sadarkan diri untuk beberapa waktu. Begitu ia mulai sadar ia tak mampu menggerakkan dan merasakan bagian tubuhnya mulai dari leher ke bawah. Ketika ia diangkat dengan helikopter menuju rumah sakit, ia ditemani oleh dua wanita yang paling dekat dalam hidupnya: isteri dan Ibunya.

Di dalam jurang keputusasaan yang teramat dalam, Reeve merasakan genggaman erat istrinya, Dana, yang membisikkan, "Kamu tetap Christopher-ku yang dulu dan aku akan menemanimu kapan pun dalam hidup ini." Mendengar ucapan tulus dari istrinya, Reeve seakan menemukan kekuatan dan semangat baru untuk memulai hidupnya lagi sebagai seorang Superman yang sebenarnya.


Dua tahun setelah kejadian mengenaskan itu, Reeve kembali mengunjungi University of Virginia, tempat terjadinya kecelakaan yang mengubah hidupnya 180 derajat. Dia didaulat untuk menjadi pembicara utama dalam acara kelulusan mahasiswa (commencement day). Dengan senyum tanpa penyesalan, mata yang berbinar-binar memancarkan semangat hidup yang besar, Reeve menutup pidatonya dengan sebuah harapan yang besar, katanya, "Saya memiliki hubungan yang spesial dengan tempat ini dan saya mempunyai tiga fase yang berbeda di tempat ini. Pertama, saat saya mengalami kecelakaan berkuda. Fase kedua, adalah ketika saya dalam kondisi yang lebih baik lagi, diatas kursi roda dan memberikan wejangan kepada Anda semua. Dan fase ketiga, saya akan datang ke universitas ini dengan melambaikan tangan saya serta berjalan tanpa alat bantu." Ketika ia selesai mengucapkan kalimat terakhirnya semua hadirin berdiri dan bertepuk tangan tanpa henti, mereka seolah-olah mendapatkan pengharapan besar dari seorang yang lumpuh nyaris seluruh tubuhnya. Sungguh luar biasa! Seorang yang hanya mampu menggerakkan bibirnya mempunyai harapan untuk dapat berjalan seperti manusia normal dan mampu memberikan motivasi kepada mereka yang normal.


Sisa hidup Reeve dihabiskan diatas kursi roda dan berjuang mencari terobosan demi kesembuhan dari kelumpuhan total yang dideritanya. Ia juga aktif sebagai juru bicara untuk penderita cedera tulang belakang dan penelitian sel induk.


Pada 10 Oktober 2004, The Real Superman,  Christopher Reeve meninggal dalam usia 52 tahun akibat serangan jantung dan infeksi yang meluas.

Istrinya, Dana, juga meninggalkan teladan pengorbanan seorang istri yang tanpa pamrih. Walaupun memiliki karier sukses sebagai artis dan penyanyi, ia melepaskan semua ketenaran dan kesuksesan untuk menemani suaminya yang sakit. 

Setelah sembilan tahun menemani suami dan memberi pengharapan akan kesembuhan suaminya sampai meninggalnya, Dana didiagnosis mengidap kanker paru-paru. Dana pun akhirnya mengembuskan napas terakhir pada Maret 2006. 

Walau telah mengetahui kondisi kesehatannya, Dana tidak pernah mengeluh mengapa sepuluh tahun terakhir hidupnya harus dilalui dengan penuh kemalangan, ia tetap terus berkarya sampai akhir hayatnya. Pengorbanan dan perjuangan Dana membuktikan kekuatan Superwoman yang tidak kalah hebatnya dari seorang Superman. Bagaimana dengan anak mereka, William Reeve, yang ditinggalkan sebatang kara dalam usia masih belia? Dunia tentu berharap ia dapat belajar dan mencontoh ketangguhan kedua orangtuanya untuk menjadi "Superboy". Dengan demikian, keteladanan mereka menjadi inspirasi dan harapan bagi siapa saja yang mencari pahlawan-pahlawan sejati yang berhati emas.[]


"Kesulitan itu seperti angin kencang, yang akan merobek-robek semua yang kita miliki kecuali hal-hal yang tidak dapat dikoyak, sehingga kita melihat diri kita apa adanya."

Arthur Golden)



Dari buku

"THE HEART OF GOLD"

Senin, 03 Oktober 2022

TRANSFER KEJUJURAN


"๐Š๐ž๐ฃ๐ฎ๐ฃ๐ฎ๐ซ๐š๐ง ๐š๐๐š๐ฅ๐š๐ก ๐ก๐š๐๐ข๐š๐ก ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ฌ๐š๐ง๐ ๐š๐ญ ๐ฆ๐š๐ก๐š๐ฅ. ๐‰๐š๐ง๐ ๐š๐ง ๐ฆ๐ž๐ง๐ ๐ก๐š๐ซ๐š๐ฉ๐ค๐š๐ง๐ง๐ฒ๐š ๐๐š๐ซ๐ข ๐จ๐ซ๐š๐ง๐  ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ฆ๐ฎ๐ซ๐š๐ก๐š๐ง."

(Warren Buffett)


Lowongan kerja itu sesuai dengan kriteria yang dimiliki oleh Noval: berijazah S2 dan memilki SIM B2.

Maka bersama lima orang temannya, Noval lalu bertugas sebagai pengemudi truk yang mengantar makanan beku ke beberapa supermarket dan toko di Bandung dan sekitarnya.


Dua tahun kemudian, Direktur memerlukan seorang untuk diangkat menjadi Manajer Area. Direktur perusahaan ini menyampaikan bahwa dirinya merasa kesulitan memilih salah satu dari enam orang yang ada,karena mereka adalah hasil seleksi yang ketat dari puluhan orang pendaftar dua tahun lalu di perusahaan. Namun perusahaan ini tetap harus memilih satu dari enam orang vang ada. Untuk itu, kata sang direktur mereka semua akan diikutkan proses seleksi dan yang terpilih nantinya akan diberi uang insentif sebesar dua juta selama tiga bulan masa percobaan menjadi manajer area terhitung sejak bulan Januari, sementara pengumuman rekrutmen tersebut disampaikan pada bulan November.


Di penghujung Desember, pada gadget Noval masuk notifikasi dari e-banking dimana ia mempunyai nomor rekening. Nomor itu adalah rekening khusus untuk transfer gaji dari perusahaan, dan hanya dua orang, selain dia yang tahu nomornya, yaitu kepala bagian keuangan dan istri Noval.

Ternyata ada pemberitahuan uang sejumlah dua juta rupiah masuk ke dalam rekeningnya. Noval bertanya dalam hati, siapakah pengirim uang misterius itu. 

Setelah ditanyakan pada kedua orang tersebut, mereka berdua mengatakan bahwa mereka tidak tahu-menahu dari mana uang itu berasal. Pikiran dia sederhana saja, bahwa uang tersebut bukanlah haknya, dan telah terjadi kesalahan transfer dari bagian keuangan.

Akhirnya Noval memberanikan diri untuk menanyakan persoalan ini kepada Direktur perusahaannya. Dia menjelaskan alasan kekhawatirannya tentang keberadaan uang yang bukan haknya masuk ke dalam rekeningnya. Noval beralasan, pertama sistem pembayaran dengan menggunakan e-banking memungkinkan terjadi kesalahan pengiriman sebab faktor human error, kedua jika uang tersebut adalah uang insentif sebagaimana yang dijanjikan pada dirinya dan teman-temannya yang lain berkaitan dengan rekruitmen Manajer Area, maka hal ini pun tidak mungkin, karena belum ada yang dipilih oleh perusahaan untuk menjadi Manajer Area, yang pengumumannya baru akan di sampaikan di bulan Januari. Sementara uang yang masuk ke rekeningnya adalah akhir bulan Desember. Sehingga dia yakin, ini pasti kesalahan pengiriman dan dia harus mengembalikan uang tersebut karena bukan haknya. Setelah mendengar alasan dari karyawan yang jujur ini, sang Direktur yang sedari tadi diam, seketika itu berdiri dan menyalaminya seraya berkata, "Selamat!, Anda adalah Manajer Area yang kami butuhkan!"

Beberapa waktu kemudian, sang direktur mengumpulkan seluruh staf-nya dalam sebuah rapat dan menyampaikan keputusannya tentang manajer area baru yang dipilih dengan mengatakan, "Perusahaan ini tidak berkeberatan mengeluarkan uang sejumlah dua belas juta rupiah namun bisa mendapatkan seorang manajer area yang jujur". Rupanya setiap orang dari lima temannya yang lain itu dikirimi uang serupa namun hanya dia seorang yang berani mengatakan secara jujur tentang kesalahan transfer uang tersebut.

Dan kejujuran Noval telah mengantarkannya mendapatkan jabatan yang pantas.[]

"๐™ฑ๐šŽ๐š›๐šœ๐š’๐š”๐šŠ๐š™๐š•๐šŠ๐š‘ ๐š“๐šž๐š“๐šž๐š›. ๐š‚๐šŽ๐šœ๐šž๐š—๐š๐š๐šž๐š‘๐š—๐šข๐šŠ ๐š”๐šŽ๐š“๐šž๐š“๐šž๐š›๐šŠ๐š— ๐š–๐šŽ๐š—๐š๐šŠ๐š—๐š๐šŠ๐š›๐š”๐šŠ๐š— ๐š™๐šŠ๐š๐šŠ ๐š”๐šŽ๐š‹๐šŠ๐š’๐š”๐šŠ๐š—, ๐š๐šŠ๐š— ๐š”๐šŽ๐š‹๐šŠ๐š’๐š”๐šŠ๐š— ๐š–๐šŽ๐š—๐š๐šŠ๐š—๐š๐šŠ๐š›๐š”๐šŠ๐š— ๐š”๐šŽ ๐šœ๐šž๐š›๐š๐šŠ ... ๐™น๐šŠ๐šž๐š‘๐š’๐š•๐šŠ๐š‘ ๐š๐šž๐šœ๐š๐šŠ. ๐š‚๐šŽ๐šœ๐šž๐š—๐š๐š๐šž๐š‘๐š—๐šข๐šŠ ๐š๐šž๐šœ๐š๐šŠ ๐š–๐šŽ๐š—๐šข๐šŽ๐š›๐šŽ๐š ๐š™๐šŠ๐š๐šŠ ๐š”๐šŽ๐š‹๐šž๐š›๐šž๐š”๐šŠ๐š— (๐š”๐šŽ๐š‘๐šŠ๐š—๐šŒ๐šž๐š›๐šŠ๐š—), ๐š๐šŠ๐š— ๐š”๐šŽ๐š‹๐šž๐š›๐šž๐š”๐šŠ๐š— ๐š–๐šŽ๐š—๐šข๐šŽ๐š›๐šŽ๐š ๐š”๐šŽ ๐š—๐šŽ๐š›๐šŠ๐š”๐šŠ"

(H.R. Muslim).


Dari buku

"Membangun Karakter dengan Hati Nurani"

MENJADI POHON


Berawal dari benih yang tumbuh di tanah. Matahari tak henti bersinar untuk membantunya tumbuh disamping air yang memberikan nutrisi kepadanya.

Waktu berlalu, hari berganti bulan, bulan bertukar tahun sampai benih tadi tumbuh menjadi pohon kecil.

Gesekan akar dan tanah membuatnya menghujam dalam-dalam menjauhi permukaan tanah sehingga batang semakin kokoh tumbuh keatas. 

Putaran waktu juga menumbuhkan ranting menjadi dahan yang besar. 

Kemudian datanglah burung-burung hinggap pada pohon tersebut. Saat ranting yang kecil patah diinjaknya, burung akan mencari pijakan yang lebih besar.


Menjadi pohon.....

Ternyata sebuah perjalanan yang cukup panjang dengan segala perjuangannya agar benih yang sebutir menjadi pohon besar yang sarat dengan manfaat.

Dalam pertumbuhan dia tidak hanya mengalami hal-hal yang baik saja. Tetapi juga mengalami hal yang buruk. Bukankah dalam pertumbuhan, melampaui musim demi musim, beberapa daun terpaksa berguguran. Beberapa buah bahkan berjatuhan karena ditiup angin, padahal belum cukup matang untuk dikonsumsi.


Namun, kabar baiknya, semua yang berguguran dan jatuh serta membusuk di sekitar batang pohon tersebut, kemudian menjadi pupuk yang sangat membantu pertumbuhan sang pohon.


Bila Anda menjadi pohon, maka setiap orang yang bergaul dengan Anda juga belajar dari sikap Anda. Sikap Anda membuat orang memilih 'hinggap' di tempat yang membuat betah dan nyaman di sekitar Anda.


Lalu Anda juga terus bertumbuh karena terpaan sinar matahari serta guyuran hujan. Anda dibuat besar karena panasnya siang hari berganti dengan dinginnya malam hari. Semua tantangan yang datang dalam hidup Anda "sebagai pohon" bukan membuat Anda patah. Anda malah semakin kuat,semakin besar dan semakin menyenangkan.

Ketika "menjadi pohon" Anda perlu menyadari bahwa akan ada pergesekan dengan lingkungan sekitar saat bertumbuh menjadi besar. Hanya saja dalam pergesekan menjadi besar, kita perlu lebih hati-hati dan meminimalkan kerugian bagi pihak lain. Selain itu juga pergesekan perlu menjadi pelajaran bagi kita agar semakin lama pergesekan menjadi semakin halus.


Hal yang paling penting adalah bahwa di sekitar setiap pohon yang besar akan selalu ada pohon-pohon atau tumbuhan-tumbuhan kecil yang tidak hanya berlindung, tetapi juga mendapatkan sumber makanan dari pohon besar. Dengan demikian pohon besar akan menjadi saluran berkah bagi tumbuhan kecil di sekitarnya.

Jadi, sudah waktunya kita menjadi pohon besar...[]


Dari buku

"Little Notes for Big Sucess"

ADA YANG LEBIH HEBAT

 “๐‘บ๐’†๐’ƒ๐’‚๐’Š๐’Œ-๐’ƒ๐’‚๐’Š๐’Œ ๐’Ž๐’‚๐’๐’–๐’”๐’Š๐’‚ ๐’‚๐’…๐’‚๐’๐’‚๐’‰ ๐’š๐’‚๐’๐’ˆ ๐’‘๐’‚๐’๐’Š๐’๐’ˆ ๐’ƒ๐’†๐’“๐’Ž๐’‚๐’๐’‡๐’‚๐’‚๐’• ๐’ƒ๐’‚๐’ˆ๐’Š ๐’๐’“๐’‚๐’๐’ˆ ๐’๐’‚๐’Š๐’.”  (Hadits Riway...